• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Pedagang Bakso Keliling

6.2. Analisis Pendapatan

6.2.2. Analisis Pendapatan Pedagang Bakso Keliling

Penerimaan, pengeluaran dan pendapatan yang di dapatkan oleh pedagang bakso keliling memiliki perbedaan dengan perdagang bakso mangkal, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Penerimaan, Pengeluaran dan Pendapatan Pedagang Bakso Keliling

Pada Pedagang Bakso Keliling Pada Tahun 2009

No Responden Pedagang Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Pendapatan (Rp) 1 Keliling 1 17.400.000 14.567.100 2832900 2 Keliling 2 7.500.000 4.216.517 3283483 3 Keliling 3 6.700.000 5.808.517 941483 4 Keliling 4 5.400.000 3.378.517 2021483 5 Keliling 5 5.040.000 4.090.017 949983 6 Keliling 6 9.450.000 8.496.767 953233 7 Keliling 7 7.800.000 6.285.600 1514400 8 Keliling 8 6.000.000 5.185.017 814983 9 Keliling 9 7.560.000 6.725.600 834400 10 Keliling 10 4.500.000 3.844.016 655983 11 Keliling 11 10.500.000 7.598.016 2901983 12 Keliling 12 9.600.000 8.423.766 1176233 13 Keliling 13 5.200.000 4.24.517 1003483 14 Keliling 14 9.000.000 7.052.100 1947900 15 Keliling 15 6.300.000 6.167.100 132900

Pedagang bakso keliling tidak memiliki banyak perbedaan dalam hal pendapatan yang didapatkannya sehingga penerimaan, pengeluaran yang

didapatkan oleh pedagang bakso keliling tersebut dirata-ratakan dan dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 19. Rata-rata Biaya Variabel dan Biaya Tetap Pedagang Bakso Keliling Per hari dan Per bulan Pada Tahun 2009.

Uraian Satuan Jumlah Harga Perhari Perbulan Biaya Variabel: − Bahan Baku • Daging Sapi Kg 2.4 54.819 131.600 3.947.000 • Tepung Tapioka/Aci + Bumbu Paket 18.450 554.000 − Bahan Pelengkap • Mie Kg 1,52 5.000 7.600 227.000 • Bihun Kg 1,07 7.000 7.500 224.000 • Sayur Toge Kg 1,45 4.000 5.800 174.000 • Sawi Kg 1,4 4.000 5.600 168.000 • Minyak Goreng Kg 0,17 10.000 1.750 51.667

• Bawang Goreng Jadi Bungkus 0,7 5.000 3.500 104.000

• Seledri Kg 0,16 8.000 1.350 40.000

• kecap manis Bungkus 1,1 3.000 3.300 99.000

• Saos Bungkus 2,45 2.000 4.900 147.000 • Cuka Botol 1,3 1.000 1.300 38.200 • Garam Kg 0,32 2000 650 19.000 • Penyedap Rasa Kg 0,09 20.000 1.800 53.000 • Sambel Kg 0,26 16.000 4.200 124.000 − Pembungkus

• Plastik + Karet Paket 1.800 1.800 54.000

− Biaya Gas Tabung 0,48 13.000 6.250 187.000

− Biaya Transportasi Rupiah 2.800 2.800 84.000

Total Biaya Variabel 209.850 6.294.866

Biaya Tetap: − Sewa Tempat Rp 0 0 0 − Listrik,air,keamanan dan kebersihan Rp 0 0 0

− Biaya Tenaga Kerja Orang 20.000

− Biaya Penyusutan • Gerobak Rp 2.800 2.800 83.333 • Kompor Rp 125 125 3.750 • Dangdang Rp 50 50 1.167 • Centong Rp 25 25 778 • Tabung Gas Rp 25 25 433 • Ember Rp 45 45 1.350

Total Biaya Tetap 3.700 110.811

Pada Tabel 19 dapat dilihat rata-rata biaya total variabel yang dikeluarkan oleh pedagang bakso keliling sebanyak Rp 209.850 per hari dan untuk per bulannya sebanyak Rp 6.294.866. Hal ini disebabkan karena dalam produksi biaya yang dikeluarkan untuk biaya variabel ini sesuai dengan jumlah atau kapasitas yang diproduksi. Biaya bahan baku yang digunakan oleh pedagang bakso keliling per hari sebesar Rp 131.600, dengan rincian harga perkilogram daging sapi yang digunakan oleh pedagang bakso adalah dari Rp 45.000 hingga Rp 50.000 dan rata-rata para pedagang bakso membeli daging tersebut sebanyak 1,5 kilogram hingga 2,5 kilogram per hari. Biaya bahan baku lainnya yang digunakan adalah tepung tapioka atau aci dan bumbu untuk pengolahan bahan baku yang digunakan pedagang bakso keliling per hari sebesar Rp 18.450 dan per bulannya Rp 554.000. tepung serta bumbu untuk pengolahan bahan baku tersebut digunakan sesuai dengan keiinginan pelaku usaha bakso. Perbandingan yang seharusnya digunakan dalam mengolah bakso mulai dari 0,2 gram banding satu kilogram daging. Tetapi bagi pelaku usaha bakso keliling jika hal tersebut dilakukan maka mereka tidak dapat menjual produk mereka dengan harga murah. Sehingga kebanyakan mereka memakai perbandingan dengan 0,25 gram hingga setengah kilogram tepung banding satu kilogram daging.

Biaya bahan pelengkap yang digunakan sehari oleh pedagang bakso keliling bervariasi, biaya rata-rata per hari untuk mie adalah sebesar Rp 7.600 dimana setiap pedagang bervariasi menggunakan jumlah mie setiap harinya. Pedagang bakso keliling biasanya mengggunakan mie kiloan, yang dibeli langsung ke pasar tradisional terdekat dengan pemukiman pedagang. Jumlah mie yang digunakan sehari sebanyak satu kilogram hingga dua kilogram perhari, dimana harga rata-rata per kilogram mie sebesar Rp 5.000. Biaya rata-rata untuk bihun yang dikeluarkan per hari sebesar Rp 7.500, jumlah yang digunakan oleh pedagang per harinya berkisar setengah hingga dua kilogram per hari dengan harga bihun per kilogram sebesar Rp 8.000.

Bahan pelengkap lainnya yang digunakan sehari-hari adalah sayuran, sayuran yang digunakan oleh pedagang bakso keliling terdiri dari sayur toge dan sawi. Biaya rata-rata yang dikeluarkan per hari untuk sayur toge adalah sebesar Rp 5.800 dan biasanya para pelaku usaha ini menggunakan toge per harinya

sebesar satu hingga dua kilogram per hari dengan harga per kilogram Rp 4000. Sayur sawi yang digunakan per hari juga berkisar antara satu hingga dua kilogram per hari dengan harga per kilogram Rp 3.000 dan biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pedagang setiap harinya sebesar Rp 5.600. Bahan pelengkap lain yang digunakan adalah seledri, biaya rata-rata per hari untuk seledri sebesar Rp 1.350. Dimana para pedagang biasanya membeli seledri mulai dari harga Rp 500 hingga Rp 2.000 perhari. Karena kapasitas produksi pada penjualan bakso keliling sedikit maka jumlah seledri yang digunakan juga tidak banyak, sehingga membeli dengan harga Rp 500 hingga Rp 2.000 per hari sudah mencukupi untuk kebutuhan pedagang per harinya.

Bahan pelengkap yang digunakan juga adalah bawang goreng jadi yang dibeli langsung dari pasar dengan biaya rata-rata sebesar Rp 3.500 per hari. Para pedagang menggunakan bawang goreng jadi yang dibeli langsung di pasar dengan alasan untuk lebih praktis dalam penyajiannya serta tidak membutuhkan waktu untuk mengolah atau menggoreng lagi jika membeli bawang mentah, dan dari segi kualitas dan penampilan juga bawang goreng jadi yang dibeli dipasar lebih kriuk disbanding dengan buatan mereka sendiri. Minyak goreng yang digunakan perharinya oleh pelaku usaha bakso tidak membutuhkan banyak, sehingga biaya rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp 1.700 perhari.

Biaya rata-rata yang dibutuhkan pedagang bakso untuk kecap manis per hari sebesar Rp 3.300 dengan menggunakan kecap yang dibeli di pasar tradisional, dan pelaku usaha tersebut tidak menghiraukan merek yang digunakan dalam penjualannya. Para pedagang bakso memilih kecap yang murah dan seringnya dikemas dalam botolan. Sama seperti saos yang digunakan setiap harinya dibeli di pasar tradisional dengan tanpa memperhatikan merek atau kualitas yang digunakan dan biaya rata-rata yang dikeluarkan per hari oleh pedagang bakso keliling sebesar Rp 4.900. Biaya rata-rata cuka yang digunakan per hari sebesar Rp 1.300 dan biaya rata-rata garam yang digunakan per hari sebesar Rp 650, dan penyedap rasa yang digunakan bervariasi dengan biaya rata- rata sebesar Rp 1.800. Kebutuhan sambel yang digunakan sehari-hari sebesar Rp 4.200 per hari.

Biaya rata-rata untuk pembungkus per hari yang dikeluarkan oleh pedagang bakso keliling adalah sebesar Rp 1.800, dengan rincian plastik dan karet

yang digunakan per harinya. Kebutuhan pembungkus tidak diperlukan banyak dikarenakan pedagang bakso keliling tidak membutuhkan banyak pembungkus, biasanya para konsumen langsung membawa mangkok sendiri atau makan langsung di tempat. Biaya rata-rata gas yang digunakan per hari sebesar Rp 6.250, dan biaya rata-rata transportasi sebesar Rp 2.800. pelaku usaha bakso biasanya belanja dekat dengan pemukiman mereka, sehingga sebagian pelaku usaha tidak mengeluarkan biaya transportasi. Sehingga rata-rata jumlah total biaya variabel dalam usaha bakso keliling sebesar Rp 209.850 per hari dan jika dikalikan dengan jumlah satu periode yaitu perbulan maka rata-rata jumlah total biaya variabel sebesar Rp 6.294.850.

Biaya tetap yang digunakan per bulannya adalah terkait dengan biaya penyusutan. Biaya penyusutan alat seperti gerobak biaya rata-rata yang dikeluarkan per bulannya adalah sebesar Rp 83.500, hal ini dengan perhitungan bahwa satu buah gerobak dibeli dengan harga Rp 2.500.000 kemudian nilai sisa yang dimiliki sebesar Rp 500.000 dengan asumsi ketahanan gerobak selama dua tahun kemudian dibagi 12 bulan. Selanjutnya penyusutan rata-rata biaya kompor sebesar Rp 3.750 perbulan, biaya rata-rata penyusutan dangdang Rp 1.167 perbulan, biaya rata penyusutan centong sebesar Rp 778 perbulan, biaya rata-rata ember Rp 1.350 perbulan. Dan dalam biaya tetap lainnya yang digunakan oleh pedagang bakso keliling terdapat satu pedagang yang menggunakan seorang tenaga kerja yang dibayar Rp 300.000 perbulan, sehingga dari jumlah tersebut maka biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja sebesar Rp 20.000 perbulan.

Total biaya rata-rata untuk biaya tetap pedagang bakso keliling sebesar Rp 110.811 perbulan. Hal ini dikarenakan tidak adanya biaya tetap lain yang harus dikeluarkan oleh pedagang bakso keliling, seperti penyewaan tempat sebagaimana yang dilakukan oleh pedagang bakso mangkal, serta pembayaran biaya listrik, air, keamanan dan kebersihan. Perbedaan dalam biaya tetap yang dikeluarkan oleh pedagang bakso keliling dengan pedagang bakso mangkal adalah dalam biaya sewa tempat usaha, biaya listrik, air, keamanan dan kebersihan serta biaya tenaga kerja yang dilakukan oleh pelaku usaha tersebut. Biaya rata-rata sewa tempat oleh pedagang mangkal per bulannya sebesar Rp 858.900 sedangkan bagi pedagang

bakso keliling tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat per bulannya karena pedagang bakso keliling menggunakan gerobak dorong untuk menjajakan hasil jualannya, dan biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pedagang bakso mangkal untuk listrik, air, keamanan dan kebersihan sebesar Rp 240.700 perbulannya dan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar Rp 5.443.350 per bulannya.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rincian biaya yang dikeluarkan oleh pedagang bakso keliling pada lampiran 5.

Perbandingan Pedagang Bakso Mangkal Dengan Pedagang Bakso Keliling

Penerimaan yang didapatkan oleh pedagang bakso kemudian dirata-ratakan dengan melihat rata-rata pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling. Hasil penjualan bakso sapi sebagai hasil produksi dari total jumlah yang terjual selama satu periode dengan asumsi waktu analisis adalah 30 hari dalam satu bulan. Penghitungan penerimaan yang diperoleh pedagang yang dianalisis adalah penerimaan pedagang bakso mangkal dan penerimaan pedagang bakso keliling. Adapun hasil analisis yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 20 sebagai berikut:

Tabel 20. Rata-rata Penerimaan Pedagang Bakso di Kota Bogor Pada tahun 2009.

Pedagang Penerimaan

per Hari (Rp)

Penerimaan per Bulan (Rp) Pedagang Mangkal Skala Mikro

Pedagang Mangkal Skala Kecil Pedagang Mangkal Skala Menengah Pedagang Keliling 432.857 2.344.000 6.000.000 263.000 12.985.714 70.333.333 180.000.000 7.870.000

Dari Tabel 20 dapat diketahui bahwa penerimaan yang diperoleh pedagang bakso mangkal lebih besar dibandingkan dengan pedagang bakso keliling. Hal tersebut karena jumlah produksi dari masing-masing pedagang berbeda. Jumlah produksi yang dihasilkan serta harga yang ditawarkan oleh pedagang juga mempengaruhi penerimaan yang diperoleh oleh pedagang. Penerimaan yang didapatkan oleh pedagang bakso mangkal skala mikro setiap harinya sebanyak Rp 12.985.714 hal ini dikarenakan lama usaha yang digeluti oleh pedagang bakso masih relatif lebih awal dibandingkan dengan pedagang bakso mangkal skala kecil. Adapun penerimaan yang didapatkan oleh pedagang bakso mangkal skala

kecil per bulannya adalah sebesar Rp 70.333.333 sedangkan pedagang mangkal skala menengah mendapatkan lebih besar penerimaannya yakni sebesar Rp 180.000.000.

Pedagang bakso mangkal skala menengah ini sudah memiliki nama yang cukup terkenal kemana-mana, sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk mencoba produk tersebut, seperti boboho dan seseupan merupakan bakso yang sangat terkenal di Bogor. Selain antusias dari konsumen yang ingin mengunjungi tempat tersebut juga dikarenakan letak berjualannya juga sangat strategis, dekat dengan pusat keramaian dan akses ke tempat tersebut juga mudah. Selain itu pedagang skala menengah ini juga memiliki ke khasan yang dimiliki dalam produk dan kualitas serta tempat lokasi berjualan yang nyaman bagi pengunjung. Sementara bagi pelaku pedagang bakso yang skala mikro dan kecil jarang yang memiliki keunikan dalam hal produk yang ditawarkan. Rata-rata penerimaan yang didapatkan pedagang bakso keliling setiap hari sebanyak Rp 263.000 dan per bulannya sebesar Rp 7.870.000. Harga yang ditawarkan oleh pedagang bakso mangkal lebih mahal dibandingkan pedagang bakso keliling. Harga per porsi yang ditawarkan pedagang bakso mangkal sebesar Rp 6.000 hingga Rp 12.000 sedangkan harga yang ditawarkan oleh pedagang bakso keliling lebih murah yakni sebesar Rp 5.000 hingga Rp 8.000 per porsi. Kapasitas yang dihasilkan dalam produksi dan jumlah penjualan per harinya juga lebih banyak pedagang bakso mangkal sehingga jumlah penerimaan yang didapatkan oleh pedagang bakso mangkal cenderung lebih banyak dibandingkan dengan pedagang bakso keliling.

Perbedaan pendapatan antara pedagang bakso mangkal dengan pedagang bakso keliling adalah dari jumlah penerimaan yang didapatkan oleh pelaku usaha bakso. Modal harian yang digunakan oleh pedagang bakso mangkal maupun pedagang bakso keliling juga berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima oleh masing-masing pedagang. Modal harian yang digunakan berbeda, hal ini dikarenakan pengalaman dalam berusaha, kebijakan dari pedagang serta pola pengeluaran para pedagang yang berbeda setiap harinya. Pedagang mangkal memiliki modal hariannya lebih besar daripada pedagang bakso keliling, sehingga memungkinkan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar. Semakin besar modal yang digunakan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh (Wahyudin,

1993). Tetapi dengan modal yang besar belum tentu memperoleh pendapatan yang besar pula, dan ada yang modalnya kecil memperoleh keuntungan yang lebih besar. Harga yang ditawarkan oleh pelaku usaha tersebut juga memiliki perbedaan. Pedagang bakso mangkal menawarkan harga kepada konsumen mulai dari harga per mangkok Rp 6.000 hingga Rp 12.000 per porsi. Sedangkan pedagang bakso keliling menawarkan harga per mangkok lebih murah dibanding dengan pedagang bakso mangkal. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 5.000 per mangkok hingga Rp.8.000. Harga kapasitas yang diproduksi juga berbeda sehingga memiliki perbedaan jumlah yang terjual dalam satu hari tersebut juga berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Rata-rata Penerimaan, Total Biaya, dan Pendapatan Bersih Pedagang

Bakso di Kota Bogor Pada Tahun 2009.

Uraian

Pedagang Keliling (rupiah/bulan)

Pedagang Bakso Mangkal (Skala)

Mikro Kecil Menengah

Penerimaan Jumlah Total Biaya

7.870.000 6.405.678 12.985.714 9.544.766 70.333.333 27.552.386 180.000.000 105.701.233 Pendapatan Bersih 1.464.322 3.440.948 42.780.947 74.298.767 R/C Rasio 1,23 1,66

Selain dilihat dari nilai pendapatannya, usaha ini juga dapat dilihat efisiensinya dengan membandingkan nilai penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan selama satu periode analisis yaitu satu bulan yakni R/C rasionya. Bila dilihat dari keuntungan usaha tersebut, usaha tersebut untung jika dilakukan yaitu nilai R/C lebih besar dari satu. R/C rasio pedagang bakso mangkal lebih besar dari pedagang bakso sapi keliling, dengan rata-rata R/C rasio pedagang bakso mangkal sebesar 1,66 dan pedagang bakso sapi keliling sebesar 1,23. Artinya setiap satu rupiah yang dikeluarkan pedagang bakso mangkal akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar 1,66 dan setiap satu rupiah yang dikeluarkan pedagang bakso sapi keliling akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar 1,23. Dapat disimpulkan bahwa usaha ini menguntungkan dan layak untuk dijalankan.

Rata-rata usaha pedagang bakso mangkal mencapai R/C rasio sebesar 1,66 dan rata-rata usaha pedagang bakso keliling mencapai R/C rasio sebesar 1,23. Dengan nilai rasio usaha bakso sebesar 1,66 dan 1,23 termasuk kedalam usaha yang memberikan tingkat keuntungan usaha yang tinggi. Menurut Sihite (1998)

menyatakan R/C rasio < 1,00 tergolong tingkat R/C rasio yang rendah dan tidak menguntungkan, R/C rasio 1,00 – 1,21 tergolong tingkat R/C rasio yang sedang sehingga usaha tersebut masih layak untuk dijalankan, R/C rasio > 1,21 tergolong tingkat R/C rasio yang tinggi sehingga usaha yang dijalankan tersebut sangat menguntungkan. Dengan nilai R/C rasio sebesar 1,66 pada pedagang bakso mangkal menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh dari tiap satu rupiah modal usaha yang digunakan akan menghasilkan keuntungan 66 persen. Sedangkan nilai R/C rasio pedagang bakso keliling sebesar 1,23 menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh dari tiap satu rupiah modal usaha yang digunakan akan menghasilkan keuntungan 23 persen. Skala usaha yang dijalankan pedagang bakso akan mempengaruhi besarnya penerimaan dan besarnya biaya usaha, sehingga akan menyebabkan adanya perbedaan R/C rasio usaha pada pedagang bakso yang dilaksanakan. Pengelompokan perbedaan R/C rasio tersebut dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Pengelompokan Pedagang Responden Penelitian Berdasarkan Tingkat

R/C Rasio yang Diperoleh Pada Tahun 2009.

Tingkat R/C Rasio Pedagang

Mangkal Persentase (%) Pedagang Keliling Persentase (%) Rendah < 1,00 0 0 0 0 Sedang 1,00 – 1,21 5 33,3 8 53,3 Tinggi > 1,21 10 66,7 7 46,7 Jumlah 15 100,0 15 100,0

Persentase pedagang yang memiliki kriteria tingkat R/C rasio rendah pada pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling sebanyak nol persen. Pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling memiliki R/C rasio memiliki R/C rasio lebih dari satu atau termasuk ke dalam kriteria tingkat R/C sedang dan tinggi. Untuk R/C rasio sedang bagi pedagang bakso mangkal berkisar sebesar 33,3 persen dan R/C rasio tinggi sebanyak 66,7 persen. Pedagang bakso keliling yang memiliki kriteria R/C rasio sedang sebesar 53,3 persen dan kriteria R/C rasio tinggi sebanyak 46,7 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari kedua usaha bakso tersebut para pedagang bakso mendapatkan keuntungan sebesar R/C rasio masing-masing yang didapatkan oleh pedagang.

Pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling memiliki kegiatan dan peran yang berbeda dalam penjualan maupun pelayanannya kepada konsumen yang membeli sehingga pendapatan yang dimiliki oleh masing-masing pedagang juga memiliki perbedaan. Pengaruh modal harian terhadap pendapatan dalam kegiatan perdagangan pada umumnya, merupakan suatu hal yang mudah dipahami, karena semakin besar modal yang digunakan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh (Wahyudin, 1993). Dari hasil analisis yang didapatkan bahwa pedagang bakso mangkal menggambarkan bahwa pedagang bakso mangkal memperoleh pendapatan lebih besar daripada pedagang bakso keliling sehingga efisiensinya juga mengikuti. Dari perbandingan itu tampak ada kecenderungan bahwa keuntungan yang didapatkan oleh pedagang bakso mangkal lebih besar dan berbeda dengan keuntungan yang didapatkan oleh pedagang bakso keliling. Maka peneliti melakukan analisis perbandingan keuntungan yang didapatkan oleh pedagang bakso mangkal dengan pedagang bakso keliling dengan membandingkan dari R/C rasio yang didapatkan. Untuk menilai perbedaan antara R/C rasio yang didapatkan oleh pedagang bakso mangkal dengan pedagang bakso keliling dilakukan analisis perbandingan R/C rasio dengan membandingkan R/C rasio yang didapatkan oleh masing-masing pedagang dengan uji Mann-Whithney.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Mann-Whithney menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara tingkat R/C rasio pedagang bakso mangkal dengan pedagang bakso keliling. Nilai tersebut ditunjukkan

dengan nilai . .( ) sebesar 0,56 yang lebih kecil dari α 5 % (1.645). rata-rata R/C rasio pedagang bakso mangkal sebesar 1.66 dan rata-rata R/C rasio pedagang keliling sebesar 1,23. Dengan uji tersebut menunjukkan pedagang bakso mangkal mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada pedagang bakso keliling. Maka dari hipotesis yang telah di sebutkan sebelumnya maka dinyatakan tolak H0 pada taraf nyata α. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan Software SPSS V.15 diperoleh hasil:

Ranks

Pedagang N

Mean

Rank Sum of Ranks

R/C Rasio Mangkal 15 18.57 278.50 Keliling 15 12.43 186.50 Total 30 Test Statistics(b) R/C Rasio Mann-Whitney U 66.500 Wilcoxon W 186.500 Z -1.910

Asymp. Sig. (2-tailed) .056

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .056(a)

a Not corrected for ties.

b Grouping Variable: Pedagang

VII KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait