• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.10. Analisis data

4.10. Analisis data.

Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut (Santosa, 2010) : 1. Analisis deskriptif.

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karasteristik data yang dimiliki dengan program SPSS. Pemilihan penyajian data terdiri dari rerata, standar deviasi, minimum dan maksimum. Variabel yang dianalisis adalah pengetahuan cuci tangan, jumlah koloni bakteri dan bakteri. Staphylococcus aureus.

2. Uji Normalitas.

Uji normalitas memakai Saphiro-Wilk Test, bertujuan untuk mengetahui distribusi data. Variabel yang dianalisis adalah rerata pengetahuan cuci tangan, jumlah koloni bakteri dan bakteri Staphylococcus aureus dengan batas kemaknaan yang digunakan adalah p > 0,05.

Gambar 4.3. Alur penelitian

3. Uji homogenitas.

Dengan memakai Levene’s test, bertujuan untuk mengetahui variasi nilai rerata pengetahuan cuci tangan, jumlah koloni bakteri dan bakteri Staphylococcus aureus .sebelum dan sesudah perlakuan pada kedua kelompok, dengan batas kemaknaan yang digunakan adalah p > 0,05.

4. Uji komparasi.

Jika data berdistribusi normal maka digunakan uji parametrik t-test, jika data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji non parametrik Wilcoxon dan Mann Whitney. Data yang dianalisis adalah rerata pengetahuan cuci tangan, jumlah koloni bakteri dan baketri. Staphylococcus aureus.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. HASIL.

Penelitian eksperimental dengan rancangan pre-post test control group design, dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2015 dengan melibatkan 28 orang Co Ass yang praktek di poliklinik Gigi dan Mulut RSGM FKG UNMAS Denpasar sebagai sampel yang terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, kelompok kontrol melakukan cuci tangan sesuai prosedur tetap dan kelompok perlakuan cuci tangan sesuai dengan program penyadaran kepatuhan cuci tangan.

5.1.1 PENGETAHUAN CUCI TANGAN 1. Uji Normalitas Data

Data pengetahuan diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa data pengetahuan berdistribusi normal (p>0,05), disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Hasil Uji Normalitas Data Pengetahuan

Kelompok Subjek n p Ket.

Pengetahuan kontrol pre Pengetahuan perlakuan pre Pengetahuan kontrol post Pengetahuan perlakuan post

14 14 14 14 0,602 0,065 0,253 0,135 Normal Normal Normal Normal

2. Uji Homogenitas Data

Data pengetahuan diuji homogenitasnya dengan menggunakan uji Levene’s test. Hasilnya menunjukkan bahwa data sebelum perlakuan tidak homogen (p<0,05), sedangkan sesudah perlakuan data pengetahuan homogen (p>0,05), disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2

Homogenitas Pengetahuan antar Kelompok Perlakuan

Variabel F p Keterangan Pengetahuan pre Pengetahuan post 5,37 0,206 0,029 0,654 Tidak Homogen Homogen 3. Uji komparabilitas

Analisis komparabilitas diuji berdasarkan rerata skor pengetahuan antar kelompok sebelum perlakuan berupa program penyadaran kepatuhan cuci tangan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji t-independent disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3.

Perbedaan Rerata Skor Pengetahuan antar Kelompok Sebelum Program Penyadaran Kepatuhan Cuci Tangan Kelompok Subjek n Rerata Skor Pengetahuan SB t p Kontrol Perlakuan 14 14 12,50 1,70 0,141 0,889

12,43 0,85

Berdasarkan Tabel 5.3 didapatkan bahwa dengan uji t-indepedent menunjukkan nilai t = 0,141 dan nilai p = 0,889. Hal ini berarti bahwa rerata skor pengetahuan sebelum perlakuan pada kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05).

4. Uji efek program penyadaran kepatuhan cuci tangan

Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata skor pengetahuan antar kelompok sesudah perlakuan berupa program penyadaran kepatuhan cuci tangan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji t-independent disajikan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4

Perbedaan Rerata Skor Pengetahuan antar Kelompok Sesudah Program Penyadaran Kepatuhan Cuci Tangan

Kelompok Subjek n Rerata Skor Pengetahuan SB t p Kontrol Perlakuan 14 14 12,71 14,50 1,27 1,16 3,89 0,001

Berdasarkan Tabel 5.4 didapatkan bahwa dengan uji t-indepedent menunjukkan nilai t = 3,89 dan nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata skor pengetahuan sesudah perlakuan pada kedua kelompok berbeda secara bermakna (p<0,05).

5.1.2. JUMLAH KOLONI BAKTERI

Penurunan jumlah koloni bakteri antara sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok kontrol maupun pada kelompok perlakuan, dapat dilihat pada Gambar 5.1, 5.2.

Gambar 5.1.

Jumlah koloni bakteri sebelum perlakuan pada media Plate Count Agar Koloni

bakteri

10

-1

10

-2

10

-3

Koloni bakteri

Jenis dan rerata jumlah koloni bakteri pada kelompok kontrol dan perlakuan antara sebelum dan sestelah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5

Jenis dan Rerata Jumlah Koloni Bakteri yang di Isolasi dari Swab Telapak Tangan Sampel pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan(n=14)

Berdasarkaan Tabel 5.5 didapatkan bahwa jumlah koloni bakteri pada kelompok kontrol adalah 24.885 CFU / ml sebelum perlakuan dan menjadi 1.970 CFU / ml dan pada kelompok perlakuan

No Jenis Bakteri

Jumlah Koloni kelompok Kontrol

Jumlah Koloni kelompok Perlakuan Sebelum Setelah Sebelum Setelah 1. Pseudomonas stutzeri 15.031 1.289 10.041 1.156 2. Ralstonia picketti 8.500 681 4.578 921 3. Staphylococcus aureus 1.353 0 915 98 Jumlah 24.885 1.970 15.535 2.176 Gambar5.2.

Jumlah koloni bakteri setelah perlakuan pada media Plate Count Agar

adalah 15.535 CFU / ml sebelum perlakuan dan menjadi 2.176 CFU / ml sesudah perlakuan. Artinya terjadi penurunan jumlah koloni bakteri antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

1. Uji Normalitas Data

Data jumlah koloni bakteri diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, hasilnya disajikan pada Tabel 5.6

Tabel 5.6

Hasil Uji Normalitas Data Jumlah Koloni Bakteri

Kelompok Subjek n p Ket.

Jumlah koloni kontrol pre Jumlah koloni perlakuan pre Jumlah koloni kontrol post Jumlah koloni perlakuan post

14 14 14 14 0,000 0,000 0,000 0,000 Tidak Normal Tidak Normal Tidak Normal Tidak Normal

Berdasarkaan Tabel 5.6 didapatkan bahwa data jumlah koloni bakteri tidak berdistribusi normal (p<0,05),

2. Uji komparabilitas

Analisis komparabilitas diuji berdasarkan rerata koloni bakteri antar kelompok sebelum perlakuan berupa cuci tangan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji Mann-Whitney disajikan pada Tabel 5.7.

Rerata Jumlah Koloni Bakteri yang di Isolasi dari Swab Telapak Tangan Sampel pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Cuci Tangan

Kondisi Rerata Koloni Kelompok Kontrol Rerata Koloni Kelompok Perlakuan P Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan 24885,00±53386,02 1212,50± 2241,52 15535,00±25224,34 2176,43±5217,58 0,327 0,165

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa tidak ada perbedaan rerata jumlah koloni bakteri antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan (p>0,05).

3. Uji efek program penyadaran kepatuhan cuci tangan

Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata koloni bakteri antar kelompok sesudah perlakuan berupa cuci tangan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji Mann-Whitney disajikan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8

Rerata Jumlah Koloni Bakteri yang di Isolasi dari Swab Telapak Tangan Sampel pada Kelompok Kontrol antara Sebelum dengan Sesudah Perlakuan

Kelompok Perlakuan Rerata Koloni Sebelum Perlakuan Rerata Koloni Sesudah Perlakuan P Kontrol Perlakuan 24885,00±53386,02 15535,00±25224,34 1212,50± 2241,52 2176,43±5217,58 0,110 0,139

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan bahwa tidak ada perbedaan rerata jumlah koloni bakteri antara sebelum dengan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol maupun pada kelompok perlakuan (p>0,05).

Bertdasarkan Tabel 5.5, 5.7 dan 5.8 didapatkan hasil bahwa walaupun terjadi penurunan jumlah koloni bakteri pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah perlakuan akan tetapi penurunannya tidak bermakna / tidak signifikan.

5.1.3. JUMLAH BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Identifikasi jenis bakteri Staphylococcus aureus yang diketemukan dapat dilihat pada Gambar 5.3, 5.4.

Gambar 5.3.

Identifikasi bakteri Staphylococcus aureus

dengan API 20 E Biomerioux dengan sistim perubahan warna. Perubahan warna

Gambar 5.4 Identifikasi

bakteri

Staphylococcus aureus pada mikroskop Olympus dengan pembesaran 1000 X

Rerata jumlah bakteri Staphylococcus aureus pada kelompok kontrol dan perlakuan antara sebelum dan setelah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9

Rerata Jumlah Koloni Bakteri Staphylococcus aureus yang Diisolasi dari Swab Telapak Tangan Sampel pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan(n=14)

No Jenis Bakteri

Jumlah Koloni bakteri Staphylococcus aureus

kelompok Kontrol

Jumlah Koloni bakteri Staphylococcus aureus

kelompok Perlakuan Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 Staphylococcus aureus

1.353 0 915 98

Jumlah 1.353 0 915 98

Berdasarkan Tabel 5.9 didapatkan bahwa hasil rerata jumlah bakteri Staphylococcus aureus pada kelompok kontrol adalah 1.353 CFU/ ml sebelum perlakuan dan menjadi nol sesudah perlakuan sedangkan pada kelompok perlakuan didapatkan 915 CFU / ml sebelum perlakuan dan menjadi 98 CFU / ml sesudah perlakuan. Artinya telah terjadi penurunan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah perlakuan

1. Uji komparabilitas

Analisis komparabilitas diuji berdasarkan rerata koloni bakteri Staphylococcus aureus antar kelompok sebelum perlakuan berupa cuci tangan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji Mann-Whitney disajikan pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10

Rerata Jumlah Koloni Bakteri Staphylococcus aureus yang di Isolasi dari Swab Telapak Tangan Sampel pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Cuci Tangan

Kondisi Rerata Koloni Kelompok Kontrol

Rerata Koloni Kelompok Perlakuan

P

Sesudah Cuci Tangan 0,0±0,0 690,00±56,57 1,000

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa tidak ada perbedaan rerata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan (p>0,05).

2. Uji efek program penyadaran kepatuhan cuci tangan

Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan rerata koloni bakteri Staphylococcus aureus antar kelompok sesudah perlakuan berupa cuci tangan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji Mann-Whitney disajikan pada Tabel 5.11

Tabel 5.11

Rerata Jumlah Koloni Bakteri Staphylococcus aureus yang di Isolasi dari Swab Telapak Tangan Sampel pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan antara Sebelum dengan Sesudah Perlakuan

Kelompok Rerata Koloni Sebelum Perlakuan

Rerata Koloni Sesudah Perlakuan P Kontrol Perlakuan 18950,00±0,0 4270,00±3896,63 0,0±0,0 690,00±56,57 - 0,564

Hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan bahwa tidak ada perbedaan rerata jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus antara sebelum dengan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol maupun pada kelompok perlakuan (p>0,05).

Berdasarkan Tabel 5.9, 5.10 dan 5.11 didapatkan hasil bahwa walaupun terjadi penurunan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah perlakuan tetapi penurunannya tidak bermakna / tidak signifikan.

5. 2. PEMBAHASAN.

Untuk menguji efek program penyadaran kepatuhan cuci tangan terhadap pengetahuan, jumlah koloni bakteri dan jumlah bakteri Staphylococcus aureus maka dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan pretest-post test control group design, yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2015 dengan melibatkan 28 orang Co Ass yang praktek di poliklinik Gigi dan Mulut RSGM FKG UNMAS Denpasar sebagai sampel, yang terbagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok kontrol yang melakukan cuci tangan sesuai prosedur tetap dan kelompok perlakuan cuci tangan dengan program penyadaran kepatuhan cuci tangan.

5.2.1 PENGETAHUAN CUCI TANGAN

1. Distribusi Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian berupa pengetahuan sebelum dianalisis lebih lanjut, terlebih dahulu diuji distribusi. Untuk uji distribusi digunakan uji Shapiro-Wilk, yaitu untuk mengetahui normalitas data. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa data skor pengetahuan berdistribusi normal (p> 0,05)

2. Pengaruh Program Penyadaran Kepatuhan Cuci Tangan

Uji perbandingan pengetahuan cuci tangan antara kedua kelompok sebelum dan sesudah perlakuan berupa program penyadaran kepatuhan cuci tangan. Berdasarkan hasil analisis pada data pengetahuan sebelum perlakuan dengan uji t-indepedent menunjukkan bahwa nilai t = 0,141 dan nilai p = 0,889

Hal ini berarti bahwa rerata skor pengetahuan sebelum perlakuan pada kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05). Sedangkan sesudah perlakuan, perbedaan rerata skor pengetahuan dengan uji t-indepedent menunjukkan bahwa nilai t = 3,89 dan nilai p = 0,001. Hal ini berarti bahwa rerata skor pengetahuan sesudah perlakuan pada kedua kelompok berbeda secara bermakna (p<0,05).

Dengan demikian didapatkan bahwa program penyadaran kepatuhan cuci tangan dapat meningkatkan pengetahuan cuci tangan Co Ass FKG UNMAS Denpasar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian Jamaluddin, et al (2012) bahwa pemberian

Dokumen terkait