• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Kualitas Perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing.

DAFTAR TABEL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Kualitas Perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing.

Penentuan kondisi status kualitas perairan dilakukan dengan cara membandingkan konsentrasi berbagai parameter kualitas air dari hasil pengukuran di lapangan dengan baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah (Kep-Men LH No.51/2004.) data hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing pada bulan September, Oktober, dan November 2005 disajikan pada Tabel 9.

Berdasarkan data Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada umumnya setiap parameter yang diteliti menunjukan nilai konsentrasi yang sudah melampui ambang batas baku mutu yang diperbolehkan untuk perairan pelabuhan dan biota perairan berdasarkan Kep-Men LH NO.51/2004. Parameter yang konsentrasi telah melampui batas ambang baku mutu yakni oksigen terlarut, nitrat, fosfor dan timbal. Nilai konsentrasi parameter yang diukur telah melebihi ambang batas baku mutu yang diperbolehkan. Dengan demikian perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing Jakarta Utara telah tercemar. Sumber bahan pencemar tersebut berasal dari limbah domestik (limbah organik), limbah industri (limbah anorganik dan aktivitas dari pelabuhan itu sendiri).

Tabel 9. Kualitas perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing.

Stasiun No Parameter Satuan y1 y2 Baku Mutu 1 2 3 4 5 1 BOD mg/l 5.66 5.14 20 2 NO3 mg/l 0.18 0.21 0.008 3 NH3 mg/l 0.23 0.25 0.3 4 PO4 mg/l 0.12 0.11 0.015 5 Pb (air) mg/l 0.20 0.20 0.05 6 COD mg/l 151.75 155.10 80

* Baku Mutu Kep-Men KLH 51/2004

Pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah domestik dicerminkan berupa tingginya nilai konsentrasi nitrat dan fosfor. Hal ini sesuai Sutjahjo et al. (2005) limbah per kapita penduduk di Jakarta Utara sebesar 2,51 liter per hari, yang terangkut adalah sebesar 0.27 liter per hari, berdasarkan asumsi bahwa limbah yang

35

tidak terangkut akan terbuang melalui sungai, salah satunya melalui Sungai Cakung Drain yang bermuara di perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing Jakarta Utara. Pencemaran akibat limbah industri dicerminkan tingginya konsentrasi timbal. Limbah yang masuk ke perairan Teluk Jakarta adalah limbah kegiatan industri sebesar 97,82%. (PKSPL, 1997). Saat ini terdata sebanyak 71 unit dunia industri dan usaha yang membuang limbah ke Sungai Cakung Drain. (Sutjahjo et al. 2005) 5.2 Analisis Beban Pencemar.

Analisis beban pencemaran dilakukan dengan perhitungan secara langsung baik kualitas air sungai yang menuju perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing maupun kualitas perairan Cilincing sendiri diharapkan dapat mengidentifikasi sumber, jenis dan jumlah pencemaran yang masuk kedalam perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing, secara garis besar, sumber pencemaran yang masuk ke perairan laut dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok asal yaitu limbah domestik, pertanian dan industri (Goldberg, 1991). Analisis berdasarkan identifikasi di lapangan, sumber pencemaran yang masuk keperairan berasal dari berbagai kegiatan yang dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yakni (1) buangan limbah industri, (2) buangan limbah domestik rumah tangga dan rumah sakit, dan (3) buangan dari aktifitas Pelabuhan Perikanan itu sendiri.

Berdasarkan indentifikasi yang di lakukan pada penelitian jenis kegiatan sumber pencemaran di perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing yang berasal dari buangan limbah industri terdiri dari, industri pelapisan logam, logam mulia, tekstil/garment, elektronik/baterei aki, kimia/farmasi, cat, plastik, kosmetik, pengolahan kertas, detergen, pengolahan ikan/daging, dan makanan ternak. Buangan domestik terdiri dari rumah tangga, pasar, pertokoan, restoran, warung tenda, tempat hiburan hotel dan rumah sakit sedangkan dari aktitifitas Pelabuhan Perikanan terdiri dari bahan bakar kapal dan aktifitas perawatan kapal.

Perhitungan beban pencemaran berdasarkan perkalian antara debit air sungai dengan konsentrasi parameter kualitas air yang diteliti, sementara itu, yang dimaksud dengan beban pencemaran perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing yaitu limbah berbagai kegiatan manusia maupun alam yang masuk ke perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing melalui Sungai Cakung Drain. Beban pencemaran di perairan

36

Pelabuhan Perikanan yang dilaksanakan tiga kali pengambilan sampel dapat di lihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Beban pencemaran (BP) muara sungai yang masuk ke perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing Jakarta Utara.

S. Cakung Drain (ton/bulan)

Parameter September 2005 Oktober 2005 November 2006 Rata-Rata (BP) S.Cakung Drain BOD 280,34 384,01 433,20 365,85 NO3 0,54 2,52 28,74 10,60 NH3 11,87 31,53 8,41 17,27 PO4 12,37 9,47 10,62 10,82 Pb (air) 34,28 21,86 4,20 20,11 COD 8613,83 11497,97 10594,18 10235,33

Dari Tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa parameter dengan beban pencemaran yang masuk melalui Sungai Cakung Drain tertinggi adalah BOD dan COD, sedangkan yang terendah adalah fosfor. Tingginya beban pencemar BOD dan COD memperlihatkan bahwa jumlah terbesar yang masuk ke lokasi penelitiaan salah bahan pencemar dari limbah organik.

Tingginya beban limbah yang masuk ke perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing di pengaruhi oleh kegiatan manusia dan alam di sepanjang daerah aliran sungai Cakung Drain yang masuk ke badan perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing, pada tahun 2004 Kecamatan Cilincing merupakan wilayah yang jumlah penduduknya ke 2 (dua) terpadat di Kotamadya Jakarta Utara yaitu 20,08% dari total jumlah penduduk Jakarta Utara atau sebanyak 237.488 jiwa (5.982 KK), selanjut Sutjahjo et al. (2005), bahwa limbah tidak terangkut di Jakarta Utara sebesar 0.27 liter per hari, berdasarkan asumsi bahwa sampah yang tidak terangkut akan terbuang melalui sungai, salah satunya melalui Sungai Cakung Drain dan 71 unit kegiatan dunia usaha dan industri yang terdata membuang limbahnya ke Sungai Cakung Drain yang bermuara ke perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing.

Secara umum jenis dan sumber bahan pencemaran yang masuk ke perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing untuk parameter BOD5 , N-NO3 , P–PO4 dan N– NH3 merupakan beban pencemaran yang bersumber dari limbah domestik, sedangkan COD dan logam berat (Pb) merupakan beban pencemaran yang bersumber dari kegiatan industri. Semakin tinggi nilai beban pencemaran untuk

37

parameter yang tergolong limbah domestik, limbah industri pengolahan dan erosi tanah, maka beban yang harus diterima oleh perairan semakin besar, sehingga pada batas toleransi tertentu akan terjadi akumulasi polutan dan sebaliknya nilai beban pencemaran menjadi rendah, maka perairan dapat membersihkan sendiri polutan yang masuk. Hal ini di sebabkan perairan mempunyai kemanpuan untuk memfuripikasi bahan-bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan yang kita kenal dengan istilah kapasits asimilasi perairan.

5.3. Analisis Kapasitas Asimilasi Perairan Pelabuhan Perikanan Cilincing.

Dokumen terkait