• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Data dan Analisis

3) Analisis Pemahaman Konsep Siswa

Untuk mengetahui tingkat perubahan pemahaman seluruh siswa pada setiap konsep, kualifikasi dibagi dalam 4 macam yaitu sangat paham, paham, kurang paham dan tidak paham pada tabel 4.6 berikut ini :

konsep No soal Pritest % Post tes % Sangat paham paham Kurang paham Tidak paham Sangat paham paham Kurang paham Tidak paham

Perubahan wujud zat 1 71 18,75 0 9,37 59,37 18,75 0 21,87

Contoh perubahan wujud wujud zat 2 75 15,62 0 9,37 40,62 0 21,37 43,75

Susunan partikel pada zat 3 65,62 28,11 0 34,37 40,62 43,75 0 12,5

Mendefinisikan kohesi dan adhesi 4 3,12 31,23 0 68,75 87,5 0 3,12 9,37

Kapilaritas 5 6,25 0 0 93,74 37,5 0 0 93,14

Peristiwa kapilaritas 6 3,12 0 0 96,87 40,62 0 12,5 46,86

Menghitung massa jenis yang dicelupkan zat cair 7 3,12 0 0 96,62 40,62 0 9,37 53,11

Menghitung massa jenis suatu benda 8 3,12 6,25 25 65,62 46,87 12,5 6,25 34,37

Mengkonversikan satuan 9 0 0 0 99,99 3,12 0 0 96.86

Tabel 4.7 Peningkatan hasil Belajar Siswa

No soal

Pretest (%) Postest (%) Peningkatan (%)

Sangat paham paham Kurang paham Tidak paham Sangat paham paham Kurang paham Tidak paham Sangat paham paham Kurang paham Tidak paham 1 71 18,75 0 9,37 59,37 18,75 0 21,87 -11,63 0 0 21,5 2 75 15,62 0 9,37 40,62 0 21,37 43,75 -34,38 15,62 -21,87 -34,38 3 65,62 28,11 0 34,37 40,62 43,75 0 12,5 -24,94 43,75 0 -21,8 4 3,12 31,23 0 68,75 87,5 0 3,12 9,37 84,38 -28,11 3,12 -59,38 5 6,25 0 0 93,74 37,5 0 0 62,5 37,5 0 0 30,89 6 3,12 0 0 96,87 40,62 0 12,5 46,86 37,5 0 12,5 -50,01 7 3,12 0 0 96,62 40,62 0 9,37 53,11 37,5 0 9,37 -43,51 8 3,12 6,25 25 65,62 46,87 12,5 6,25 34,37 43,75 6,25 -18,75 -31,25 9 0 0 0 99,99 3,12 0 0 96.86 3,12 0 0 -31,25 10 15,62 0 28,12 59,37 9,37 12,5 18,75 56,25 -6,25 12,5 -9,37 -3,12

96

Dari data variasi jawaban pretest dan posttest serta data peningkatan pemahaman dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Perubahan wujud zat

Dalam memberikan macam-macam perubahan wujud zat siswa mengalami penurunan pemahaman. Hal ini dapat dilihat pada jawaban siswa ketika pretest dan postest. Ketika pretest sebanyak 71% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 18,75% siswa masuk dalam kualifikasi paham, 9,37% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest, 59,37% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 18,75% masuk dalam kualifikasi paham, 21,87% siswa tidak paham. Dengan demikian pada soal no 1 terjadi peningkatan tidak pemahaman siswa karena adanya beberapa siswa saling bekerja sama atau menyontek namun tidak ditemukan lagi siswa yang tidak dapat menjawab dalam menyebutkan macam-macam perubahan wujud zat.

2. Contoh Peristiwa membeku – mencair dan menguap. Secara keseluruhan siswa mengalami penurunan pemahaman, pada saat pretest sebanyak 75% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 15,62% siswa masuk dalam kualifikasi paham, 9,37% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest, 40,62% siswa masuk dalam

kualifikasi sangat paham, 21,87% masuk dalam kualifikasi kurang paham, 43,75% siswa tidak paham. Pada tabel juga terlihat penurunan sebesar 4,38%. Hal ini disebabkan karena masih adanya siswa yang berkerjasama atau menyontek pada saat posttest.

3. Menentukan dari gambar yang merupakan partikel zat. Pada soal no 3 tidak terjadi peningkatan pada konsep ini, pada saat pretest sebanyak 65,62%, 28,11% siswa masuk dalam kualifikasi paham dan 34,37% siswa masuk dalam kualifikasi tidak paham . Sedangkan pada posttest, 40,68% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 43,95% masuk dalam kualifikasi kurang paham, 12,5% siswa tidak paham. Seperti terlihat pada tabel sebesar 43,75% siswa terjadi peningkatan pada kualifikasi paham, namun terjadi penurunan pada kualifikasi sangat paham yang dikarenakan siswa masih tidak mengerti tentang perbedaan partikel zat padat dan gas.

4. Pengertian kohesi dan adesi

Secara keseluruhan peningkatan siswa terjadi pada kualifikasi sangat paham. pada saat pretest sebanyak 3,12% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham 28,11% siswa masuk dalam kualifikasi paham, 68,75% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest, 87,5% siswa

masuk dalam kualifikasi sangat paham, 3,12% masuk dalam kualifikasi kurang paham, 9,37% siswa tidak paham.

5. Pengertian kapaliritas

Secara keseluruhan pada saat pretest sebanyak 6,25% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 93,74% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest, 37,5% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 62,5% siswa tidak paham. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan siswa akan pemahaman pengetian kapiliritas cukup baik. Walaupun masih ada yang sangat tidak paham dikarenakan faktor lambatnya pemahaman siswa menerima materi yang diberikan.

6. Peristiwa kapilritas dalam kehidupan sehari-hari

Pada soal no 6 terjadi peningkatan siswa yang sangat paham, pada saat pretest sebanyak 3,12% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 96,87% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest, 40,62% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 12,5% masuk dalam kualifikasi kurang paham, 46,86% siswa tidak paham. Dari hasil di atas dapat di ketahui peningkatan siswa yang sangat paham 37,5% dan penurunan siswa yang tidak paham sebanyak 50,01%.

7. Menghitung massa jenis yang dicelupkan pada zat cair. Pemahaman siswa untuk perhitungan massa jenis yang di celupakan ke dalam air terjadi peningkatan yang signifikan. Pada saat pretest sebanyak 3,12% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 96,62% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest, 40,62% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 3,12% masuk dalam kualifikasi paham, 9,37% masuk dalam kualifikasi kurang paham, dan 59,36% siswa tidak paham

8. Menghitung massa jenis suatu benda

Pemahaman dan ketilitian siswa terjadi peningkatan, pada saat pretest sebanyak 3,12% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 6,25% siswa masuk dalam kualifikasi paham, 25% siswa kurang paham, 62,62% tidak paham. Sedangkan pada posttest, 46,87% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 12,5% masuk dalam kualifikasi paham, 6,25% siswa kurang paham paham, 34,37% tidak paham.

9. Mengkonverisi satuan

Pada soal no 9 siswa tidak teradi peningkatan tidak signifikan, namun tetap terjadi peningkatan sebesar 3,12% siswa mampu mengkonversikan satuan. pada saat pretest 9,99% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest,

3,12% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 98,86% siswa tidak paham.

10. Mengitung besar volume

Secara keseluruhan terjadi penurunan, pada saat pretest sebanyak 15,62% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 28,12% siswa masuk dalam kualifikasi kurang paham, 59,37% siswa tidak paham. Sedangkan pada posttest, 9,37% siswa masuk dalam kualifikasi sangat paham, 12,5% masuk dalam kualifikasi paham, 18,75% siswa kurang paham, 56,25% tidak paham.

b. Analisis Kuantitatif

Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan dukungan media pembelajaran CD interaktif, peneliti menggunkan dua datta yaitu skor pre-test dan post-test. Kedua data tersebut akan dianalisis dengan menggunkan Tes-T untuk kelompok dependen.

Tabel 4.8 Hasil analisis data skor siswa untuk pre-test dan post-test

No. Pre-test (X1) Post-test(X2) Dx = X1-X2 Dx2

1. 3 53 -50 2500

2. 13 48 -35 1225

4. 38 65 -27 729 5. 45 65 -20 400 6. 15 10 5 25 7. 20 63 -43 1849 8. 36 30 6 36 9. 35 60 -25 625 10. 45 35 10 100 11. 20 25 -5 25 12. 20 10 10 100 13. 30 45 -15 225 14. 38 65 -27 729 15. 20 58 -38 1444 16. 30 25 5 25 17. 20 25 -5 25 18. 20 35 -15 225 19. 25 50 -25 625 20. 30 45 -15 225 21. 0 43 -43 1849 22. 30 58 -28 784 23. 18 0 18 324 24. 10 0 10 100 25. 20 40 -20 400

26. 13 45 -32 1024 27. 15 45 -30 900 28. 30 35 -5 25 29. 30 70 -40 1600 30 25 70 -45 2025 31. 35 70 -35 1225 32. 25 20 5 25 754 1376 -622 26042

Jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif adalah 32 orang. = Di mana :

D = perbedaan antara skor tiap subyek = Xi2– Xi1 N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan) Df = N-1 = 32-1 = 31

=

=

trel = trel = -5,2686 Df = N-1 = 32-1 = 31

Tcrit = 2,042 (two tailed test), dengan level significant = 0,05.

Karena Treal lebih besar dari pada Tcrit dikatakan signifikan, maka

hal ini berarti siswa mengalami penigkatan hasil belajar.

Pada tabel 4.9 merupakan hasil uji-T, antara pretes dan postes peningkatan hasil belajar, menggunakan program SPSS.

Tabel 4.9 Ringkasan uji-T, antara skor pretes terhadap skor postes

Paired Simple Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair Pretest Posttest 24.72 43.34 32 32 11.640 18.687 2.058 3.303

Paired Simples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest

32 .384 .030

Paired Simples Test

Paired Differences t df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Pretest- Posttest -18.625 17.827 3.151 -25.052 -12.198 -5.910 31 .000

Tabel 4.9 menunjukkan ringkasan dari rata-rata dan standard deviasiasi dari perbandingan pretes dan postes. Untuk pretes sebelum pembelajaran menggunakan media CD interaktif skor rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 24,72. Sedangkan sesudah pembelajaran menggunakan media CD interaktif rata-rata skor yang diperoleh sebesar 43,34.

Dari hasil analisis 4.9, diperoleh : t = -5,910, dan p =0.000 < = 0.05. hal ini berarti bhwa probabilitas kurang dari 0.05,

artinya ada peningkatan siswa yang signifikan pada konsep wujud dan zatnya melalui pembelajaran menggunakan CD interaktif.

C. Keterbatasan Peneliti

Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, ada beberapa keterbatasan pada saat peneliti terjadi adalah :

1. CD interaktif tidak dirancang sendiri oleh peneliti, melainkan dibeli oleh peneliti.

2. Sifat dari CD interaktif tidak yang diharapkan antar vasilitas CD tersebut.

3. Dari fasilitas CD yang ada bahwa, siswa kurang interaktif pada CD tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasaarkan hasil analisis data dari pre tes, post tes diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemahaman awal siswa mengenai zat dan wujudnya sebelum mengikuti pembelajaran fisika dengan metode media CD interaktif 53,12% siswa masuk dalam kualifikasi tidak paham, 46,87% siswa masuk dalam kualifikasi kurang paham dan 3,12% siswa masuk dalam kualifikasi paham.

2. Pemahaman akhir siswa mengenai zat dan wujudnya setelah mengikuti pembelajaran fiika dengan metode media CD interaktif 15,62% siswa masuk dalam kualifikasi tidak paham, 43,75% siswa masuk dalam kualifikasi kurang paham, 40,62% masuk dalam kualifikasi paham.

3. Secara keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan metode media CD interaktif dapat meningkatkan pemahaman siswa. Peningkatan paling tinggi pada konsep kohesi dan adhesi yaitu 87,5% , pada konsep kapilaritas peningkatannya yaitu 37,5%, pada konsep peristiwa kapilaritas peningkatannya yaitu 40,62%, pada konsep massa jenis yang dicelupkan zat peningkataannya yaitu 40,62% dan pada konsep menghitung massa jenis peningkatannya 46,87%

4. Setelah mengikuti pembelajaran dengan metode CD interaktif perubahan konsep yang dimiliki siswa tentang zat dan wujudnya menjadi lebih baik bila dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran. Siswa jadi lebih memahami konsep zat dan wujudnya

5. Dengan menerapkan metode CD interaktif, pada pokok bahasan zat dan wujudnya, siswa mengalami peningkatan yang signifikan dengan t = -5,910, p = 0,00 dan α = 0,05

B. Saran

1. Penggunaan media CD interaktif sebagai media pembelajaran diharapkan dapat dipergunakan sebagai alternatif media bagi guru dalam mengajar, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Disamping itu, dapat memberikan motivasi kepada guru dalam mengembangkan kreativitas mereka dalam menyusun dan merancang metode dan media pembelajaran

2. Agar peran peneliti sebagai motivator dan fasilitator dapat optimal pada setiap tahap kegiatan, guru diharapkan dapat memacu siswa untuk mencoba menyelesaikan persoalan, menyampaikan pendapatnya dan mengajukan pertanyaan

3. Dalam penelitian ini soal pretes dan postes sama, sehingga diperkirakan ada kelemahan soal yang akan muncul, yaitu terutama soal kriteria pengetahuan karena siswa hanya akan mengingat saja sehingga untuk penelitian berikutnya sebaiknya

soal pretes serta postes disusun berbeda atau di bolak balik ddan dalam penyusunan soal pretes serta post diharapkan peneliti memperhatikan reliabilitas soal

4. Untuk penelitian berikutnya dapat diteliti sebab-sebab terjadinya permasalahan pemahaman (miskonspsi dan pemahaman sederhana) siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad (1992). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Al. Jawi,M.S (2006). „Pendididkan di Indonesia : Masalah dan Solusinya”. [online].

Tersedia:http://www.khilafah1924.org/index2.php?option=com_conte nt&do_pdf=1&id=227 31 juli2011]

Alifiyanto, Bagus. (2010). Pengertian Animasi. [Online]. Tersedia http://bagusalfiyanto.blogspot.com/2010/04/pengertian -animasi.html (31juli 2011)

Amien, Saiful. (2010). Media Audio dan Video untuk Pemelajaran. [Online].

Tersedia : http://benamt.wordpress.com/2010/01/18/media-aodia-dan- video-untuk-pembelajaran/. [31 juli 2011]

Buku panduaan Skripsi.2004.Yogyakarta.Universitas Sanata Dharma. Foster, Bob. 2006. Eksplorasi Sains Fisika Untuk SMP Kelas VII. Kajarta: Penerbit Erlangga.

Heinich, R. Dkk. (1993). Intructional Media (and the new technologies of instruction). New York: McMillan Publishing.

Kanginan, Marthen (2004). Sains Fisika SMP untuk kelas VII semester 1. Jakarta: Erlangga.

Maroebeni. (2008). Perkembangan Multimedia dan CD Interaktif. [Online] tersedia : http://maroebeni.wordpess.com/2008/11/05/per Mikrajudin, Saktiyono, Lutfi. (2007). Pelajaran IPA-Terpadu untuk SMP dan MTs Kelas VII Semester I. Jakarata: Erlangga.

Munadi, Yudhi. (2008). Media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Niken, A. (200). ‘CD praktis terinspirasi game anak-anak’. [online]. Tersedia

:http://issuu.com/radarjogja/docs/radar_jogja_28_desember_2009. [31 Juli 2011]

Sadiman, arif. (1995). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Sunardi, Irwan Etsa I (2007). Pelajaran IPA-Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VII. Bandung. CV. Yrama Widya.

Suparna. (1996). Filsafat Kontruktiisme dalam Pendidikan Yogyakarata:

Kanisius.

---.1997. Filsafat Konstruktivitas dalam Pendidikan. Yogyakarata: Kanisius.

Susilana, R dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajran. Bandung: Kurtekpend FIP UPI.

Suyanto, Muhamamad. (2004). Analisis dna desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran Yogyakarta: Andi

Dokumen terkait