• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian berpengaruh pada strategi nafkah petani. Strategi nafkah merupakan cara bertahan hidup yang dibangun petani untuk beradaptasi terhadap perubahan stuktur agraria. Dharmawan (2007) menjelaskan sistem penghidupan (livelihood system) adalah kumpulan dari strategi nafkah yang dibentuk oleh individu, kelompok maupun masyarakat disuatu lokalitas. Livelihood memiliki pengertian yang lebih luas dari pada means of living yang bermakna sempit sebagai mata pencaharian semata- mata. Pengertian livelohood strategy yang disamakan pengertiannya menjadi strategi nafkah (dalam bahasa indonesia), sesungguhnya dimaknai lebih besar dari pada sekedar aktivitas mencari nafkah belaka. Sebagai strategi membangun sistem penghidupan, maka strategi nafkah bisa didekati melalui berbagai cara atau manipulasi aksi individual maupun kolektif. strategi nafkah bisa berarti cara bertahan hidup ataupun memperbaiki status penghidupan.

Sebelum konversi lahan terjadi di Desa Cimanggu Satu mata penaharian buruh tani hanya pada sektor pertanian saja. Buruh tani mengerjakan lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Pemilik lahan memberikan upah kepada buruh tanu sesuai dengan kesepakatan ada yang langsung dibayar harian ada juga yang dibayar borongan. Sistem bagi hasil dilakukan kepada buruh tani tertentu biasa buruh tani yang bekerja selama satu musim tanam dilakukan pembayan dengan bawon atau bagi hasil dengan beras yang dihasilkan pada saat panen. Umumnya perhitungan bagi hasil buruh tani yang dibayar dengan bawon adalah 100 : 20. Hal tersebut menjelaskan ketika dalam satu musim panen hasil beras yang di dapat 100 kg maka buruh tani hanya mendapatkan 20 kg saja. Pembagian hasil panen berdasarkan kesepakatan antara petani pemilik lahan dengan buruh tani.

Masuknya PT. GC tahun 2009 membawa dampak pada buuh tani khususnya pada dampak kegiatan ekonomi usaha tani yaitu perubahan pola kerja, perubahan kesempatan kerja, perubahan luas lahan tempat bekerja dan perubahan pendapatan. Dampak tersebut membuat buruh tani harus mampu beradaptasi dengan menggunakan sumber nafkah yang dimiliki mulai dari modal manusia, modal alam, modal fisik, modal finansial dan modal sosial. Pemanfaatan modal nafkah masing masing buruh tani berbeda-beda, hal tersebut menyebabkan perbedaan strategi nafkah yang dilakukan buruh tani untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan struktur agraria yang terjadi dan bisa berarti cara bertahan hidup ataupun memperbaiki status penghidupan buruh tani.

Dharmawan (2007) menyatakan bahwa bentuk-bentuk strategi nafkah yang terbangun akan sangat ditentukan bagaimana petani dan rumah tangga buruh taninya “memainkan peran” kombinasi sumber daya nafkah (livelihood resources) yang tersedia bagi mereka. Dhramawan (2007) menyatakan bahwa pemilihan strategi nafkah sangat ditentukan oleh rasionalisme yang dianut oleh aktor-nafkah dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dihadapannya. Scoones (1998) membagi tiga klasifikasi strategi nafkah (livelihood strategy) yang mungkin dilakukan oleh rumah tangga buruh tanipetani, yaitu:

1) Rekayasa modal nafkah pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan sektor pertanian secara efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja (intensifikasi), maupun dengan memperluas lahan garapan (ekstensifikasi).

2) Pola nafkah ganda (diversifikasi), yang dilakukan dengan menerapkan keanekaragaman pola nafkah dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk menambah pendapatan, atau dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja selain di sektor pertanian sehingga memperoleh pendapatan.

3) Rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan.

Tabel 34 Jumlah dan presentase buruh tani berdasarkan strategi nafkah yang digunakan

Strategi Nafkah Jumlah RT

n %

Rekayasa modal nafkah Pola nafkah ganda Migrasi 12 26 2 30.0 65,0 5,0 Total 40 100.0

Desa Cimanggu Satu, tahun 2014

Hasil penelitian pada Tabel 34 memberikan data pengenai jumlah rumah tangga buruh tani di Desa Cimanggu Satu yang melakukan strategi nafkah. Sekitar 30 persen dari 100 persen rumah tangga buruh tani melakukan strategi bertahan hidup dengan menggukan rekaya modal nafkah yaitu memanfaatkan sektor pertanian secara efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja (intensifikasi), maupun dengan memperluas lahan garapan (ekstensifikasi). Sementara sekitar 65 persen rumah tangga buruh tani melakukan strategi bertahan hidup dengan pola nafkah ganda yaitu dengan menerapkan keanekaragaman pola nafkah dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk menambah pendapatan, atau dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja selain di sektor pertanian sehingga memperoleh pendapatan. Dan hanya sekitar 5 persen rumah tangga sisanya melakukan cara bertahan hidup dengan melakukan migrasi merupakan usaha yang dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan.

12

26 2

rekayasa pertanian pola nafkah ganda migrasi

Strategi Nafkah Berdasarkan Livelihood Asset yang dimanfaatkan

Tabel 35 Strategi nafkah buruh tani sesuai dengan modal nafkah yang dimanfaatkan Livelihood Asset Modal Manusia Modal Alam Modal Fisik Modal Finansial Modal Sosial Strategi Nafkah Rekayasa modal nafkah pertanian Pola nafkah ganda

Migrasi

Desa Cimanggu Satu, tahun 2014

Bentuk starategi nafkah yang diterapkan masing-masing rumah tangga buruh tani berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga tersebut. Scoones (1998) membagi tiga klasifikasi strategi nafkah (livelohood strategy) yang mungkin dilakukan oleh rumah tangga buruh tani yaitu rekayasa modal nafkah pertanian, rekayasa pola nafkah ganda, dan rekayasa spasial (migrasi).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh tani di Desa Cimanggu Satu yang menggunakan strategi nafkah rekayasa modal nafkah pertanian umumnya Gambar 3 Grafik presentase rumah tangga buruh tani berdasarkan strategi

nafkah yang dilakukan setelah konversi lahan di Desa Cimanggu satu terjadi

memanfaatkan modal nafkah modal manusia, modal alam dan modal fisik. Modal manusia digunakan oleh buruh tani dalam bentuk tenaga kerja dalam rumah tangga yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Modal alam dimanfaatkan buruh tani dalam bentuk air sungai irigasi yang dimanfaatkan untuk mengairi sawah tempat buruh tani bekerja, serta dalam bentuk kayu untuk membuat alat perontok padi (gebotan) yang digunakan pada saat musim panen tiba. Modal fisik dimanfaatkan oleh buruh tani dalam hal memanfaatkan asset rumah tangga seperti menjual barang berharga yang buruh tani miliki seperti tv, motor dan lainnya. Modal fisik lainnya adalah meningkatkan aset produksi seperti menambah alat panggebot padi saat musim panen tiba.

Buruh tani yang menggunakan strategi nafkah dengan cara pola nafkah ganda, umumnya buruh tani yang menggunakan strategi nafkah ini lebih banyak memanfaatkan modal manusia dan modal sosial. Modal manusia lebih dimanfaatkan karena setelah konversi lahan buruh tani bergantung pada sektor lain selain pertani, serta tenaga kerja keluarga yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan peningkatan pendapatan, sedangkan modal sosial digunakan sebagai pola hubungan yang mengatur buruh tani untuk berpartisipasi dan memperoleh dukungan kerja untuk kelangsungan hidupnya. jaringan kerja (networking) yang merupakan hubungan vertikal maupun hubungan horizontal untuk bekerja sama dan memberikan bantuan untuk memperluas akses terhadap kegiatan ekonomi. modal sosial juga berpengaruh terhadap kapabilitas yang menyangkut kemampuan beradaptasi pada tekanan dan menemukan peluang-peluang strategi nafkah jaringan sosial terbentuk antara warga dengan buruh tani di desa Cimanggu satu karena faktor kekerabatan. Umumnya pemilik lahan yang belum terkonversi diwilayah tersebut mempunyai ikatan saudara. Hubungan kekerabatan tersebut di nilai saling menguntungkan saat ini. Buruh tani yang mendapat pekerjaan dilahan yang belum dikonversi tersebut dan pemilik lahan pun terbantu karena banyaknya buruh tani yang mengerjakan lahannya. Modal sosial yang dimanfaatkan pmenjadikan penyelmat bagi keberlangsungan kehidupan buruh tani. Trust menjadi tali penghubung antara petani dan pemilik lahan.

Buruh tani yang menggunakan strategi nafkah dengan cara melakukan migrasi, umumnya mamanfaatkan modal modal finansial dan modal sosial. Modal finansial merupakan saluran keuangan yang dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan hidup, yakni berupa tabungan dan kredit dalam bentuk bantuan dan persediaan uang tunai yang bisa diakses untuk keperluan produksi dan konsumsi. Modal ini berupa uang yang digunakan oleh oleh buruh tani. Modal finansial ini merupakan modal utama bagi buruh tani untuk melakukan migrasi baik migrasi permanen maupun sirkuler. Modal sosial digunakan buruh tani untuk memberikan informasi dalam melakukan strategi nafkah migrasi ini. Untuk lebih jelas maka diuraikan penerapan strategi nafkah rumah tanangga petani.

Rekayasa Sumber nafkah Pertanian

Rekayasa modal nafkah pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan sektor pertanian secara efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal seperti teknologi dan tenaga kerja (intensifikasi), maupun dengan

memperluas lahan garapan (ekstensifikasi). Lahan pertanian merupakan sektor utama mata pencaharian buruh tani Desa Cimanggu Satu. Tanaman yang menjadi komuditas utama adalah padi. Upaya intensifikasi disektor non pertanian juga dilakukan oleh rumah tangga buruh tani hanya memanfaatkan tenaga kerja rumah tangga untuk bekerja disektor pertanian. Apabila memasuki musim tanam maka suami dan istri akan ikut membantu di lahan pertanian. Mereka akan bekerja sampai masa tanam habis yaitu sekitar dua minggu. Pada musim panen buruh tani akan menggerakkan anggota keluarga selain suami dan istri untuk bekerja pada musim panen tersebut di lahan orang lain. Pekerjaan buruh semacam ini tidak dibatasi oleh waktu sehingga hasil yang diperoleh tergantung pada kemampuan masing-masing rumah tangga buruh tani dalam memperoleh pada. Ada beberapa buruh tani yang mengoptimalkan tenaga dan memaksimalkan jumlah jam kerja saat musim panen tiba. Pagi sampai sore hari seluruh buruh tani melakukan pekerjaan memotong padi dan setelah itu bersama-sama merontokan padi dengan gebotan sampai sore hari. Tidak jarang ditemui dalam satu kotak sawah ditemui dua sampai tiga buah alat gebotan yang digunakan buruh tani pada musim panen tiba.

“Lamun musim panen kieu, umi ngajak putri sareng incu supaya tereh rengse panena. Anak sok dititah mawa panggebotan sorangan kadang sok dijieun keu ku minantu ngarah tereh gawena “.(Pada musim panen seperti sekarang biasanya ibu membawa putri dan cucu untuk bekerja disawah agar pekerjaan cepat selesai. Anak ibu membawa alat gebotan sendiri yang dibuat oleh suaminya untuk membantu pekerjaan cepat selesai). (AN, Buruh tani)

Para buruh tani mampu mengintensifkan pendapatan pertanian dengan menambah alat teknologi sederhana yaitu gebotan alat perontok padi sederhana yang terbuat dari kayu ataupun bambu.

Pola Nafkah Ganda

Pola nafkah ganda (diversifikasi), yang dilakukan dengan menerapkan keanekaragaman pola nafkah dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk menambah pendapatan, atau dengan mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja selain di sektor pertanian sehingga memperoleh pendapatan. Pola nafkah ganda dilakukan dengan mengerahkan sendi-sendi lain kehidupan untuk memberi jalan menambah pundi-pundi pendapatan. Pola nafkah ganda dapat dilakukan dengan berbagai cara yang pada intinya tidak hanya memanfaatkan satu modal nafkah saja. Strategi mendiversifikasi kedua sektor nafkah tadi menjadi bentuk perjuangan rumahtangga petani dalam menghadapi berbagai situasi. Aktivitas nafkah lain dilakukan di luar bertani untuk bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Meskipun begitu, usaha tani pertanian masih tetap menjadi andalan untuk menopang perekonomian rumahtangga, bahkan disaat krisis. Pada saat krisis buruh tani harus melakukan hutang kepada pemilik lahan, dan kerabat dekat. Aktivitas hutang ini didasarkan pada hubungan kepercayaan dan akan dibayar pada saat musim panen tiba. Pola nafkah ganda berarti tidak hanya berada pada basis nafkah utama namun juga memanfaatkan waktu dan kesempatan di luar

basis tersebut. Pemanfaatan sektor non-pertanian dan bermigrasi menjadi salah satu cara mereka untuk menambah pendapatan. Maka dari itu, warga memilih melakukan strategi lain di luar pertanian seperti menjadi pedagang, buruh, atau menawarkan jasa.

Umumnya buruh tani di desa cimanggu satu memanfaatkan strategi serabutan. Buruh tani lebih banyak memanfaatkan modal manusia baik sebagai buruh tani, kuli bangunan, buruh cuci, dan kader. Penghasilan suami tidak mampu menopang seluruh kebutuhan anggota rumah tangganya sehingga mengharuskan istri dan anak ikut bekerja baik sektor pertanian maupun non- pertanian. Buruh tani biasanya bekerja disektor pertanian dalam upaya memperoleh sumber pendapatan lain karena pekerjaan dilahan pertanian bersifat musiman. Mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja selain di sektor pertanian sehingga memperoleh pendapatan menjadi salah satu strategi yang banyak digunakan oleh buruh tani memanfaaatkkan anak mereka untuk mendapatkan penghasilan setelah konversi lahan. Umumnya buruh tani sudah tidak memiliki tanggungan keluarga, anak-anak buruh tani yang bekerja disektor pertanian maupun non pertanian terbukti membantu meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari buruh tani setelah konversi lahan.

Rekayasa Spasial (Migrasi)

Rekayasa spasial (migrasi), merupakan usaha yang dilakukan dengan melakukan mobilitas ke daerah lain di luar desanya, baik secara permanen maupun sirkuler untuk memperoleh pendapatan. Setelah konversi lahan terjadi hanya ada dua orang buruh tani yang melakukan migrasi. Hal tersebut disebabkan karena adanya jaringan sosial yang cukup luas sehingga buruh tani mampu melaukan migrasi ke daerah lain. Meskipun pada dasarnya migrasi tersebut hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti tidak ada tawaran bekerja disektor pertanian atau pada musim paceklik disaat buruh tani tidak lagi dibutuhkan oleh pemilik lahan. Buruh tani melakukan migrasi ke luar kota seperti jakarta untuk bekerja pada sektor non pertanian yaitu berdagang. Buruh tani yang berdagang didaerah jakarta bukanlah modal atau milik sendiri melainkan ikut dengan orang lain.

Ikhtisar

Bentuk starategi nafkah yang diterapkan masing-masing rumah tangga buruh tani berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga tersebut. Adapun tiga strategi nafkah yang digunakan yaitu rekayasa modal nafkah pertanian, pola nafkah ganda, dan rekayasa spasial (migrasi). Rekayasa sumber nafkah pertanian dilakukan dengan cara mengoptimalkan tenaga dan memaksimalkan jumlah jam kerja saat musim panen tiba. Pagi sampai sore hari seluruh buruh tani melakukan pekerjaan memotong padi dan setelah itu bersama-sama merontokan padi dengan gebotan sampai sore hari. Tidak jarang ditemui dalam satu kotak sawah ditemui dua sampai tiga buah

alat gebotan yang digunakan buruh tani pada musim panen tiba. Pola nafkah ganda dilakukan dengan cara lebih banyak memanfaatkan modal manusia baik sebagai buruh tani, kuli bangunan, buruh cuci, dan kader. Penghasilan suami tidak mampu menopang seluruh kebutuhan anggota rumah tangganya sehingga mengharuskan istri dan anak ikut bekerja baik sektor pertanian maupun non- pertanian. Buruh tani biasanya bekerja disektor pertanian dalam upaya memperoleh sumber pendapatan lain karena pekerjaan dilahan pertanian bersifat musiman. Mengerahkan tenaga kerja keluarga (ayah, ibu dan anak) untuk ikut bekerja selain di sektor pertanian sehingga memperoleh pendapatan menjadi salah satu strategi yang banyak digunakan oleh buruh tani Memanfaaatkkan anak mereka untuk mendapatkan penghasilan setelah konversi lahan. strategi nafkah dengan cara migrasi dilakukan dengan cara berdagang didaerah jakarta dengan memanfaatkan modal sosial yang buruh tani miliki.

ANALISIS DAMPAK LANJUTAN KONVERSI LAHAN

Dokumen terkait