• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA)

Rata-rata Nilai EVA

4.1. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA)

Pengukuran kinerja perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, terutama bagi investor yang memiliki kepentingan atas kemajuan perusahaan. Salah satu pertimbangan penting bagi seorang investor terhadap investasinya pada suatu perusahaan adalah bagaimana kemampuan suatu perusahaan dapat menciptakan tambahan kekayaan bagi para investornya, dalam hal ini pemegang sahamnya. Pertimbangan penting lainnya adalah market value atau nilai pasar dari suatu

perusahaan. Banyak metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut, salah satunya yang paling umum digunakan adalah dengan melihat dari sisi akuntansi perusahaan yang berupa rasio laporan keuangan, yaitu Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Namun muncul konsep penilaian kinerja baru berbasiskan nilai untuk mengukur seberapa besar tingkat kekayaan yang berhasil diciptakan perusahaan kepada investornya yaitu Economic Value Added (EVA) dan pengukur kinerja pasar perusahaan sebagai pencerminan tingkat kesejahteraan pemegang sahamnya, yaitu Market Value Added (MVA). Nilai pasar perusahaan tercermin dari harga saham, harga saham yang berfluktuatif banyak dipengaruhi oleh faktor baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Faktor dalam perusahaan dipengaruhi oleh kondisi perusahaan yang salah satunya yaitu kinerja keuangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian yang dapat membuktikan metode penilaian yang memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai pasarnya.

MVA memiliki komponen utama nilai pasar perusahaan yang tergantung pada harga saham. Saham merupakan elemen utama yang dipegang oleh investor, sehingga mereka memilki kepentingan atas elemen tersebut. Harga saham dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar perusahaan. Faktor dalam dipengaruhi dari kondisi perusahaan yang dapat dicerminkan dari kinerjanya, dan salah satunya adalah kinerja keuangan perusahaan berupa rasio keuangan dan EVA. Lalu apakah dengan mengetahui rasio keuangan dan EVA dapat mempengaruhi dan mencerminkan perubahan nilai tambah pasar yang berhasil dicapai perusahaan, maka dalam hal ini perlu diuji pengaruh dan hubungan antara rasio keungan dan EVA terhadap MVA.

Sebelum melakukan uji regresi, perlu dilakukan uji normalitas data penelitian melalui Uji Kolmogorov-Smirnov, karena data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sangat sedikit atau kurang dari 30 sampel yaitu 16 sampel. Hasil uji normalitas data dapat diketahui pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji normalitas data melalui Kolmogorov-Smirnov

ROE CAR EPS EVA MVA

N 16 16 16 16 16

Kolmogorov-Smirnov Z 0,148 0,184 0,124 0,122 0,180 Asymp Sig (2-tailed) 0,150 0,150 0,150 0,150 0,150

Sumber : output Kolmogorov-Smirnov (diolah)

Pada Tabel 10 melalui uji Kolmogorov-Smirnov, variabel ROE, CAR, EPS, EVA dan MVA memiliki P-value masing-masing sebesar 0,150, 0,150, 0,150, 0,150 dan 0,150. P-value tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi (α) yang ditetapkan sebesar 0,1 yang berarti menerimah Ho dan menolak Ha. Penerimaan Ho berarti variabel-variabel yang digunakan terdistribusi secara normal sehingga dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

Uji asumsi klasik yang didapat dari persamaan model regresi ini dapat dilihat pada lampiran 7. Model persamaan ini mengindikasikan adanya multikolinearitas, hal ini dapat dilihat dari tingkat Variance Inflator Factor (VIF)-nya besar yang bernilai lebih dari 10 yaitu EPS dan EVA. Salah satu cara untuk mengatasi multikolinearitas adalah dengan regresi komponen utama. Persamaan regresi pengaruh ROE, CAR, EPS dan EVA terhadap MVA dari program MinitabTMRerelase 14 dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Persamaan regresi rasio keuangan dan EVA terhadap MVA Persamaan Regresi R2 p-value MVA = 20.178.010 + 1.282.745 ROE -637.803 CAR

+ 30.294,95 EPS + 0,95994 EVA

34,1 % 0,018

Sumber : output regresi berganda rasio keuangan dan EVA terhadap MVA (diolah)

Dari persamaan regresi diatas, dapat dilihat jika variabel ROE, CAR, EPS dan EVA bernilai nol, maka nilai MVA yang dicapai perusahaan adalah sebesar Rp. 20.178.010 (dalam jutaan). Lalu jika terjadi peningkatan ROE sebesar satu-satuan (dalam persen), maka akan terjadi peningkatan MVA sebesar Rp. 1.282.745 (dalam jutaan), dan jika terjadi peningkatan CAR sebesar satu- satuan (dalam persen), maka terjadi penurunan MVA sebesar Rp. 637.803 (dalam jutaan), dan jika terjadi peningkatan EPS sebesar satu-satuan (dalam jutaan rupiah), maka akan terjadi peningkatan MVA sebesar Rp. 30.294,95 (dalam jutaan), lalu jika EVA naik sebanyak satu-satuan (dalam jutaan rupiah), maka akan terjadi peningkatan MVA sebesar Rp. 0,95994 (dalam jutaan). Hipotesis dalam model persamaan ini dapat diterima, karena p-value secara simultan (ANOVA) bernilai 0,018 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi α yang sebesar 0,1. Jika p-value lebih kecil dari α, maka H0 ditolak dan Ha

diterima yang berarti signifikan. Signifikan disini adalah bahwa variabel independen (ROE, CAR, EPS dan EVA) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (MVA).

Komponen koefisien determinasi (R2-nya) sebesar 34,1 persen yang artinya ROE, CAR, EPS dan EVA dapat menjelaskan atau berpengaruh sebesar 34,1 persen terhadap perubahan MVA, sedangkan sisanya 65,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam model regresi. Hasil ini menunjukkan bahwa MVA dipengaruhi oleh variabel independennya yang berupa ROE, CAR, EPS dan EVA. Dalam model persamaan regresinya, ROE berpengaruh positif terhadap perubahan MVA perusahaan. Lalu untuk CAR, memiliki pengaruh yang negatif terhadap perubahan MVA perusahaan. Lalu untuk EPS, memiliki pengaruh yang positif terhadap perubahan MVA perusahaan. Sedangkan untuk EVA berpengaruh positif terhadap MVA, kenaikan EVA akan berdampak pada kenaikan MVA perusahaan.

Dari output persamaan regresi, dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap MVA. ROE merupakan salah satu pengukuran rasio keuangan yang berbasiskan laba. Semakin tinggi nilai ROE, maka semakin baik pula kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan atas modal yang diserahkan investor. ROE diperoleh melalui perbandingan antara laba bersih terhadap ekuitas. Walaupun ekuitas mempengaruhi besarnya MVA yang dihasilkan oleh perusahaan, karena ekuitas merupakan komponen pengurang untuk mendapatkan nilai MVA, yaitu pengurang nilai pasar dengan nilai buku ekuitasnya. Akan tetapi nilai ROE juga memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap MVA.

Variabel CAR memiliki pengaruh negatif terhadap perubahan MVA. CAR mengukur permodalan bank untuk menutup kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Penurunan rasio CAR akan berakibat pada penurunan aset perusahaan, dengan menurunnya aset perusahaan maka akan berpengaruh pada perhitungan biaya modal sehingga kalau aset menurun maka akan menyebabkan biaya modal menurun. Untuk CAR, komponen modal yang digunakan tidak mempengaruhi

langsung terhadap perubahan MVA-nya. Akan tetapi karena MVA lebih didominasi oleh komponen harga saham yang berfluktuasi dan dipengaruhi oleh faktor diluar kendali manajemen perusahaan sehingga CAR memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap MVA.

Variabel EPS memiliki pengaruh positif terhadap perubahan MVA. EPS merupakan metode pengukuran tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan perusahaan bagi pemegang sahamnya. EPS adalah perbandigan antara laba bersih perusahaan terhadap jumlah saham. Peningkatan EPS yang dicapai perusahaan, maka memiliki peluang yang besar terhadap respon positif terhadap harga saham perusahaan atau semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan, harga saham pun akan bereaksi positif, yang merupakan komponen utama MVA. Selain itu, semakin tinggi jumlah saham yang beredar maka akan mempengaruhi besar nya nilai MVA, yang merupakan salah satu komponen dari MVA. Sehingga EPS memiliki pengaruh signifikan positif terhadap MVA.

Variabel EVA memiliki pengaruh positif terhadap MVA, hal ini disebabkan karena MVA merupakan net present value dari EVA di masa mendatang. EVA yang positif berarti perusahaan telah berhasil menciptakan kekayaan atau nilai tambah bagi investornya, MVA menunjukkan kinerja perusahaan di masa sekarang pada periode tertentu, yang berarti jika nilai EVA perusahaan positif maka perusahaan berhasil menciptakan kekayaan atau nilai tambah bagi investornya dan dapat di prediksikan bahwa MVA akan bernilai positif karena keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah. Selain itu, komponen ekuitas digunakan sebagai komponen pengurang dari EVA maupun MVA. Walaupun tidak bersifat langsung, ekuitas dalam EVA digunakan untuk perhitungan biaya modal, dan biaya modal adalah komponen pengurang dari NOPAT-nya. Sementara dalam MVA, ekuitas merupakan komponen pengurang langsung dari nilai pasar perusahaan, sehingga dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa EVA dan MVA bergerak searah dan hal ini menyebabkan EVA memiliki pengaruh signifikan positif terhadap MVA.

Tabel 12. Kekuatan korelasi ROE, CAR, EPS dan EVA terhadap MVA

ROE CAR EPS EVA

Pearson Correlation MVA

0.394 -0.670 0.310 0.534 Sig.(1-tailed) MVA 0,131 0,005 0,243 0,033

Sumber : output regresi berganda rasio keuangan dan EVA terhadap MVA (diolah)

Untuk kekuatan hubungan antara ROE dan MVA, dihasilkan output uji korelasi ROE terhadap MVA yang hanya memiliki hubungan sebesar 39,4 persen yang berarti kekuatan keeratan yang lemah dan bernilai positif artinya memiliki reaksi positif terhadap perubahan MVA dengan p-value sebesar 0,131 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansinya yang sebesar 0,1 dan hal ini menggambarkan bahwa ROE tidak berkorelasi terhadap MVA.

Untuk kekuatan hubungan antara CAR dan MVA, dihasilkan output uji korelasi CAR terhadap MVA yang memiliki hubungan sebesar 67 persen yang berarti kekuatan keeratan yang kuat dan bernilai negatif artinya memiliki reaksi negatif terhadap perubahan MVA dengan p-value sebesar 0,005 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikansinya yang sebesar 0,1 dan hal ini menggambarkan bahwa CAR berkorelasi terhadap MVA.

Untuk kekuatan hubungan antara EPS dan MVA, dihasilkan output uji korelasi EPS terhadap MVA yang hanya memiliki hubungan sebesar 31 persen yang berarti kekuatan keeratan yang lemah dan bernilai positif artinya memiliki reaksi positif terhadap perubahan MVA dengan p-value sebesar 0,243 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikansinya yang sebesar 0,1 dan hal ini menggambarkan bahwa EPS tidak berkorelasi terhadap MVA.

Untuk kekuatan hubungan EVA terhadap MVA, dari output didapat p- value sebesar 0.033 atau lebih kecil dari tingkat signifikansinya yang sebesar 0,1 dan hal ini menggambarkan bahwa EVA berkorelasi terhadap MVA. Uji korelasi EVA terhadap MVA yang memiliki hubungan sebesar 53,4 persen yang berarti kekuatan keeratan yang kuat dan bernilai positif artinya memiliki reaksi positif terhadap perubahan MVA.

Peningkatan nilai MVA dapat dilakukan melalui peningkatan komponen- komponen keuangan yang mempengaruhi ROE, EPS dan EVA. Nilai EVA perusahaan harus ditingkatkan melalui peningkatan NOPAT-nya, peningkatan

dapat dilakukan dengan meningkatkan laba bersihnya atau dalam hal ini perusahaan perlu meningkatkan biaya bunganya. Laba bersihnya dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pendapatan bunga perusahaan yang merupakan komponen utama bagi laba perusahaan.

Sedangkan untuk ROE perusahaan harus meningkatkan nilainya, karena ROE merupakan salah satu pengukuran rasio keuangan yang berbasiskan laba. Semakin tingi nilai ROE, maka semakin baik pula kinerja perusahaan dalam menciptakan keuntungan atas modal yang diserahkan investor. ROE diperoleh melalui perbandingan antara laba bersih terhadap ekuitas.

Peningkatan Variabel EPS memiliki pengaruh positif terhadap perubahan MVA. Peningkatan EPS yang dicapai perusahaan, maka memiliki peluang yang besar terhadap respon positif terhadap harga saham perusahaan atau semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan, harga saham pun akan bereaksi positif, yang merupakan komponen utama MVA. Selain itu, semakin tinggi jumlah saham yang beredar maka akan mempengaruhi besar nya nilai MVA, yang merupakan salah satu komponen dari MVA.

Dokumen terkait