• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

Lampiran 7 Hand Out

Hand Out

1. Wujud Zat

Segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa

disebut zat (Mikrajudin, Saktiyono,

2007:123).Pengelompokkan zat didasarkan pada wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas. Masing-masing wujud zat memiliki sifat yang dapat kita amaati.

Sifat-sifat Zat

Contoh zat padat misalnya gelas. Bentuk dan volume gelas akan tetap seperti semula meskipun dipindah-pindahkan. Jdai, sifat-sifat zat padat adalah mempunyai bentuk dan volem yang tetap. ( Kanginan, 2004: 54).

Zat cair

Contoh zat cair misalnya air. Bentuk zat cair selalu berubah-ubah, ketika air berada didalam gelas, air berbentuk seperti gelas. Ketika air berada didalam botol, air berbentuk seperti botol. Jadi, air atau zat cair pada umumnya memiliki bentuk yang tetap. Benttuk zat cair mengikuti bentuk wadahnya. (kanginan 2004: 55)

Zat gas

Zat dalam wujud gas atau cukup disebut gas mempunyai kecendrungan untuk mengisi seluruh ruang. Jadi sifat gas adalah memiliki bentuk dan volume yang mudah berubah sesuai wadahnya (Kanginan, 2004:55)

a. Perubahan wujud Zat

Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan terbentuknya zat jenis lain. Contoh perubahan fisika tersebut diantaranya es mencair, air membeku, air menguap, air mendidih, gula larut dalam air, pemuaian panjang, pemuaian volume air, pemijaran logam yang dipanaskan (Sunardi, Irawan, 2007: 63). Dalam buku Pelajaran IPA-Fisika Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Mikraajudin dan Saktiyono

(2007: 105) macam-macam perubahan wujud zat dikemukakan sebagai berikut :

a. Membeku

Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Contohnya air menjadi es dalam lemari es.

b. Mencair/melebur

Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Contohnya, mentega berubah menjadi minyak ketika dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.

c. Menguap

Peristiwa perubahan wujud dari mencair menjadi gas. Contohnya air yang dipanaskan menjadi uap air dan spiritus menjadi gas.

d. Mengembun

Peristiwa perubahan wujud dari gas mennjadi cair. Bila kita bangun pagi maka kita akan melihat rumput atau tanaman di halaman rumah basah. Hal itu terjadi karena uap air (gas) yang ada disekitar rumput dan tanaman berubah menjadi air (zat cair). Air itu menempel pada rumput dan tanaman sehingga menjadi basah.

e. Menyublim

Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadii gas. Contohnya bila kita mempunyai kapur barus dan dapat

mencium baunya, itu berarti ada sebagian kapur barus (zat padat) berubah menjadi uap (gas).

f. Mengkristal

Peristiwa perubahan wujud dari gaas menjadi padat.

2. Teori Partikel Zat

 Zat terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil.

 Partikel merupakan kumpulan dari molekul dan atom.

 Arom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang dapat dibagi lagi.

 Molekul adalah bagian terkecil dari suatu zat yang masih mempunyai sifat zat itu (Mikrajudin, Saktiyono, 2007: 108).

3. Susunan dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat

a. Zat Padat

Partikel-partikel zat padat memiliki sifat sebagai berikut:

 Partikel-partikel menempati posisi yang tetap. Jika zat padat menempati posisi teratur, maka disebut kristal. Jika zat partikel zat padat menempati posisi yang tidak teratur maka amorf (Mikrajudin, Saktiyono, 2007:108).

 Gaya tarik antar-partikel sangat kuat.

 Gerakan partikel hanya berupa getaran disekitar posisi tetapnya

 Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada kedudukan saja.

Gb. 2.1 Zat Padat Memiliki Susunan Parikel Dengan Bola Teratur

b. Zat Cair

Zat cair memiliki gaya yang bekerja lebih kecil daripada zat padat. Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel ppda zat cair berdekatan tetapi renggang, tersusun teratur, gaya tarik antar partikel agak lemas. Volume tetap dikarenakan partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya.

Gb. 2.2 Gaya yang bekerja pada zat cair lebih keci dari zat padat

c. Zat Gas

Zat gas mempunyai sifat bentuk dan volume berubah-ubah dan volume berubah-ubah. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan, tersusun

tidak teratur, gaya tarik antar partikel sangat lemah. Volumenya berubah-ubah dikarrenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas meninggalkan kelompoknya.

Gb. Partike-partikel zat gas bergerak bebas

4. Kohesi dan Adhesi

Ada dua jenis gaya antar partikel yaitu kohesi dan adhesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara parikel-partikel zat yang sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat yang tidak sejenis (kanginan, 2004: 59).

Gaya tarik menarik antar partikel zat dapat menjelaskan keadaan permukaan zat cair, yanng berbentuk cembung atau cekung. Keadaan permukaan zat cair seperti ini disebut peristiwa meniskus. Meniskus cembung adalah perrmukaan zat cair yang berbentuk cembung (melengkung keatas atau melengkung ke luar pada suatu bejana). Sedangkan meniskus cekung adalah permukaan zat cair yang berbentuk cekung yaitu melengkung kebawah atau melengkung kedalam pada suatu bejana (Irawan dan Sunardi, 2007: 66).

Gb. 2.4 Menikus Cembung dan Menikus Cekung

Permukaan air dan raksa dalam tabung akan mengalami peristiwa meniskus yang berbeda, yaitu:

a. Permukaan air dalam tabung berbentuk cekung (menikus cekung) karena adhesi partikel kaca dan partikel air lebih besar daripada kohesi antara partikel-partikel air.

b. Permukaan raksa dalam tabung berbentuk cembung (meniskus cembung) karena kohesi partikel-partikel raksa lebih besar daripada adhesi antara partikel-partikel raksa dan partikel kaca. Bila kohesi > adhesi :

a. Zat tersebut tidak membahasi dinding wadahnya. b. Permukaan cembung

c. Tetesan membentuk bangun bola

Contoh gejala menikus cembung yang terjadi di alam dalah air yang tidak dapat membasahi permukaan daun talas.

Bila Kohesi < adhesi

a. Zat tersebut dapat membahasi dinding wadahnya b. Permukaannya cekung (menikus cekung)

c. Tetesan tidak membentuk bangun bola.

Gb. 2.5 Tidak Membentuk Bangun dan Membentuk Bangun Bola. Dalam hal ini kita mengenal tiga kondisi sebagai berikut :

 Jika gaya kohesi antar-partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya adhesinya, kedua zat tidak dapat bercampur. Contohnya, air yang dicampur dengan minyak goreng.

 Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda sama besar dengan gaya kohesi partikel zat tercampur merata. Contohnya, air dicampur dengan alkohol.

 Jika gaya adhesi antar-partikel zat yang berbeda lebih besar, kedua zat saling menempel. Contohnya, air yang menempel dikaca.

5. Kapilaritas

Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair dalam suatu pipa sempit/pipa kapler (Foster, 2004:41). Pipa kapiler merupakan pipa yang mempunyai luas penampang attau

lubang yang sangat kecil. Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah :

a. Kompor bisa menyala kerena minyak tanah naik melalui sumbu kompor.

b. Setelah mandi, air dapat dikeringkan dengan handuk. c. Tanaman menyerap air dari tanah melalui akar-akarnya d. Meresapnya air atau minyak pada kian (bdk. Irawan dan

Sunardi, 2007 : 69).

Gb. 2.6 Bejana Berhubungan Dengan Pipa Kapiler

Permukaan air dalam bejana berhubungan yang memiliki pipa kapiler tidak mendatar. Permukaan air semakin tinggi dengan semakin kecilnya pipa kapiler. Air yang dimasukkan dalam bejana berhubungan yang memiliki pipa kapiler mengalami peristiwa kapilaritas (bdk. Irawan dan Sunardi, 2007: 69).

6. Massa Jenis Zat

Salah satu dari sifat zat ditunjukkan oleh massa jenisnya, massa jenis benda berbeda-beda, ditentukan oleh besar massa dan

volumenya. Untuk volum yang sama maka benda-benda, seperti besi, kapas, kayu, busa, dan beton memiliki massa yang berbeda. Berkaitan dengan massa dan volum, kita defininisikan suatu besaran yang dinamakan massa jenis. Rumus massa jenis adalah massa dibagi volum.

Dengan menyatakan massa jenis, menyatakan massa, dan menyatakan volum zat.

Satuan massa jenis dapat ditentukan dari defenisi massa jenis. Massa jenis =

Satuan massa jenis =

Dalam sistem inernasional satuan massa adalah kg dan satuan volum adalam m3. Berarti satuan massa jenisnya berdasarkan SI adalah kg/m3. Satuan massa jenis yang lain adalah g/cm3 (Kanginan, 2004: 44).

Ada tiga hal mengenai massa jenis yang dapat kita simpulkan.

 Massa jenis merupakan ciri khas suatu zat. Hal ini ditunjukkan bahwa massa jenis tidak bergantung pada jumlah zat, sedikit atau banyak, massa jenisnya tetap sama.

 Zat yang sama memiliki massa jenis yang sama. Berapapun volumnya.

 Zat yang berbeda umumnya memiliki massa jenis yang berbeda.

Kalau volum zat sama. Zat yang memilki massa jenis yang lebih besar atau massanya lebih besar, zat yang memiliki massa jenis lebih besar memiliki volum lebih kecil.

Dokumen terkait