• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemikiran Ekonomi Yahya bin Umar

Arif Yasin

C. Analisis Pemikiran Ekonomi Yahya bin Umar

Statement Yahya bin Umar tersebut mengindikasikan bahwa ia termasuk salah seorang ulama yang mendukung liberisasi ekonomi (kebebasan ekonomi), termasuk kebebasan kepemilikan. Sikap Rasulullah yang menolak melakukan penetapan harga melalui statementnya yang tertuang dalan sebuah dalam sebuah hadith riwayat Abu Dawud melalui sanad Anas bin Malik, juga merupakan indikasi awal bahwa ekonomi Islam tidak hanya mengatur tentang kepemilikan pribadi, tetapi juga menghormati dan melindunginya. Tentu saja, kebebasan ekonomi yang dimaksud bukanlah kebebasan mutlak tanpa batas sebagaimana dalam ekonomi konvensional. Kebebasan yang dimaksud di sini adalah suatu kebebasan yang tetap berada dalam koridor syariat Islam. Kebebasan

46

Nur Chamid,, Jejak langkah ..., h. 211

ekonomi tersebut juga berarti bahwa harga ditentukan oleh kekuatan pasar, yakni kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand). Sebagaimana teori permintaan dan penawaran. 48

Dalam hukum permintaan (demand) dinyatakan,”jika harga turun, maka permintaan akan naik, dan sebaliknya jika harga naik maka permintaan akan turun”. Hukum ini, secara eksplisit menyatakan adanya hubungan negatif antara permintaan dengan harga. Sedangkan dalam hukum penawaran (Supply) justru menyatakan adanya hubungan yang positif antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga dikenakan. 49

Jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki sifat hubungan yang erat sebagaimana tersebut dalam statement di atas. Hal ini disebabkan oleh dua hal.Pertama; kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti(substitusi) dari barang yang mengalami kenaikan harga tersebut. Sebaliknya, jika harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga. Kedua; kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Hal ini memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang, terutama barang yang mengalami kenaikan. Tetapi, sekali lagi bahwa mekanisme harga harus tunduk kepada kaidah-kaidah Islam. Diantara kaidah-kaidah tersebut adalah pemerintah berhak melakukan intervensi ketika terjadi tindakan kesewenang- wenangan dalam pasar, seperti ihtikar dan siyasah al ighraq atau banting harga (dumping) yang dapat menimbulkan kemudlaratan bagi masyarakat secara umum. Hal ini sesuai dengan tugas yang diemban pemerintah dalam upaya mewujudkan keadilan sosial di setiap kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah: 50

48

Subhan, Moh, Pemikiran Ekonomi Yahya bin Umar dalam perspektif Ekonomi

Modern, Ulumuna Vol 1 No 1 Juni 2015, h. 95.

49

Ibid, h. 95-96.

فرصت

واًنا

ىهع

ةيعارنا

طىُي

اب

ةحهصن

"Tindakan pemimpin terhadap rakyat harus dikaitkan dengan kemaslahatan".

Statement Yahya bin Umar yang melarang praktek banting harga (dumping) bukan dimaksudkan untuk mencegah harga barang menjadi murah. Tetapi, lebih pada suatu upaya untuk mencegah terjadinya dampak negatif terhadap mekanisme pasar dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Jika harga di pasar turun atau murah karena faktor alami tidaklah menjadi masalah, semisal barang di pasar banyak, maka menurut hukum ekonomi harga barang akan turun. Tetapi jika harga dipasar murah karena ada rekayasa untuk menguasai harga secara monopoli, dan berakibat kepailitan pedagang lain maka hal tersebut dilarang oleh Islam.51

Statement Yahya bin Umar tidak menghendaki terjadinya monopoli dan kartel, karena monopoli akan memaksa orang untuk membeli produk yang disediakan oleh pemasok tunggal dan menghilangkan alternatif dari pasar itu. Dan monopoli ini akan mengganggu ketertiban umum dari pasar itu sendiri. Yahya bin Umar juga tidak menghendaki terjadinya kartel di pasar karena akan merugikan pasar , terutama pasar konsumen di pasar tersebut.

Yahya bin Umar juga mengatakan menimbun barang akan merugikan orang, maka barang yang ditimbun harus disita dan dijual di pasar. Dan modalnya akan dibayarkan kembali kepada pemilik, dan labanya akan didistribusikan kepada orang miskin sebagai pelajaran bagi mereka.

D. Penutup

Pemikiran ekonomi Yahya bin Umar dapat ditemukan rinci di dalam karyanya yang berjudul Ahkam al-Suq. Buku ini merupakan karya independen pertama di bidang hisbah. Ada tiga tema utama yang diusung oleh Yahya bin Umar dalam karyanya, yaitu (1) struktur pasar; (2) hubungan negara dan pasar, dan (3) pembentukan harga. Menurut Yahya bin Umar, pasar yang ideal berada dekat dengan konsep pasar kompetitif saat ini dan memiliki lima fitur dasar,yaitu : (1) transparansi; (2) tidak ada monopoli dan kartel; (3) pencegahan terjadinya penjualan di luar pasar (forestalling); (4) pencegahan persaingan tidak sehat, serta (5) menghindari kecurangan dan penjualan produk yang haram.52

Sedangkan tugas utama negara dalam kaitannya dengan pasar adalah regulasi dan kontrol. Tugas regulasi dan kontrol pasar mesti dilakukan oleh negara dalam upaya menghindari situasi yang tidak adil, mempertahankan kelangsungan pasar dan penghapusan tindakan yang akan merugikan pasar ideal dan pemeriksaan pasar adalah salah satu tugas negara.53

Dalam penentuan harga, Yahya bin Umar berpendapat bahwa harga ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar yang ideal. Harga seperti menyediakan pemasok dengan jumlah yang wajar dari keuntungan dan konsumen memperoleh apa yang dibutuhkan. Intervensi dalam penentuan harga akan mengganggu keseimbangan pasar. Hal ini akan merugikan semua segmen di pasar. Maka seharusnya tidak ada kontrol harga di pasar yang ideal. Jika terjadi ada formasi monopoli atau kartel di pasar sehingga negara harus menghambat situasi seperti itu. Setelah intervensi ini harga dikembalikan lagi pada pembentukan harga yang alami.54

52

Yadi Janwari, Pemikiran..., h. 157.

53

Ibid.

Daftar Pustaka

Aziz, Abdul, Ekonomi Islam: analisis Mikro dan Makro-Edisi Pertama,

Cetakan Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

Abdullah, Boedi, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Cet.I, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran ekonomi Islam, Depok: Gramata Publishing, 2010.

Al Arif, M. Nur Rianto, Pengantar ekonomi Syariah: Teori dan Praktik, Cet.I, Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.

Chamid, Nur, Jejak langkah Sejarah Pemikiran ekonomi Islam, Cet.I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Hararap, Isnaini, dkk, Hadits-Hadits Ekonomi, Edisi Pertama, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.

Isgiyarta, Jaka, Dasar-Dasar Ekonomi Islam Menuju Sirathal Mustaqim,

Cetakan Pertama, Yogyakarta: Ekonisia, 2012.

Janwari, Yadi, Pemikiran Ekonomi Islam, cetakan pertama, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2016.

Karim, Adiwarman A, Ekonomi Mikro Islami, Ed. 5, Cet. 7, Jakarta : Rajawali Pers, 2015.

Karim, Adiwarman Azwar, Haji., Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Ed. 3, Cet. 7, Jakarta : Rajawali Pers, 2016.

Rahardja , Prathama, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro Ekonomi & Makro

Ekonomi), edisi ketiga, Mandala Manurung, Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Suwiknyo, Dwi, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Cetakan I, Yogyakarta, 2010.

Subhan, Moh, Pemikiran Ekonomi Yahya bin Umar dalam perspektif

KONSEP EKONOMI ISLAM MENURUT AL-MAWARDI