• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL (KFR) TRIWULAN III TAHUN 2021 PROVINSI SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL (KFR) TRIWULAN III TAHUN 2021 PROVINSI SULAWESI TENGAH"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

(2) KAJIAN FISKAL REGIONAL (KFR) TRIWULAN III TAHUN 2021 PROVINSI SULAWESI TENGAH. SCAN BARCODE DI BAWAH INI UNTUK MENGUNDUH KFR TRIWULAN III TAHUN 2021 PROVINSI SULAWESI TENGAH SECARA DARING.

(3) TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tengah Irfa Ampri KETUA TIM Kepala Bidang PPA II Eko Erifianto PENULIS Rino Radiansyah Bayu Kusuma Putra Dona Junianto Andi Dheayana Octavera Gusti Ngurah Rai Rumaisah Musfiroh PENYAJI DATA Rino Radiansyah Bayu Kusuma Putra Dona Junianto Andi Dheayana Octavera Gusti Ngurah Rai Rumaisah Musfiroh. DESAIN GRAFIS Andi Dheayana Octavera Gusti Ngurah Rai. Kantor Wilayah DJPb Provinsi Sulawesi Tengah Jl. Tanjung Dako No. 15 Palu 94111 Telepon : (0451) 454040 Email : ppa2.kanwilpalu@gmail.com Website : www.kanwildjpbsulteng.net.

(4) “. Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. KATA PENGANTAR. KATA PENGANTAR Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi kita semua.. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya maka Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021 dapat kami selesaikan dengan konsep dan format baru. Kajian Fiskal Regional ini merupakan output dari pelaksanaan tugas Regional Chief Economist dan fungsi Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal sebagai bagian dari monev pelaksanaan anggaran pusat dan daerah yang menghubungkan antara implementasi kebijakan fiskal dengan perkembangan makro ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah. Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021 ini menjadi kajian yang menarik dan agak berbeda dari KFR yang sebelum-sebelumnya. Ada beberapa kajian baru yang kami coba analisa dan kami susun sebagai upaya untuk melihat dan mengetahui lebih dalam terkait peluang-peluang yang dapat mendorong pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Tengah. Seperti perkembangan capaian output strategis sektoral, analisis tematik terhadap kesejahteraan petani dan nelayan, serta juga peluang investasi di daerah Sulawesi Tengah. Dalam proses penyusunan kajian ini, kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, antara lain pemerintah provinsi/kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, BPS Provinsi Sulawesi Tengah, BI perwakilan Sulawesi Tengah, satuan kerja vertikal maupun daerah, Regional Economist/Ekonom Kementerian Keuangan Sulawesi Tengah dan sumber-sumber lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Oleh karena itu, kepada semua pihak tersebut kami mengucapkan terima kasih dan semoga kerja sama serta hubungan baik ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Dengan selesainya penyusunan Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021 ini, kami berharap apa yang kami tuangkan dalam setiap tulisan di kajian ini dapat menjadi suatu pemantik, untuk perbaikan-perbaikan yang berguna bagi perkembangan dan kemajuan daerah, serta menjadi salah satu media informasi terkini yang bernilai strategis bagi mitra kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah, baik satuan kerja kementerian/ lembaga, pemerintah provinsi/ kabupaten/ kota di Sulawesi Tengah, para pemangku kepentingan, akademisi, maupun masyarakat yang memiliki kepedulian dan perhatian terhadap perekonomian Sulawesi Tengah. Kami menyadari bahwa Kajian Fiskal Regional Triwulan III Tahun 2021 masih belum sempurna dan masih membutuhkan banyak masukan membangun guna penyempurnaan hasil kajian yang selanjutnya.. Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Palu, November 2021 Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tengah. Irfa Ampri. i.

(5)

(6) Daftar Isi Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Grafik, Ringkasan Eksekutif, Dashboard Makro Fiskal, dan Daftar Istilah, Daftar Singkatan. BAB I Analisis Ekonomi Regional 1.1. Perkembangan & Analisis Indikator Makroekonomi. 1.2. Perkembangan & Analisis Indikator Kesejahteraan. Pelaksanaan APBN. 2.2 Pelaksanaan APBD 2.3 Pelaksanaan Aanggaran Konsolidasian. BAB III Analisis Tematik 3.1. Peran Fiskal Kesejahteraan Petani dan Nelayan :Analisis NTP dan NTN. 3.2 Analisis Peluang Investasi Daerah. 16 45 46 50. BAB IV Kesimpulan & Rekomendasi 4.1. 01 05 06 15. BAB II Analisis Fiskal Regional 2.1. i xxi. Kesimpulan. 4.2 Rekomendasi. Daftar Pustaka, Lampiran ii.

(7) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1. Tabel 2.2. Tabel 2.3. Tabel 2.4. Tabel 2.5.. Tabel 2.6. Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Tabel 3.8. Tabel 3.9. Tabel 3.10. Tabel 3.11. Tabel 3.12. Tabel 3.13. Tabel 3.14. Tabel 3.15. Tabel 3.16. Tabel 3.17. Tabel 3.18.. DAFTAR TABEL Pagu dan Realisasi APBN Provinsi Sulawesi Tengah Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 (dalam miliar rupiah) Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. TW IV-2021 (dalam juta rupiah) APBD Lingkup Sulteng Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi, 20202021 (Rp miliar) Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan IV Tahun 2021 (Rp Miliar) Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah s.d.Triwulan III Tahun 2021 (dalam miliar Rupiah) Perbandingan Surplus/Defisit Konsolidasian Triwulan III (Rp miliar) Kontribusi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Luas Panen dan Produksi Padi di Sulawesi Tengah 2018-2021 Rata-rata harga Produsen Obat-obatan dan Pupuk menurut Jenisnya Rata-rata harga Produsen Obat-Obatan dan Pupuk Menurut Jenisnya Rata-rata harga Produsen Pertanian Perbandingan Sentra Produksi Padi dengan tingkat Kemiskinan 2019-2020 Sumbangan Sektor Perikanan dan Kelautan Terhadap PAD 2019-2021 Perbandingan Sentra Produksi Padi dengan tingkat Kemiskinan 2019-2020 Dukungan Pemerintah Daerah pada Sektor Perikanan tahun 2019-2021 Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Pertanian Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian Kelautan dan Perikanan Belanja Output Strategis Sektor Pertanian di Kementerian PUPR Penyaluran KUR Sektor Pertanian dan Perikanan di Provinsi Sulawesi Tengah 2017 – 2021 (Rp miliar) Alokasi Penyaluran DAK Fisik Bidang Irigasi, Kelautan dan Perikanan dan Pertanian 2019-2020 Perbandingan Trend antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTP Perbandingan Trend antara Pengeluaran Pemerintah dengan NTN Nilai Investasi PMA dan PMDN 2017-Triwulan III 2021 di Provinsi Sulawesi Tengah Perkembangan Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor (2017Triwulan III 2021. iii. 6 8 10 13 13 15 17 17 18 19 19 20 22 23 24 26 26 27 27 27 28 29 32 33.

(8) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. Tabel 3.19. Tabel 3.20. Tabel 3.21. Tabel 3.22. Tabel 3.23.. DAFTAR TABEL. DAFTAR TABEL Pertumbuhan Rata-rata Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016-2020 (Rp Miliar) Target dan Realisasi PAD pada APBD Provinsi Sulawesi Tengah (Rp miliar) Realisasi Belanja daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20162020 (Rp miliar) Realisasi Pembiayaan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 20162020 (Rp miliar) Proyek di Sulteng Yang Membutuhkan Pembiayaan. iv. 36 37 37 38 41.

(9) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR GRAFIK. Grafik 1.1. Grafik 1.2. Grafik 1.3. Grafik 1.4. Grafik 1.5. Grafik 1.6. Grafik 2.1. Grafik 2.2. Grafik 2.3. Grafik 2.4. Grafik 2.5. Grafik 2.6. Grafik 2.7. Grafik 2.8. Grafik 2.9. Grafik 2.10. Grafik 2.11. Grafik 2.12. Grafik 3.1. Grafik 3.2. Grafik 3.3. Grafik 3.4. Grafik 3.5. Grafik 3.6. Grafik 3.7. Grafik 3.8.. DAFTAR GRAFIK PDRB Sulteng dan Nasional 2018 - TW III 2021 Persentase Inflasi IHK Palu, Luwuk, dan Gabungan Tahun 20202021 Persentase Penduduk Miskin Sulteng Hingga Maret Tahun 2021 Tren Gini Ratio, Perkotaan dan Perdesaan Sulteng Tren Nilai Tukar Petani (NTP) Sulteng Tren Nilai Tukar Nelayan (NTN) Sulteng Realisasi PNBP BLU Triwulan III Tahun 2021 (Rp Miliar) Tax Ratio Triwulan III Tahun 2019-2021 (dalam triliun rupiah) Realisasi TKDD Triwulan III Tahun 2021 di Provinsi Sulawesi Tengah Capaian Output Sektor Pendidikan Capaian Output Sektor Kesehatan Capaian Output Sektor Infrastruktur Realisasi Pertumbuhan Pendapatan Daerah TW III-2020 dan TW III-2021 Pagu, Realisasi, dan Pertumbuhan Belanja Provinsi Sulawesi Tengah Komposisi Pendapatan Konsolidasian Tax Ratio Konsolidasian (Rp triliun) Komposisi Belanja Konsolidasian Rasio Belanja Pemerintah Konsolidasian terhadap PDRB Perkembangan Struktur PDRB Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2019- Q2 2021 Peranan PDRB Pada 3 Lapangan Usaha Perkembangan NTP dan Indeks Harga Diterima/Dibayar Petani Januari 2021 – September 2021 Perkembangan NTN dan Indeks Harga Diterima/Dibayar Petani Januari 2021 – September 2021 Produksi Hasil Perikanan di Sulawesi Tengah Tahun 2019Semester I 2021 Distribusi PDRB ADBH Komponen Investasi Laju Pertumbuhan PDRB ADBH Komponen Investasi (yoy) Target dan Realisasi Pendapatan APBD Sulteng. v. 1 2 3 5 5 5 7 7 8 9 9 9 11 12 14 14 14 15 16 17 19 21 22 31 31 35.

(10) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Peranan PDRB Pada 3 Lapangan Usaha Gambar 3.2. Pembangunan ruas Jalan Tambu-Kasimbar dan Pelabuhan laut di Tambu dan Kasimbar. vi. 18 42.

(11) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. RINGKASAN EKSEKUTIF. RINGKASAN EKSEKUTIF Perkembangan Indikator Ekonomi Makro dan Kesejahteraan Sejak Pandemi Covid-19 melanda perekonomian pada awal Tahun 2020, tren pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami penurunan s.d Triwulan I Tahun 2020, namun mampu mempertahankan pertumbuhan positif tertinggi ke-3 secara nasional (4,58%). Seiring dengan digalakkannya program vaksinasi secara masal serta berbagai intervensi kebijakan pemerintah berupa program subsidi dan insentif bagi pelaku usaha yang terdampak Covid-19, berangsur-angsur perekonomian nasional mulai menunjukkan ke arah positif mulai awal Tahun 2021 termasuk Sulteng. Pada Triwulan III Tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Sulteng dapat mencapai 10,21% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy). Namun demikian, bila dibandingkan dengan Triwulan II Tahun 2021, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III mengalami kontraksi menjadi sebesar 2,03% (q-to-q). Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama Triwulan III Tahun 2021 berdampak terhadap menurunnya pertumbuhan ekonomi di Sulteng. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Sulteng berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi termasuk Kalimantan. Sulteng menjadi produsen komoditas seperti pangan dan tambang dan konsumen produk-produk manufaktur dan konsumsi rumah tangga. Sulteng memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan nasional, khususnya untuk wlayah ibukota baru di Kalimantan Timur, mengingat Sulteng memiliki keunggulan kompetitif selaku produsen tanaman pangan dan jalur logistik yang dekat. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sulteng padaTriwulan III Tahun 2021 lebih dipengaruhi oleh sisi ekspor sebagai menjadi motor penggerak utama, dan memberi pengaruh besar bagi pertumbuhan perekonomian di Sulteng. Produk utama ekspor adalah besi baja dan nikel yang meningkat permintaannya dari waktu dari pasar luar negeri, dan berkontribusi sebesar 85,97% dari total nilai ekspor. Selain itu, perekonomian Sulteng tidak terlepas dari membaiknya kinerja sektor lapangan usaha di Bidang Konstruksi, Informasi dan Komunikasi, serta Perdagangan Besar dan Eceran. Perbaikan kinerja terkait erat dengan berbagai faktor antara lain utamanya adalah beberapa Kebijakan Pemerintah terkait pemberlakuan diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 0% serta down payment (DP) 0% untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Sektor Pertanian juga memberikan kontribusi positif dalam pertumbuhan ekonomi Sulteng dengan berhasilnya panen raya Padi di awal Triwulan III, serta kenaikan harga-harga komoditas perkebunan seperti CPO, Kelapa, Kakao, dan Jagung.. vii.

(12) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. RINGKASAN EKSEKUTIF. Inflasi Sulteng pada Triwulan III Tahun 2021 hanya sebesar 1,90% (q-to-q) sedikit mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 1,69% (yoy). Namun, kenaikan inflasi masih berada di bawah ambang batas inflasi yang ditetapkan sebesar 3% +/1%. Menguatnya inflasi tahunan Sulteng dibandingkan triwulan sebelumnya terjadi akibat menguatnya tekanan inflasi dari Kota Palu yang tercatat 2,21% (yoy). Sedangkan untuk inflasi di Kota Luwuk justru mengalami penurunan, dengan inflasi hanya sebesar 0,63% (yoy). Beberapa indikator kesejahteraan masyarakat Sulteng mulai membaik pada Triwulan III Tahun 2021 dibanding periode tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin pada Maret Tahun 2021 turun 700 orang atau 0,06% dibandingkan September Tahun 2020. Disamping itu,Gini Ratio mengalami penurunan dari 0,321% pada September Tahun 2020 menjadi 0,316 pada Maret Tahun 2021. Angka Gini Ratio Sulteng pada Maret 2021 merupakan terendah di kawasanSulawesi. Indikator kesejahteraan lainnya adalah tingkat pengangguran terbuka, dimana terjadi penurunan sebesar 0,02% dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa kinerja berbagai lapangan usaha ekonomi yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19 mulai menggeliat dan memberikan dampak peluang lapangan kerja bagi masyarakat di wilayah Sulteng. Perkembangan dan Pengaruh Fiskal di Daerah (APBN dan APBD) Realisasi Penerimaan Negara pada pada Triwulan III tahun ini mengalami peningkatan signifikan jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Persentase realisasi terhadap target penerimaan pada periode ini telah mencapai 98,30% dengan realisasi sebesar Rp4,16 triliun, atau naik 31,48% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya dengan realisasi Rp3,16 triliun. Kenaikan penerimaan negara disebabkan oleh kenaikan seluruh komponen pajak (36,20%) dan komponen PNBP (2,48%) dibandingkan realisasi periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan penerimaan dipicu oleh meningkatnya Penerimaan Bea Masuk serta peningkatan pada pendapatan BLU, khususnya Universitas Tadulako. Dari sisi Belanja Negara, realisasi belanja menurun 8,99% bila dibanding periode yang sama Tahun 2020, terutama disebabkan menurunnya realisasi TKDD sebesar 16,45%. Beberapa faktor yang berkontribusi bagi rendahnya realisasi TKDD adalah terlambatnya pemenuhan dokumen persyaratan penyaluran DAK Fisik, Dana Desa, serta BOS oleh pemerintah daerah (Pemda) maupun pemerintah desa. Keterlambatan terjadi pada pendaftaran kontrak yang perlu ditandatangani melalui OMSPAN, kasus hukum yang menjerat beberapa kepala desa, terlambatnya Peraturan Desa (Perdes) tentang APBDes yang disahkan, adanya pergantian kepala desa, serta terlambatan penentuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.. viii.

(13) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. RINGKASAN EKSEKUTIF. Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah (APBD) Sulteng pada Triwulan III Tahun 2021 secara keseluruhan mengalami penurunan, baik pada sisi Penerimaan maupun Belanja. Realisasi pendapatan terealisasi Rp12,29 triliun atau 62,29% dari pagu, turun 8,94% jika dibanding periode yang sama Tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan peraturan daerah (Perda) APBD sebagai syarat penyaluran TKDD dan juga perubahan mekanisme pengelolaan dana transfer sehingga Pemda dan organisasi perangkat daerah (OPD) membutuhkan waktu untuk penyesuaian proses bisnisnya. Sedangkan realisasi belanja dan transfer baru mencapai Rp10,81 triliun, atau turun sebesar 7,23% bila dibanding periode yang sama Tahun 2020. Beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan diantaranya adalah (i) peralihan penggunaan aplikasi SIMDA ke SIKD yang belum berjalan lancar; dan (ii) penurunan aktivitas kantor akibat pandemi dan beberapa pejabat/pegawai yang terpapar Covid-19. Sumber kontraksi terbesar dari menurunnya realisasi belanja daerah disumbangkan oleh realisasi Belanja Tak Terduga sebesar 62,52% (yoy). Sebaliknya, komponen belanja transfer mengalami peningkatan sebesar 28,25% (yoy), terutama dari sisi belanja bagi hasil pajak. Peran Fiskal Untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan (NTP dan NTN) dan Peluang Investasi Daerah Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulteng pada Triwulan III Tahun 2021 secara konsisten mengalami kenaikan setiap triwulannya hingga mencapai angka 101,76 pada September 2021. Capaian ini melampaui target pada RPJMD Provinsi Sulteng 2021-2026 yang ditetapkan sebesar 99,58. Namun untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) Sulteng pada September 2021 berada pada level 104,61 atau turun 0,49 poin dibanding bulan Agustus 2021. Hal ini disebabkan menurunnya aktivitas jual beli selama pandemi dan, ditambah lagi perubahan cuaca akibat pergantian musim tangkap ikan dan cuaca laut yang ekstrim. Meskipun NTN masih berada di atas 100, namun capaian tersebut belum sesuai dengan target NTN seperti yang tertuang pada RPJMD Provinsi Sulteng. Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng mencanangkan kebijakan untuk meningkatkan target NTN melalui pelatihan khusus bagi nelayan melalui Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) yang bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta pelatihan diversifikasi olahan ikan yang diselenggarakan Kabupaten Sigi bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sejak Triwulan IV Tahun 2020, Sektor Pertanian tidak lagi menjadi pembentuk struktur PDRB tertinggi di Sulteng. Namun sektor ini masih memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap struktur PDRB dari sisi lapangan usaha dan pekerja. Bersama dengan Sektor Kehutanan dan Perikanan, Sektor Pertanian berkontribusi sebesar 17,73% pada PDRB di. ix.

(14) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. RINGKASAN EKSEKUTIF. Triwulan III Tahun 2021. Oleh karena itu, kedua sektor ini masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dikembangkan lagi, mengingat salah satu program prioritas untuk mewujudkan “Sulteng lebih sejahtera dan Sulteng lebih Maju” yang diusung oleh Gubernur baru di Tahun 2021 – 2026 adalah mendorong peningkatan produktivitas tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan komoditi pertanian lainnya melalui sinergitas pembangunan antar sesama perangkat daerah di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Sulteng. Pada Tahun 2021, Pemerintah Pusat dalam mendukung ketahanan pangan dan peningkatan sektor pertanian telah menganggarkan dana sebesar Rp99,53 miliar melalui enam belas satuan kerja lingkup Kementerian Pertanian di Sulteng dengan realisasi hingga saat ini (Triwulan III) sebesar 54,9%. Selain itu, dalam peningkatan kinerja Sektor Pertanian juga dianggarkan pengembangan infrastruktur sebesar Rp229,36 miliar yang dikelola oleh berbagai satker lingkup Kementerian PUPR. Sedangkan anggaran yang dialokasikan untuk mendukung program Ketahanan Pangan di wilayah Sulteng yang dikelola oleh 9 satker di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan mencapai Rp15 miliar. Selain memanfaatkan dana APBN untuk mendukung program ketahanan pangan, Pemda juga memanfaatkan dana APBD untuk memperkuat sisi produksi Sektor Pertanian dan Perikanan di Sulteng dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp92,21 miliar untuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng serta sebesar Rp25,23 miliar untuk OPD Kelautan dan Perikanan di lingkup Provinsi Sulteng. Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian dan Perikanan meliputi pemanfaatan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan realisasi penyaluran sebesar Rp65,92 miliar untuk 2.194 debitur pada Sektor Perikanan dan sebesar Rp822,62 miliar untuk 25.827 debitur pada Sektor Pertanian dan Kehutanan. Selain itu, berbagai program yang didanai DAK Fisik juga dialokasikan untuk mendukung kedua sektor tersebut dengan total alokasi sebesar Rp186,05 miliar. Program DAK Fisik menyasar bidang irigasi yang menjadi prioritas utama guna mendukung Sektor Pertanian dan dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat baik di lingkup Sulteng, spasial, dan nasional. Komponen Investasi menjadi salah satu penyokong utama tingginya PDRB di Sulteng selama 5 tahun terakhir (2017-2021). Capaian realisasi investasi di provinsi ini mencapai 90,23 % sampai dengan Triwulan III Tahun 2021 dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi/BKPM. Capaian investasi tersebut mengantarkan Sulteng menduduki peringkat ketujuh se-Indonesia. Potensi alam yang melimpah seperti Logam Nikel, Besi Baja, Cobalt beragam komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan, mampu memberikan nilai tambah bagi para investor untuk berinvestasi di Sulteng.. x.

(15) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. RINGKASAN EKSEKUTIF. Alokasi anggaran belanja modal di Sulteng masih yang terendah dibandingkan dengan alokasi belanja lainnya dalam struktur APBD Tahun Anggaran 2021. Kebutuhan belanja modal seperti di Bidang Infrastruktur semakin meningkat mengingat Sulteng memiliki potensi kontribusi yang besar dalam menyediakan berbagai kebutuhan terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru ke Provinsi Kalimantan Timur. Beberapa proyek strategis telah dipersiapkan oleh Pemda seperti pembangunan dan peningkatan ruas jalan, pembangunan jembatan dan juga pembangunan pelabuhan baru, namun Pemda memiliki keterbatasan fiskal untuk membiayai beragam proyek strategis tersebut. Oleh karenanya dibutuhkan sumber pendanaan lain yang dapat diakses oleh Pemda. Provinsi Sulteng memiliki banyak nilai tambah dalam mendukung penanaman investasi seperti letak geografis yang sangat strategis sebagai pintu keluar masuknya menuju IKN baru bagi wilayah Indonesia Timur, PDRB yang selalu mengalami pertumbuhan positif dan tinggi setiap tahunnya, jumlah tenaga kerja yang banyak tersedia, potensi kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, dan juga terdapatnya Kawasan Ekonomis Khusus seperti di Palu dan Morowali yang menjadi pusat logistik terpadu dan industri pengolahan pertambangan di wilayah Sulawesi. Faktor-faktor tersebut sebagai magnet yang turut memperbesar nilai investasi yang terus masuk ke Sulteng, khususnya bagi penanaman modal asing (PMA). Faktor-faktor penghambat investasi seperti bencana alam, konflik dan risiko keamanan perlu diantisipasi dan diminimalisir oleh Pemerintah Pusat dan Pemda agar investor dapat menjalankan bisnisnya sesuai rencana.. xi.

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISTILAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah sebuah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Bea adalah pungutan yang dikenakan atas keluar masuknya barang/komoditas yang berkaitan yang masuk dan keluar wilayah pabean. Pungutan bea ini bersifat wajib dan dikenakan pada produk hasil ekspor dan impor. Bea yang dikenakan atas barang impor disebut bea masuk, dan bea yang dikenakan atas barang keluar disebut bea keluar. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja Negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam Undang-undang Cukai. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang disahkan oleh Direktur Jenderal Anggaran atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Ekspor barang adalah transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi (baik berupa penjualan, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari residen suatu wilayah Provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-resident). Impor barang adalah transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi (mencakup pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari pelaku ekonomi luar negeri (non-resident) terhadap residen suatu wilayah Provinsi.. xv.

(22) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR ISTILAH. Indeks Harga konsumen (IHK) adalah Indeks yang menghitung rata-rata perubahan hargadari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Inventori adalah persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain, atau digunakan dengan cara lain. Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan unit mata uang negara lain. Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah rasio antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dinyatakan dalam persentase. Secara konsepsional, NTN pengukur kemampuan tukar produk perikanan tangkap yang dihasilkan nelayan dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga nelayan dan keperluan mereka dalam menghasilkan produk perikanan tangkap. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah indikator proxy kesejahteraan petani sebagai perbandingan antara Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam satu tahun pajak. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah kepada produsen untuk menghasilkan atau mengimpor barang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.. xvi.

(23) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR ISTILAH. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan dalam setiap proses produksi maupun distribusi/pungutan terhadap konsumsi Barang Kena Pajak/Jasa Kena pajak di dalam daerah Daerah Pabean. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) adalah pengeluaran unit produksi untuk menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahuntahun anggaran berikutnya. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, pemerintah mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi K/L, atau diteruskan kepada Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah. Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Penerimaan Perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah adalah nilai seluruh jenis output pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang/jasa (baik yang harganya signifikan dan tdk signifikan secara ekonomi) ditambah nilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada RT secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (social transfer in kind-purchased market production). Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi.. xvii.

(24) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR ISTILAH. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah, yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk regional tersebut. Rasio gini (gini ratio) yang merupakan salah satu alat yang mengukur tingkat kesenjangan pembagian pendapatan relatif antar penduduk suatu wilayah. Rasio pajak (tax ratio) adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) dimana hal itu juga merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja penerimaan pajak. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah rencana pembangunan tahunan nasional, yang memuat prioritas pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan yang bersifat indikatif. RKP merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan penjabaran RPJMD, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk satu tahun, mengacu pada RKPD. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran visi, misi dan program Gubernur terpilih yang menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan dalam lima tahun pemerintahan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah penjabaran dari visi, misi dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJPN, yang. xviii.

(25) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR ISTILAH. memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencangkup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (disingkat RPJP Nasional) adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Suku bunga adalah persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.. xix.

(26) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. ADHB ADHK AHH AMH APBD. : : : : :. APBN. :. APK ASN Banglut Bangkep BI BLU BLUD. : : : : : : :. BUMD BUMN BPS DAK DAU DBH DIPA. : : : : : : :. DJPB. :. Kuasa BUN DJP DJBC. :. DPR FGD HDI. : : :. HDR. :. HPH HA IB IHK IKM. :. IMH IPM. : :. IRLS. :. Kab. KD KP KPP. : : : :. KPPN. :. : :. : : :. DAFTAR SINGKATAN. Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Angka Partisipasi Kasar Aparatur Sipil Negara Banggai Laut Banggai Kepulauan Bank Indonesia Badan Layanan Umum Badan Layanan Umum Daerah Badan Usaha Milik Daerah Badan Usaha Milik Negara Badan Pusat Statistik Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Bagi Hasil Daftar Isian Pelaksanaan Anggraran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kuasa Bendahara Umum Negara Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Dewan Perwakilan Rakyat Focus Group Discussion Human Development Index Human Development Report Hak Pengusahaan Hutan Hektar Industri Besar Indeks Harga Konsumen Industri Kecil dan Menengah Indeks Melek Huruf Indeks Pembangunan Manusia Indeks Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kantor Daerah Kantor Pusat Kantor Pelayanan Perpajakan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. xx. KUR LPE. : :. LPP. :. Monev m-to-m Morut NPWP NTP PAD Parimo P2D2. : : : : : : : :. PBB PDAM. : :. PDRB. :. PKRT. :. PMA PMDN. : :. PMTB. :. PNBP. :. PNS PNSD. : :. PPh PPI. : :. PPK. :. PPN PPP. :. Prov. qoq RDI RDP. : : : :. RKPD. :. RLS RM Rp RPJMD. : : : :. RPJPD. :. RSU. :. Kredit Usaha Rakyat Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan Penduduk Monitoring dan Evaluasi month to month Morowali Utara Nomor Pokok Wajib Pajak Nilai Tukar Petani Pendapatan Asli daerah Parigi Moutong Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perusahaan Daerah Air Minum Produk Domestik Regional Bruto Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Penanaman Modal Asing Penanaman Modal Dalam Negeri Pembentukan Modal Tetap Bruto Penerimaan Negara Bukan Pajak Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil Daerah Pajak Penghasilan Pelabuhan dan Pendaratan Ikan Pembinaan Pengelolaan Keuangan Pajak Pertambahan Nilai Peabuhan Perikanan Pantai Provinsi quarter to quater Rekening Dana Investasi Rekening Dana Pemerintah Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rata-Rata Lama Sekolah Rupiah Murni Rupiah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Rumah Sakit Umum.

(27) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. DAFTAR SINGKATAN. RSUD. :. SDM SILPA. : :. SIM SIKP. :. SKPD. :. SLA. :. SPM. :. SRG STNK. : :. Sulteng TA The Fed TKI TNKB. : :. Touna TP TPAK. : : :. TPT. :. UB UU yoy. : : :. : :. Rumah Sakit Umum Daerah Sumber Daya Manusia Sisa Lebih Penerimaan Anggaran Surat Ijin Mengemudi Sistem Informasi Kredit Program Satuan Kerja Perangkat Daerah Subsidiary Loan Agreement Standar Pelayanan Minimum Subsidi Resi Gudang Surat Tanda Nomor Kendaraan Sulawesi Tengah Tahun Anggaran The Federal Reserve Tenaga Kerja Indonesia Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Tojo Una-Una Tugas Pembantuan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Urusan Bersama Undang-undang year on year. xxi.

(28)

(29)

(30)

(31) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL. BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL 1.1. Perkembangan dan Analisis Indikator Makro Ekonomi. 1.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perekonomian. Sulawesi. Tengah. (Sulteng) periode Triwulan III Tahun 2021 tumbuh. positif. 10,21%. (yoy). dibandingkan periode yang sama di. Grafik 1.1. PDRB Sulteng dan Nasional 2018 - TW III 2021 20,00 15,00 10,00 5,00 (5,00) (10,00). tahun sebelumnya (Grafik 1.1) Namun. 10,21 3,51 -2,03 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2018. demikian, bila dibandingkan dengan Triwulan II Tahun 2021, perekonomian Sulteng mengalami kontraksi sebesar. 10,79. 2019. 2020. 2021. Sulteng c-to-c. Sulteng y-on-y. Sulteng q-to-q. Nasional y-on-y. Sumber: BPS (data diolah). 2,03% (q-to-q). Terjadinya perlambatan ini disebabkan oleh penurunan dari sisi pengeluaran, khususnya komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, dan kontraksi pada sebagian besar sektor lapangan usaha, terutama pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. a. Berdasarkan Pengeluaran Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sulteng Triwulan III Tahun 2021 lebih dipengaruhi oleh sisi ekspor yang sedikit mengalami peningkatan. Kinerja ekspor naik menjadi 32,43% (yoy) dibanding Triwulan sebelumnya yang sebesar 32,37% (yoy). Sayangnya, kenaikan komponen ekspor tersebut tidak didukung oleh komponen lainnnya yang justru mengalami penurunan pertumbuhan dibanding triwulan sebelumnya secara yoy. Bahkan untuk konsumsi pemerintah (PKP) yang pada triwulan sebelumnya tumbuh positif 11,40% (yoy), pada di Triwulan III hanya tumbu sebesar 12,97% (yoy). Hal tersebut disebabkan oleh tindak lanjut kebijakan realokasi dan refocusing (penyesuaian) pembatasan kegiatan akibat peneripan kembali PPKM Darurat yang berdampak pada realisasi pengeluaran yang rendah. Akibat penyesuaian tersebut, sebagian alokasi anggaran satuan kerja kementerian negara/lembaga (K/L) dialihkan kepada pos-pos anggaran yang menjadi prioritas pemerintah dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan bobot nilai persentase tertinggi terhadap struktur Produk Domestik Bruto (PDRB) Sulteng, komponen ekspor menjadi motor penggerak utama dengan kontribusi sebesar 99,03%. Peningkatan permintaan ekspor ini lebih banyak dipengaruhi oleh permintaan produk besi baja dan nikel dari luar negeri. Kontribusi produk besi baja dan nikel terhadap ekspor di Sulteng mencapai 85,97% dari total nilai ekspor yang mana berdasarkan data KPPBC TMP C Morowali sebagian besar ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Bahodopi, di Kabupaten Morowali. Ekspor juga bersumber dari produk minyak kelapa murni atau Virgin Cocunut Oil (VCO) dari Kabupaten Banggai, dan Crude Palm Oil (CPO) yang di ekspor melalui pelabuhan. 1.

(32) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL. di luar wilayah Sulteng. Dari sisi impor, nilainya tercatat mengalami penurunan menjadi 44% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 48,37% (yoy). Sebagai komponen pengurang pertumbuhan ekonomi, menurunnya komponen impor dapat berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi Sulteng sepanjang penurunan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produk lokal substitusi impor. b. Berdasarkan Sektor Lapangan Usaha Perekonomian Sulteng yang tumbuh positif, tidak terlepas dari kinerja sektor lapangan usaha di Bidang Konstruksi, Informasi dan Komunikasi, serta Sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Pada Triwulan III ini, ketiga sektor tersebut mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibanding sektor-sektor lainnya dengan pertumbuhan secara berurutan 20,63% (yoy), 9,77% (yoy), dan 9,27% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Triwulan sebelumnya yang sebesar 15,36% (yoy), 6,13%(yoy), dan 5,06% (yoy). Peningkatan ini terkait langsung dengan beberapa kebijakan relaksasi dan subsidi Pemerintah antara lain terkait pemberlakuan diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn-BM) 0% serta down payment (DP) 0% untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR). Sektor Pertanian berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Sulteng dengan peningkatan sekitar 2,12%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,35% (yoy). Peningkatan tersebut didukung oleh masa panen raya Padi di awal Triwulan III, serta kenaikan harga-harga komoditas perkebunan seperti CPO, Kelapa, Kakao, dan Jagung. Sektor Pendidikan juga tumbuh lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru serta mulai diselenggarakannya pembelajaran tatap muka di beberapa daerah di Sulteng. 1.1.2 Inflasi Grafik 1.2. Persentase Inflasi IHK Palu, Luwuk, dan Gabungan Tahun 2020-2021. Pada Triwulan III Tahun 2021, Provinsi Sulteng mengalami tekanan inflasi yang. 1. rendah dan relatif terkendali. Indeks. 0,5. Harga Konsumen (IHK) pada September. 0. 2021 mengalami deflasi 0,04% (mtm),. -0,5. setelah pada bulan sebelumnya mencatat. -1. -0,01. -0,16. Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep. inflasi 0,36% (Grafik 1.2). Secara tahunan (yoy) inflasi di Sulteng Triwulan III Tahun. -0,04. Palu (%) Gabungan (%). Luwuk (%). Sumber: BPS (data diolah). 2021 mencapai 1,90% (sedikit mengalami kenaikan dibanding Triwulan III Tahun 2020 sebelumnya yang sebesar 1,66%. Menguatnya inflasi tahunan Sulteng dibandingkan triwulan sebelumnya secara spasial terjadi akibat menguatnya tekanan inflasi dari Kota Palu, meskipun terjadi penurunan inflasi di Kota Luwuk. Inflasi di Palu tercatat 2,21% (yoy) naik dari inflasi tahun sebelumnya yang hanya 1,78% (yoy). Sedangkan untuk inflasi di Kota Luwuk justru mengalami penurunan, tercatat inflasi tahunan hanya sebesar 0,63% (yoy) dari yang. 2.

(33) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL. sebelumnya sebesar 1,17% (yoy). Namun demikian, inflasi Sulteng tersebut berada dalam target inflasi tahunan yaitu berkisar 3+1%. Terjadinya deflasi pada Triwulan III dipengaruhi oleh turunnya indeks harga pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 0,53% dan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (0,11%). Di sisi lain, terjadi kenaikan indeks harga pada Kelompok Kesehatan (0,72%) dan Kelompok Transportasi (0,42%). Sementara untuk komoditas penyumbang deflasi terbesar, baik di Kota Palu maupun di Kota Luwuk, adalah komoditas Cabe Rawit (Palu -0,11%, Luwuk -0,25%), dan diikuti komoditas Perikanan untuk Kota Palu (-0,07%) dan komoditas Bawang Merah (-0,09%) untuk Kota Luwuk. Penyebab komoditas Cabe Rawit dan Bawang Merah mengalami penurunan harga pada Triwulan III ini adalah tercukupinya pasokan air di wilayah tersebut dan juga didorong kondisi cuaca atau curah hujan yang baik. Namun, turunnya harga komoditas Cabai dan Bawang Merah menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Hortikultura pada Bulan September turun 2,83 (mtm) dari nilai 100,17 menjadi 97,34. Turunnya beberapa harga ikan juga turut menyumbang turunnya Nilai Tukar Nelayan (NTN) menjadi 104,61, setelah di bulan sebelumnya menyentuh angka 105,10.. 1.2. Perkembangan dan Analisis Indikator Kesejahteraan 1.2.1 Kemiskinan Grafik 1.3. Persentase Penduduk Miskin Sulteng Hingga Maret Tahun 2021. Angka persentase penduduk miskin di Sulteng pada periode Maret 2021 sebesar. 20. 13%,. 15. sedikit. menurun. September 2020 yang sebesar 13,06%, dari populasi penduduk, atau 404,44 ribu orang (Grafik. 1.3.).. Namun. 15,41. dibandingkan. sebaliknya. bila. dibandingkan dengan Maret 2020 terjadi. 14,73 13. 13,69. 10 9,5 9,15 5. 14,69 13,48 9,32. 0 9,21 8,9 13,06 13,18 15,01 8,76 14,76 12,92. Perkotaan Perdesaan Gabungan. 14,69. peningkatan sebelumnya. sebesar 12,92%.. 0,8%. Jumlah. dari. penduduk. Sumber: BPS (data diolah). miskin pada Maret 2021 bertambah 5.710 orang dari posisi Maret 2020. Jika dilihat dari komposisi garis kemiskinan selama September 2020 hingga Maret 2021, garis kemiskinan di Sulteng naik mencapai 2,73%. Hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya peranan komoditi makanan sebesar 76,68% terhadap garis kemiskinan dibandingkan dengan peranan komoditi non makanan yang hanya sebesar 23,32%. Komoditas yang paling memberi pengaruh besar baik di Desa maupun di Kota adalah Beras dan Rokok Kretek Filter dengan kontribusi kedua komoditas ini berada di angka dua digit, jauh berbeda dengan komoditas lainnya. Indeks Tingkat Keparahan Kemiskinan (P2) di Sulteng adalah 0,64 pada Maret 2021, berada di atas nilai P2 nasional yang sebesar 0,42. Meski demikian dibandingkan mayoritas provinsiprovinsi lainnya yang mengalami kenaikan kemiskinan yang cukup tinggi selama periode. 3.

(34) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL. Pandemi Covid-19, kemiskinan, Sulteng tidak berdampak signifikan. Hal tersebut berkaitan dengan respon cepat penanganan dampak pandemi dan meningkatnya aktivitas perekonomian yang mendorong perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat Sulteng. 1.2.2 Pengangguran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulteng pada Agustus 2021 mencapai 3,75% sedikit membaik dibandingkan Agustus tahun lalu yang sebesar 3,77%. Namun jika dibandingkan dengan periode Februari Tahun 2021 terjadi kenaikan minor sebesar 0,02%. Berdasarkan wilayah, TPT perkotaan mengalami penurunan dari 6,33% pada Agustus Tahun 2020 menjadi 5,74%, sedangkan TPT Perdesaan mengalami kenaikan menjadi 2,86% dari TPT Agustus Tahun 2020 yang sebesar 2,66%. Peningkatan TPT Perdesaan tersebut terjadi sebagai dampak berkurangnya tenaga kerja yang terserap pada Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dimana terjadi perubahan distribusi sebanyak 24,260 ribu orang dari Agustus Tahun 2020. Fenomena ini dapat dilihat dari peningkatan TPT per kabupaten/kota, di mana daerah yang mencatatkan peningkatan TPT adalah kabupaten-kabupaten yang mengandalkan potensi pertanian, kehutanan, dan perikanan seperti Banggai, Bangkep, Donggala, Tojo Una-Una, dan juga Parigi Moutong. Jumlah angkatan kerja per Agustus Tahun 2021 mencapai 1,580 juta orang, meningkat dibanding periode Agustus Tahun 2020 yang sebesar 1,575 juta orang. Kenaikan tersebut berkaitan dengan berakhirnya tahun ajaran 2020/2021 yang menghasilkan lulusan baru menambah jumlah angkatan kerja di Sulteng. Jumlah pengangguran turun sedikit menjadi 59,37 ribu orang (yoy) pada Agustus Tahun 2021 dari sebelumnya (Agustus Tahun 2020) sebanyak 59,38 ribu orang. Namun di sisi lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) justru mengalami penurunan dari 69,44% pada Agustus Tahun 2020 menjadi 68,73% pada periode Agustus Tahun 2021. Penurunan TPAK ini menjadi salah satu indikator yang menunjukkan bahwa kinerja berbagai lapangan usaha di Sulteng masih terdampak pandemi Covid-19. Dengan berkurangnya jumlah pengangguran, menjadi sinyal positif kondisi ketenagakerjaan di Sulteng. Hal ini juga bisa dilihat dari berkurangnya jumlah penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 pada periode Agustus Tahun 2021 menjadi 217,62 ribu orang atau berkurang 11,29 ribu orang dibanding Agustus Tahun 2020. 1.2.3 Ketimpangan Pendapatan Gini Ratio Sulteng konsisten mengalami penurunan (Grafik 1.4.). Gini Ratio pada Maret Tahun 2021 tercata 0,316, terendah di regional Sulawesi dan masih lebih rendah dari Gini Ratio nasional sebesar 0,384. Penurunan tersebut didorong oleh membaiknya kondisi Gini Ratio wilayah perdesaan yang turun menjadi 0,279 pada Maret 2021 dari sebelumnya 0,295 pada September 2020.. 4.

(35) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB I ANALISIS EKONOMI REGIONAL. Pada Maret Tahun 2021, distribusi pengeluaran. Grafik 1.4. Tren Gini Ratio, Perkotaan dan Perdesaan Sulteng. pada kelompok 40% terbawah adalah sebesar 21,17%. Jika dirinci berdasarkan wilayah, tingkat. ketimpangan. di. daerah. perkotaan. tercatat sebesar 18,92%, di perdesaan sebesar 23,07%, yang artinya pengeluaran penduduk. Mar-21. 0,316. Sep-20. 0,321. Mar-20. 0,326. Sep-19. 0,33. Mar-19. 0,327. Sep-18. 0,331 0. masih. berada. pada. kategori. tingkat. ketimpangan rendah menurut ukuran Bank Dunia.. 0,1. 0,2. Perdesaan + Perkotaan. 0,3. Perkotaan. 0,4. Perdesaan. Sumber: BPS (data diolah). 1.2.4 Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulteng periode. Grafik 1.5. Tren Nilai Tukar Petani (NTP) Sulteng. Triwulan III Tahun 2021 konsisten mengalami. 105. kenaikan. 100. (Grafik. 1.5.).. NTP. di. Sulteng. mencapai angka 101,76 pada September 2021. 101,76 100,76. 100,08 95,11 95,27 95,92. 95. 93,29 93,59. 90. yang berarti pendapatan para petani lebih besar dibanding pengeluarannya. Meskipun nilai NTP ini masih di bawah nilai NTP Nasional (105,68. 94,59. 85 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2019. 2020. Sumber: BPS (data diolah). %), namun nilai NTP ini masih melampaui target NTP tahun 2021 sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Sulteng 2021-2026 yang sebesar 99,58. Jika dibandingkan dengan tahun 2020 pada periode yang sama, NTP mengalami kenaikan sebesar 7,17 poin. NTP tertinggi terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (105,06) dan NTP terendah ada pada Subsektor Hortikultura (94,32). 1.2.5 Nilai Tukar Nelayan Grafik 1.6. Tren Nilai Tukar Nelayan (NTN) Sulteng 114,98 113,41 112,58. 120 115. 105,10. 110. 104,39 104,61 98,95 98,43 96,84. 105 100 95. Nilai Tukar Nelayan (NTN) Sulteng pada September Tahun 2021 berada pada level 104,61 atau turun 0,49 poin dibandingkan NTN Agustus Tahun 2021. Namun nilai NTN tersebut masih naik 7,77 poin dibanding. 90 85 Jan Feb Mar Apr Mei Jun. 2019. Sumber: BPS (data diolah). 2020. Jul Agu Sep Okt Nov Des. 2021. September 2020. Namun demikian, NTN pada Triwulan III ini belum menyentuh target NTN. tahun 2021 sebesar 108,76 sebagaimana yang tertuang pada RPJMD Provinsi Sulteng 20212026. Oleh karena itu, Gubernur Sulteng telah menyiapkan berbagai kebijakan seperti membuka pelatihan khusus bagi nelayan melalui Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN), bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Melalui SLCN ini, BMKG memberikan dukungan informasi cuaca dan iklim bagi petani dan nelayan dalam mengantisipasi musim tanam, musim panen, serta musim melaut dalam rangka meningkatkan hasil produksi pertanian dan pertanian. Selain itu, terdapat pelatihan diversifikasi olahan ikan di Kabupaten Sigi bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.. 5.

(36)

(37)

(38)

(39) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL 2.1. Pelaksanaan APBN. Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Prov insi Sulawesi Tengah Triwulan III Tahun 2020 dan 2021 (dalam miliar rupiah) URAIAN. PAGU. 2020 (Q3) REAL. %. PAGU. 2021 (Q3) REAL. %. A. PENDAPATAN NEGARA 4.267 3.164 74,15% 4.232 4.160 98,30% I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 4.267 3.164 74,15% 4.232 4.160 98,30% 1. Penerimaan Pajak 3.886 2.721 70,02% 3.908 3.706 94,83% 2. PNBP 381 443 116,27% 324 454 140,12% B. BELANJA NEGARA 24.063 17.589 73,10% 23.263 16.007 68,81% I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 7.714 4.206 54,52% 7.455 4.825 64,72% 1. Belanja Pegawai 2.459 1.747 71,05% 2.469 1.828 74,04% 2. Belanja Barang 3.578 1.651 46,14% 3.031 1.802 59,45% 3. Belanja Modal 1.669 805 48,23% 1.946 1.191 61,20% 4. Belanja Bantuan Sosial 8 3 37,50% 9 4 44,44% II. TRANSFER KE DAERAH DAN 16.349 13.383 81,86% 15.808 11.182 70,74% DANA DESA (TKDD) 1. Transfer ke Daerah 14.759 12.047 81,62% 14.210 10.002 70,39% Dana Perimbangan 14.759 12.047 81,62% 14.210 10.002 70,39% a. Dana Transfer Umum 10.306 8.085 78,45% 9.768 7.673 78,55% 1). Dana Bagi Hasil (DBH) 1.239 459 37,05% 827 501 60,58% 2). Dana Alokasi Umum (DAU) 9.067 7.626 84,11% 8.941 7.172 80,21% b. Dana Transfer Khusus 4.110 3.654 88,91% 4.072 2.063 50,66% 1). Dana Alokasi Khusus Fisik 2.063 1.945 94,28% 2.017 706 35,00% 2). Dana Alokasi Khusus Non-Fisik 2.047 1.709 83,49% 2.055 1.357 66,03% c. Dana Insentif Daerah (DID) 343 308 89,80% 370 266 71,89% 2. Dana Desa 1.590 1.336 84,03% 1.598 1.180 73,84% C. SURPLUS DEFISIT -19.796 -14.425 72,87% -19.031 -11.847 62,25% Sumber : GFS Preliminary Triwulan III 2021 Kanwil DJPb Sulteng, OMSPAN, SIMTRADA DJPK, data diolah. % Growth 31,48% 31,48% 36,20% 2,48% -8,99% 14,72% 4,64% 9,15% 47,95% 33,33% -16,45% -16,98% -16,98% -5,10% 9,15% -5,95% -43,54% -63,70% -20,60% -13,64% -11,68% -17,87%. Postur APBN di atas menjadi gambaran kebijakan fiskal Pemerintah yang countercyclical dalam menekan dampak negatif dari Pandemi Covid-19. Pendapatan negara sejak awal diproyeksikan menurun akibat menurunnya aktivitas perekonomian sebagai dampak diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. Di tengah tekanan berkurangnya aktivitas perekonomian, pendapatan negara masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 31,48%, namun di sisi lain realisasi belanja negara mengalami penurunan sebesar 8,99% (yoy). Hal ini dipicu menurunnya realisasi TKDD sebesar 16,45%, walaupun realisasi Belanja Pemerintah Pusat meningkat 14,72% dibanding periode yang sama Tahun 2020. Dari gambaran kinerja pendapatan dan belanja di atas, terlihat indikasi perekonomian di Sulawesi Tengah (Sulteng) menuju pemulihan normal, realisasi belanja program-program satuan kerja (satker) kementerian/lembaga negara (K/L) yang lebih agresif, dan belum optimalnya pemerintah daerah (Pemda) dalam penggunaan TKDD untuk membiayai programprogram Pemda. 2.1.1 Pendapatan Negara Realisasi pendapatan APBN di Sulteng lebih tinggi 31,48% dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Hal ini disebabkan oleh mulai menggeliatnya roda perekonomian di Sulteng dan tumbuhnya nilai ekspor ke luar negeri. Bila dianalisis lebih dalam, peningkatan realisasi pendapatan ini didorong oleh insentif pajak berupa penambahan objek dan dasar pengenaan pajak baru.. 6.

(40) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. Grafik 2.1. Realisasi PNBP BLU Triwulan III Tahun 2021 (Rp Miliar) 300 250 200 150 100 50 0. 200% 155.58%. 150%. 109.45%. 100% 40.09%. RUMKIT BHAYANGKARA Pagu. UNTAD Realisasi. Sumber: OMSPAN (data diolah). 50%. Dari data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) lingkup Sulteng, peningkatan penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp1,86 triliun, dan Pajak Penjualan (PPN) dan Pajak. 0%. Penjualan atas Barang Mewah (PPN BM) sebesar. %Realisasi. Rp1,26 triliun. Untuk penerimaan pajak per sektor,. BANDARA MUTIARA. penerimaan tertinggi sebesar Rp1,3 triliun berasal. dari sektor Industri Pengolahan. Peningkatan realisasi pajak juga dipicu oleh meningkatnya Bea Masuk (BM) dengan penerimaan terbesar sebesar Rp347,45 miliar berasal dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Pantoloan. Seiring dengan itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami peningkatan sebesar 2,48% (yoy) yang mencapai Rp454 miliar di akhir September 2021 (Grafik 2.1.). Kenaikan PNBP ini didukung dengan realisasi Pendapatan BLU tertinggi yang berasal dari Universitas Tadulako sebesar Rp252,72 miliar (155,58% dari pagu) yang utamanya berasal dari penerimaan mahasiswa baru. Sedangkan Pendapatan BLU terendah berasal dari Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Mutiara Sis - Al Jufri yaitu Rp16,84 miliar dari pagu awal sebesar Rp42 miliar (40,1%) atau dari pagu setelah revisi yang sebesar Rp30 miliar (56,13%). Rendahnya realisasi penerimaan PNBP BLU Mutiara terkait erat dengan kebijakan pembatasan kegiatan masyarat yang berdampak pada penurunan frekuensi penerbangan, penumbang, dan kargo. Tax ratio/rasio pajak digunakan untuk menilai kinerja penerimaan pajak yang dihitung dengan membagi realisasi penerimaan pajak terhadap PDRB. Di wilayah. Grafik 2.2. Tax Ratio Triwulan III Tahun 2019-2021 (dalam triliun rupiah) 100. 5.91% 50. Sulteng, rasio pajak tahun 2021 masih rendah, yaitu sebesar 5,91% (Grafik 2.2.). Rendahnya tax ratio ini ditengarai terkait dengan pelaporan pajak. sebagian. 62.8. 6.0% 49.46. 47.9 5.5%. 5.50%. 3.71. 2.72. 5.37% 2.57. 0. 5.0% 2021. 2020 PDRB. 2019 Pajak. Sumber: BPS, DJP (data diolah). penghasilan atau keuntungan wajib pajak orang pribadi (WP OP) maupun badan (WP Badan) yang didapatkan dari aktivitas ekonomi di Sulteng, yang dilaporkan di KPP di luar wilayah Sulteng. Dengan demikian, penerimaan sebagian pajak tidak dihitung sebagai penerimaan Sulteng. Namun, tax ratio pada tahun 2021 ini meningkat cukup signifikan dibanding tahuntahun sebelumnya (misalnya naik 7,5% dibanding tahun 2020). Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah berbagai kebijakan Pemerintah dalam mendorong perekonomian, utamanya insentif perpajakan yang diterima beberapa sektor ekonomi, dan kebijakan PPKM yang diberlakukan ketat selama Triwulan III Tahun 2021. 2.1.2 Belanja Negara Berbeda dengan pendapatan, realisasi belanja APBN di Sulteng lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi belanja sampai dengan akhir September 2021 mencapai Rp16,01 triliun atau sekitar 68,81% dari pagu APBN, lebih rendah. 7.

(41) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. dibandingkan periode yang sama Tahun 2020 (Rp17,59 triliun). Penurunan realisasi dipicu olehmenurunnya realisasi TKDD sebesar 16,45% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan untuk realisasi belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan sebesar 14,72% (yoy) yang didorong dengan meningkatnya realisasi belanja modal (47,95%) dan belanja barang (9,15%). Peningkatan belanja dipengaruhi oleh implementasi kebijakan akselerasi belanja termasuk belanja terkait penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Pusat. Grafik 2.3. Realisasi TKDD Triwulan III Tahun 2021 di Provinsi Sulawesi Tengah. Rp Miliar. Dana Insentif Daerah Dana Transfer Khusus. 266. Q3-2021. 308 Q3-2020. 2,063. Penurunan realisasi TKDD dipicu dengan turunnya penyaluran Dana Transfer Khusus sekitar Rp1,6 triliun, DAU sebesar Rp454 miliar, dan Dana Insentif Daerah (Grafik 2.3.). Penurunan ini tidak hanya dialami di. 3,654. Dana Transfer Umum. 7,673 8,085. Sumber: SIMTRADA, data diolah. Sulteng,. namun. juga. di. tingkat. nasional. yang. disebabkan oleh terkendalanya pemenuhan persyaratan penyaluran pada beberapa jenis transfer. Hal tersebut. terjadipada tahapan penyaluran DAK Fisik yang baru direalisasikan setelah direviu oleh Aparat Pemeriksa Instansi Pemerintah (APIP). Sementara itu, salah satu penyebab utama rendahnya realisasi Dana Desa adalah proses revisi APBDes sebagai konsekuensi adanya kebijakan earmarked sebesar 8% dari total pagu dana desa yang ditujukan untuk penanggulangan Covid-19. 2.1.3 Surplus/Defisit APBN Triwulan III Tahun 2021 di Sulteng masih mengalami defisit senilai Rp11,85 triliun. Namun angka defisit ini masih di bawah nilai defisit pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp14,43 triliun.Penurunan ini bersumber dari 2 faktor, yaitu terjadinya kenaikan pendapatan negara dan belum optimalnya penyerapan TKDD. 2.1.4 Prognosis APBN Tabel 2.2. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2021 (dalam juta rupiah) Realisasi s.d. Triwulan III Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV Uraian % Perkiraan Realisasi Pagu Realisasi % Rp (Trend & Forecast) Pendapatan Negara 4.231.303 4.160.090 98,32% 5.129.667 121,23% Belanja Negara 23.263.859 16.007.861,38 68,81% 20.736.742 89,14% Surplus/Defisit - 19.032.557 -11.847.771 62,25% - 15.607.075 82,00%. Seiring dengan pemulihan ekonomi secara global dan nasional, realisasi APBN sampai akhir Tahun 2021 jika diproyeksikan menggunakan trend & forecast analysis dengan rentang data tahun 2015 s.d 2020 menghasilkan perkiraan realisasi pendapatan sebesar Rp5,13 triliun. Dengan analisis yang sama, realisasi belanja diperkirakan Rp20,74 triliun sehingga menghasilkan defisit anggaran yang diperkirakan sebesar Rp15,61 triliun . 2.1.5 Analisis Capaian Ouput: Layanan Dasar Publik Analisis capaian output dilakukan atas 3 sektor, yaitu pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Capaian setiap sektor dijelaskan pada Grafik 2.4. (Pendidikan), 2.5.. 8.

(42) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. Grafik 2.4. Capaian Output Sektor Pendidikan. Rp Miliar. 500,000 400,000. 80% 60%. 58.65%. 51.61%. 40%. 36.43%. 200,000. 20%. 100,000 -. 0% Alokasi BOS. Guru Honor Real Fisik. KIP Kuliah Penerima BOS Real. 0.00%. Cegah HIV AIDS Provinsi Makanan (Loka POM I) Bantuan Pend. Kemenkes Makanan (BB/BPOM) Cegah HIV AIDS Sarana (Loka POM I) Sarana (BB/BPOM) Desa Pangan Aman Sekolah (PJAS aman) Pasar aman. 69.92%. 300,000. Volume. Grafik 2.5. Capaian Output Sektor Kesehatan. 73.90% 82.80%. 0. %Real. %Real. Rp Miliar. 41.70% 42.10% 45.00% 45.10% 53.20% 58.50% 73.40%. Real. 500. Real Fisik. 1000. Volume. Grafik 2.6. Capaian Output Sektor Infrastruktur 0. Pelatihan Sanitasi Total Pembangunan Jembatan Bandar Udara Baru Angkutan Laut Perintis Bandar Udara Angkutan Jalan Perintis Jalan (Prioritas Nasional) Perlengkapan Jalan. 0 2,492. 691. 1 675. 0. 21,562. 63,135. 4,014 12,992 6,461 1,650. 34,266 17,027. 19,891. 20000 Real. 30,340. 40000 Volume. 60000. 80000. Sumber : MEBE (data diolah). (Kesehatan), dan 2.6. (Infrastruktur). Pada Sektor Pendidikan, belanja dengan penyerapan yang mendekati rencana apa pada Program Alokasi dan Penerima BOS. Sementara, pada Program KIP dan Guru Honor realisasi belanjanya masih cukup rendah. Di Sektor Kesehatan, masih ada kelompok output yang anggarannya belum terealisasi dan ada capaian outputnya. Hal ini ditengarai berkaitan dengan belum dilakukannya input/ update data oleh operator dan/atau masih ada bebrapa kegiatan masih yang masih dalam tahap perencanaan program. Pada Sektor Infrastruktur, Kendala utama terjadi pada rendahnya penyerapan belanja pada berbagai program terkait Hunian Tetap (Huntap) bagi penyintas terdampak gempa bumi dan likuifaksi Tahun 2018. Perkembangan pembangunan Huntap masih terkendala dengan pembebasan lahan untuk pembangunan Huntap sehingga berdampak pada tertundanya proses lelangpembangunan Huntap. Kondisi ini terdapat pada . Proyek Huntap Tondo 2 pada Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Sulteng dan Proyek Huntap Paket 2A pada Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Sulteng. 2.2. Pelaksanaan APBD. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan refleksi sumber daya yang dimiliki Pemda dalam melaksanakan kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemda dalam dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan daerah. Target pendapatan Tahun 2021 mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang merefleksikan dampak Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung (Tabel 2.3.). Hal yang sama terjadi pada alokasi pendapatan Transfer yang Pemda mengalami penurunan sebagai kelanjutan dari kebijakan nasional terkait refocusing serta Realokasi anggaran.. 9.

(43) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. Tabel 2.3. APBD Lingkup Sulteng Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi, 2020-2021 (Rp miliar) URAIAN. PAGU 19.851 1.406 395 261. PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 26 yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang 724 Sah Pendapatan Transfer 17.821 Transfer Pemerintah Pusat 17.410 Transfer Antar Daerah 411 Lain-lain Pendapatan Daerah yang 624 Sah Hibah 410 Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang214 undangan BELANJA DAERAH 22.533 Belanja Operasi 15.555 Belanja Pegawai 8.047 Belanja Barang dan Jasa 4.119 Belanja Bunga 2 Belanja Subsidi 2 Belanja Hibah 1.451 Belanja Bantuan Sosial 1.934 Belanja Modal 3.474 Belanja Modal 3.474 Belanja Tidak Terduga 166 Belanja Tidak Terduga 166 Belanja Transfer 3.338 Belanja Bagi Hasil 459 Belanja Bantuan Keuangan 2.879 SURPLUS/(DEFISIT) -2.681 PEMBIAYAAN 2.832 Penerimaan Pembiayaan 2.855 SILPA 2.854 Penerimaan Kembali Pemberian 1 Pinjaman Daerah Penerimaan Pembiayaan Lainnya Sesuai dengan Ketentuan Peraturan 0 Perundang-Undangan Pengeluaran Pembiayaan 23 Pembayaran Cicilan Pokok Utang 4 Jatuh Tempo Penyertaan Modal Daerah 18 Pemberian Pinjaman Daerah 1 SISA LEBIH PEMBIAYAAN 150 ANGGARAN (SILPA) Sumber : GFS Preliminary, Dit. APK (data diolah). Q3-2020 REAL 13.493 1.623 882 167. % 67,97% 115,41% 223,39% 64,11%. PAGU 19.724 2.693 1.389 320. Q3-2021 REAL 12.286 1.718 995 189. % 62,29% 63,79% 71,64% 59,24%. % Growth -8,94% 5,86% 12,77% 13,19%. 46. 176,93%. 49. 39. 78,56%. -15,87%. 527. 72,78%. 935. 494. 52,90%. -6,15%. 11.625 11.335 290. 65,23% 65,10% 70,53%. 16.539 16.139 400. 10.510 10.256 254. 63,55% 63,55% 63,41%. -9,59% -9,51% -12,42%. 246. 39,36%. 493. 58. 11,77%. -76,39%. 97. 23,77%. 164. 22. 13,63%. -77,01%. 148. 69,23%. 328. 36. 10,84%. -75,99%. 11.651 9.171 5.243 1.847 1 1 722 1.357 1.293 1.293 154 154 1.034 257 777 1.842 2.639 2.646 2.646. 51,71% 58,96% 65,15% 44,84% 44,90% 32,69% 49,75% 70,18% 37,22% 37,22% 92,62% 92,62% 30,97% 56,04% 26,97% -68,70% 93,20% 92,70% 92,73%. 20.593 14.319 7.640 5.340 2 1 861 475 3.158 3.158 208 208 2.908 487 2.422 -869 869 965 964. 10.809 8.447 5.042 2.517 1 1 551 335 979 979 58 58 1.326 657 669 1.477 1.467 1.476 1.476. 52,49% 58,99% 65,99% 47,14% 56,46% 75,36% 63,99% 70,60% 31,00% 31,00% 27,72% 27,72% 45,58% 134,90% 27,62% -170,06% 168,91% 152,91% 153,06%. -7,23% -7,89% -3,84% 36,29% 31,35% 10,43% -23,69% -75,31% -24,28% -24,28% -62,52% -62,52% 28,25% 155,52% -13,88% -19,82% -44,40% -44,24% -44,24%. 0. 0,00%. 1. 0,04. 0,00%. 100,00%. 0. 0,00%. 0. 0,00. 0,00%. 100,00%. 7. 30,90%. 96. 8. 8,40%. 13,92%. 0. 0,00%. 3. 0,58. 21,49%. 100,00%. 7 0. 39,07% 0,00%. 92 1. 7,5 0. 8,11% 0,00%. 5,70% 0,00%. 0. 2.944. 4.481. -34,29%. Sampai dengan Triwulan III Tahun 2021, realisasi pendapatan mengalami kontraksi sebesar 8,94% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya realisasi pada Pendapatan Transfer sebesar 9,59%yang terutama terjadi pada Kabupaten Poso dan Banggai. Di sisi lain, terjadi peningkatan pada Penerimaan Asli Daerah (PAD) sebesar 5,86% dari periode yang sama pada Tahun 2020, terutama dari Sektor Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah (meningkat sekitar 13%). Meskipun terjadi peningkatan pada realisasi PAD, namun PAD tersebut belum bisa mengatasi ketergantungan Pemda yang tinggi terhadap pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat yang masih mencapai di atas 83% dari total pendapatan. Seiring dengan hal tersebut, realisasi Belanja Daerah mengalami penurunan sebesar 7,23% (yoy), khususnya disebabkan oleh rendahnya realisasi Belanja Tak Terduga, Belanja Barangdan Belanja Modal. Namun di sisi lain, realisasi komponen Belanja Transfer mengalami peningkatan 28,25% (yoy).. 10.

(44) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. 2.2.1 Pendapatan Daerah Grafik 2.7. Realisasi Pertumbuhan Pendapatan Daerah TW III-2020 dan TW III-2021. Realisasi PAD seluruh Pemda di Sulteng pada Triwulan III Tahun 2021 adalah. 14,000 12,000. berkontribusi. 13,98%. dari. seluruh. pendapatan daerah (Tabel 2.3.). Realisasi. Rp Miliar. Rp1,72 triliun atau 63,79% dari target dan. 5,86%. (yoy).. Kenaikan. 10,000 6,000 4,000. -20.00%. -9.59%. 8,000. -40.00% 1,718. -60.00%. -76.39%. 1,623 246. -80.00%. 58. 0. -100.00% Pendapatan Asli Daerah. utamanya. Real Q3-2020. dipengaruhi dari penerimaan pajak asli daerah, yang berasal dari penerimaan bea. 0.00%. 10,510. 2,000. PAD ini mengalami kenaikan sebesar. 20.00%. 11,625. 5.86%. Pendapatan Lain-Lain PAD Transfer yang Sah Real Q3-2021. Growth. Sumber: GFS Preliminary (data diolah). balik nama (BBN) maupun pajak rokok dan pendapatan transfer (Grafik 2.7.). Selain itu, kontribusi pajak juga berasal dari penerimaan retribusi perizinan tertentu, terutama pada Kabupaten Morowali. Dalam rapat paripurna bersama DPRD Kabupaten Morowali, Pemda dan DPRD Morowali menyetujui rencana perubahan retribusi perizinan tertentu tentang retribusi izin mendirikan bangunan (IMB) yang akan diubah menjadi retribusi Perizinan Berusaha guna mendorong peningkatan PAD dari maraknya jumlah bangunan/rumah yang menjadi tempat kos/kontrakan dari para pegawai yang bekerja di Kawasan Industri IMIP. Tingkat kemandirian keuangan Pemda berdasarkan rasio realisasi PAD terhadap total pendapatan seluruh kabupaten/kota di Sulteng pada Triwulan III 2021 baru sebesar 10,26%. Hal ini menunjukkan masih tingginya tingkat ketergantungan seluruh kabupaten/kota di Sulteng terhadap TKDD. Pendapatan Transfer terealisasi sebesar Rp10,51 triliun (63,55%). Capaian ini lebih rendah 9,59% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang diantaranya disebabkan adanya proses revisi Perda APBD sebagai syarat penyaluran TKDD sehingga Pemda membutuhkan waktu dalam melakukan penyesuaian atas perubahan tersebut. Selain itu, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sangat rendah realisasinya yang baru mencapai Rp58 miliar (11,8% dari target) atau menurun tajam lebih 76% dibanding tahun lalu. 2.2.2 Belanja Daerah Sebagai dampak refocusing dan realokasi anggaran, alokasi belanja daerah tahun 2021 menurun 8,61% dari periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp20,59 triliun. Berdasarkan analisis besaran alokasi belanja daerah di Provinsi Sulteng, diperoleh nilai koefisien determinasi mencapai 0,9617 dengan demikian variabel terikat besaran alokasi belanja dipengaruhi oleh empat variabel bebas yaitu faktor luas area, jumlah penduduk, alokasi PAD, dan jumlah penduduk miskin sebesar 96,17% dan sisanya 3,83% dipengaruhi faktor-faktor lain diluar dari perhitungan ini.. 11.

(45) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. Grafik 2.8. Pagu, Realisasi, dan Pertumbuhan Belanja Provinsi Sulawesi Tengah 20,000 15,000 10,000. 28.25%. 14,319 -7.89%. -24.28%. 8,447. Rp10,81 triliun atau 52,48% dari alokasi belanja.. -63.26% 979. Triwulan III Tahun 2021 baru mencapai. 0.00%. 3,158. 5,000. 50.00%. Realisasi belanja daerah sampai dengan. 208. 56. 2,908 1,326. 0. Sebagaimana. terlihat. pada. -50.00%. Grafik 2.3, bila dibandingkan dengan -100.00%. B. Operasi PAGU. B. Modal. BTT. REALISASI. periode yang sama Tahun2020, terjadi. B. Transfer % Growth. penurunan Kurang. Sumber: GFS Preliminary, Dit. APK (diolah). realisasi. optimalnya. sebesar. 7,23%.. realisasi. belanja. daerah tampaknya terkait dengan kebijakan refocusing sehingga Pemda perlu melakukan revisi APBD tersebut, peralihan penggunaan aplikasi Sistem Manajemen Informasi Daerah (SIMDA) ke Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) yang tbelum berjalan lancar, kebijakan PPKM, dan adanya penyintas pejabat dan staff yang aterpapar oleh Covid-19. Namun demikian, terdapat peningkatan pada Belanja Transfer yang mencapai Rp283 miliar, atau naik 27,38% dibandingkan Triwulan yang sama tahun sebelumnya (yoy) terutama dari sisi Belanja Bagi Hasil Pajak Daerah yang melonjak tajam hingga 155,52%. 2.2.3 Surplus/Defisit APBD APBD Sulteng menetapkan kebijakan defisit dengan rata-rata sebesar 8,31%, namun dalam realisasinya hingga Triwulan III Tahun 2021 masih mengalami rata-rata surplus sebesar 17,80% terhadap realisasi belanja daerah. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terjadi penurunan surplus sebesar 19,82%. Rata-rata rasio surplus terhadap realisasi pendapatan per Kabupaten/Kota di Sulteng sebesar 14,11% pada Triwulan III Tahun 2021. Mengingat realisasi belanja daerah akan meningkat tajam di Triwulan IV mendatang, diperkirakan surplus saat ini akan menurun dan bahkan menjadi defisit. 2.2.4 Pembiayaan Daerah Penerimaan pembiayaan Pemda lingkup Sulteng sebagian besar berasal dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran. sebelumnya. Secara keseluruhan, total. pembiayaan telah melampaui target hingga mencapai Rp1,47 triliun (168,91%). Adapun total realisasi penerimaan pembiayaan mencapai Rp1,48 triliun (152,91%), namun nilai ini mengalami penurunan sebesar 44,24% (yoy). Di lain sisi, realisasi pengeluaran pembiayaan mencapai Rp8 miliar, naik 13,92% (yoy) dengan kontributor tertinggi berasal dari penyertaan modal daerah sebesar 92,78% yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulteng dan pendayagunaan aset daerah dalam rangka penciptaan lapangan usaha, lapangan kerja, dan membantu peningkatan PAD di Sulteng.. 12.

(46) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. 2.2.5 Prognosis APBD Tabel 2.4. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah s.d. Triwulan IV Tahun 2021 (Rp Miliar). Uraian. Pendapatan Daerah Belanja Daerah Surplus/Defisit. Pagu. 19,724 20,593 -869. Realisasi s.d. TW- III. Perkiraan Realisasi s.d. TW-IV. Rp. % Real. Rp. % Perkiraan Real. 12,286 10,809 1,477. 62,29 52,49 -170,06. 21,265 19,663 1,602. 107,81 95,48 -184,37. Proyeksi realisasi pendapatan dan belanja daerah sampai dengan Triwulan IV- Tahun 2021 dilakukan dengan menggunakan trend analysis dan forecasting analysis dalam kurun waktu tahun 2015 s.d. 2020. Berdasarkan analisis tren tersebut, diperkirakan pendapatan daerah pada akhir tahun anggaran 2021 dapat terealisasi sebesar Rp21,27 triliun dan belanja daerah terealisasi sebesar Rp19,66 triliun. Dengan demikian sehingga APBD diperkirakan mengalami surplus sebesar Rp1,6 triliun. Namun demikian, sebagaimana yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, anggaran diperkirakan akan mengalami penurunan defisit di akhir tahun anggaran 2021 yang disebabkan menumpuknya pengeluaranbelanja daerah, khususnya belanja modal,. pada. akhir tahun. Seiring dengan hal tersebut, pendapatan daerah, terutama pendapatan transfer, juga akan terealisasi signifikan pada tahap akhir penyaluran menjelang batas akhir pemenuhan dokumen persyaratan penyaluran dana transfer oleh Pemda. Selain itu, perekonomian di Sulteng hingga akhir tahun diperkirakan dapat meningkat dengan turunnya level PPKM pada mayoritas daerah di Sulteng. 2.3. Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian Tabel 2.5. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah s.d.Triwulan III Tahun 2021 (dalam miliar Rupiah) URAIAN A. Pendapatan Negara I. Penerimaan Perpajakan II. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Dipisahkan PNBP Lainnya Lain-lain PAD Yang sah Pendapatan Transfer Lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Hibah Pendapatan BLU B. Belanja dan Transfer I. Belanja Pemerintah II. Transfer C. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) D. Pembiayaan I. Penerimaan Pembiayaan Daerah II. Pengeluaran Pembiayaan Daerah E. Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran-(D+C). 2020 Konsolidasi 5.544.733 3.602.974 1.941.759. Pusat 4.160.090 3.705.995 454.095. 2021 Daerah 12.032.144 995.096 11.037.048. Konsolidasi 5.940.918 4.701.091 1.239.827. 46.002. 0. 38.703. 38.703. -15,87%. 373.749 526.893 513.097 148.150 97.457 236.412 18.095.631 14.823.484 3.272.147 -12.550.897 2.638.445 2.646.240 7.795. 176.041 0 0 0 0 278.054 16.005.417 4.824.421 11.180.996 -11.845.327 0 0 0. 189.401 494.489 10.256.477 35.570 22.408 0 10.555.142 9.483.366 1.071.776 1.477.002 1.467.476 1.475.559 8.083. 365.442 494.489 5.161 35.570 22.408 278.054 16.309.242 14.307.786 2.001.456 -10.368.324 1.467.476 1.475.559 8.083. -2,22% -6,15% -98,99% -75,99% -77,01% 17,61% -9,87% -3,48% -38,83% -17,39% -44,38% -44,24% 3,69%. -9.912.452. -11.845.327. 2.944.478. -8.900.848. -10,21%. Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulawesi Tengah (diolah). 13. %yoy 7,15% 30,48% -36,15%.

(47) Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Sulawesi Tengah. BAB II ANALISIS FISKAL REGIONAL. Pendapatan Pemerintahan Umum (General Government Revenue) atau Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah Sulteng pada Triwulan III tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 7,15% (yoy). Sedangkan Belanja Konsolidasian mengalami kontraksi sebesar 18,66%. Defisit yang terjadi menjadi sebesar Rp10,37 triliun, turun sebesar 17,39% dibanding periode yang sama tahun 2020 (Tabel 2.5.). 2.3.1 Pendapatan Konsolidasian A. Analisis kontribusi komponen Pendapatan Konsolidasian terhadap total Pendapatan Konsolidasian Realisasi Pendapatan Konsolidasian sampai dengan. Grafik 2.9. Komposisi Pendapatan Konsolidasian. Triwulan III Tahun 2021 mencapai Rp5,94 triliun atau naik. 20.87%. 7,15%. (yoy).. Kontributor. terbesar. pada. Pendapatan Konsolidasian adalah penerimaan pajak. Pajak. dengan nilai Rp4,7 triliun atau 79,13% dari total. PNBP 79.13%. Pendapatan Konsolidasian dan sisanya berasal dari PNBP, yaitu sebesar Rp1,24 triliun atau 20,87% dari. Sumber: LKPK Kanwil DJPb Sulteng (diolah). total pendapatan konsolidasian.. B. Analisis Pertumbuhan (Growth) Komponen Pendapatan Konsolidasian Kenaikan Pendapatan Konsolidasian pada Triwulan III Tahun 2021 dipicu oleh kenaikan penerimaan pajak sebesar 30,48%. Namun di sisi lain, PNBP mengalami kontraksi sebesar 36,15% yang disebabkan pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah. C. Analisis Tax Ratio Konsolidasian Tax ratio konsolidasian Triwulan III 2021 di. Grafik 2.10. Tax Ratio Konsolidasian (Rp triliun) 100.00 7.60% 62.84 49.46. Sulteng meningkat sebesar 7,48% dibandingkan tahun 2020 atau naik 0,20 poin (Grafik 2.10.).. 50.00. 7.48%. ini. menunjukkanindikasi. mulai. pulihnya perekonomian dan perdagangan di Sulteng.. 7.20%. 4.70. 3.60. Peningkatan. 7.40%. 7.28%. 0.00. 7.00% 2020 PDRB. 2021 Pajak. Tax Ratio. Sumber: BPS, LKPK Kanwil DJPb Sulteng (diolah). 2.3.2 Belanja Konsolidasian A. Analisis. kontribusi. komponen. Belanja. Pemerintah. terhadap. total. Belanja. Konsolidasian Grafik 2.11. Komposisi Belanja Konsolidasian. Struktur Belanja Pemerintah Konsolidasian di Sulteng s.d. Triwulan III Tahun 2021 didominasi oleh belanja. 33.72%. Pemda dengan nilai Rp9,48 triliun (66,28% dari total 66.28%. Pusat Daerah. Sumber: LKPK Kanwil DJPb Sulteng (diolah). belanja konsolidasian). Sedangkan sisanya adalah belanja pemerintah pusat dengan nilai Rp4,82 triliun (Grafik 2.11).. 14.

Referensi

Dokumen terkait

hadirin yang berbahagia dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif guna mempersiapkan pelaksanaan Pemilukada serentak tahun 2015 perlu dilakukan

Sampai dengan triwulan III tahun 2021 alokasi dana APBN masih sangat berperan dalam menggerakkan perekonomian dan mengatasi pandemi Covid-19 dan dampaknya

Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang diteliti yaitu Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kesadaran, Tarif Pajak dan Pelayanan Perpajakan berpengaruh sebesar 38,5% terhadap Kepatuhan

Aplikasi Media Pembelajaran diujicobakan kepada 32 siswa yaitu kelas E kemudian diberikan latihan soal yang berisi 30 soal pertanyaan guna mendapatkan data yang

Adapun kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran sejarah yang menyangkut implementasi KTSP adalah: (1) kesulitan dalam mengembangkar Rencana Pelaksanaan

Berdasarkan total indikator yang digunakan dalam perdebatan, ini menunjukkan bahwa baik tim pemenang NUDC dan WUDC menggunakan Logos sebagai yang paling banyak

IMAM 1 MUHAMMAD FAISOL BIN MUNJIR Alam Nusantara IMAM 2 DR KHAIZATUL EZAM BIN ABU BAKAR Fasa 10 IMAM 3 DATUK MUHAMMAD BIN MAIDON Fasa 3 AJK WANITA DR ANIS SAFURA BINTI RAMLI