• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Analisis Data

a. Nilai Pretest

Setelah melakukan pratindakan atau pretest, peneliti mendapatkan nilai kemampuan berbicara siswa pada kondisi awal sebelum dikenai tindakan. Kemudian nilai-nilai tersebut diurutkan dari yang terendah hingga nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:

Tabel 4. 21 Urutan Nilai Pretest Terendah Hingga Tertinggi

40 47 53 53 60 60 60 60 60

60 60 60 66 66 66 73 73 -

Dari tabel 4.21 di atas dapat dilihat nilai terendah pada kondisi awal yaitu 40 dan tertinggi yaitu 73. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM berjumlah 12 orang, dan yang mendapat nilai di atas KKM berjumlah 5 orang. Jumlah nilai yang didapat pada pretest ini yaitu 1017, dengan nilai rata-rata yaitu 59,8. Nilai rata-rata yang didapat menunjukkan belum mencapai nilai KKM.

b. Nilai Siklus I

Setelah melakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan teknik bermain peran pada siswa kelas III, nilai yang didapat oleh siswa kemudian diurutkan mulai dari nilai terendah hingga nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:

Tabel 4.22 Urutan Nilai Terendah Hingga Tertinggi Siklus I

53 60 66 66 66 66 66 66 66

yaitu 80. Siswa yang belum mencapai nilai KKM berjumlah 2 orang, dan yang sudah mencapai nilai KKM berjumlah 15 orang. Jumlah nilai yang diperoleh yaitu sebesar 1166, dengan nilai rata-rata yaitu 68,5. Terdapat peningkatan jumlah nilai pada siklus I ini dari 1017 menjadi 1166, meningkat 149 poin.

c. Nilai Siklus II

Setelah melakukan tindakan pada siklus II, peneliti memperoleh nilai kemampuan berbicara siswa. Kemudian nilai tersebut diurutkan mulai nilai terendah hingga nilai tertinggi. Adapun urutan nilai-nilai tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.23 Urutan Nilai Terendah Hingga Tertinggi Siklus II

66 73 73 73 73 73 73 80 80

80 80 80 80 80 86 86 93 -

Dari tabel 4.23 di atas, dapat dilihat perolehan nilai terendah adalah 66, dan nilai tertinggi adalah 93. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sudah tidak ada, dan yang mendapat nilai di atas KKM berjumlah 17 orang. Jumlah nilai yang diperoleh sebesar 1329, dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 78,17. Berdasarkan data tersebut, maka pelaksanaan siklus II ini dinilai berhasil karena melampaui nilai yang didapat pada siklus I yang berjumlah 1166, dengan nilai rata-rata yaitu 68,5. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 163 poin.

d. Data Hasil Tes Siklus

Perolehan nilai tes berbicara siswa pada setiap siklusnya digabungkan, kemudian dibandingkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada setiap tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini.

Tabel 4.24 Data Perolehan Nilai Kemampuan Berbicara Siswa pada Akhir Siklus

No Keterampilan Berbicara

Pratindakan Siklus I Siklus II

3 60 73 80 4 40 53 66 5 60 66 73 6 66 73 80 7 60 66 73 8 47 66 73 9 53 66 80 10 60 73 86 11 60 73 80 12 60 66 73 13 73 80 93 14 73 73 86 15 53 60 73 16 66 73 80 17 66 73 80 Jumlah 1017 1166 1329 Rata-Rata 59,8 68,5 78,17

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Nilai Pratindakan Siswa

No Skor (X) F F (X) 1 40 1 40 2 47 1 47 3 53 2 106 4 60 8 480 5 66 3 198 6 73 2 146 N = 17 ∑F (X) = 1017

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, selanjutnya penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus :

N

M = 1017 = 59,8 17

Tabel 4. 26 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Siklus I

No Skor (X) F F (X) 1 53 1 53 2 60 1 60 3 66 7 462 4 73 7 511 5 80 1 80 N = 17 ∑F (X) = 1166

Berdasarkan tabel distribusi di atas, selanjutnya penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut:

M = ∑F

N

M = 1166 = 68,6 17

Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Siklus II

No Skor (X) F F (X) 1 66 1 65 2 73 6 67 3 80 7 70 4 86 2 365 5 93 1 75 N = 17 ∑F (X) = 1329

Berdasarkan tabel distribusi di atas, selanjutnya penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut:

N

M = 1329 = 78,2 17

Tahap selanjutnya penulis mencari selisih nilai rata-rata dari pretest, siklus I, dan siklus II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam keterampilan berbicara siswa kelas III di MI Ziyadatul Huda. Untuk mencari selisih nilai rata-rata tiap siklusnya menggunakan rumus :

Selisih nilai = X1 ─ Xpretest

= 68,6 ─ 59,8

= 8,8

Selisih nilai = X2 ─ Xpretest

= 78,2 ─ 59,8

= 18,4

Tahap berikutnya penulis mencari persentase peningkatan dengan rumus : Persentase peningkatan nilai = selisih nilai X1 x 100

∑N

= 8,8 x 100 17 = 51,7%

Persentase peningkatan nilai = selisih nilai X2 x 100

∑N

= 18,4 x 100 17

= 108%

Berdasarkan hasil analisis data nilai di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan persentase dari pretest ke siklus I sebesar 51,7% dan dari pretest ke siklus II sebesar 108%.

siklus I dan siklus II pada grafik berikut:

Grafik 4.4.Grafik Perbandingan

Pada grafik 4.4 terlihat perbandingan tingkat kemampuan berbicara siswa pada setiap tindakan. Siswa yang mendapat nilai antara 40 – 48 pada saat pretest

berjumlah 2 orang, pada siklus I tidak ada , dan pada siklus II juga tidak ada siswa yang mendapat nilai tersebut. Siswa yang mendapat nilai antara 49 – 57 pada saat

pretest berjumlah 2 orang, siklus I berjumlah 1 orang, dan pada siklus II sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai tersebut. Kemudian siswa yang mendapat nilai antara 58 – 66 pada saat pretest berjumlah 11 orang, siklus I berjumlah 8 orang dan siklus II berjumlah 1 orang. Siswa yang mendapat nilai antara 67 – 75 pada saat pretest berjumlah 2 orang, siklus I berjumlah 7 orang dan siklus II berjumlah 6 orang. Kemudian siswa yang mendapat nilai antara 76 – 84 pada saat

pretest tidak ada (kemampuan berbicaranya masih rendah), siklus I berjumlah 1 orang, dan siklus II berjumlah 7 orang. Terakhir, siswa yang mendapat nilai antara 85 – 93 hanya ada pada siklus II berjumlah 3 orang. Dari grafik 4.4 ini terlihat adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa pada setiap tindakan. Sebelum dilakukan tindakan masih banyak siswa mendapat nilai di bawah KKM. Setelah dilakukan tindakan, hampir semua siswa sudah mencapai nilai KKM.

0 2 4 6 8 10 12 40 - 48 49 - 57 58 - 66 67 - 75 76 - 84 85 - 93 FRE K UE N S I INTERVAL PRATINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II

Setiap melaksanakan tindakan, lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksikan setiap siklus tindakan pembelajaran. Hasil dari observasi terhadap guru dan siswa dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.28 Perkembangan Aktivitas Siswa pada Setiap Tindakan

Berdasarkan tabel 4.29 dapat dilihat adanya peningkatan terhadap aktivitas siswa pada tiap siklus. Pada saat pretest skor yang diperoleh adalah 11 (36%), lalu dilaksanakan tindakan pada siklus I memperoleh skor sebanyak 20 (66%), dan dilakukan perbaikkan pada siklus II dengan perolehan skor sebesar 28 (93%). Berikut penyajian dalam bentuk grafik:

No Aspek Yang Dinilai Skor

Pretest Siklus I

Siklus II

1 Kedisiplinan siswa 1 2 3

2 Kesiapan perlengkapan belajar 1 2 2

3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik 2 2 3

4 Keseriusan dalam belajar 1 2 3

5 Sikap tanggap terhadap pertanyaan guru 1 2 3

6 Kerjasama sesama siswa 1 2 3

7 Kerjasama dengan guru 1 2 3

8 Ulah siswa dalam kelas 1 2 2

9 Keaktifan dalam belajar 1 2 3

10 Minat dalam belajar 1 2 3

Grafik 4.5 Peningkatan Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran

Untuk mendapatkan hasil yang obyektif, maka kegiatan guru diamati oleh teman sejawat sebagai observer. Berikut adalah tabel yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru pada setiap siklusnya.

Tabel 4.30 Perkembangan Kegiatan Guru Pada Proses Pembelajaran

0 5 10 15 20 25

Pretest Siklus I Siklus II

No Aspek Yang Dinilai Skor

Pretest Siklus I Siklus II

1 Kejelasan dalam suara 2 3 3

2 Penggunaan metode/teknik mengajar 1 2 3

3 Memberikan dorongan agar siswa aktif 1 2 3

4 Pembelajaran berorientasi kepada sasaran 1 2 3

5 Pengelolaan kelas 1 3 3

6 Penggunaan waktu 1 3 3

7 Baik dalam mengatur suasana pembelajaran 1 2 3 8 Menanggapi pertanyaan/pernyataan siswa 1 2 2 9 Adil dalam mendistribusikan pertanyaan 1 2 3 10 Menarik dalam menyajikan bahan

pembelajaran

1 2 3

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan terhadap kinerja guru selama proses pembelajaran. Pada saat pretest perolehan skor sebesar 15 (36%), lalu dilakukan tindakan siklus I dengan perolehan skor sebesar 33 (78%), dan dilakukan perbaikan pada siklus II dengan memperoleh skor sebesar 40 (95%). Berikut disajikan dalam bentuk grafik, yaitu:

Grafik 4.6. Peningkatan Kegiatan Guru Selama Proses Pembelajaran

Pada grafik 4.6 terlihat adanya peningkatan pada tiap siklusnya. Pada saat

pretest aktivitas guru mendapat skor sebesar 15, siklus I sebesar 33, dan siklus II meningkat menjadi berjumlah 40.

Dokumen terkait