• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP LIVELIHOOD ASSET

Pembahasan dalam bab ini akan menjelaskan mengenai pengaruh konversi lahan terhadap Livelihood Asset buruh tani setelah terjadinya konversi lahan di Desa Cimanggu Satu. Merujuk pada Dharmawan (2007) menyatakan bahwa terdapat lima jenis Livelihood Asset yang bisa dimanfaatkan untuk bertahan hidup atau sekedar untuk menghadapi krisis ekonomi serta pengembangan derajat kesejahteraan rumah tangga buruh tani petani yaitu : Human capital (modal manusia), Natural capital ( modal alam), Social capital (modal sosial), Financial capital (modal finansial), physical capita (modal fisik). Peneliti dalam hal ini akan menguji pengaruh dan membuktikan hipotesis penelitian. Ketika konversi lahan terjadi buru tani akan memanfaatkan livelihood asset yang mereka miliki untuk sekedar bertahan hidup dan mampu beradaptasi terhadap perubahan struktur agraria. Memanfaatkan asset nafkah yang dimiliki menjadi masalah bagi buruh khususnya buruh yang memiliki pendapatan rendah. Secara umum semakin tinggi konversi lahan yang di rasakan buruh tani, maka semakin banyak dan semakin tinggi modal nafkah yang dimanfaatkan. Data di lapang menunjukan bahwa konversi lahan membuat petani memanfaatkan beragam modal nafkah yang dimiliki. Uji statistik dan tabulasi silang digunakan sebagai alat dalam mengetahui pengaruh kedua variabel ini.

Pemanfaatan Livelihood Asset

Livelihood Asset atau modal nafkah tersebut terdiri dari modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial dan modal fisik. Modal tersebut adalah modal yang buruh tani miliki dan manfaatkan untuk menuntukan strategi nafkah untuk tetap bertahan hidup. Menurut hasil penilitian maka jumlah buruh yang memanfaatkan ke lima modal tersebut dibagi kedalam tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi.

Tabel 23 Jumlah dan presentase tinggkat pemanfaatan livelihood asset Modal Manusia Modal Alam Modal Sosial Modal Finansial Modal Fisik n % n % n % n % n % Rendah 12 30.0 23 57.5 12 30.0 24 60.0 26 65.0 Sedang 20 50.0 13 32.5 7 17,5 12 30.0 11 27.5 Tinggi 8 20.0 4 10.0 21 52.5 4 10.0 3 7.5 Total 40 100.0 40 100.0 40 100.0 40 100.0 40 100.0 Desa Cimanggu Satu, tahun 2014

Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa pemanfaatan sumber manusia sebanyak 30 persen buruh tani berada pada tigkat rendah, sementara itu sebanyak 50 persen buruh tani pada tingkat modal manusia sedang dan sebanyak 20 persen

buruh tani pada tingkat kondisi tinggi. Pemanfaatan modal alam sebanyak 57.5 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal alam rendah, sementara itu sebanyak 32.5 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal alam rendah dan sebanyak 10 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal alam tinggi. Pemanfaatan modal sosial sebanyak 20 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal sosial rendah, sementara sebanyak 17.5 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal sosial sedang dan sebanyak 52.5 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal manusia tinggi. Pemanfaatan modal finansial sebanyak 60 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal finansial rendah, sementara sebanyak 30 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal finansial sedang dan sebanyak 10 persen buruh tani pada tingkat modal finansial tinggi. Pemanfaatan modal fisik sebanyak 65 persen buruh tani pada tingkat pemanfaatan modal fisik rendah, sementara sebanyak 27.5 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal fisik sedang, dan sebanyak 7.5 persen buruh tani pada tingkat kondisi modal fisik tinggi.

Penerapan strategi nafkah rumahtangga petani juga memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki dalam upaya untuk dapat bertahan hidup (Scoones, 1998). Lima bentuk modal atau biasa disebut livelihood asset yaitu modal sumberdaya Manusia, modal alam, modal fisik, modal Finansial, dan modal sosial.

Modal Manusia

Modal manusia merupakan modal utama apalagi pada buruh tani yang sudah pada usia senja dan buruh tani yang tidak memiliki kemampuan diluar sektor pertanian. Modal manusia meliputi jumlah manusia, tenaga kerja yang ada dalam rumah tangga. Pendidikan buruh tani umumnya pada tingkat Sekolah Dasar (SD) bahkan ada buruh tani yang tidak merasakan sekolah sama sekali. Hal ini sebabkan sedikitnya sekolah pada zaman dahulu dan orang-orang yang bersekolah umumnya adalah kaum elit. Tenaga kerja yang ada dalam keluarga, modal manusia yang ini dimanfaatkan buruh tani dalam menjalankan kehidupan setelah konversi lahan antara lain adalah modal tenaga kerja keluarga (anak) yang dimanfaatkan untuk bekerja disektor pertanian maupun nonpertanian untuk membantu kebutuhan sehari-hari. Anak yang dididik dan disekolahkan diharapkan bisa membantu dan memperbaiki kehidupan buruh tani setelah konversi lahan. tingkat keterampilan, umumnya buruh tani didesa cimanggu satu hanya memiliki kemampuan dibidang pertanian, setelah konversi lahan terjadi buruh tanipun takut kehilangan pekerjaan mereka dan berusaha meminta pekerjaan pada pemilik lahan yang belum terkonversi untuk bekerja pada lahan mereka.

Modal manusia yang dimanfaatkan oleh buruh tani di Desa Cimanggu Satu cukup memanfaatkan modal ini untuk membantu meningkatkan pendapatan. Umumnya memanfaatkan tenaga kerja keluarga (anak) untuk memunuhi kebutuhan sehari-hari ataupun meningkatkan pendapatan keluarga.

Pengaruh Konversi Lahan Terhadap Modal Manusia

Tabel 24 Jumlah dan presentase pengaruh konversi lahan terhadap modal manusia

Desa Cimanggu Satu, tahun 2014

Tabel 14 menunjukkan hubungan variabel konversi lahan dengan pemanfaatan modal nafkah yaitu modal manusia. terlihat pada konversi lahan kategori rendah terkonsentrasi pada pemanfaatan modal nafkah rendah dengan jumlah buruh tani sebanyak 57 persen buruh tani. Berbeda pada kategori konversi lahan untuk kategori sedang dan tinggi, modal manusia yang digunakan hanya terfokus pada kategori sedang. Pada kategori konversi lahan sedang dan pemanfaatan sumber manusia sedang sebanyak 52 persen buruh tani, sedangkan untuk konversi lahan pada kategori tinggi dan pemanfaatan modal manusia sedang sebanyak 50 persen buruh tani. Hal tersebut menunjukan adanya hubungan antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah yaitu modal manusia. Hal tersebut disebabkan buruh tani memanfaatkan semaksimal mungkin modal manusia yang dimiliki khususnya tenaga kerja keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk peningkatan pendapatan. Buruh tani tidak memanfaatkan modal manusia dalam bentuk tingkat pendididikan dan keterampilan, karena buruh tani memiliki pendididikan rendah dan keretampilan yang dimiliki hanya pada sektor pertanian. Sedikit sekali buruh tani yang memiliki keterampilan sektor non pertanian, hanya petani-petani dan pemilik lahan yang keterampilan untuk mengembangkan sektor pertanian dan mendapatan pelatihan disektor non pertanian. Jadi tidak aneh ketika buruh tidak memiliki keterampilan lain selain pertanian.

Hasil tabulasi silang tersebut juga didukung dengan uji regresi regresi linier sederhana dengan SPSS menggunakan data regresi menggunakan data yang dipakai seperti pada perhitungan korelasi. Analisis regresi sederhana merupakan salah satu metode uji regresi yang dapat dipakai sebagai alat untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).

Tabel 25 Hasil uji pengaruh variabel konversi lahan terhadap modal nafkah modal manusia

Konversi lahan

R R

Square

Df F Tabel F Hitung Sig Modal Manusia 0.607 0.368 4 2.64 5,092 0.002 35 Modal Manusia Total Tingkat Konversi Lahan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n % Rendah Sedang Tinggi 4 6 2 57 32 14 3 10 7 43 52 50 0 3 5 0 16 36 7 19 14 100 100 100

Nilai R yang didapat berdasarkan data tersebut adalah R = 0.607. Melalui Tabel ini juga didapatkan nilai R square atau koefisien determinasi ( KD = R2 x 100 persen) sebesar 0.6072x100 persen = 0.368 x 100 persen = 36,8 persen . Hal ini berarti konversi memiliki pengaruh sebesar 36,8 persen terhadap modal manusia dan 63.2 persen lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar modal manusia.

Berdasarkan aturan model regresi dikatakan berpengaruh jika F hitung > F Tabel dengan kata lain hipotesis diterima. Angka F hitung pada Tabel ANOVA sebesar 5.092 dan didapat F Tabel didapat dari ketentuan berdasarkan df pertama yaitu 4 dan df ke dua yaitu 35 maka di dapatkan hasi F Tabel sebesar 2.64. Artinya F hitung 5.092 > F Tabel 2.64 maka hipotesis diterima dan terdapat pengaruh antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah modal manusia.

Berdasarkan aturan, jika Sig > 0.05 maka tidak ada pengaruh antara konversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal manusia. Sebaliknya jika Sig < 0.05 maka ada pengaruh antara konversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal manusia. Berdasarkan Tabel diatas maka didapatkan nilai sig 0.002 yang berarti < 0.05 maka terdapat pengaruh antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah modal manusia.

H0 : Diduga, konversi lahan tidak berpengaruh terhadap modal nafkah

modal manusia.

H1 : Diduga,konversi lahan berpengaruh terhadap modal nafkah modal

manusia.

Modal Alam

Modal ini bisa juga disebut sebagai lingkungan yang merupakan gabungan dari berbagai faktor biotik dan abiotik di sekeliling manusia. Modal ini dapat berupa sumberdaya yang bisa diperbaharui maupun tidak bisa diperbaharui. Modal sumberdaya alam diantaranya air, sungai, kayu, dan bentang alam.

Modal alam yang dimanfaatkan buruh tani dalam menjalankan kehidupan setelah konversi lahan terjadi antara lain berupa kayu, air dan bentang alam yang dimafaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang ada. Kayu yang digunakan oleh buruh tani berupa kayu-kayu kecil yang biasa disebut ranting yang dimanfatkan untuk bahan bakar bagi petani yang masih menggunakan alat masak tungku yang bahan baku utamanya adalah kayu. Sumber air dari sungai ciaruteun ini tidak hanya untuk irigasi juga dipergunakan warga untuk kebutuhan sehari- hari. Warga membuat sumur untuk mengalirkan air ke rumah-rumah melalui timba dan mesin air. Air ini dipergunakan oleh warga masyarakat untuk keperluan mandi, mencuci, dan minum. Meskipun ada juga beberapa warga yang memanfaatkan air PAM untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan bentang alam digunakan oleh sebagian buruh tani untuk menjemur hasil bawon yang mereka dapat dari bekerja dilahan orang lain.

Pengaruh Konversi Lahan Terhadap Modal Alam

Tabel 26 Jumlah dan presentase pengaruh konversi lahan terhadap modal alam

Desa Cimanggu Satu, tahun 2014

Tabel 26 menunjukkan hubungan variabel konversi lahan dengan pemanfaatan modal nafkah yaitu modal alam. Terlihat pada Tabel 16 konversi lahan kategori rendah, sedang dan tinggi terfokus pada pemanfaatan modal alam rendah. Untuk kategori konversi lahan rendah sebanyak 71 persen buruh tani yang memanfaatkan modal alam rendah. Untuk kategori konversi lahan sedang sebanyak 53 persen buruh tani yang memanfaatkan modal alam rendah. Pada kategori konversi lahan tinggi sebanyak 58 persen buruh tani memanfaatkan modal alam rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa konversi lahan tidak berpengaruh apapun terhadap pemanfaatan modal alam. Terlihat pada Tabel bahwa konversi baik rendah, sedang dan tinggi tidak mempengruhi modal alam, modal alam yang digunakan oleh buruh tani tetap terfokus pada kategori rendah. Hal tersebut disebabkan sumber alam baik kayu, sungai, tanah, binatang buruan dan bentang alam sangat minim. Sungai hanya digunakan untuk mencuci pakaian dan tidak dimanfaatkan untuk peningkatan hidup. Kayu-kayu sisa dahan rantingpun tidak lagi digunakan karena dianggap tidak berguna lagi sekalipun untuk memasak karena para buruh tani sudah menggunakan gas yang disubsidi pemerintah. Tanah dan bentang alam digunakan hanya sekedar menjemur padi hasil bawon yang didapat dari bekerja dilahan orang. hewan buruan sudah tidak, ketika mau menangkap seekor belut disawah milik orang lain harus meminta izin dan tidak menutup kemungkinan hasil yang didapatpun harus dibagi dengan pemilik lahan.

Hal tersebut juga didukung dengan uji regresi regresi linier sederhana dengan SPSS menggunakan data regresi menggunakan data yang dipakai seperti pada perhitungan korelasi. Analisis regresi sederhana merupakan salah satu metode uji regresi yang dapat dipakai sebagai alat untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).

Modal Alam

Total Tingkat

Konversi Lahan

rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n % Rendah Sedang Tinggi 5 10 8 71 53 58 2 8 3 29 42 21 0 1 3 0 5 21 7 19 14 100 100 100

Tabel 27 Hasil uji pengaruh variabel konversi lahan terhadap modal nafkah modal alam

Konversi lahan

R R

Square

Df F Tabel F Hitung Sig Modal

Alam

0.447 0.200 4 2.64 2.190 0.090

35

Nilai R yang didapat berdasarkan data tersebut adalah R = 0.447. Melalui Tabel ini juga didapatkan nilai R square atau koefisien determinasi ( KD = R2 x 100 persen)sebesar 0.4472x100 persen = 0.2 x 100 persen = 20 persen . Hal ini berarti konversi memiliki pengaruh sebesar 20 persen terhadap modal alam dan 80 persen lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar modal alam.

Berdasarkan aturan model regresi dikatakan berpengaruh jika F hitung > F Tabel dengan kata lain hipotesis diterima. Angka F hitung pada Tabel ANOVA sebesar 2.190 dan didapat F Tabel didapat dari ketentuan berdasarkan df pertama yaitu 4 dan df ke dua yaitu 35 maka di dapatkan hasi F Tabel sebesar 2.64 . Artinya F hitung 2.190 < F Tabel 2.64. Maka hipotesis ditolak dan tidak terdapat pengaruh antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah modal alam.

Berdasarkan aturan, jika Sig > 0.05 maka tidak ada pengaruh antara konversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal alam. Sebaliknya jika Sig < 0.05 maka ada pengaruh antarakonversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal alam. Berdasarkan Tabel 27 maka didapatkan nilai sig 0.090 yang berarti > 0.05 maka tidak terdapat pengaruh antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah modal alam.

H0 : Diduga, konversi lahan tidak berpengaruh terhadap modal nafkah

modal alam.

H1 : Diduga, konversi lahan berpengaruh terhadap modal nafkah modal

alam.

Modal Fisik

Modal fisik merupakan modal yang berbentuk infrastruktur dasar seperti saluran irigasi, jalan, gedung, dan lain sebagainya. Jalan di Desa Cimanggu satu telah beraspal meskipun tidak terlalu lebar. . Wilayah Cimanggu Satu cukup luas namun jarak antara kawasan penelitian dan kantor desa cukup jauh sehingga membutuhkan transportasi ojek untuk menuju ke dusun-dusun tersebut. Selain itu, seperti yang dijelaskan pada bagian modal sumberdaya alam, saluran irigasi telah dibuat untuk memenuhi kebutuhan tanaman pertanian, dengan memanfaatkan sumber mata air sungai ciaruteun. Saluran irigasi ini dibuat dengan menggali parit kecil dipinggiran lahan pertanian agar air dari mata air dapat mengalir melalui lahan yang dikerjakan oleh buruh tani.

Kepemilikan aset dalam rumahtangga dan asset produksi pun bisa dikategorikan sebagai modal fisik. Kepemilikan rumah, kendaraan bermotor, tanah warisan, dan sebagainya dapat dikategorikan sebagai modal fisik bagi

masyarakat. Modal fisik yang dimanfaatkan buruh tani dalam menjalankan kehidupan setelah konversi lahan terjadi antara lain berupa aset produksi dan aset rumah tangga yang dijual atau digadaikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pengaruh Konversi Lahan Terhadap Modal Fisik

Tabel 28 Jumlah dan presentase pengaruh konversi lahan terhadap modal fisik.

Desa Cimanggu Satu, tahun 2014

Tabel 28 menunjukkan hubungan variabel konversi lahan dengan pemanfaatan modal nafkah yaitu modal fisik. Terlihat pada Tabel18 konversi lahan kategori rendah, sedang dan tinggi terfokus pada pemanfaatan modal fisik rendah. Untuk kategori konversi lahan rendah sebanyak 43 persen buruh tani yang memanfaatkan modal fisik rendah. Untuk kategori konversi lahan sedang sebanyak 74 persen buruh tani yang memanfaatkan modal fisik rendah. Pada kategori konversi lahan tinggi sebanyak 64 persen buruh tani memanfaatkan modal fisik rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa konversi lahan tidak berpengaruh apapun terhadap pemanfaatan modal fisik. Terlihat pada Tabel 18 bahwa konversi baik rendah, sedang dan tinggi tidak mempengruhi modal fisik, modal fisik yang digunakan oleh buruh tani tetap terfokus pada kategori rendah. Hal tersebut disebakan buruh tani di desa ciamanggu satu sedikit yang memiliki asset produksi dan asset rumah. Buruh tani sebagian besar hanya memiliki alat untuk bertani (cangkul, arit, panggebot, gunting) dan sedikit sekali yang memiliki asset diluar pertanian seperti tv, kendaran, mesin jahit dll. Oleh sebab itu modal nafkah fisik sulit dimanfaatkan oleh sebagian besar buruh tani

Hal tersebut juga didukung dengan uji regresi regresi linier sederhana dengan SPSS menggunakan data regresi menggunakan data yang dipakai seperti pada perhitungan korelasi. Analisis regresi sederhana merupakan salah satu metode uji regresi yang dapat dipakai sebagai alat untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).

Modal Fisik Total

Tingkat Konversi Lahan

Rendah Sedang tinggi

n % n % n % n % Rendah Sedang Tinggi 3 14 9 43 74 64 3 5 3 43 26 21 1 0 2 4 0 15 7 19 14 100 100 100

Tabel 29 Hasil uji pengaruh variabel konversi lahan terhadap modal nafkah modal fisik.

Konversi lahan

R R

Square

Df F Tabel F Hitung Sig Modal

Fisik

0.228 0.052 4 2.64 0.487 0.751

35

Nilai R yang didapat berdasarkan data tersebut adalah R = 0.228. Melalui Tabel ini juga didapatkan nilai R square atau koefisien determinasi (KD = R2 x 100 persen) sebesar 0.2282x100 persen = 0.052 x 100 persen = 5,2 persen . Hal ini berarti konversi memiliki pengaruh sebesar 5,2 persen terhadap modal fisik dan 94.8 persen lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar modal fisik.

Berdasarkan aturan model regresi dikatakan berpengaruh jika F hitung > F Tabel dengan kata lain hipotesis diterima. Angka F hitung pada Tabel ANOVA sebesar 0.487 dan didapat F Tabel didapat dari ketentuan berdasarkan df pertama yaitu 4 dan df ke dua yaitu 35 maka di dapatkan hasi F Tabel sebesar 2.64 . Artinya F hitung 0.487 < F Tabel 2.64. Maka hipotesis ditolak dan tidak terdapat pengaruh antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah modal fisik.

Berdasarkan aturan, jika Sig > 0.05 maka tidak ada pengaruh antara konversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal alam. Sebaliknya jika Sig < 0.05 maka ada pengaruh antarakonversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal alam. Berdasarkan Tabel diatas maka didapatkan nilai sig 0.751 yang berarti > 0.05 maka tidak terdapat pengaruh antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah modal fisik.

H0 : Diduga, konversi lahan tidak berpengaruh terhadap modal nafkah

modal fisik.

H1 : Diduga, konversi lahan berpengaruh terhadap modal nafkah modal

fisik.

Modal Finansial

Modal finansial merupakan saluran keuangan yang dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan hidup, yakni berupa tabungan dan kredit dalam bentuk bantuan dan persediaan uang tunai yang bisa diakses untuk keperluan produksi dan konsumsi. Modal ini berupa uang yang digunakan oleh suatu rumah tangga. Modal ini dapat berupa uang tunai, tabungan, ataupun akses dan pinjaman. Akses peminjaman modal di desa ini biasanya memanfaatkan bank atau koperasi, namun letaknya tidak berada si wilayah desa ini. Warga biasanya saling meminjam ke tetangga atau saudara jika membutuhkan modal uang. umumnya buruh tani di Desa Cimanggu satu tidak memiliki tabungan, baik di rumah maupun di bank. Alasannya, uang atau bawon yang didapat dari hasil bekerja hanya cuckup untuk kebutuhan sehari-hari. Desa Cimanggu dua memiliki lembaga informal dalam hal meminjam uang seperti bank keliling, MBK,

Posdaya dan lainnya. Fasilitas tersebut tidak dimanfaatkan oleh buruh tani dengan alasan tidak mempunyai keberanian untuk meminjam serta takut jika uang yang mereka pinjam tidak dapat dikembalikan.

Pengaruh Konversi Lahan Terhadap Modal Finansial

Tabel 30 Jumlah dan presentase pengaruh konversi lahan terhadap modal finansial.

Desa Cimanggu Satu, tahun 2014

Tabel 30 menunjukkan hubungan variabel konversi lahan dengan pemanfaatan modal nafkah yaitu modal finansial. Terlihat pada konversi lahan kategori rendah terkonsentrasi pada pemanfaatan modal nafkah modal finansial sedang dengan jumlah buruh tani sebanyak 44 persen buruh tani. Berbeda pada kategori konversi lahan untuk kategori sedang dan tinggi, modal nafkah modal finansial yang digunakan hanya terfokus pada kategori rendah. Pada kategori konversi lahan sedang dan pemanfaatan modal nafkah modal finansial rendah sebanyak 63 persen buruh tani, sedangkan untuk konversi lahan pada kategori tinggi dan pemanfaatan modal finansial rendah sebanyak 72 persen orang buruh tani. hal tersebut menunjukan adanya hubungan antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah yaitu modal finansial. Hal tersebut disebabkan buruh tani memanfaatkan semaksimal mungkin modal finansial yang bersumber dari tenaga kerja keluarga khususnya anak yang sudah dewasa dan memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk peningkatan pendapatan. Pendapatan buruh tani setelah konversi lahan berkurang akibat hilangnya sebagian lahan pertanian dan tempat bekerjapun semakin menyempit. Selain dari memanfaatkan tenaga kerja keluarga buruh tani sering meminjam uang kepada kerabat untuk membantu kebutuhan sehari-hari, hutang pun dibayar ketika buruh tani mendapatkan tawaran pekerjaan baru atau mendapatkan kiriman dari anak- anak mereka.

Hasil tabulasi silang tersebut juga didukung dengan uji regresi regresi linier sederhana dengan SPSS menggunakan data regresi menggunakan data yang dipakai seperti pada perhitungan korelasi. Analisis regresi sederhana merupakan salah satu metode uji regresi yang dapat dipakai sebagai alat untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Modal Finansial Total Tingkat Konversi Lahan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % n % Rendah Sedang Tinggi 2 12 10 28 63 72 3 6 3 44 32 21 2 1 1 28 5 7 7 19 14 100 100 100

Tabel 31 Hasil uji pengaruh variabel konversi lahan terhadap modal nafkah modal finansial

Konversi lahan

R R

Square

Df F Tabel F Hitung Sig Modal

Finansial

0.290 0.84 4 2.64 0.803 0.531

35

Nilai R yang didapat berdasarkan data tersebut adalah R = 0.290. Melalui Tabel ini juga didapatkan nilai R square atau koefisien determinasi (KD = R2 x 100 persen) sebesar 0.2902x100 persen = 0.084 x 100 persen = 8,4 persen. Hal ini berarti konversi memiliki pengaruh sebesar 5.2 persen terhadap modal fisik dan 91.6 persen lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar modal fisik.

Berdasarkan aturan model regresi dikatakan berpengaruh jika F hitung > F Tabel dengan kata lain hipotesis diterima. Angka F hitung pada Tabel ANOVA sebesar 0.803 dan didapat F Tabel didapat dari ketentuan berdasarkan df pertama yaitu 4 dan df ke dua yaitu 35 maka di dapatkan hasil F Tabel sebesar 2.64. Artinya F hitung 0.803 < F Tabel 2.64. Maka hipotesis ditolak dan tidak terdapat pengaruh antara konversi lahan terhadap pemanfaatan modal nafkah modal finansial.

Berdasarkan aturan, jika Sig > 0.05 maka tidak ada pengaruh antara konversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal alam. Sebaliknya jika Sig < 0.05 maka ada pengaruh antarakonversi lahan dan pemanfaatan modal nafkah modal alam. Berdasarkan Tabel diatas maka didapatkan nilai sig 0.531 yang

Dokumen terkait