• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis Pembinaan Manasik Haji Oleh KBIHU

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang lima dan syari’at Islam paling agung. Ia fardhu (wajib) bagi setiap Muslim yang mukallaf dan mampu, satu kali sepanjang hayat dan selebihnya adalah sunnah. Orang yang mengingkari kewajibannya adalah kafir.1 Sebelum jemaah haji berangkat ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji, tentunya jemaah tersebut wajib mengikuti bimbingan manasik yang sudah di tetapkan oleh pemerintah Indonesia. Bimbingan manasik sendiri diantaranya adalah untuk membantu membuka pentingnya tentang keilmuan haji dan umrah, menjadikan jemaah haji lebih memiliki wawasan menuju haji yang mabrur dan menjadikannya calon jemaah haji tersebut menjadi yang mandiri.2 Begitu pentingnya peran pemerintah dan juga kegiatan bimbingan manasik haji tersebut, dikarenakan program bimbingan ibadah haji merupakan sebuah upaya besar dalam rangka membekali calon jemaah haji dengan informasi dan pengetahuan tentang perhajian, baik yang menyangkut

1 Abu Umar an-Nadwi bin Fathu bin Sayyid Nada Abdul Aziz, Panduan Lengkap Ibadah Haji dan Umrah, (Jakarta, Robbani Press, 2004), hal. 8.

2 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.

manasik maupun proses pelaksanaan perjalanannya, sehingga calon jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik.3

Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan kewajiban pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Agama. Sebagai penyelenggara ibadah haji nasional yaitu memberikan pelayanan, mengatur serta mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh para calon jemaah haji. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan lancar, aman dan nyaman serta para calon jemaah haji dapat menunaikan ibadah haji secara mandiri sesuai dengan tuntunan agama sehingga pada akhirnya memperoleh haji yang mabrur.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yang merupakan dasar hukum perhajian di Indonesia menyebutkan dalam pasal 3 bahwa penyelenggaraan ibadah haji dan umrah bertujuan 1). Memberikan pembinaan., pelayanan, dan pelindungan bagi jemaah haji dan jemaah umrah sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat; dan 2). Mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah dalam BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 20 yaitu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah yang selanjutnya disingkat KBIHU

3 Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang. “Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi)”. Vol. 02 No. 02, (Semarang, 2016), hal. 168.

66

adalah kelompok yang menyelanggarakan bimbingan ibadah haji dan ibadah umrah yang telah mendapatkan izin dari Menteri. Kemudian perihal Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah dibahas kembali pada BAB V Pasal 53 1). KBIHU melakukan bimbingan dan perdampingan Ibadah Haji sesuai dengan standarisasi bimbingan dan perdampingan. 2). KBIHU hanya melakukan bimbingan dan pendampingan kepada jemaah haji yang memerlukan jasa KBIHU.

Sesuai dengan aturan tersebut KBIHU Darul Ulum telah memiliki izin dari keputusan wilayah Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat No.KW.10.3/3Hj.01/1078/2012 tentang Izin Penyelenggaraan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan terakreditasi “B”. Pelaksanaan pembinaan manasik haji di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Darul Ulum sendiri mulai dilaksanakan pada kisaran bulan Rabiul Awal sampai dengan bulan Syawal. Dan dilaksanakan kurang lebih sebanyak dua puluh kali pertemuan untuk manasik haji. Tujuan dari pembinaan manasik haji menurut Pak H. Ikbal selaku wakil ketua dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Darul Ulum diantaranya adalah membekali jemaah untuk mendapatkan ilmu sebagai sarana untuk ibadah kepada Allah, agar jemaah tidak salah dalam melaksanakan haji.4

Adapun unsur-unsur dari pelaksananaan program pembinaan manasik haji yang penulis dapatkan dari wawancara

4 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.

dengan Wakil Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Darul Ulum adalah :

1. Jemaah haji

Menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah menyebutkan dalam Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 bahwa jemaah haji adalah warga negara yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Jemaah haji reguler adalah jemaah haji yang menjalankan Ibadah Haji yang diselenggarakan oleh Menteri. Jemaah haji khusus adalah Jemaah haji yang menjalankan Ibadah Haji yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus. Sedangkan jemaah umrah adalah seseorang yang melaksanakan Ibadah Umrah.

Menurut Bapak H. Ikbal Farisi selaku wakil ketua KBIHU Darul Ulum bahwa syarat jemaah yang dapat mengikuti bimbingan manasik haji adalah calon jemaah haji yang sudah terdaftar di KBIHU tempat jemaah ingin mengikuti manasik haji, kemudian telah mendapatkan surat panggilan dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, dan sudah selesei melaksanakan cek kesehatan.5

Jumlah jemaah haji di Kabupaten Bogor untuk tahun 2020 yang penulis dapatkan dari hasil wawancara

68

oleh Bapak Muslimin Ansori selaku JFU Pengembangan Dana Haji di Kementerian Agama Kabupaten Bogor berjumlah sekitar 3.600 jemaah haji. Adapun data daftar jumlah jemaah yang penulis dapatkan sebagai berikut:6

Tabel 5.1

Data Calon Jemaah Haji Kab. Bogor tahun 2020.

No Kecamatan Jemaah No Kecamatan Jemaah

1. Bbk. Madang 82 21. Jonggol 61 2. Bj. Gede 319 22. Kemang 42 3. Caringin 69 23. Klp. Nunggal 55 4. Cariu 43 24. Lw. Liang 80 5. Cb. Bunglang 129 25. Lw. Sadeng 47 6. Ciampea 98 26. Mg. Mendung 55 7. Ciawi 106 27. Nanggung 79 8. Cibinong 417 28. Pamijahan 82 9. Cigombong 49 29. Parung 69 10. Cigudeg 80 30. Pr. Panjang 23 11. Cijeruk 39 31. Rc. Bungur 8 12. Cileungsi 156 32. Rumpin 52 13. Ciomas 161 33. Sk. Jaya 32 14. Cisarua 62 34. Sk. Makmur 53 15. Ciseeng 76 35. Sukaraja 156 16. Citeureup 175 36. Tenjo 21

6 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Muslimin Ansori selaku JFU Pengembangan Dana Haji Kementerian Agama Kabupaten Bogor, 19

17. Dramaga 62 37. Tjr. Halang 58 18. Gn. Putri 243 38. Tmn. Sari 82 19. Gn. Sindur 32 39. Tnj. Laya 43 20. Jasinga 71 40. Tnj. Sari 36

Total 3.603

Sedangkan jumlah jemaah haji yang terdaftar mengikuti bimbingan manasik haji di KBIHU Darul Ulum tahun 2020 berjumlah 138 jemaah adapun data jemaah tersebut terdapat atau dapat dilihat pada lampiran.

Dari jumlah calon jemaah haji di KBIHU Darul Ulum yang berjumlah 138 jemaah. Maka penulis menemukan jumlah calon jemaah haji yang berjenis kelamin pria sebanyak 59 jemaah, dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 79 jemaah.

Tabel 5.2

Data Calon Jemaah KBIHU Darul Ulum berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2020 No Jenis Kelamin Jumlah

1. Pria 59 jemaah 2. Perempuan 79 jemaah

70

Sedangkan jumlah data jemaah untuk 3 tahun terakhir yaitu tahun 2018, 2019 dan 2020 adalah sebagai berikut :7

Tabel 5.3

Data Jemaah Haji KBIHU Darul Ulum tahun 2018-2020

No Tahun Jumlah Jemaah

1 2018 113 Jemaah 2 2019 161 Jemaah 3 2020 138 Jemaah

2. Narasumber pembinaan manasik haji

Narasumber pembinaan manasik haji merupakan seorang yang menjadi pembicara dalam kegiatan manasik haji. Narasumber tersebut yang nantinya akan emberikan informasi terkait pelaksanaan manasik haji dimulai dari keberangkatan hingga jemaah kembali ke tanah air. Untuk menjadi seorang narasumber atau pemateri manasik haji seseorang harus memiliki syarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh KBIHU.

Adapun kualifikasi pemateri manasik haji yang telah di tetapkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Darul Ulum adalah :

1. Berpendidikan minimal S1/D3

7 Wawancara pribadi dengan Bapak. Yusuf Fauzi Rahman selaku pengurus bagian logistik di KBIHU Darul ulum Bogor, 12 November 2020.

2. Pernah melaksanakan haji

3. Diutamakan dapat berbicara Bahasa Arab 4. Memiliki pehamahaman terkait Fiqh Haji 5. Sudah bersertifikasi pembimbing haji

Pemerintah telah menyelenggarakan sertifikasi bagi pembimbing manasik haji professional. Sertifikasi ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah yang bekerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi Islam Negeri (UIN/IAIN) yang memiliki prodi manajemen haji dan umrah di seluruh Indonesia. Tetapi dalam hal sertifikasi pembimbing manasik haji di KBIHU Darul Ulum tidak semuanya sudah bersertifikasi. Adapun daftar nama pembimbing di KBIHU Darul Ulum adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4

Daftar Pembina Manasik Haji KBIHU Darul Ulum Bogor

No Nama Pembimbing Keterangan Sertifikasi

1. KH. Cep Tahyar Belum 2. Ust. H. Ikbal Farisi Sudah 3. Ust. H. Wahdan Belum 4. Ust. H. Ahmad Syukri Belum 5. Ust. H. Suardi Belum 6. Ust. H. Djamhur Belum 7. Ust. H. Elang Krisnadi Belum

72

Selain narasumber dari KBIHU yang mengisi materi terkait pelaksanaan haji. Pelaksanaan pembinaan manasik haji di KBIHU Darul Ulum juga diisi dari Departemen Agama dan Dinas Kesehatan setempat.8 3. Sarana pembinaan manasik haji

Sarana prasarana pembinaan manasik haji merupakan hal penting dalam pembinaan manasik haji. Tanpa adanya sarana prasarana tersebut maka pembinaan manasik haji tidak dapat berjalan dengan baik. Sarana prasarana untuk pembinaan manasik haji meliputi miniatur Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, miniatur Ka’bah, manequin (untuk kain ihram), buku paket bimbingan manasik haji, dan DVD manasik, perjalanan dan hikmah haji.9 Hasil wawancara dengan narasumber menjelaskan bahwa Sarana dan prasarana di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Darul Ulum Bogor sudah tersedia semuanya.

4. Materi pembinaan manasik haji

Adanya jemaah sebagai komunikan dan pemateri sebagai komunikator tentunya harus terdapat sebuah pembicaraan agar dapat menghubungkan keduanya. Dalam pembinaan manasik haji, jemaah merupakan komunikan

8 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.

9 Ali Rokhmad, Manajemen Haji: Membangun Tata Kelola Haji Indonesia, (Jakarta Pusat: Media Dakwah, 2016), hal. 152.

dan pemateri merupakan komunikator. Materi pembinaan manasik haji merupakan isi atau pembicaraan dari pemateri pembinaan manasik haji itu kepada jemaah. Adapun materi pembinaan manasik haji yang telah ditetapkan meliputi, Kebijakan Pemerintah dan Undang-undang perhajian, panduan perjalanan haji di Tanah Air dan Tanah Suci, panduan Pelestarian Haji Mabrur, umrah wajib dan umrah sunnah, haji, wukuf, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar Jamarah, Thawaf Ifadah, Thawaf Wada, Ziarah di Makkah dan Madinah, akhlaq dan sosial budaya Arab Saudi, hak dan kewajiban jemaah, pembentukan kepala regu, kepala rombongan dan kloter dan melestarikan haji mabrur.

Materi pembinaan manasik haji di Kabupaten Bogor maupun di KBIHU Darul Ulum sendiri sudah sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Dirjen Haji dan Umrah. Adapun materi bimbingan manasik haji terpadu sesuai dengan keputusan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Nomor 146 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh Kementerian Agama dan KBIHU Darul Ulum terdapat atau dapat dilihat pada lembar lampiran.

Adapun pertemuan untuk melaksanakan pembinaan manasik haji yang telah ditetapkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah adalah 3 kali dalam sebulan. Dilaksanakan setiap hari minggu di minggu ke 2,

74

3, dan 4, sedangkan minggu di awal bulan merupakan hari libur untuk manasik haji.

5. Metode pembinaan manasik haji

Metode pembinaan manasik haji merupakan salah satu unsur dari pembinaan manasik haji. Untuk dapat memahami pembicaraan seseorang maka diperlukannya metode atau cara yang teratur agar komunikan paham maksud dari narasumber. Ada beberapa metode yang diterapkan dalam pembinaan manasik haji di KBIHU Darul Ulum Bogor diantaranya :

1. Metode Khusus Penguasaan Qalbu

Metode khusus penguasaan qalbu ini adalah metode khusus yang diterapkan dan mungkin yang hanya ada pada KBIHU Darul Ulum sendiri. Menurut informasi yang diperoleh penulis dari hasil wawancara dengan Bapak H. Ikbal selaku Wakil Ketua Yayasan Darul Ulum mengatakan bahwa calon jemaah haji wajib membaca dzikir sebelum memulai manasik haji. Adapun dzikir bersama yang dilakukan oleh calon jemaah haji yakni pembacaan ratibul athas, yasin, asmaul husna dan ditutup dengan doa bersama baru dilanjut dengan materi manasik haji. Menurutnya hal ini digunakan untuk melenturkan hati jemaah haji dari sifat kesombongan ketika ingin menunaikan ibadah haji.

Oleh karena itu calon jemaah haji diwajibkan untuk membaca dzikir agar hatinya bersih dan selalu ingat akan adanya Allah Swt, sebagaimana perintah Allah fadzkurullaha katsiron. Metode ini digunakan di KBIHU Darul ulum juga merupakan perintah dari guru-guru Alm. KH. Anwar dari kota Mekkah yang mengatakan, disamping materi dan simulasi, qolbu menanam ke batiniyah calon jemaah haji dengan kekuatan dzikir dan doa bersama itu sangat penting.

2. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode penerapan ilmu yang dituturkan oleh narasumber atau pemateri terhadap calon jemaah haji yang dibantu dengan peralatan mengajar. Umumnya metode ini sudah sangat sering digunakan bahkan hampir semua KBIHU di Indonesia menggunakan metode ceramah ini untuk melaksanakan pembinaan manasik haji. Hal tersebut dikarenakan metode ceramah ini adalah metode yang relatif mudah dilaksanakan meskipun tidak adanya peralatan mengajar yang memadai.

3. Metode Tanya-jawab

Metode tanya jawab atau interaktif adalah metode yang digunakan agar calon jemaah haji

76

aktif dalam bertanya kepada narasumber atau pemateri. Jika metode ceramah yang aktif hanyalah narasumber maka di metode tanya jawab ini calon jemaah haji diharuskan untuk aktif. Hal ini digunakan agar narasumber atau muthawif mengetahui dan paham bagian mana yang perlu diperjelas lagi kepada calon jemaah haji agar calon jemaah haji nantinya dapat melaksanakan haji dengan sebaik mungkin.

4. Metode Simulasi

Metode simulasi atau biasa yang disebut dengan metode praktek lapangan adalah gambaran atau replika yang akan terjadi nantinya. Para calon jemaah haji pastinya akan melakukan metode simulasi ini agar mereka dapat merasakan atau memiliki gambaran apa yang akan mereka lakukan dan apa yang akan terjadi di Tanah Haram. Seperti praktek Ihram, Sa’I, melontar jumrah, tahalul, thawaf, wukuf dan lain sebagainya sampai pelaksanaan haji selesai. Ini dilakukan agar terciptanya jemaah haji yang mandiri. Dengan banyaknya calon jemaah haji di Indonesia yang pernah melaksanakan ibadah haji sebelumnya tentu akan sangat membantu pembimbing haji di Tanah Haram nantinya.

6. Biaya pembinaan manasik haji di KBIHU Darul Ulum KBIHU Darul Ulum menerima sebesar 3.500.000,00 setiap jemaah untuk pelaksanaan pembinaan manasik haji. Dari pendanaan tersebutlah KBIHU dapat melaksanakan pembinaan manasik haji. Biaya tersebut digunakan untuk keperluan pembinaan manasik haji jemaah yang meliputi konsumi tiap pertemuan, peralatan alat tulis untuk jemaah, honor dan transport untuk pemateri dan panitia, infak, zariah, pemeliharaan gedung, air, listrik dan lainnya.10

Adapun realisasi rincian jasa pembinaan manasik oleh KBIHU Darul Ulum adalah sebagai berikut.

Table 5.5

Realisasi biaya Bimbingan Manasik Haji KBIHU Darul Ulum Bogor

No URAIAN PENERIMAAN PENGELUARAN

Penerimaan dari jemaah haji

Rp. 483.000.000

1. BPIH/ONH Pembimbing Pendamping ke tanah suci

Rp. 117.000.000

2. Pengadaan ATK, fotocopy, materai dll

Rp. 10.350.000

3. Pemeliharaan gedung, air, listrik dll

Rp. 5.934.000

10 Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Ikbal Farisi, S.H.I selaku Wakil Ketua KBIHU Darul Ulum Bogor, 10 Februari 2021.

78

4. Konsumsi/snack (20 kali pertemuan)

Rp. 27.600.000

5. Honor dan transport penceramah dan panitia

Rp. 13.800.000

6. Honor petugas TU dan administrasi Rp. 92.460.000 7. Pengembangan pendidikan TK, SD, SMP, SMK, MA, MT dan Ponpes Rp. 103.500.000

8. Infak, Zariah, dan pengembangan yayasan

Rp. 42.780.000

9. Transport pengurus KBIHU komsultasi dengan kankemenag, bps dan dinas kesehatan

Rp. 9.936.000

10. Persiapan obat-obatan Rp. 2.760.000 11. Baju, seragam, dan infaq

IPHI, FK, KBIHU, BAZIS dan PMI

Rp. 33.120.000

Jumlah Rp. 483.000.000 Rp. 459.240.000

Saldo Rp. 23.760.000

B. Analisis Implementasi Kebijakan Pembinaan Manasik Haji

Dokumen terkait