• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penyusunan Strategi Pengelolaan Kualitas Perairan Perairan Cilincing

DAFTAR TABEL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5. Analisis Penyusunan Strategi Pengelolaan Kualitas Perairan Perairan Cilincing

limbah domestik, seperti yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta melalui Peraturan Daerah PAL Jaya harus lebih di tinggkat lagi, karena dengan pengalahan terpusat diharapkan pengelolaannya menjadi lebih mudah, yang juga tidak kalah pentingnya dari pengelolaan sumber pencemar adalah kerjasama dan koordinasi berbagai instansi pemerintah dan masyarakat lebih terstruktur.

Pengelolaan perairan tidak lepas dari pengelolaan daerah aliran sungainya, maka pengelolaan harus bersifat keseluruhan dari hulu ke hilir, dengan mengoptimalkan program kali bersih (Prokasih) oleh Pemda DKI Jakarta diharapkan dapat mengindentifikasi dan memonitor beban limbah yang masuk ke perairan.

5.5. Analisis Penyusunan Strategi Pengelolaan Kualitas Perairan Perairan Cilincing

Dalam pengelolaan perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing, diperlukan strategi pengelolaan yang terpadu, baik dari segi perencanaan maupun pelaksanaan antar sektoral maupun antar wilayah yang didukung dengan berbagai perangkat hukum dan peraturan perundang-undangan yang secara efektif mampu memberikan kepastian hukum dalam aspek pengelolaan, yang di dalamnya termasuk aspek perencanaan dan pemanfaatan bagi pemerintah, swasta dan masyarakat. (Budiharsono, 2001).

50

Untuk menyusun rencana strategi pengelolaan memiliki tahapan-tahapan analisis yakni, (1) tahap pengumpulan data; evaluasi faktor eksternal, evaluasi faktor internal, (2) tahap analisis mencakup; matriks SWOT, (3) tahap pengambilan keputusan prioritas dari strategi (Sindoro, 2004).

Matriks SWOT yang secara prinsip akan memberikan kualitas pengelolaan dengan berbagai strategi kebijakan yang baik melalui sinergi faktor internal dan eksternal yang dimiliki. Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh hasil berupa arahan pengelolaan perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing tersebut dikategorikan menurut jenis dan faktor yang menyebabkan menurunnya kualitas Perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing

Faktor eksternal yang merupakan peluang adalah keinginan Pemerintah Kota Jakarta Utara yang akan menjadikan kawasan penelitian menjadi lokasi pemukiman nelayan yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan, Selain itu peluang lainnya adalah adanya harapan untuk meningkatkan kepedulian

Stakeholder untuk melakukan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perairan yang dapat dilakukan melalui peningkatan pemahaman masalah lingkungan, proses terjadinya dan akibat-akibatnya melalui pendidikan dan pelatihan. Sedangkan ancaman yang ada di wilayah penelitian adalah adanya konflik pemanfaatan kawasan antar dinas dan instansi yang ada di wilayah Jakarta Utara, selain itu juga terjadinya kerusakan dan dergradasi lingkungan yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor eksternal dapat di lihat pada Tabel 12.

Dari hasil pembobotan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh seperti pada Tabel 12 dan 13, diperoleh hasil bahwa faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) lebih besar pengaruhnya dibanding faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan), terhadap pengelolaan perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing. Adapun rasio antara faktor-faktor eksternal dan internal pada penelitian ini adalah 2,80 : 2.55.

51

Tabel 12. Matriks strategi faktor eksternal

Faktor-faktor strategi eksternal (EFAS) Bobot Skor Nilai

Peluang (opportunities) :

O1. Pemerintah kota menjadikan kawasan wilayah pemukiman nelayan yang komprenhensif dan Integrasi karena kawasan wilayah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi

0,30 3 0,90

O2. Meningkatkan kepedulian stakeholder yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perairan.

0,25 4 1,00

1,90 Ancaman (threat) :

T1. Konflik pemanfaatan kawasan

0,20 2 0,40

T2. Kerusakan dan degradasi lingkungan menurun kan kualitas perairan.

0,25 2 0,50

0,90

Total 1,00 2,80

Evaluasi faktor eksternal (O) – (T) 1,00

Faktor internal yang merupakan kekuatan adalah adanya rencana Pemerintah Jakarta Utara untuk menata kembali kawasan wilayah penelitian dan adanya rencana untuk memberdayakan ekonomi masyarakat nelayan, selain itu juga Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta merencanakan pengelolaan pencemaran serta adanya peraturan perundangan tentang sumberdaya perairan. Adapun kelemahan yang ada di wilayah penelitian adalah buruknya sanitasi lingkungan yang dapat di lihat dari menumpuknya sampah di berbagai tempat, munculnya bau dari perairan dan timbunan sampah, rendahnya sanitasi lingkungan ini di duga sebagai akibat rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Hal ini terlihat dari sumberdaya Manusia yang bertempat tinggal dan berusaha di sekitar Pelabuhan Perikanan Cilincing yang umumnya lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Dasar, selain itu juga masih rendahnya penerapan hukum, hal ini dapat terlihat belum tegasnya aturan-aturan yang ada dan penerapansanksi bagi yang melanggar aturan perundangan yang ada. Kelemahan yang tak kalah pentingnya di wilayah penelitian munculnya egosektoral antar dinas dan instansi yang dapat terlihat dalam pemanfaatan sumberdaya perairan. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor internal dapat di lihat pada Tabel 13.

52

Tabel 13. Matriks strategi faktor internal

Faktor-faktor strategi internal (IFAS) Bobot

(B)

Rating (R) B x R Kekuatan (strength) :

S1. Penataan kembali kawasan wilayah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan.

0,25 4 1,00

S2. Adanya potensi pengelolaan pencemaran dengan adanya instansi pengelolaan

lingkungan (Badan pengelolaan lingkungan Hidup Daerah).

0,20 2 0,40

S3. Adanya peraturan perundangan 0.15 2 0,30

1,70 Kelemahan (weaknesses) :

W1.Saniatasi lingkungan yang buruk

0,10 2 0,20

W2. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia.) 0,05 3 0,15

W3. Rendahnya penerapan hukum 0,10 2 0,20

W4. Egosektoral dinas/instansi 0,15 2 0,30

0,85

Total 1,00 2,55

Evaluasi faktor internal (S) – (W) 0,85

Hasil penetuan bobot dan skor melalui metode analisis faktor eksternal (EFES) dan faktor internal (IFAS), kemudian diplotkan pada matrik dampak pengaruh menyilang (cross impact matrix) untuk menentukan strategi dapat dilihat pada Gambar 12. -6 -4 -2 0 2 4 6 -6 -4 -2 0 2 4 6 Berbagai Ancaman K e k u a ta n E k s te rn a l K e k u a ta n I n te rn a l Berbagai Peluang

53

Matrik dampak pengaruh menyilang pada Gambar 12 terletak pada kordinat (1,00 : 0,85) dan menempati kuadran 1, posisi tersebut mengindikasikan bahwa dalam strategi pengelolaan kualitas perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing Jakarta Utara dapat dilaksanakan dengan mengunakan strategi yang bersifat agresif dengan tetap mempertimbangkan kendala dan sumberdaya yang ada.

Dengan analisis SWOT dapat di buat 4 (empat) bentuk strategi yaitu (1) Strategi kekuatan–peluang (SO), strategi ini adalah upaya perencanaan yang memanfaatkan unsur-unsur kekuatan yang dimiliki untuk menangkap peluang yang ada ; (2) Strategi kekuatan–ancaman (ST) adalah upaya perencanaan yang memanfaatkan unsur-unsur kekuatan yang dimiliki untuk memperkecil dan kapan perlu menghilangkan ancaman yang akan dihadapi; (3) Strategi kelemahan– peluang (WO) adalah strategi yang disusun dalam upaya menyusun perencanaan untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk menangkap peluang yang ada; (4) Strategi kelemahan-ancaman (WT) adalah strategi dalam upaya menyusun perencanaan untuk meminimalkan ancaman yang akan datang.

Tabel 14. Matrik SWOT untuk strategi pengelolaan perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing. IFAS Strengths (S) S1, S2 S3 Weaknesses (W) W1, W2,...W4 EFAS Opportunities (O) O1 O2 Strategi SO

Pemerintah Kota menata kembali kawasan wilayah dan pemberdayaan masyarakat nelayan dengan membuat pemukiman nelayan yang Komprenhensif dan Terintegrasi (pembangunan rumah susun nelayan, dermaga, tempat pelelangan ikan dan tempat pembelajaan) agar kawasan wilayah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, bersih indah dan lestari. (S1, O1, )

Strategi WO

Meningkatkan kepedulian stakeholder (pemerintah, pengelola pelabuhan, pihak industri, nelayan dan masyarakat) yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perairan yang didukung sumberdaya manusia (pendidikan dan keterampilan) yang berkualitas suoaya tercipta sanitasi lingkungan yang baik. (W1, W2, O2)

Treaths (T) T1

T2

Strategi ST

Meningkatkan kualitas kerjan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan penerapan peraturan perundangan yang berlaku sehingga diharapkan akan mengurangi kerusakan dan degradasi lingkungan . (T2, S2, S3)

Strategi WT

Meningkatkan kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar dinas/instansi dan pemanfaatan kawasan sesuai dengan peruntukannya sehingga mengurangi kerusakan dan degradasi lingkungan. (T1,T2, W4)

54

Strategi di atas selanjutnya diurutkan menurut ranking berdasarkan jumlah skor unsur-unsur dari elemen-elemen kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah disusun rencana strategis seperti yang ditampilkan disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Penentuan prioritas strategi pengelolaan perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing.

No. Strategi Nilai Prioritas

1. Pemerintah Kota menata kembali kawasan wilayah dan pemberdayaan masyarakat nelayan dengan membuat pemukiman

nelayan yang Komprenhensif dan

terintegrasi (pembangunan rumah susun nelayan, dermaga, tempat pelelangan ikan dan tempat pembelajaan) agar kawasan wilayah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, bersih indah dan lestari. (S1, O1, )

4+3=7 2

2. Meningkatkan kepedulian stakeholder (pemerintah, pengelola pelabuhan, pihak industri, nelayan dan masyarakat) yang

terkait dengan pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya perairan yang

didukung sumberdaya manusia

(pendidikan dan keterampilan) yang berkualitas supaya tercipta sanitasi lingkungan yang baik. (W1, W2, O2)

2+3+3=8 1

3. Meningkatkan kualitas kerja Badan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan penerapan peraturan perundangan yang berlaku sehingga diharapkan akan mengurangi kerusakan dan degradasi lingkungan . (T2, S2, S3)

2+2+2=6 3

4. Meningkatkan kordinasi, integrasi,

sinkronisasi dan sinergi antar dinas/ instansi dan pemanfaatan kawasan sesuai

dengan peruntukannya sehingga

mengurangi kerusakan dan degradasi lingkungan. (T1,

T2, W4)

55

VI. KESIMPULAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, di simpulkan:

1. Perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing Jakarta Utara telah mengalami pencemaran, di tinjau dari beberapa parameter yang telah melewati nilai kapasitas asimilasinya di antaranya adalah nitrat, fosfor dan timbal. 2. Beban pencemar yang masuk dari sungai cukup tinggi. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa bebab pencemaran untuk parameter NO3, NH3 , PO4, dan Pb masing-masing adalah sekitar 10,66, 17,27, 10,82 dan 20,11 dalam ton/bulan, dan (BOD5) 365,85, (COD) 10.235. dalam ton/bulan

3. Hasil perhitungan menunjukkan Kapasitas asimilasi masing-masing parameter yang diamati pada jarak 500 meter dan 1000 meter dari pantai (masing-masing dalam ton/bulan) yaitu: BOD5 (1.997,72 dan 3.118,52), NO3 (-0,57 dan -6,92), NH3 (22,65 dan 19,94), PO4 (15,43 dan 13,59), Pb (9,73 dan 8,86), dan COD (-22.150 dan 434,31).

4. Hasil dari analisis SWOT di peroleh hasil bahwa prioritas strategi pengelolaan perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing berturut-turut adalah: (1) Meningkatkan kepedulian stakeholder (pemerintah, pengelola pelabuhan, pihak industri, nelayan dan masyarkat) yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perairan yang di dukung sumberdaya manusia (pengetahuan dan keterampilan) yang berkualitas supaya tercipta sanitasi lingkungan yang baik; (2) Pemerintah Kota menata kembali kawasan wilayah dan pemberdayaan masyarakat nelayan dengan membuat pemukiman nelayan yang Komprenhensif dan Terintegrasi (pembangunan rumah susun nelayan, dermaga, tempat pelelangan ikan dan tempat pembelanjaan) agar kawasan wilayah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, bersih, indah dan lestari; (3) Meningkatkan kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar Dinas dan instansi dan pemanfaatan kawasan sesuai dengan peruntukannya sehingga menguranggi kerusakan dan degradasi lingkungan.

56

6.2. SARAN

1. Untuk mengatasi pencemaran perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing,yang pertama-tama perlu dilakukan adalah meningkatkan kepedulian stakeholder (pemerintah, pengelola pelabuhan, pihak industri, nelayan dan masyarakat) yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perairan yang di dukung sumberdaya manusia yang berkualitas supaya tercipta sanitasi lingkungan yang baik.

2. Untuk mengurangi beban limbah yang masuk ke perairan pelabuhan perikanan, sebaiknya di lakukan pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum masuk ke Sungai Cakung Drain.

3. Pemko Jakarta Utara sebaiknya menyediakan IPAL di Pelabuhan Perikanan Cilincing Jakarta Utara.

57

Dokumen terkait