• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

4.6. Definisi operasional variabel

1. Program penyadaran kepatuhan cuci tangan adalah suatu program yang dilakukan dengan cara sosialisasi tentang cuci tangan yang baik dan benar melalui;

1. Pendidikan / Ceramah tentang cuci tangan sesuai standar WHO.

Ceramah diberikan selama 60 (enam puluh) menit oleh seorang dokter gigi senior RSUP Sanglah Denpasar sesuai jadwal di salah satu ruang kuliah FKG UNMAS Denpasar.

2. Peragaan cuci tangan sesuai standar WHO

3. Latihan / praktek cuci tangan sesuai standar WHO.

Peragaan dan praktek cuci tangan diberikan selama 60 (enam puluh) menit oleh seorang dokter gigi senior RSUP Sanglah Denpasar setelah selesai pendidikan / ceramah yang dilakukan di salah satu poliklinik RSGM FKG UNMAS Denpasar. 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah membersihkan telapak dan jari-jemari tangan

menggunakan sabun dan air mengalir agar menjadi bersih dengan enam langkah dan dengan urutan/singkatan Te-Pung-Sela-Ci-Pu-Put (WHO,2009)

3. Air mengalir adalah aliran air kran bawah tanah untuk pembilasan setelah pelaksanaan cuci tangan.

5. Sabun antiseptik adalah sabun cuci tangan cair (liquid hand soap) komersial yang mengandung triclosan.

6. Waktu adalah waktu yang dibutuhkan selama kegiatan cuci tangan yaitu selama 60 (enam puluh) detik..

7. Tisu pengering adalah kertas tisu lembaran untuk tangan (hand towels) komersial yang dipakai sebagai pengering dan menutup kran setelah cuci tangan.

8. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui mata dan telinga.

9. Sikap adalah penilaian seseorang terhadap stimulus dan objek tertentu (dalam hal ini adalah tentang cuci tangan).

10. Lingkumgan adalah faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku, seperti lingkungan fisik, biologis, sosial, ekonomi dan budaya.

11. Jumlah koloni bakteri adalah jumlah bakteri yang tumbuh di dalam cawan petri yang dihitung secara manual dengan satuan Colony Forming Unit (CFU) / ml

12. Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, yang diidentifikasi dengan media agar, pengecatan Gram, uji biokimia dan reagen Manitol.

13. Co Ass adalah mahasiswa program pendidikan profesi dokter gigi.

4.7. Bahan dan alat penelitian

4.7.1. Bahan penelitian ; 1. Sabun antiseptik 2. Air mengalir 3. Kertas tisu

4. Media ; Plate Count Agar (PCA), Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) Tryptic

Soy Broth Agar (TSBA), Media agar darah Mc. Conkey, Gula-gula dan media

Biokimia.

5. Reagen Serologi, reagen pengecatan Gram. 4.7.2 Alat penelitian ;

1. Sarana cuci tangan ( wastafel , kran air ). 2. Tempat sampah tertutup

3. Inkubator 4. Bunsen 5. Jarum ose 6. Petri dish 7. Tabung ulir

8. Swab lidi kapas steril 9. Rak pengecatan 10. Mikroskop 11. Autoclave.

4.8. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut : 4.8.1 Tahap persiapan

1. Studi kepustakaan dari buku, jurnal, internet dan lain-lain yang sesuai dengan topik penelitian

2. Mengurus surat-surat administrasi penelitian 3. Membuat jadwal pelaksanaan

4. Melakukan pelatihan pengukuran

5. Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan penelitian. 4.8.2. Tahap pemilihan dan penentuan sampel

1. Semua Co Ass FKG UNMAS Denpasar yang memenuhi kriteria sebagai sampel diberikan nomor urut yang berbeda.

2. Sampel dipilih secara acak dengan menggunakan tehnik undian nomor urut 1,2,3 dan seterusnya dengan jumlah yang sesuai.

3. Melakukan pembagian kelompok secara acak sederhana, dengan tehnik undian sebanyak 2 (dua) kelompok masing-masing 14 orang.

4.8.3. Tahap pelaksanaan penelitian.

Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebelum penelitian responden diberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, jadwal dan tempat penelitian, tata laksana penelitian dan hak-hak subyek dalam pelaksanaan penelitian.

2. Dilakukan kegiatan cuci tangan sesuai dengan prosedur tetap RSGM FKG UNMAS Denpasar pada kelompok kontrol

3. Dilakukan kegiatan cuci tangan sesuai dengan sosialisasi program penyadaran kepatuhan cuci tangan. pada kelompok perlakuan

4. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode swab tangan dan dikultur pada media Plate Count Agar untuk hitung jumlah bakteri, sedangkan untuk keperluan identifikasi, bakteri dikultur pada media agar darah Mc.

5. Dalam penelitian ini bakteri didapatkan dari hasil swab(usapan) pada telapak tangan dan sela-sela-jari tangan . Jumlah bakteri didapatkan secara visual berupa angka dalam koloni (Coloni Forming Unit) / ml (BPOM, 2007). 6. Tehnik Pengambilan Swab.

Pengambilan sampel swab tangan dilakukan oleh seorang tenaga analis Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan langkah-langkah modifikasi sebagai berikut (Lennette, 1985) ;

Kapas lidi steril dicelupkan ke dalam kaldu, kemudian kapas lidi tersebut digunakan untuk men-swab seluruh permukaan tangan dan sela-sela jari tangan. Swab tangan hanya dilakukan dua kali saja untuk masing-masing probandus, yaitu setelah melakukan cuci tangan sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.

7 . Identifikasi bakteri .

Pemeriksaan laboratorium untuk identifikasi bakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan langkah-langkah sebagai berikut (Pohan, “t.t.”. dan Sherris, 1984) ;

1. Kaldu TSB yang telah berisi sampel swab diambil 1(satu) sengkelit (diameter = 3-5 mm) masing-masing ditanam pada medium Agar Darah, kaldu, dan EMB agar. kemudian diinkubasi pada suhu 35 derajat C selama 18-24 jam. Simpan cawan dengan posisi upside-down dalam incubator, kemudian dilihat ada / tidaknya pertumbuhan.

2. Selanjutnya dilakukan pengecatan Gram terhadap koloni yang tumbuh dengan menggunakan reagen Gentian ungu (1-3 menit), Lugol (1/2-1 menit), Alkohol (1/4-1/2 menit), dan Fukhsin air (1-3 menit) secara bergantian dengan setiap langkah dicuci dengan air mengalir. Bila pada akhir pencucian didapatkan warna merah maka terdapat kuman Gram Negatif dan bila didapatkan warna biru maka terdapat kuman Gram Positif. 3. Identifikasi jenis Staphylococcus dilakukan dengan cara tes katalase,

koagulase dan Manitol. Jika katalase positif, koagulase positif, Manitol positif maka bakteri tersebut adalah Staphylococcus aureus.

8. Penghitungan angka kuman.

Penghitungan angka kuman dapat dilakukan dengan membiakkan kuman yang akan dihitung pada media agar darah karena agar darah merupakan media kaya yang dapat digunakan untuk pertumbuhan kuman baik kuman gram positif maupun gram negatif. Kuman dihitung berdasar jumlah koloni dengan satuan

Coloni Forming Unit (CFU) / ml. Pada penghitungan angka kuman ini tidak

dibedakan jenis koloni, tiap koloni yang berasal dari 1 (satu) bakteri dianggap 1 (satu) jenis bakteri.

Dokumen terkait