• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Analisis Nilai Tambah

Komoditas pertanian mendapat perlakuan-perlakuan seperti pengolahan, pengawetan, dan pemindahan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah. Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu dengan cara menghitung nilai tambah selama proses pengolahan dan menghitung nilai tambah selama proses pemasaran. Nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapatkan perlakuan pada tahap tertentu

dengan nilai korban yang digunakan selama proses berlangsung. Tujuan dari nilai tambah adalah untuk mengukur balas jasa yang diterima pelaku sistem dan kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh sistem komoditas.

4.4.1. Nilai Keuntungan pada Mitra Tani

Mitra tani lettuce head tidak melakukan kegiatan apapun setelah melakukan panen. Hasil panen yang dihasilkan langsung dibawa ke perusahaan, sehingga dalam rantai pasokan petani tidak melakukan pengolahan atau pengemasan terhadap produk. Besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petani adalah menghitung jumlah pengeluaran untuk memproduksilettuce head dikurangi dengan pendapatan hasil panen. Rata- rata petani mendapatkan keuntungan sebesar 46% per musim tanam, serta harga pokok produksi per kilogram dari hasil panen sebesar Rp.1.500 dengan asumsi bahwa petani menanam lettuce head sebanyak 7.000 bibit per musim tanam. Apabila petani menanam lettuce head sebanyak 7.000 bibit, maka petani akan menghasilkan 2.000 kg lettuce head yang terbagi menjadi grade A dan B. Perhitungan keuntungan mitra tani dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pendapatan petani yang didapatkan berbeda-beda tergantung, pada banyaknya lettuce head yang ditanam, luasnya lahan yang dimiliki oleh petani, dan kepandaian petani dalam memproduksi lettuce head. Peran penyuluh dari PT Saung Mirwan sangat dibutuhkan para petani mitra agar dapat meningkatkan jumlah produksinya.

4.4.2. Nilai Tambah PT Saung Mirwan

Analisis nilai tambah dilakukan pada dua jenis produk lettuce head

pada semester satu dan dua tahun 2008. Produk pertama adalahlettuce head

yang dikemas dalam plastik UV dan produk kedua adalahlettuce headyang dijual dalam bentuk lembaran- lembaran (fresh cut) yang dibungkus dengan kemasan khusus. Analisis nilai tambah pada PT Saung Mirwan dapat dilihat pada Tabel 15 nilai tambahletuce headpada semester 1 dan 2 tahun 2008.

Harga produk lettuce head sebesar Rp. 10.000 per kilogram merupakan nilai yang diterima oleh perusahaan dari penjualanlettuce head.

63

Nilai output merupakan hasil dari perkalian antara faktor konversi dengan harga produk per kilogram. Besarnya nilai produk Rp. 9.890, artinya nilai

lettuce head yang dihasilkan setiap satu kilogram adalah Rp. 9.890. Pengolahan lettuce head menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 5.890, dengan rasio nilai tambah terhadap nilai produk sebesar 59,56%. Artinya untuk setiap Rp. 100, nilai output akan diperoleh nilai tambah sebesar 59,56%.

Tabel 15. Perbandingan Nilai Tambah Letuce Head yang dikemas plastik UV Tahun 2008

No Ouput, Input dan Harga Satuan Semester 1 Semester 2

1. Output kg/ hari 180 192

2. Input bahan baku kg/ hari 182 192,5

3. Tenaga Kerja Langsung Jam/ hari 7 7

4. Faktor Konversi % 0,99 1,00

5. Koefisien Tenaga Kerja Langsung HOK/hari 0,04 0,04

6. Harga Output Rp/kg 10.000 10.100

7. Upah Tenaga Kerja Langsung Rp/jam 1.571 1.571 Penerimaan Keuntungan

8. Harga bahan baku Rp/kg 3.000 3.000

9. Harga input lain Rp/kg 1.103 988

10. Nilai output Rp/kg 9.890 10.073

11. a. Nilai tambah Rp/kg 5.890 6.085

b. Rasio nilai tambah % 59,56 60,41

12. a. Pendapatan tenaga kerja langsung Rp/kg 60,4 57,1 b. Pangsa tenaga kerja langsung % 1,04 0,94

13. a. Keuntungan Rp/kg 5.829 6.028

b. Tingkat keuntungan % 58,94 59,84

Keterangan: HOK= Hari Orang Kerja

Berdasarkan analisis nilai tambah, besarnya keuntungan yang diperoleh dari pengolahan satu kilogram lettuce head menjadi lettuce head

yang siap dijual sebesar Rp. 5.829 dengan bagian keuntungan sebesar 58,94% dari nilai tambah.

Besarnya nilai tambah antara semester 1 dengan semester 2 menunjukkan bahwa pada semester 2 nilai tambah lettuce head yang dibungkus UV keuntungan dan persentase nilai tambah meningkat. Hal ini disebabkan oleh, meningkatkan output pada semester 1 sebesar 180 kg naik menjadi 192 kg di semester 2, dan turunnya harga input lain dari Rp. 1.103/kg turun menjadi Rp. 988/kg .

Harga produk lettuce head sebesar Rp. 15.000 per kilogram merupakan nilai yang diterima oleh perusahaan dari penjualanlettuce head. Besarnya nilai produk Rp. 6.458, artinya nilai lettuce head yang dihasilkan setiap satu kilogram adalah Rp. 6.458. Pengolahan lettuce head menjadi

fresh cut menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 3.208, dengan rasio nilai tambah terhadap nilai produk sebesar 49,68%.

Tabel 16. Perbandingan Nilai Tambah lettuce head fresh cut pada Semester 1 dan 2 Tahun 2008

No Ouput, Input dan Harga Satuan Semester 1 Semester 2

1. Output kg/ hari 227 183

2. Input bahan baku kg/ hari 464 425

3. Tenaga Kerja Langsung Jam/ hari 7 7

4. Faktor Konversi % 0,49 0,43

5. Koefisien Tenaga Kerja Langsung HOK/hari 0,02 0,02

6. Harga Output Rp/kg 14.900 15.000

7. Upah Tenaga Kerja Langsung Rp/jam 1.571 1.571 Penerimaan Keuntungan

8. Harga bahan baku Rp/kg 2.500 2.500

9. Harga input lain Rp/kg 800 750

10. Nilai output Rp/kg 7.338 6.458

11. a. Nilai tambah Rp/kg 4.038 3.208

b. Rasio nilai tambah % 55,03 49,68

12. a. Pendapatan tenaga kerja langsung Rp/kg 23,7 25,9 b. Pangsa tenaga kerja langsung % 0,59 0,81

13. a. Keuntungan Rp/kg 4.014 3.182

b. Tingkat keuntungan % 54,71 49,28

Keterangan: HOK= Hari Orang Kerja

Berdasarkan analisis nilai tambah, besarnya keuntungan yang diperoleh dari pengolahan satu kilogram lettuce head menjadi lettuce head fresh cut sebesar Rp. 3.182 dengan bagian keuntungan sebesar 49,28% dari nilai tambah.

Berdasarkan hasil analisis tersebut nilai tambah yang paling besar untuk dua jenis produk lettuce head adalah lettuce yang dibungkus dengan plastik UV. Nilai tambah tersebut sebesar Rp. 6.085 dengan persentase nilai tambah sebesar 60,41%, yaitu pada semester dua. Penyebab besarnya nilai tambah ini karena bahan yang digunakan lebih murah yaitu hanya dibungkus dengan plastik UV dan selotip. Berbeda dengan produkfresh cut, dimana produk ini membutuhkan penanganan bahan yang banyak, yaitu:

65

penggunaan tenaga kerja untuk memilih dan menyortir sayuran yang baik, pencucian lembaran-lembaran sayur, perajangan, pengemasan, memasukkan ke dalam kardus, dan pelabelan. Begitu juga dengan bahan pendukung yang terdiri dari plastik khusus untuk kemasan, dan kardus untuk membungkus.

Pendapatan lettuce head yang dibungkus dengan plastik UV sangat tinggi, sehingga PT Saung Mirwan dapat meningkatkan penjualannya. Tingginya sumbangan nilai tambah tersebut diikuti dengan tinginya tingkat pengembalian produk dari supermarket. Hal ini dikarenakan lettuce head

yang dibungkus dengan plastik UV tidak tahan lama, mudah mengalami kerusakan dan cepat layu. Tingginya tingkat pengembalian ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah persediaan produk dalam ruang pendingin, menjaga produk agar tidak terkena tekanan dari benda lain, dan disimpan di ruang pendingin. Barang yang dikembalikan oleh supermarket akan diganti oleh PT Saung Mirwan, biaya pengembalian produk sebesar Rp. 10.000- 11.000/kg.

4.5. Pengukuran Kinerja Mitra Tani dengan DEA

Dokumen terkait