• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

2. Analisis Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian umumnya berjalan lancar, yang ditandai dengan konseli mudah untuk dihubungi, konseli memperhatikan materi dan mempraktekan kegiatan intervensi dengan baik, dan guru pamong yang selalu memberi pengarahan bagi peneliti. Setiap sesi dalam pelaksanaan penelitian, konseli mendapatkan materi sesuai dengan kebutuhan setiap sesi, pemberian intervensi diberikan secara sistematis dan berkesinambungan yang ditandai dengan pemberian intervensi secara berurutan mulai dari sesi pertama sampai sesi enam. Secara lengkap, pelaksanaan intervensi dengan konseling kognitif prilaku adalah sebagai berikut :

 Sesi 1 : Februari 2017

Sesi 1 merupakan awal dari pertemuan konseling kognitif prilaku. Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan pemahaman mengenai layanan konseling kelompok yang akan dilakukan. Dimana para anggota kelompok diharapkan dapat lebih terbuka menyampaikan harapan, keinginan, dan tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh masing-masing anggota mengenai gangguan kecanduan media sosial. Kegiatan konseling kognitif prilaku dibuka dengan mengucapkan salam. Pada pertemuan pertama ini konselor mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok atas kesediaannya untuk mengikuti bimbingan konseling kognitif prilaku, lalu menjelaskan tatacara pelaksanaan konseling kelompok yang akan dilakukan, menyampaikan kesepakatan waktu dan dilanjutkan dengan pretest. Pada pertemuan ini juga peserta didik sudah dapat beradaptasi dengan anggota kelompok karena anggota kelompok adalah teman sekelas. Namun untuk menciptakan dinamika kelompok, konselor melakukan sedikit permainan untuk mencairkan suasana agar anggota kelompok saling terbuka dan saling menerima.

Konselor meminta peserta didik untuk mengisi form “Apa yang saya lakukan...?”, “dampak positif dan negatif internet?”. Kemudian konselor mempersilahkan anggota kelompok mengemukakan permasalahannya mengenai penggunaan internet dan media sosial. Selanjutnya, konselor mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan anggota kelompok, perasaan yang dialami selama kegiatan berlangsung, dan kesan yang diperoleh selama kegiatan serta membahas

untuk pertemuan Bimbingan Konseling Kognitif Prilaku selanjutnya. Kegiatan diakhiri dengan do’a dan salam.

 Sesi 2 : Februari 2017

Pertemuan sesi 2 dirancang untuk melakukan monitoring diri. Tujuannya untuk peserta didik mampu mengontrol dirinya pada saat tidak menggunakan internet dan media sosial. Pertemuan kedua ini dibuka dengan doa dan ucapan salam. Konselor mengulas kembali secara singkat mengenai kegiatan konseling kognitif perilaku sebelumnya. Selanjutnya, konselor meminta konseli untuk mengamati perilaku penggunaan internet sehari-hari dalam tabel yang berisi online-offline, durasi penggunaan, efek yang dirasakan dan dampak penggunaan internet seharian. Konselor mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan masalahnya mengenai kebiasaan peserta didik dalam menggunakan internat dengan jangka waktu yang berlebihan. Konselor meberikan dorongan semua anggota kelompok untuk aktif membahas permasalahan tersebut. Pada pertemuan ini seluruh anggota kelompok mulai berani untuk mengemukakan pendapatnya dan konselor memberikan umpan balik/respon terhadap jawaban yang konseli kemukakan. Konselor memberikan penguatan positif, merasionalkan keyakinan-keyakinan anggota kelompok yang irrasional dengan memberikan bukti nyata bahwa yang dilakukan selama ini merugikan diri sendiri dan orang lain. Dan memahami pandangan tersebut dengan pemahaman lain dari segi pemanfaatannya sehingga peserta didik merasakan dampak positif dari penggunakan internet.

Sebelum pengakhiran dan konselor menyimpulkan, konseli diberikan tugas rumah untuk mengisi lembar kerja “Memonitoring Diri”. Kemudian konselor menyimpulkan seluruh kegiatan yang berlangsung cukup baik dengan para anggota kelompok sudah mulai berani berpendapat menanggapi maslah yang diajukan konselor untuk dibahas. Kegiatan diakhiri dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam.

 Sesi 3 : Februari 2017

Pertemuan sesi 3 dirancang untuk Pertemuan sesi 3 dirancang untuk pengelolaan diri. Tujuan untuk agar peserta didik mampu merasionalkan pemikirannya mengenai penggunaan internet, pertemuan ketiga ini dibuka dengan salam dan membaca doa terlebih dahulu, konselor mengulas kembali materi tentang mentoring diri yang sudah disampaikan, selanhutnya konselor melanjutkan kembali dengan memberikan penjelasan mengenai pentingnya mengurangi penggunaan internet, dan konselor meminta peserta didik mengisi lembar kerja “solusi mengurangi penggunaan internet” untuk mengetahui pendapat peserta didik. Selanjut nya konselor memberikan penguatan positif, merasionalkan keyakinan-keyakinan anggota kelompok yang irasional dengan memberikan bukti nyata bahwa penggunaan internet berlebihan memberikan dampak negative bagi diri sendiri dan orang lain.

Sebelum pengakhiran konselor meenyimpulkan materi yang sudah diberikan dan membuat sesi Tanya jawab untuk melihat sejauh mana peserta

didik memahami materi tersebut, kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan mengucap salam

 Sesi 4 : Maret 2017

Sesi ke 4 ini dirancang untuk agar peserta didik mampu mengatur lingkungan agar dapat mengurang penggunaan internet, pertemuan keempat ini diawali dengan mengucap salam dan doa bersama disini konselor mengulas kembali tentang materi yang sudah disampaikan tentang pengelolaan diri, dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi tentang cara mengatur lingkungan agar dapat mengurangi penggunaan internet, konselor memberikan peserta didik mengisi lembar kerja (lingkungan), agar konselor tau apa pendapat peserta didik tentang lingkungan, konselor mencari altarnatif cara mengatur lingkungan agar dapat mengurangi penggunaan internet. Sebelum pengakhiran dari konseling kelompok konselor melakukan sesi Tanya jawab untuk melihat sejauh mana keaktifan peserta didik dalam memahami materi yang sudah disampaikan, kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama dan mengucapkan salam.

 Sesi ke 5 : Maret 2017

Sesi ke 5 ini dirancang bertujuan untuk dampak penggunaan internet yang berlebihan aga peserta didik mengetahui dan memahami dampak penggunaan internet yang berlebihan, pertemuan ke 5 ini diawali dengan doa bersama dan mengucap salam, disini konselor mengulas semua materi yang pernah disampaikan tentang lingkungan yang mereka hadapi setelah menerima materi yang sudah disampaikan sebelumnya, dan mengulas kembali kegiatan konseling

kelompok sebelumnya, dan konselor mencoba untuk memberikan bukti dengan memutarkan video akibat kecanduan media social, dan meminta peserta didik mengisi lembar kerja ( review video) lalu konselor membahas from yang sudah di isi dan menyimpulkan dari lembar kerja meminta konseli memilih cara penguatan diri yang paling efektif , sebelum kegiatan di.akhiri konselor memberikan tugas rumah untuk mengisi lembar kerja ( mentoring diri). Kegiatan ini di.akhiri dengan doa bersama dan mengucapkan salam.

 Sesi ke 6 : Maret 2017

Sesi ke 6 adalah tahap akhir dari pertemuan yang dilakukan. Pertemuan ini dirancang bertujuan untuk mencegah peserta didik menggunakan internet khususnya media sosial secara berlebih dan peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri. Sesi ini diawali dengan doa bersama dan mengucapkan salam, konselor mengulas kegiatan konseling kelompok sebelum nya dan mengevaluasi tugas rumah yang dikerjakan dan meminta peserta didik untuk menggunakan grafik mentoring pada basaline dan perlakuan, dan konselor menjelaskan materi evaluasi diri memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan secara lisan , dan terakhir konselor memberikan posttest tentang skala penilaian gangguan kecanduan media sosial. Sebelum kegiatan ini berakhir konselor mengadakan Tanya jawab bebas guna melihat sejauh mana keaktifan peserta didik mengeluarkan pendapat. Kegiatan ini ditutup dengan memberikan penguatan pada peserta didik agar mampu menggunakan secara proporsional, setelah itu doa bersama dan mengucapkan salam.

3. Uji Hipotesis

Dengan telah terpenuhinya uji prasyarat uji t yang terdiri dari uji normalitas populasi dan homogenitas varians, maka uji hipotesis dengan menggunakan uji t-Test dapat dilakukan. Pengujian menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 for window. Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendekatan kognitif perilaku dalam menangani gangguan kecanduan media sosial pada pesrta didik. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H0 : µ12 (Konseling Kognitif Perilaku Tidak Efektif Dalam Menangani

Gangguan Kecanduan Media Sosial Pada Peserta Didik Kelas VII di MTs N 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

H1 : µ1≠ µ2 (Konseling Kognitif Perilaku Efektif Dalam Menangani Gangguan Kecanduan Media Sosial Pada Peserta Didik Kelas VII di MTs N 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan pada data sebelum dan sesudah diterapkannya pendekatan konseling kognitif perilaku untuk mengatasi gangguan kecanduan media sosial dapat dillihat dalam tabel 18 sebagai berikut :

Tabel 18

Hasil Uji t Gangguan Kecanduan Media Sosial pada Peserta Didik Sebelum dan Sesudah diberikan treatment.

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Statis tik Uji t Sign Sig.2 tailed Ket.

Pair 1 Sebelum 76.73 15 4.350 1.123 4.136 0.232 0.001 Signifi kan

Sesudah 65.60 15 11.012 2.843

Berdasarkan Tabel 18, diperoleh nilai Sign (0.232) ≥ α (0.05), maka varians kedua kelompok tersebut tidak homogen, dan berdasarkan hasil perhitungan pengujian diperoleh thitung 4.136 pada derajat kebebasan (df) 14 kemudian dibandingkan dngan ttabel 0.05 = 2.048, maka thitung ≥ ttabel (4.136 ≥ 2.048) atau nilai sign.2 tailed lebih kecil darii nilai kritik 0.05 (0.001 ≤ 0.05) yang menunjukkan bahwa H0ditolak dan H1diterima. Selain itu didapatkan nilai rata-rata kelompok sebelum diberikan treatment lebihh besar dari pada kelompok sesudah diberikan treatment (76.73 ≥ 65.60). Jika dilihat dari nilai rata-rata, maka gangguan kecanduan media sosial kelompok sebelum diberikan treatment konseling kognitif perilaku lebih besar dibanding dengan kelompok sesudah diberikan treatment.

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Layanan Konseling Kognitif Perilaku dalam Menangani

Dokumen terkait