• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika Dan Kontribusinya Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Kopi Arabika

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.2. Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika Dan Kontribusinya Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Kopi Arabika

Pendapatan dari usahatani kopi Arabika maupun dari usaha lain diluar usahatani kopi Arabika pada penelitian ini diperoleh berdasarkan data-data primer dari 42 petani sampel melalui hasil wawancara langsung dengan daftar kuesioner. Pendapatan ini merupakan pendapatan yang diperoleh petani sampel selama tahun 2011, dimulai dari proses prapanen hingga pascapanen. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dari usahatani kopi Arabika ialah besarnya penerimaan dari usahatani kopi Arabika yang dilihat dari hasil produksi kopi Arabika dikali dengan harga jual kopi Arabika, kemudian dikurangi dengan total biaya selama proses produksi kopi Arabika.

V.2.1. Penerimaan Usahatani Kopi Arabika

Penerimaan petani sampel dari usahatani kopi Arabika sangat dipengaruhi oleh harga jual kopi Arabika yang diterima oleh petani sampel dimana penerimaan petani sampel diperoleh dengan mengalikan hasil produksi kopi Arabika (dalam bentuk kg) dengan harga jual kopi Arabika per-kg sehingga hasil dari perhitungan tersebut dinamakan penerimaan. Harga jual kopi Arabika didaerah penelitian mengalami kenaikan yang cukup drastis dimulai dari tahun 2002 dimana harga jual untuk biji merah sebesar Rp.7000/kg dan harga jual untuk biji putih sebesar Rp.21.000/kg. Sebelum tahun 2002, harga jual untuk biji merah sebesar Rp.3000/kg dan untuk biji putih sebesar Rp.11.000/kg – Rp.13.000/kg. Didaerah penelitian, petani sampel hanya bertindak sebagai price taker karena harga jual kopi Arabika ditentukan oleh agen pengumpul maupun perusahaan yang membeli biji kopi Arabika dalam bentuk biji merah.

Petani sampel didaerah penelitian menjual hasil produksi kopi Arabikanya dalam bentuk biji putih maupun biji merah. Dari 42 petani sampel, ada 13 petani yang menjual hasil produksinya dalam bentuk biji merah. Sedangkan 29 petani lainnya menjual dalam bentuk biji putih. Perbedaan bentuk penjualan ini dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti, umur tanaman, pengurangan biaya produksi hingga pemudahan proses produksi. Petani sampel yang menjual hasil produksinya dalam bentuk biji merah hanya menjualnya kepada sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengolahan dan ekspor biji kopi. Perusahaan tersebutlah yang menentukan harga jual biji merah kepada petani sampel sebesar Rp.7000/kg.

Petani sampel yang menjual hasil produksinya dalam bentuk biji putih mengelola biji merah mereka dengan menggunakan mesin penggiling kemudian petani menjemur hasil penggilingan tersebut diatas plastik terpal panjang yang diletakkan di areal terbuka agar mendapat cahaya matahari yang cukup. Apabila kualitas biji merahnya bagus maka 100 kg biji merah dapat menghasilkan 40 kg biji putih, sedangkan untuk kualitas yang kurang bagus maka 100 kg merah hanya dapat menghasilkan 30 kg biji putih. Untuk lebih jelas lagi mengenai rata-rata penerimaan yang diterima oleh petani sampel dapat dilihat pada tabel 17 berikut,

Tabel 17. Rata-Rata Penerimaan dan Produksi Kopi Arabika Petani Sampel Per-Petani dan Per-Rante Selama Tahun 2011 di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi.

No. Bentuk Produksi Kategori Rata-Rata Produksi Rata-Rata Penerimaan (Kg) (Rp.)

1. Biji Merah Per-Petani 2.107,69 Rp.14.753.846,15 Per-Rante 123,15 Rp.921.973,23 2. Biji Putih Per-Petani 1.445,07 Rp.30.346.448,28 Per-Rante 78,11 Rp.1.825.017,75 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 3.

Dari tabel 17 dapat disimpulkan bahwa untuk kategori per-petani, rata-rata produksi biji merah selama tahun 2011 ialah 2.107,69 kg dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.14.753.846,15/tahun atau sekitar Rp.1.229.487,18/bulan. Sedangkan rata-rata produksi biji putih selama tahun 2011 ialah 1.445,07 kg dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.30.346.448,28/tahun atau sekitar Rp.2.528.870,69/bulan. Untuk kategori per-rante, rata-rata produksi biji merah selama tahun 2011 ialah 123,15 kg dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.862.022,47/tahun atau sekitar Rp.71.835,21/bulan. Sedangkan rata-rata produksi biji putih selama tahun 2011 ialah 78,11 kg dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp.1.640.348,56/tahun atau sekitar Rp.136.695,71/bulan.

V.2.2. Total Biaya Produksi Usahatani Kopi Arabika

Total biaya produksi usahatani kopi Arabika merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani sampel selama proses produksi tanaman kopi Arabika yang mencakup biaya penyusutan peralatan pertanian, biaya penggunaan sarana produksi (berupa pupuk dan herbisida), upah tenaga kerja, dan biaya PBB. Biaya penyusutan yang diperhitungkan ialah biaya penyusutan seluruh alat-alat pertanian yang digunakan petani sampel dalam proses produksi tanaman kopi Arabikanya selama tahun 2011. Penyusutan alat-alat pertanian ini dihitung dengan menggunakan rumus

straight-line method. Sedangkan untuk biaya sarana produksi yang diperhitungkan disini merupakan biaya yang dikeluarkan petani sampel untuk pembelian pupuk dan herbisida selama tahun 2011. Adapun jenis pupuk yang digunakan petani sampel untuk meningkatkan hasil produksinya, antara lain, Kompos, Poska, Urea, RZ, TSP, SP-36. Sedangkan untuk herbisida, petani sampel hanya menggunakan satu jenis herbisida, yakni, Gromoxon dengan dosis 10–15 ml untuk 1 rante lahan.

Untuk upah tenaga kerja, peneliti hanya menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan petani sampel terhadap tenaga kerja diluar keluarga (TKLK) selama tahun 2011, sedangkan untuk tenaga kerja didalam keluarga (TKDK) tidak ada perhitungan biaya. Besarnya upah tenaga kerja tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Untuk kegiatan pemupukan, petani sampel memberikan upah Rp.30.000–Rp.40.000/orang dalam sekali kegiatan. Untuk kegiatan pemeliharaan, petani sampel memberikan upah sekitar Rp.20.000–Rp.32.000/orang dalam sekali pekerjaan. Untuk kegiatan panen, petani sampel memberikan upah sekitar Rp.25.000–Rp.40.000/orang dalam sekali kegiatan panen.

Besarnya biaya PBB yang dikeluarkan petani sampel tergantung pada luas lahan dan lokasi lahan yang dimiliki. Semakin dekat lokasi suatu lahan dengan jalan lintas sumatera maka biaya PBB-nya akan semakin mahal pula. Biaya PBB yang dikeluarkan petani sampel berkisar antara Rp.500–Rp.900/rante dalam satu tahun. Total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani sampel dapat dilihat pada lampiran 8. Sedangkan rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan petani sampel selama tahun 2011 dapat diamati pada tabel 18 berikut ini,

Tabel 18. Rata-Rata Total Biaya Produksi Kopi Arabika Petani Sampel Selama Tahun 2011 di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi.

No. Jenis Biaya

Rata-Rata Biaya Produksi

Per-Petani Prosentase Per-Rante Prosentase

(Rp.) (%) (Rp.) (%) 1. Penyusutan Rp.399.723,81 6,68% Rp34.047,96 10,57% 2. Saprodi Rp.4.862.719,76 81,32% Rp241.309,09 74,94% a. Pupuk Rp4.712.029,28 78,80% Rp233.707,94 72,58% b. Herbisida Rp150.690,48 2,52% Rp7.601,15 2,36% 3. Tenaga Kerja Rp.704.333,34 11,78% Rp45.943,48 14,27% 4. PBB Rp.12.958,69 0,22% Rp693,45 0,22% Jumlah Rp.5.979.735,60 100,00 Rp.321.993,98 100,00

Dari tabel 17 dapat disimpulkan bahwa untuk kategori per-petani, rata-rata biaya produksi petani sampel terbesar selama tahun 2011 ialah biaya untuk penggunaan sarana produksi (saprodi) yang terbagi atas 2 jenis pengeluaran, yakni, pupuk sebesar Rp.4.712.029,28 dan herbisida sebesar Rp.150.690,48. Biaya ini diikuti oleh biaya tenaga kerja sebesar Rp.704.333,34, biaya penyusutan peralatan pertanian sebesar Rp.399.723,81 dan biaya PBB sebesar Rp.12.958,69.

Sama halnya dengan kategori per-petani, rata-rata biaya produksi petani sampel terbesar untuk kategori per-rante ialah biaya untuk penggunaan sarana produksi yang juga terbagi atas 2 jenis pengeluaran, yakni, pupuk sebesar Rp.260.744,71 dan herbisida sebesar Rp.8.338,60. Biaya ini diikuti oleh biaya tenaga kerja sebesar Rp.38.974,97, biaya penyusutan peralatan pertanian sebesar Rp.22.119,10 dan biaya PBB sebesar Rp.717,08.

V.2.3. Pendapatan Usahatani Kopi Arabika

Pendapatan usahatani merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh petani dengan jumlah biaya produksi selama proses produksi berlangsung. Seperti diketahui bahwa sebagian dari total penerimaan yang diperoleh petani sampel dari usahatani kopi Arabikanya merupakan pengembalian atas biaya yang dikorbankan petani sampel dalam penggunaan faktor-faktor produksi dan sisanya merupakan pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani kopi Arabikanya. Harapan petani ialah total penerimaan tersebut paling tidak sama dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan sehingga usahatani kopi Arabikanya tidak merugi. Pada tabel 19 berikut ini diperlihatkan rata-rata pendapatan petani sampel dari usahatani kopi Arabika didaerah penelitian.

Tabel 19. Rata-rata Pendapatan Petani Sampel dari Usahatani Kopi Arabika Selama Tahun 2011 di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. No. Bentuk Produksi Kategori Pendapatan Rata-Rata Pendapatan (Rp.)

1. Biji Merah Per-Petani Rp.10.623.851,92 Per-Rante Rp.689.878,30 2. Biji Putih Per-Petani Rp.23.537.518,28 Per-Rante Rp.1.462.724,19 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 9.

Dari tabel 19 dapat disimpulkan bahwa untuk kategori pendapatan per-petani, rata-rata pendapatan petani sampel yang memproduksi biji merah selama tahun 2011 ialah Rp.10.623.851,92/tahun atau sekitar Rp.885.321,00/bulan. Sedangkan rata-rata pendapatan petani sampel yang memproduksi biji putih selama tahun 2011 ialah Rp.23.537.518,28/tahun atau sekitar Rp.1.961.459,86/bulan. Untuk kategori pendapatan per-rante, rata-rata pendapatan petani sampel yang memproduksi biji merah selama tahun 2011 ialah Rp.620.719,44/tahun atau sekitar Rp.51.726,62/bulan. Sedangkan rata-rata pendapatan petani sampel yang memproduksi biji putih selama tahun 2011 ialah Rp.1.272.298,29/tahun atau sekitar Rp.106.024,86/bulan. Sebagai perbandingan dapat pula kita amati rata-rata keseluruhan pendapatan petani sampel dari usahatani kopi Arabikanya tanpa melihat bentuk produksi kopi Arabika pada tabel 20 berikut ini,

Tabel 20. Rata-Rata Keseluruhan Pendapatan Petani Sampel dari Usahatani Kopi Arabika Selama Tahun 2011 di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi.

No. Kategori Pendapatan Rata-Rata Pendapatan / Tahun Rata-Rata Pendapatan / Bulan (Rp.) (Rp.) 1. Per-Petani Rp.19.540.431,07 Rp.1.628.369,26 2. Per-Rante Rp.1.223.509,99 Rp.101.959,17 Total Pendapatan 42 Petani Sampel Rp.820.698.105,00

Dari tabel 20 dapat disimpulkan bahwa untuk kategori pendapatan per-petani, rata-rata keseluruhan pendapatan petani sampel dari usahatani kopi Arabika dalam 1 tahun ialah Rp.19.540.431,07 atau sekitar Rp.1.628.369,26/bulan. Sedangkan, untuk kategori pendapatan per-rante, rata-rata keseluruhan pendapatan petani sampel dari usahatani kopi Arabika dalam 1 tahun ialah Rp.1.081.288,68 atau sekitar Rp.90.107,39/bulan.

V.2.4. Kontribusi Pendapatan Usahatani Kopi Arabika Terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Kopi Arabika

Dari hasil penelitian terhadap 42 petani sampel diperoleh informasi bahwa selain mengusahakan usahatani kopi Arabika, petani sampel juga mengusakan usahatani nonkopi Arabika, seperti, usahatani cabai hijau, cabai rawit, jagung, sawi putih, tembakau, tomat, ubi jalar, ubi kayu. Disamping itu, petani sampel juga menekuni bidang pekerjaan lain diluar kegiatan berusahatani, seperti, buruh tani, beternak, berdagang serta memiliki suatu usaha jasa. Hal ini disebabkan oleh tuntutan hidup keluarga petani sampel dalam memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin kompleks sehingga petani sampel dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya.

Adapun rata-rata total pendapatan petani sampel dari usahatani kopi Arabika, usahatani nonkopi Arabika, serta dari kegiatan produktif lain diluar usahatani selama tahun 2011 ialah Rp.29.748.581,07/tahun dengan range pendapatan antara Rp.6.213.740,00/tahun hingga Rp.89.232.975,00/tahun. Pendapatan inilah yang digunakan petani sampel untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya serta sebagai modal untuk melanjutkan berbagai bidang pekerjaan yang ditekuni oleh petani sampel. Untuk lebih jelas lagi mengenai kontribusi masing-masing sumber pendapatan petani dapat kita amati pada tabel 21 berikut ini,

Tabel 21. Kontribusi Masing-Masing Sumber Pendapatan Petani Sampel Terhadap Total Pendapatan Petani Sampel Selama Tahun 2011 di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi.

No. Jenis

Mata Pencaharian

Rata-Rata Pendapatan Prosentase

(Rp.) (%)

1. Usahatani Kopi Arabika Rp.19.540.431,07 65,68

2. Usahatani Non-Kopi Arabika Rp.7.704.383,33 25,90

a. Usahatani Cabai Hijau Rp.3.389.083,33 11,40 b. Usahatani Cabai Rawit Rp.1.368.595,24 4,60 c. Usahatani Jagung Rp.195.238,10 0,65 d. Usahatani Sawi Putih Rp.533.380,95 1,80 e. Usahatani Tembakau Rp.1.426.190,48 4,80 f. Usahatani Tomat Rp.346.452,38 1,16 g. Usahatani Ubi Jalar Rp.102.619,05 0,34 h. Usahatani Ubi Kayu Rp.342.823,81 1,15

3. Kegiatan Produktif Diluar Usahatani Rp.2.503.766,67 8,42

a. Buruh Tani Rp.73.928,57 0,25 b. Beternak Rp.1.818.226,19 6,11 c. Berdagang Rp.400.016,67 1,35 d. Usaha Jasa Rp.211.595,24 0,71 Rata-Rata Total Pendapatan Rp.29.748.581,07 100

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 8, 10, 11, dan 12.

Dari tabel 21 dapat disimpulkan bahwa sumber pendapatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total pendapatan keluarga petani sampel berasal dari usahatani kopi Arabika, yakni, sebesar 65,68% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.19.540.431,07. Sedangkan sumber pendapatan diluar usahatani kopi Arabika hanya mampu memberikan kontribusi terhadap total pendapatan keluarga petani sampel sebesar 34,32%. Sumber pendapatan diluar usahatani kopi Arabika ini terbagi atas 2 kategori, yakni, dari usahatani nonkopi Arabika yang mampu memberikan kontribusi sebesar 25,90% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.7.704.383,33 dan dari kegiatan produktif diluar usahatani yang memberikan kontribusi sebesar 8,42% dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.2.503.766,67. Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pendapatan dari usahatani kopi Arabika mampu memberikan kontribusi lebih dari 50% terhadap total pendapatan keluarga petani kopi Arabika didaerah penelitian dapat diterima.

Dokumen terkait