• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS TEMATIK

3) Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di PUPR

3.2 Analisis Peluang Investasi Daerah

Investasi menjadi kunci dalam penciptaan output, nilai tambah (Produk Domestik Bruto (PDB)/

PDRB, pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja melalui nilai pengganda (multiplier) yang dimiliki oleh setiap sektor dalam perekonomian suatu wilayah. Selain itu,

31

Kanwil Ditjen Perbendaharan

Provinsi Sulteng BAB III ANALISIS TEMATIK

investasi juga membawa dampak, baik terhadap pengurangan kemiskinan maupun pengurangan ketimpangan antar wilayah. Investasi merupakan salah satu indikator keberlanjutan dan daya saing ekonomi, baik nasional maupun daerah. Selain bermanfaat secara ekonomi, investasi juga memiliki manfaat sosial dan manfaat lainnya.

Peningkatan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah. Di triwulan III-2021, meskipun kinerja investasi mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan II, namun angkanya tergolong masih cukup tinggi sebesar 3,74% (yoy).

Di Provinsi Sulteng, distribusi PDRB dari sisi pengeluaran, selama periode 2016-2020 struktur PDRB memang masih didominasi oleh Komponen Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi rata-rata pertahun sebesar 49,76%. Sedangkan untuk Komponen Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan pembentuk struktur PDRB terbesar kedua dengan kontribusi rata-rata pertahun sebesar 41,80%. Di tahun 2021 ini, distribusi terhadap PDRB mencatatkan angka yang cukup baik dengan perolehan sebesar 43,90% di triwulan I, naik di triwulan II sebesar 49,15% kemudian turun di Triwulan III ke angka 45,62%.

Laju pertumbuhan Investasi di tahun 2021 juga mencatatkan peningkatan tertinggi apabila dibandingkan dengan triwulan lain di tahun tahun sebelumnya. Data menyebutkan bahwa laju pertumbuhan investasi di triwulan III-2021 mengalami penurunan ke level 44,56% (yoy) atau lebih rendah sebesar 17,71% dibandingkan dengan triwulan II 2021. Capaian di triwulan II 2021 tersebut merupakan capaian laju pertumbuhan tertinggi sejak 5 tahun terakhir.

Penurunan laju pertumbuhan investasi di triwulan III disebabkan pemberlakuan kembali pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.

Diberlakukan Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020 dan petunjuk operasionalnya yaitu PP No.5 Tahun 2021 tentang Penyelanggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko telah memberikan sentiment positif kepada para investor untuk tetap merealisasikan investasinya, baik yang sedang dalam masa persiapan, konstruksi, maupun masa produksi, meskipun masih dibayangi Covid-19.

Realisasi investasi di Sulteng selama triwulan III-2021 mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar 30,52% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari target

Grafik 3.6. Distribusi PDRB ADBH Komponen Investasi Grafik 3.7. Laju Pertumbuhan PDRB ADBH Komponen Investasi (yoy)

49,15 45,62

25 30 35 40 45 50 55

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2017 2018 2019 2020 2021

-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: BPS (data diolah)

32

Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulteng BAB III ANALISIS TEMATIK

yang telah ditetapkan sebesar Rp31,75 triliun di tahun 2021, capaian kumulatif realisasi investasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp28,65 triliun. Angka ini memberikan kontribusi sebesar 90,23% dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi/BKPM RI. Capaian tersebut berasal dari kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai 91%

dibandingkan dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 9%. Kontribusi PMA pada periode ini mampu menyerap sebanyak 8.222 orang tenaga kerja Indonesia. Capaian tersebut membuat peringkat realisasi investasi Sulteng naik ke peringkat ke-7 yang sebelumnya dari peringkat ke-11 se-Indonesia pada periode yang sama.

Investasi yang mengalami pertumbuhan tertinggi di Sulteng selama 5 tahun terakhir berada pada sektor Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Hal ini disebabkan potensi tambang, khususnya bahan nikel, aspal, bijih besi dan logam mineral lainnya, memiliki jumlah yang melimpah di wilayah Sulteng. Tiga negara asal investasi PMA terbesar berturut-turut adalah China, Singapura dan Hongkong. Sebagian besar investasi PMA tersebut bertumpu pada sektor industri logam yang berada di wilayah Kabupaten Morowali dan Morowali Utara. Wilayah Kabupaten Morowali bersaudara selama ini dikenal memiliki sumber daya alam khususnya mineral logam yang melimpah, sehingga banyak investor menanamkan investasinya ke daerah ini. Sedangkan untuk investasi dalam negeri, Kabupaten Poso menempati peringkat pertama sebagai wilayah dengan nilai investasi terbesar.

Tabel 3.17. Nilai Investasi PMA dan PMDN 2017 - Tw III 2021 di Provinsi Sulteng

Dilihat dari besarnya nilai investasi yang masuk, Kabupaten Poso menempati urutan pertama dalam kurun waktu lima tahun terakhir dalam hal besaran nilai investasi. Dengan persentase sebesar 35,6% dari total nilai investasi, hampir sebagian besar investasi yang masuk berasal dari PMDN. Sektor utama investasi yang masuk ke wilayah ini adalah sektor tersier yakni listrik, gas dan air dengan nilai investasi mencapai 90% dari seluruh nilai investasi yang masuk. Berikutnya disusul oleh Kabupaten Morowali dan Morowali Utara dengan nilai investasi terbesar. Pada kedua wilayah ini sektor yang cukup berperan besar adalah sektor pertambangan berupa nikel dan besi baja yang juga banyak diekspor sebagai penghasil

Kab/Kota PMA (2017-2021) PMDN (2017-2021)

Proyek Nilai Investasi US$ Proyek Nilai Investasi US$

Kabupaten Morowali 566 5,895,857.9 108 2,397,366.7 Kota Palu 129 48,904.8 986 1,698,405.2 Kabupaten Tajo Una-una 76 15,077.0 61 227,123.5 Kabupaten Toli Toli 22 961.0 76 543,130.8 Kabupaten Morowali Utara 72 619,890.3 132 4,987,968.7 Kabupaten Parigi Moutong 115 14,961.3 54 64,485.4 Kabupaten Buol 3 3,269.8 12 174,663.1 Kabupaten Banggai 62 294,743.1 208 695,922.7 Kabupaten Sigi 29 2,844.0 99 281,348.4 Kabupaten Donggala 11 5,897.9 81 609,665.5 Kabupaten Banggai Kepulauan 1 0.0 23 6,559.9 Kabupaten Poso 14 292.0 99 10,269,501.6 Kabupaten Banggai Laut - - 29 15,396.2 Total (Provinsi) 1,100 6,902,699.1 1,968 21,971,537.7 Sumber : BKPM, diolah

33

Kanwil Ditjen Perbendaharan

Provinsi Sulteng BAB III ANALISIS TEMATIK

devisa negara. Pangsa ekspor untuk kedua komoditas ini semakin tahun semakin tinggi dan mampu menyumbang pertumbuhan ekspor di triwulan II 2021 sebesar 82,72% (yoy).

Tabel 3.18. Perkembangan Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor (2017 – Tw III 2021) Jenis

Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan 52 2,706.4 228 6,360,282.1

Kehutanan 13 4,107.8 18 67,304.7

Perikanan 50 1,974.8 39 170,348.1

Pertambangan 94 75,867.0 281 2,358,708.8

Total (Sektor) 209 84,656.0 566 8,956,643.7

Industri Kimia Dan Farmasi 56 460,180.4 24 441,994.9

Industri Mineral Non Logam 18 1.6 25 7,001.1

Industri Karet dan Plastik 5 123.5 - -

Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya 396 5,838,533.5 34 38,739.7

Industri Mesin, Elektronik, Instrumen Kedokteran,

Peralatan Listrik, Presisi, Optik dan Jam 4 453.0 7 1,267.1

Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain 18 5,236.1 4 1,020.0

Industri Lainnya 27 6,189.7 9 13,350.0

Total (Sektor) 635 6,351,358.8 182 1,518,312.2

Sektor Tersier

Listrik, Gas dan Air 315 1,282,451.6 202 10,302,245.6

Konstruksi 160 14,278.0 158 177,951.4

Perdagangan dan Reparasi 805 55,710.5 710 715,239.6

Hotel dan Restoran 125 22,201.5 92 255,214.1

Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi 184 310,351.2 107 92,153.3

Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran 221 339,270.0 167 736,003.8

Jasa Lainnya 131 6,757.6 116 57,987.4

Total (Sektor) 1,941 2,031,020.4 1,552 12,336,795.2

Total seluruh sektor 2,785 8,467,035.1 2,300 22,811,751.1

Sumber : BKPM, diolah

Dilihat dari sektor investasi yang masuk ke wilayah Sulteng, sektor tersier cukup mendominasi besaran nilai investasi yang masuk khususnya untuk sektor listrik, gas dan air yang berasal dari PMDN yang banyak masuk ke wilayah Kabupaten Poso. Sedangkan untuk investasi dari PMA, sektor listrik, gas dan air juga banyak masuk ke Kabupaten Morowali dalam mendukung proyek Industri pengolahan yang berada di lokasi tersebut.

Berikutnya nilai investasi terbesar kedua berada pada sektor primer, khususnya pada sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Sebagai wilayah yang memiliki potensi lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas sekitar 942.206 ha untuk kawasan potensi pertanian dan 681.686 ha untuk kawasan potensi perkebunan, sudah semestinya potensi di sektor ini dilirik oleh para investor. Jenis investasi di sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan ini masih didominasi investor dalam negeri, namun kedepannya akan banyak investor asing yang akan melirik sektor ini dengan pertimbangan besarnya potensi yang bisa dikembangkan.

Sebanyak 72% investasi pada sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan masuk ke wilayah Kabupaten Morowali Utara, disusul Kabupaten Poso. Berikutnya untuk sektor tersier, investasi asing banyak masuk pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya dengan lokasi Morowali dan Morowali Utara. Sebagian besar, para investor berasal dari negara Tiongkok, Singapura dan Hongkong.

34

Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulteng BAB III ANALISIS TEMATIK