Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan teknik reparasi kapal ikan di Dok Pembinaan UPT BTPI. Tingkat teknologi Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke Jakarta diukur menggunakan model teknometrik (UN-ESCAP 1989). Model ini menilai empat komponen pembentuk teknologi yang secara bersama-sama berperan memberikan kontribusi dalam suatu transformasi input menjadi output. Kriteria komponen teknologi yang diteliti mengacu pada kriteria yang digunakan oleh Wiraatmaja dan Ma’ruf (2004). Model teknometrik mendefinisikan koefisien kontribusi teknologi (technology contribution coefficient) dalam suatu fasilitas transformasi.
Terdapat lima langkah untuk mengestimasikan nilai TCC, yaitu: 1) Estimasi derajat kecanggihan;
2) Pengkajian state of the art; 3) Penentuan kontribusi komponen;
4) Pengkajian intensitas kontribusi komponen; dan 5) Penghitungan TCC.
1) Estimasi derajat kecanggihan
Nilai derajat kecanggihan menunjukkan kecanggihan dari setiap komponen teknologi yang ada di galangan. Estimasi derajat kecanggihan dilakukan dengan mengacu pada salah satu prosedur yang diusulkan UN-ESCAP (1989). Untuk lebih jelasnya, prosedur tersebut disajikan pada Tabel 2.
17
Tabel 2 Kriteria pemberian skor derajat kecanggihan komponen teknologi
Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi
Skor
Technoware Humanware Infoware Orgaware Fasilitas manual (manual facilities) Kemampuan mengoperasikan (operating abilities) Fakta pengenalan (familianzing facts) Kerangka kerja usaha (striving frameworks) 1 2 3 Fasilitas tenaga penggerak (power facilities) Kemampuan memasang (setting-up abilities) Fakta penguraian (describing facts) Kerangka kerja ikatan (tie-up frameworks) 2 3 4 Fasilitas serbaguna (general purpose facilities) Kemampuan mereparasi (repairing abilities) Fakta pengkhususan (specifying fact) Kerangka kerja bertindak berani (venturing frameworks) 3 4 5 Fasilitas penggunaan khusus (special purpose facilities) Kemampuan reproduksi (reproducing abilities) Fakta penggunaan (utilizing facts) Kerangka kerja proteksi (protecting frameworks) 4 5 6 Fasilitas otomatisasi (automatic facilities) Kemampuan mengadaptasi (adaptation abilities) Fakta pemahaman (comprehending facts) Kerangka kerja stabilitasi (stabiling frameworks) 5 6 7 Fasilitas terkomputerisasi (computerized facilities) Kemampuan mengembangkan (improving abilities) Fakta pembiasaan (generalizing facts) Kerangka kerja perluasan cakrawala (prospecting frameworks) 6 7 8 Fasilitas integrasi (integrated facilities) Kemampuan inovasi (innovation abililities) Fakta pengkajian (assessing facts) Kerangka kerja memimpin (leading frameworks) 7 8 9 Sumber: Indrawati, 2003
Dengan menggunakan tabel tersebut, batas bawah (lower limit) dan batas atas (upper limit) setiap komponen teknologi dapat diduga. Identifikasi seluruh komponen technoware dan humanware pada fasilitas transformasi, sedangkan untuk komponen infoware dan orgaware dilakukan pada tingkat perusahaan. Transformasi dalam hal ini adalah proses reparasi kapal.
18
Nilai batas bawah menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) yang paling rendah (sederhana) pada masing-masing komponen teknologi. Sementara itu, nilai batas atas menunjukkan tingkat kecanggihan (kerumitan) yang paling tinggi (kompleks) pada masing-masing komponen teknologi. Sebagai contoh seperti pada Tabel 2, komponen technoware yang masih menggunakan fasilitas manual saja, tanpa dilengkapi fasilitas lainnya yang lebih kompleks memiliki nilai batas bawah 1 dan batas atas 3. Sedangkan untuk komponen technoware yang memiliki fasilitas manual tersebut dan dilengkapi dengan fasilitas tenaga penggerak maka nilai batas bawahnya adalah 1 dan nilai batas atasnya 4. Prosedur ini berlaku juga untuk ketiga komponen teknologi lainnya. Nilai batas bawah dan batas atas ini nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai kontribusi masing-masing komponen teknologi. Nilai dari batas bawah dan batas atas kemudian dimasukkan ke dalam Tabel 3.
Tabel 3 Penilaian batas bawah dan batas atas komponen teknologi
Komponen Limit
Lower Upper
Technoware LT: UT:
Humanware LH: UH:
Inforware LI: UI:
Orgaware LO: UO:
Keterangan:
LT = batas bawah technoware LI = batas bawah infoware UT = batas atas technoware UI = batas atas infoware LH = batas bawah humanware LO = batas bawah orgaware UH = batas atas humanware UO = batas atas orgaware
19
2) Pengkajian state of the art (SOTA)
State of the art adalah tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Sebelum dilakukan pengkajian terhadap rating state of the art setiap komponen, terlebih duhulu dilakukan penilaian terhadap masing-masing kriteria pada setiap komponen teknologi. Kriteria-kriteria tersebut disajikan pada Tabel 4, 5, 6, dan 7.
Tabel 4 Matriks penilaian kriteria komponen technoware
No Kriteria Komponen
Technoware Keterangan Skor
1 Tipe mesin yang digunakan
Manual (0); mekanik (5); otomatis (10)
2 Tipe proses yang diterapkan
Sederhana: hanya satu operasi diterapkan dalam tiap proses (2,5); kombinasi lebih dari satu operasi yang sama pada satu pekerjaan (5); kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan (7,5); progresif: lebih dari satu operasi yang diselenggarakan paralel pada pekerjaan yang berbeda pos (10) 3 Tipe operasi yang
diselenggarakan
Tiap poin 2,5: Pemotongan; pembengkokkan; Penggambaran; penekanan
4 Rata-rata kesalahan yang terjadi pada saat reparasi kapal
0% (10); 6-10% (5); 25%(0)
5 Frekuensi untuk perawatan mesin
Pemeliharaan preventif (10); sering tetapi tidak secara periodik (5); pemeliharaan pemulihan (0)
6 Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin
Tidak perlu keahlian teknis (10); perlu tingkat keterampilan tertentu (5); perlu keahlian teknis yang spesifik (0)
7 Pemeriksaan pada setiap pekerjaan
Pemeriksaan terkomputerisasi (10); pemeriksaan manual (5); tidak diperlukan pemeriksaan (0)
8 Pengukuran pada setiap pekerjaan
Kompleks dan terkomputerisasi (10); sederhana dan sketsa tangan (0)
9 Tingkat keselamatan dan keamanan kerja
Aman (10); wajar (5); bahaya (0)
20
Tabel 5 Matriks penilaian kriteria komponen humanware
No Kriteria Komponen
Humanware Keterangan Skor
1 Kesadaran dalam tugas Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
2 Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
3 Kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
4 Kemampuan memelihara fasilitas produksi
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
5 Kesadaran bekerja dalam kelompok
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
6 Kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo
100% (10); <50% (0)
7 Kemampuan untuk
menyelesaikan masalah perusahaan
Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
8 Kemampuan bekerja sama Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
9 Kepemimpinan Sangat tinggi (10); rata-rata (5); sangat rendah (0)
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Tabel 6 Matriks penilaian kriteria komponen infoware
No Kriteria Komponen Infoware Keterangan Skor
1 Bentang informasi manajemen Bentang informasi termasuk perusahaan eksternal (10); informasi sebagian (5); bentang informasi tidak termasuk perusahaan eksternal (0)
2 Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan
Selalu (10); tidak pernah (0)
3 Jaringan informasi di dalam perusahaan
Online (10); offline (0) 4 Prosedur untuk komunikasi
antara anggota di perusahaan
Mudah dan transparan (10); rumit (0)
5 Sistem informasi perusahaan untuk mendukung aktivitas perusahaan
Akses global (10); akses nasional (7.5); akses lokal (5); tidak ada (0)
6 Penyimpanan dan pengambilan informasi kembali
Terkomputerisasi (10); manual (5); tidak terarsip (0)
21
Tabel 7 Matriks penilaian kriteria komponen orgaware
No Kriteria Komponen Orgaware Keterangan Skor
1 Otonomi perusahaan Otonomi penuh (10); kontrol dari perusahaan induk (0) 2 Visi perusahaan Mengorientasi masa depan
(10); tidak ada (0) 3 Kemampuan perusahaan dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
4 Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
5 Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
6 Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
7 Kemampuan perusahaan untuk memelihara hubungan dengan pelanggan
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
8 Kemampuan perusahaan untuk
mendapat dukungan
sumberdaya dari luar
Sangat tinggi (10); sangat rendah (0)
Sumber: Wiraatmaja dan Ma’ruf, 2004
Penentuan skor pada Tabel 4,5,6, dan 7 adalah berdasarkan hasil identifikasi di lapangan dan wawancara. Penilaian kriteria dimana skornya tidak tertera pada acuan, maka dilakukan interpolasi dari nilai yang ada di atas dan bawahnya. Setelah dilakukan penilaian pada masing-masing kriteria sebagaimana dipaparkan di atas, maka pengkajian state of the art dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan-persamaan sebagai berikut:
Technoware ST1 = t k ik k t 10 1 ………...(1) k = 1,2,...,kt
kt = Jumlah kriteria komponen technoware Dimana t
22 Humanware SHj = h l ij l h 10 1 ………...(2) l = 1,2,...,lh
lh = Jumlah kriteria komponen humanware Dimana h
ijadalah nilai kriteria ke-i dari humanware kategori j. Infoware SI = f m f m 10 1 m ………..………...(3) m = 1,2,3,...,mf
mf = Jumlah kriteria komponen infoware
Dimana fm adalah nilai kriteria ke-m dari infoware pada tingkat perusahaan. Orgaware SO = o n n n o 10 1 ………...(4) n = 1,2,3,...,no
no = Jumlah kriteria komponen orgaware Dimana O
n adalah nilai kriteria ke-n dari orgaware pada tingkat perusahaan
3) Penentuan nilai kontribusi setiap komponen:
Penentuan nilai kontribusi setiap komponen dilakukan dengan menggunakan nilai batasan derajat kecanggihan dan rating state of the art yang diformulasikan dalam persamaan berikut:
T = 9 1 LT + ST(UT – LT) ………(5) H = 9 1 LH + SH(UH – LH) ……….………(6)
23 I = 9 1 LI + SI(UI – LI) ………..………(7) O = 9 1 LO + SO(UO – LO) ……….………(8) Keterangan:
LT = batas bawah technoware ST = SOTA technoware UT = batas atas technoware LH = batas bawah humanware SH = SOTA humanware UH = batas atas humanware
LI = batas bawah infoware SI = SOTA infoware UI = batas atas infoware LO = batas bawah orgaware SO = SOTA orgaware UO = batas atas orgaware
Nilai T menunjukan kontribusi dari komponen technoware, nilai H menunjukkan kontribusi dari setiap komponen humanware, nilai I menunjukkan kontribusi komponen infoware, serta nilai O menunjukkan kontribusi komponen orgaware. Pembagian dengan sembilan dilakukan agar kontribusi oleh setiap komponen pada state of the art bernilai satu.
4) Penilaian intensitas kontribusi komponen
Data mengenai intensitas kontribusi komponen teknologi didapat dengan mewawancarai manajer galangan mengenai tingkat kepentingan dari komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Kuesioner mengenai intensitas kontribusi dapat dilihat pada Lampiran 2. Penghitungan nilai intensitas kontribusi masing-masing komponen teknologi dilakukan dengan menggunakan Software Criterium Decision Plus. Skala kepentingan relatif yang digunakan untuk menghitung intensitas kontribusi komponen disajikan pada Tabel 8.
24
Tabel 8 Skala tingkat kepentingan relatif untuk menghitung intensitas kontribusi komponen
Intensitas
Kepentingan Definisi Keterangan
1 Sama pentingnya
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama terhadap sebuah tujuan
3 Agak lebih penting daripada
Suatu aktivitas terbukti lebih penting dibandingkan aktivitas lainnya, tetapi kelebihan tersebut kurang meyakinkan atau tidak signifikan
5 Lebih penting daripada
Terdapat bukti yang bagus dan kriteria logis yang menyatakan bahwa salah satu aktivitas memang lebih penting daripada aktivitas lainnya 7 Jauh lebih penting daripada
Salah satu aktivitas lebih penting dibandingkan aktivitas lainnya dapat dibuktikan secara meyakinkan 9 Mutlak lebih penting
daripada
Suatu aktivitas secara tegas memiliki kepentingan yang paling tinggi
2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua pendapat yang berdampingan
Dibutuhkan kesepakatan untuk menentukan tingkat
kepentingannya
Sumber: Saaty, 1991
Penghitungan nilai intensitas kontribusi menggunakan Software Criterium Decision Plus. Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbaikan penilaian kepentingan oleh manajer galangan dilakukan dengan konsisten atau tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:
CR ≤ 0,1 : konsisten
0,1 < CR ≤ 0,15 : agak konsisten CR > 0,15 : tidak konsisten
5) Penghitungan TCC
Dengan menggunakan nilai T, H, I, O dan nilai β-nya, technology coefficient contribution (TCC) dapat dihitung menggunakan persamaan:
25
Keterangan:
TCC = technology contribution coefficient T = nilai kontribusi komponen technoware
βt = nilai intensitas kontribusi komponen technoware H = nilai kontribusi komponen humanware
βh = nilai intensitas kontribusi komponen humanware I = nilai kontribusi komponen infoware
βi = nilai intensitas kontribusi komponen infoware O = nilai kontribusi komponen orgaware
βo = nilai intensitas kontribusi komponen orgaware
Nilai TCC tidak memungkinkan nol karena tidak ada aktivitas transformasi tanpa keterlibatan seluruh komponen teknologi. Artinya, fungsi TCC tidak memungkinkan T, H, I, O bernilai nol. Nilai TCC maksimum satu. TCC dari suatu perusahaan menunjukkan kontribusi teknologi dari operasi transformasi total terhadap output. Nilai TCC kemudian akan dibandingkan dengan Tabel 9 dan Tabel 10 yang merupakan modifikasi dari Tabel 1.
Tabel 9 Penilaian kualitatif berdasarkan selang TCC
Nilai TCC Klasifikasi 0<TCC≤0,1 Sangat rendah 0,1<TCC≤0,3 Rendah 0,3<TCC≤0,5 Wajar 0,5<TCC≤0,7 Baik 0,7<TCC≤0,9 Sangat baik 0,9<TCC≤1,0 Kecanggihan mutakhir
Tabel 10 Tingkat teknologi TCC
Nilai TCC Tingkat teknologi
0<TCC≤0,3 Tradisional 0,3<TCC≤0,7 Semi modern 0,7<TCC≤1,0 Modern
26
Secara sistematis, prosedur penghitungan nilai TCC disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Prosedur penghitungan TCC menggunakan model teknometrik.
Kriteria penilaian state of the art
Penentuan derajat kecanggihan komponen teknologi Penentuan kontribusi komponen teknologi (T,H,I,O) Penentuan intensitas kontribusi komponen teknologi Kriteria penentuan derajat kecanggihan Penghitungan TCC Identifikasi komponen teknologi Penentuan state of the art komponen
4 KEADAAN UMUM GALANGAN
4.1 Produktivitas Galangan
Dok Pembinaan UPT BTPI memiliki fungsi sebagai tempat membangun, merawat, dan memperbaiki kapal. Kegiatan membangun kapal sudah lama tidak dilakukan. Saat ini aktivitas yang dilakukan Dok Pembinaan UPT BTPI hanyalah mereparasi kapal. Sepinya order membangun kapal disebabkan tingginya biaya produksi. Kayu sebagai bahan baku pembuatan kapal didatangkan dari luar Jakarta, yang mengakibatkan harga kayu menjadi semakin mahal. Oleh karena itu banyak pembeli yang beralih untuk membuat kapal di daerah yang memiliki sumber kayu sehingga harga kapal menjadi lebih murah.
Kemampuan fasilitas galangan membatasi volume kapal yang dapat naik ke atas slipway. Sebuah kapal yang naik tidak boleh memiliki volume lebih dari 30 GT. Kapal yang biasanya direparasi adalah kapal yang terbuat dari kayu yang umumnya merupakan kapal perikanan. Galangan juga mampu melayani reparasi kapal fiber atau kapal kayu yang dilaminasi menggunakan fiber, selain mereparasi kapal kayu. Kapal-kapal di Muara Angke yang memiliki volume ≤ 30 GT biasanya tidak menggunakan bahan fiber atau laminasi fiber, sehingga tidak ada order untuk jenis kapal tersebut kepada galangan.
Dok Pembinaan UPT BTPI merupakan salah satu galangan yang memiliki produktivitas tinggi di lingkungan UPT BTPI. Galangan kapal yang terdapat di lingkungan UPT BTPI sebanyak empat galangan. Keempat galangan tersebut yaitu: Dok Pembinaan UPT BTPI, Fan Marine Shipyard (FMS), Karya teknik Utama (KTU), dan Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP). Seluruh galangan tersebut juga hanya melayani kegiatan reparasi kapal. Data kapal yang melakukan reparasi pada tahun 2007 di Dok Pembinaan UPT BTPI disajikan pada Lampiran 3. Produktivitas Dok Pembinaan UPT BTPI dan produktivitas seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI disajikan pada Tabel 11.
28
Tabel 11 Produktivitas Dok Pembinaan UPT BTPI dan produktivitas seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI pada tahun 2007
No Bulan
BTPI Seluruh Galangan
1 s.d 10 (GT) 11 s.d 20 (GT) 21 s.d 30 (GT) 31 s.d 50 (GT) > 50 (GT) Jumlah 1 s.d 10 (GT) 11 s.d 20 (GT) 21 s.d 30 (GT) 31 s.d 50 (GT) > 50 (GT) Jumlah 1 Januari 3 1 6 - - 10 5 3 26 3 15 52 2 Februari 1 1 6 1 - 9 1 1 23 3 11 39 3 Maret 2 3 7 - - 12 6 3 23 1 17 50 4 April 2 1 10 - - 13 7 2 24 4 7 44 5 Mei 3 - 11 - - 14 8 1 38 3 11 61 6 Juni 6 - 4 - - 10 10 8 15 0 8 41 7 Juli 1 - 10 1 - 12 2 2 32 1 12 49 8 Agustus 4 - 7 - 1 12 6 1 17 0 23 47 9 September 4 2 6 - - 12 5 5 23 3 12 48 10 Oktober - - - 0 1 2 21 4 12 40 11 November - - - 0 3 0 15 3 12 33 12 Desember - - - 0 4 3 20 2 6 35 Jumlah 26 8 67 2 1 104 58 31 277 27 146 539
Sumber: UPT BTPI Muara Angke, 2007
Setiap bulannya Dok Pembinaan UPT BTPI rata-rata dapat melayani 12 kapal dengan jumlah tertinggi pada bulan Mei sebanyak 14 kapal dan terendah pada bulan Februari sebanyak sembilan kapal. Bulan Oktober, November, dan Desember tidak ada kegiatan reparasi kapal karena pada bulan tersebut dilakukan penyelesaian pembangunan slipway di galangan. Jenis kapal yang diperbaiki adalah kapal perikanan dan kapal non perikanan yang memiliki volume ≤ 30 GT. Kapal-kapal tersebut berasal dari PPI Muara Angke, PPS Muara Baru, dan daerah lainnya yang sedang bongkar muat atau singgah di PPI Muara Angke. Setelah proses reparasi biasanya tidak pernah ada keluhan dari pemilik kapal, namun jika dihitung dalam satu tahun rata-rata Dok Pembinaan UPT BTPI mendapat keluhan dari dua pemilik kapal yang kapalnya masih mengalami kebocoran setelah direparasi. Grafik batang mengenai perbandingan produktivitas Dok Pembinaan UPT BTPI dengan produktivitas seluruh galangan yang ada di lingkungan UPT BTPI, disajikan pada Gambar 3.
29
Gambar 3 Perbandingan produktivitas Dok Pembinaan UPT BTPI dengan produktivitas seluruh galangan di lingkungan UPT BTPI.