• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Kondisi Rantai Pasokan Lettuce Head

4.3.1. Struktur Rantai Pasokan

Dalam sebuah rantai pasokan suatu komoditas terdapat dua jenis anggota yaitu anggota primer dan anggota sekunder. Anggota primer adalah pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam kegiatan bisnis rantai pasokan. Anggota sekunder adalah anggota rantai pasokan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan produksi namun memiliki pengaruh dalam kegiatan bisnis.

A.1. Anggota Primer Rantai Pasokan

Anggota primer pada rantai pasokan komoditas lettuce head adalah petani lettuce head sebagai pemasok, perusahaan atau PT Saung Mirwan sebagai pengolah, ritel dan restoran sebagai konsumen. Koordinasi antar anggota didasari oleh kesadaran bahwa kuatnya rantai pasokan tergantung pada kekuatan seluruh elemen yang ada di dalamnya.

1. Pemasok (petani)

Pemasok PT Saung Mirwan adalah para petani yang berada di sekitar areal perkebunan milik perusahaan. Petani yang menjual hasil panen ke perusahaan atau petani yang terikat kerjasama dengan perusahaan lebih dikenal sebagai mitra tani dan mitra beli. Mitra tani yaitu bentuk kerja sama antara PT Saung Mirwan dengan petani yang berlokasi di sekitar perusahaan yang terletak di Bogor, Lembang dan Garut. Mitra beli adalah bentuk kerja sama antara PT Saung Mirwan dengan petani, dimana petani memproduksi sayuran dengan modal sendiri tanpa bantuan benih dari PT Saung Mirwan. Petani menyediakan sarana produksi tanaman seperti pupuk, pestisida, obat tanaman, dan tenaga kerja. Kewajiban petani adalah harus mematuhi semua peraturan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan keseluruhan hasil panen yang memenuhi standar kualitas harus dibeli oleh perusahaan. Selain itu, petani dilarang untuk menjual hasil panen ke perusahaan lain. Mitra tani lettuce head

45

tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Garut, diantaranya adalah Kecamatan Cisurupan, Cikajang dan Cigedug.

2. Perusahaan

Perusahaaan yang terdapat dalam rantai pasokan lettuce head adalah PT Saung Mirwan. PT Saung Mirwan terletak di Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung, Bogor. Lettuce head yang dihasilkan oleh PT Saung Mirwan berasal dari Kabupaten Garut dan daerah Lembang, Bandung. Sebelum lettuce headdiolah di PT Saung Mirwan Bogor, terlebih dahulu dilakukan sortasi dan triming. Kegiatan sortasi adalah kegiatan untuk memisahkan sayuran yang berkualitas kurang baik, seperti cacat, luka, busuk, dan bentuknya tidak normal dengan sayuran yang berkualitas baik.

Triming adalah kegiatan untuk membuang sebagian lembaran pada bagian terluarlettuce headyang rusak atau busuk.

3. Konsumen (riteldan restoran)

Kegiatan pemasaran menjadi hal yang penting dalam sebuah perusahaan. PT Saung Mirwan telah menjalin kerjasama dengan beberapa ritel dan restoran yang memasarkan komoditas lettuce head. Tabel 9 menunjukkan daftar konsumen PT Saung Mirwan untuk komoditaslettuce head.

Tabel 9. Daftar Konsumen KomoditasLettuce Head

Nama Konsumen Alamat

Rata- rata pemesanan/hari Burger King Kelapa Gading, Jakarta Utara 10 kg

Senayan City, Jakarta Pusat 10 kg Plasa Grand Indonesia, Jakarta Pusat 10 kg Thamrin, Jakarta pusat 10 kg Cilandak Town Squre, Jakarta Timur 10 kg

Carefour MT. Haryono, Cawang 10 kg

TAMIN 1, Taman Mini Indonesia 10 kg Lebak Bulus, Jakarta Selatan 10 kg

Diamond Fatmawati, Jakarta 10 kg

Arta Gading, Jakarta Utara 10 kg

Matahari 90% matahari di Jakarta 10 kg

Farmer Kelapa Gading, Jakarta Utara 10 kg

Serpong, Tangerang 10 kg

Mc Donald Gudang pusat di Pulo Gadung 100 kg

4. Aktivitas Anggota Rantai Pasokan

Petani melakukan pembelian sarana produksi tanaman seperti pupuk, pestisida, obat tanaman dari toko pertanian terdekat. Petani juga membeli bibit dari PT Saung Mirwan dengan sistem kredit atau meminjam bibit artinya bibit yang dipinjam akan dibayarkan setelah hasil panen dikirim ke perusahaan. Petani tidak melakukan sortasi dan triming terlebih dahulu, tetapi PT Saung Mirwan yang melakukan sortasi dan triming. Komoditas yang tidak sesuai standar kualitas dikembalikan ke petani dan biaya bibit akan dibayar pada periode selanjutnya jika petani tersebut masih menanam lettuce head. Informasi pasar atau harga tidak terbuka bagi seluruh mitra tani. Mitra tani hanya mengetahui harga jual lettuce head yang diberlakukan sama untuk semua mitra tani lainnya. Keterbukan PT Saung Mirwan sangat diharapakan oleh petani. Hal ini diperlukan untuk menjaga loyalitas petani agar mereka mengetahui harga jual lettuce head kepada ritel dan restoran sehingga petani tidak dirugikan. Selama proses kemitraan harga beli dari petani tidak bertambah, sedangkan petani harus membeli sarana produksi tanaman yang semakin mahal.

PT Saung Mirwan sebagai procesor melakukan aktivitas pembelian dan penjualan. Aktivitas pembelian antara lain perusahaan membeli benih untuk produksilettuce head, membeli bahan kemasan dari pemasok non sayur. Aktivitas penjualan berhubungan dengan konsumen yaitu ritel dan restoran. Aktivitas fisik yang dilakukan PT Saung Mirwan adalah pengangkutan lettuce head, baik mengangkut hasil panen dari petani maupun pengiriman produk ke ritel dan restoran. Pengemasan lettuce head dilakukan dengan mengemas produk sebelum dikirim ke ritel dan restoran dalam bentuk krop dan fresh cut. PT Saung Mirwan juga melakukan penyimpanan produk setelah produk dikemas dan sebelum didistribusikan kepada ritel dan restoran. Kegiatan sortasi

lettuce headyang baru diterima dari petani disesuaikan dengan standar kualitas dan permintaan konsumen. PT Saung Mirwan melakukan aktivitas pada pengemasan karena lettuce head yang dijual dalam bentuk fresh cut dan melakukan pengolahan dengan cara merajang lettuce head menjadi bentuk lembaran-lembaran. Produk fresh cut dibuat untuk mempermudah konsumen

47

dalam mengonsumsi seperti disisipkan dalamhamburgerdan disajikan sebagai pelengkap makanan lainnya.

Ritel dan restoran merupakan konsumen PT Saung Mirwan melakukan aktivitas pembelian dan penjualan. Para ritel dan restoran tidak melakukan aktivitas pengemasan karena produk yang diterima dari PT Saung Mirwan langsung dipasarkan. Restoran yang menjual humbarger tidak perlu merajang lagi daunnya karena ukurannya telah disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan. Pihak ritel juga melakukan sortasi terhadap produk yang diterima. Tabel 10 menunjukkan ringkasan kegiatan yang dilakukan oleh anggota primer pada rantai pasokanlettuce head.

Tabel 10. Aktivitas Anggota Primer Rantai PasokanLettuce Head

Aktivitas Anggota Primer Rantai Pasok

Petani PT Saung Mirwan Ritel dan restoran Pertukaran  Penjualan  Pembelian x x x x x x Fisik  Budidaya  Pengangkutan  PengemasanPenyimpanan x x/- - - - x x x - x x x Fasilitas  SortasiTrimingInformasi pasar - - - x x x x - x Keterangan: (x) : dilakukan (-) : tidak dilakukan

(x/-) : dilakukan oleh sebagian anggota petani A.2. Anggota Sekunder Rantai Pasokan

Anggota sekunder adalah pihak yang memperlancar kegiatan rantai pasokan dalam menyediakan bahan baku yang dibutuhkan mulai dari kebutuhan budidaya, pengemasan sampai kebutuhan kantor. Bahan baku untuk budidaya meliputi benih, pupuk, pestisida, dan peralatan pertanian. Bahan baku untuk pengemasan yang dibutuhkan yaitu bahan pengemasan, plastik, cetakan kardus, tryfoam, dan plastik UV. Hubungan PT Saung Mirwan dengan beberapa pemasok bahan non sayur adalah hubungan sebagai konsumen biasa atau tidak ada hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Sistem

pembayaran yang dilakukan PT Saung Mirwan dengan cara membayarnya setelah 1 bulan barang tersebut sampai di perusahaan. Gambar 8 menunjukkan prosedur pengadaan kebutuhan non sayur.

Gambar 8. Prosedur pengadaan kebutuhan non sayur

Prosedur pengadaan bahan baku non sayur dimulai dari setiap divisi yang membutuhkan bahan ke bagian pengadaan umum. Bagian pengadaan akan membeli bahan langsung kepada pemasok bahan non sayur dengan mengajukan purchasing order (PO) terlebih dahulu. Setelah PO disetujui oleh perusahaan pemasok, bahan atau barang langsung dapat diambil atau dikirim ke gudang PT Saung Mirwan. Barang yang ada di gudang dapat diambil oleh setiap divisi setelah mendapat persetujuan dari bagian pengadaan. Benih yang sudah dibeli akan dibagi kepada bagian penyuluh sesuai dengan kebutuhan setiap petani mitra. Tabel 11 menunjukkan pemasok non sayur di PT Saung Mirwan.

49

Tabel 11. Daftar Nama Pemasok Bahan Baku Non Sayur PT Saung Mirwan

Jenis Barang Nama dan Alamat Pemesanan/ bulan

Plastik film 30cm PT Adi Unisindo 36 rol

Jl. Bandengan utara no.81, Jakarta

Trayfoam PT Adi Unisindo 5.000 buah

Jl. Bandengan Utara no.81, Jakarta

Selotip PT Adi Unisindo 12 kaleng

Jl. Bandengan Utara no.81, Jakarta

Karton PT Trier Jaya Purnama, Tangerang 1.000-2.000 lmb PT Paramitra Gunakarya

Cemerlang, Sentul 1.000-2.000 lmb Plastik ukuran 25x40PE PT Sumber Plastik 90-100 kg

Jl.Surya Kencana, Bogor

Press label PT ABC, Jl.Surya Kencana, Bogor 320 rol

Stereofoam box PT Dinar Makmur, Cibinong 75 buah PT Akrilik, Tangerang

Krat Happy Plastik, Jembatan 3, Jakarta 74 buah Benih

PT Iswestseed Indonesia,

Purwakarta 250 gram

Humus (pitmos) Usaha Kecil di Ciamis 176 karung

Sekam bakar Usaha Kecil di Cikajang 88 karung

Sumber: Divisi Pengadaan PT Saung Mirwan, 2009 B. Pola Aliran Dalam Rantai Pasokan

Menurut Pujawan (2005), pada suatu rantai pasokan biasanya ada tiga macam aliran yang harus dikelola. Pertama aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua aliran uang (finansial) yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya. Model rantai pasokan pada komoditasletuce head

terdiri atas petani, perusahaan, restoran atau ritel dan konsumen akhir. Gambar 9 menunjukkan pola aliran dalam rantai pasokanlettuce head.

Aliran komoditas lettuce head dimulai dari petani sebagai mitra tani. Semua hasil panen yang dihasilkan oleh mitra tani akan ditampung oleh perusahaan. Apabila target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak dipenuhi oleh mitra tani, maka perusahaan membeli lettuce head kepada mitra beli yang berada di daerah Lembang, Bandung. Harga beli yang ditetapkan oleh mitra beli lebih tinggi dibandingkan dengan harga dari mitra tani yaitu sebesar Rp. 5.000/kg. Perusahaan berusaha meningkatkan produktivitas mitra tani agar meminimalkan pembelian komoditas dari mitra

beli. Hasil panen dari petani yang lokasi lahannya jauh dari perusahaan akan diambil oleh PT Saung Mirwan sendiri. Sedangkan hasil panen dari lokasi lahan yang dekat dengan perusahaan akan diangkut sendiri oleh petani.

Gambar 9. Pola aliran dalam rantai pasokan lettuce head

Setelah proses sortasi dan triming selesai, lettuce head disimpan sementara di ruang penyimpanan yang dilengkapi alat pendingin, sehingga penyusutan produk tidak berlebihan. Alat transportasi yang digunakan oleh PT Saung Mirwan untuk mendistribusikan lettuce head kepada ritel dan restoran menggunakan truk (mobilbox) yang dilengkapi dengan alat pendingin untuk mencegah kerusakan produk sebelum sampai ke tangan konsumen.

Aliran finansial pada rantai pasokan lettuce head terjadi dari konsumen, ritel atau restoran, PT Saung Mirwan dan petani. Retel membayar secara kredit kepada perusahaan yang dibayarkan setelah satu bulan komoditas tersebut dikirimkan. Petani akan menerima pembayaran dari PT Saung Mirwan sesuai dengan jumlah hasil panen yang telah disortasi dantriming. Jumlah hasil yang sesuai kriteria dikalikan dengan harga sesuai dengan grade, kemudian dikurangi jumlah bibit yang harus dibayar kepada pihak perusahaan.

Sistem komunikasi sudah terintegrasi antara anggota primer dalam rantai pasokan. Aliran informasi terjadi pada konsumen akhir, ritel, restoran, perusahaan dan petani atau sebaliknya. Informasi dari perusahaan ke petani berhubungan dengan kapasitas perusahaan, status pengiriman dan berapa pesanan komoditaslettuce headyang harus dikirim ke ritel.Komunikasi antara

51

petani dengan perusahaan menggunakan telepon atau bagian penyuluh PT Saung Mirwan melakukan kunjungan ke petani untuk memberikan informasi terkait dengan kesepakatan harga dan keadaan pasar. Petani yang tidak memiliki sarana komunikasi menjadikan kendala untuk PT Saung Mirwan terutama dalam hal pengontrolan. Komunikasi antara PT Saung Mirwan dengan konsumen dilakukan dengan telepon dan faximile. Sedangkan antara PT Saung Mirwan dengan pemasok bahan-bahan non sayur dilakukan melalui faximileuntuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pemesanan jumlah dan jenis barang.

Dokumen terkait