• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Nuansa Makna Kata Toutou Cuplikan 1:

KATA “TOUTOU DAN YATTO” DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

3.1 Analisis Perbedaan Nuansa Makna Kata Toutou Cuplikan 1:

2005 年 に リノベーション を 終え、全 20 室 の 新 リゾート として 再 オープン。かつて の 面影 が漂う バンがローやスイート ルームを残しつつ、敷地の奥に新たに7つのビィラ建てられた。アユンリ バー.ビィラと名付けられたのビィラは、ひときわ眺めのよい場所に建つ 。セミオープンスタイルのビングスペースや各部屋に付いたプランジ.プ ール、そしてベッドルームの大きな窓からは、あぶれんばかりの緑が見渡 せ、眼下にはとうとうと流れるアユン川も望める。大きなマンゴーの木の 上に立てられたツリーハウス風の「マンゴー。スパ」は、空中にいるよう

な不思議な感覚をもたらすユニークなスパだ。(Chikyu no Arukikata Bari, hal 95)

2005-Nen ni rinobēshon o oe, zen 20-shitsu no shin rīzoto to shite sai ō

pun. Katsute no omokage ga tadayou ban ga ro ya suīto rūmu o nokoshitsutsu,

shikichi no oku ni shinta ni 7tsu no biira ga taiterareta. Ayun riba- biira to nazukerareta no shin biira wa hitokiwa nagame no yoi basho ni tatsu. Semi ōpunsutairu no ribingusupēsu ya kaku heya nitsuita puranji. Pūru, soshite beddo rūmu no ōkina mado kara wa aburen bakari no midori ga miwatase, ganka ni wa

tōtō to nagareru Ayun-gawa mo nozomeru. Ōkina mangō no ki no ue ni tate

rareta tsurīhausu-fū no `mangō. Supa' wa, kūchū ni iru yōna fushigina kankaku o motarasu yunīkuna supada.

Setelah di renovasi pada tahun 2005, resort ini dibuka kembali sebagai resort baru berkapasitas 20 kamar. Dengan menyisakan bungalow dan sweet room, resort ini berdiri di lokasi yang indah ditambah dengan kolam renang, selanjutnya dari jendela besar ruang tempat tidur akhirnya kita dapat menikmati pepohonan yang asri, serta sungai ayun yang mengalir dari jendela besar ruang tempat tidur. Spa mangga dengan style tree house yang terletak di atas pohon mangga besar merupakan spa unik yang menimbulkan sensasi luar biasa seolah kita berada di awang-awang.

Analisis :

Makna kata toutou pada cuplikan kalimat tersebut adalah akhirnya. Pada wacana tersebut dijelaskan bahwa resort yang selesai direnovasi pada tahun 2005

akhirnya di buka kembali dengan berbagai macam pembaharuan dan penambahan fasilitas. Resort ini berkapasitas 20 kamar, berdiri di lokasi yang indah dengan 7 villa baru di belakangnya. Setiap kamar dilengkapi dengan kolam renang, resort ini pun menyisakan bungalow dan sweet room. Dengan adanya spa mangga dengan ciri khasnya yang unik yang terletak di atas pohon dengan style tree house yang lebih membangkitkan sensasi luar biasa, sehingga kita pun “akhirnya” dapat menikmati pepohonan yang asri dan sungai ayun yang mengalir dapat terlihat di jendela besar ruang tempat tidur. Dengan memakan waktu yang panjang, resort yang selesai di renovasi pada tahun 2005 dengan proses panjang tersebut, resort ini menjadi sangat menarik dengan penambahan fasilitasnya. Meskipun butuh waktu yang panjang pada tahap perenovasiannya, resort ini tetap diusahakan sedemikian rupa kelengkapannya sehingga setelah melewati berbagai proses panjang setiap pengunjung yang datang dapat menikmati resort ini, pengunjung pun akhirnya dapat menikmati pepohonan yang asri dan sungai ayun yang mengalir dapat terlihat di jendela besar ruang tempat tidur. Pemakaian kata toutou di atas sudah tepat, pada cuplikan kalimat tersebut dijelaskan mengenai tahap perenovasian resort yang selesai di tahun 2005, resort tersebut mengalami pembaharuan dan penambahan berbagai fasilitas, pengunjung dimanjakan pula dengan spa nya yang unik yang membuat kita seolah-olah berada di awang-awang, sehingga “akhirnya” pengunjung pun dapat menikmati pepohonannya yang asri dan sungai ayun yang mengalir dapat terlihat di jendela besar ruang tempat tidur. Pemakaian kata toutou di atas sesuai dengan pendapat Migotoko (1998:312) yang menyebutkan toutou digunakan pada saat sudah/telah melewati

suatu proses dan menunjukkan hasil akhir dari proses tersebut dan walaupun terdapat proses/waktu yang panjang tetapi hal tersebut tetap diusahakan.

Cuplikan 2 : 古都の市街地を抜け、歌でも有名なソロ川を越えて、山岳地帯を目 指す。「ブンがワン.ソロ」の歌は、グサん.マルトハルトノという竹笛 奏者によって、1940年に作られた曲。以後、ジャワ人だけでなく、世 界各地の人々の心をとらえて愛想されている。きれいなメロデイから、済 み切ったせせらぎをイメージしていたのだが、雨季のソロ川 は 大地 の 異 かさ を 象 徴するような濃い茶色の水がとうとう流れていた.

(Chikyuu no Arukikata Indonesia, hal 25)

Koto no shigaichi o nuke, uta demo yūmeina soro kawa o koete, sangaku chitai o mezasu. `Bun ga wan. Soro' no uta wa, gusan. Marutoharutono to iu takefue sōsha ni yotte, 1940-nen ni tsukura reta kyoku. Igo, Jawa hito dakedenaku, sekai kakuchi no hitobito no kokoro o toraete aiso sa rete iru.

Kireina Merodei kara,-zumi kitta seseragi o imēji shite ita nodaga, uki no soro

kawa wa daichi no i kasa o shōchō suru yōna koi chairo no mizu ga tōtō nagarete ita.

Melakukan perjalanan di ruang yang berbeda melalui wilayah urban kota kuno, menuju daerah pegunungan, melewati sungai Solo yang terkenal dalam lagu. Lagu (Bengawan Solo), oleh Gesang. Oleh pemain suling bambu bernama Marto Hartono, lagu itu dibuat pada tahun 1940. Setelah itu, bukan hanya orang

Jawa, namun juga mampu menaklukkan hati orang di seluruh dunia. Tergambar dari indahnya melodi, meskipun terkesan adanya image mengoceh pada lagu, namun aliran air berwarna cokelat gelap yang melambangkan sesuatu yang berbeda di bumi sehingga akhirnya disebutlah sungai Solo di musim hujan.

Analisis :

Makna kata toutou pada cuplikan kalimat tersebut adalah akhirnya. Pada wacana tersebut dijelaskan mengenai sungai Solo yang terkenal dalam lagu Bengawan Solo, lagu tersebut diciptakan oleh Gesang pada tahun 1940 dan oleh pemain suling bambu Marto Hartono. Lagu tersebut bukan hanya disukai orang Jawa melainkan orang-orang di seluruh dunia pun menyukai lagu tersebut, alunan melodinya yang indah walaupun terdapat image mengoceh pada lagu tersebut tetap saja mampu menaklukkan hati orang di seluruh dunia. Aliran sungai Solo yang berwarna cokelat gelap sehingga menggambarkan sesuatu yang berbeda di muka bumi, sehingga “akhirnya” menjadi disebutlah sungai Solo di musim hujan. Pemakaian kata toutou di atas sudah tepat, pada cuplikan kalimat tersebut dijelaskan mengenai sungai Solo dan bagaiman tercipta lagu Bengawan Solo yang terkenal dan disukai bukan hanya orang Jawa melainkan orang di seluruh dunia pun menyukainya, aliran sungai Solo yang berwarna cokelat gelap melambangkan sesuatu yang berbeda di muka bumi sehingga “akhirnya” menjadi disebutlah sungai Solo di musim hujan. Pemakaian kata toutou di atas sesuai dengan teori Migotoko (1998:312) yang menyatakan toutou menunjukkan sesuatu dilalui dengan rangkaian peristiwa dan waktu yang panjang, ketika suatu hal tersebut

Cuplikan 3 :

鯨油 採取を目的 とした有力捕鯨 国 だった 米国 や、 英国、オランダ など が 相 次い で 捕鯨 反対 に転換、80 年 の IWC (International Whaling Commision) 第 32 回 年 次会 合で は ついに 反 捕鯨 国 が 加盟国 の 多数 を 占めた。その 2 ご に、加盟国 の 4 分 の 3 以上 の 賛成 で とうとう 商業 捕鯨 の 一時 禁止 が きまった。そして 87 年 から 全面 停止 となり、 この とき から 日本 は 同 条約 第 8 条 に 基 づいて 調査捕鯨 に 踏み切った わけである。(Jiji Mondai no Kiso Chisiki. Hal 104)

Geiyu saishu o mokuteki to shita yūryoku hogei kunidatta Beikoku ya, Igirisu, Oranda nado ga aitsuide hogei hantai ni tenkan, 80-nen no IWC dai

32-kai-nen-ji-kai gōde wa tsuini han hogei kuni ga kamei-koku no tasū o shime ta.

Sono 2 go ni, kamei-koku no 4-bu no 3 ijō no sansei de tōtōshōgyō hogei no ichiji

kinshi ga kimatta. Soshite 87-nen kara zenmen teishi to nari, kono Toki kara Nihon wa dō jōyaku dai 8-jō ni ki dzuite chōsa hogei ni fumikitta wakedearu.

Amerika serikat, Inggris, dan Belanda adalah negara penangkap ikan paus terkemuka untuk tujuan mengumpulkan minyak ikan paus diubah menjadi perburuan ikan paus, IWC badan perlindungan ikan paus mengadakan pertemuan antar negara yang anti dalam penangkapan ikan paus. 2 tahun setelah ini, lebih dari 3 dari 4 bagian negara-negara anggota peserta akhirnya menetapkan larangan untuk sementara penangkapan ikan paus. Selanjutnya dari tahun 1987 penghentian seluruhnya. Saat ini Jepang menyebutkan perjanjian mengenai penangkapn ikan

paus ini berdasarkan penyelidikan terhadap penangkapan ikan paus pada pasal ke 8 dalam perjanjian.

Analisis :

Makna kata toutou pada cuplikan kalimat tersebut adalah akhirnya. Pada wacana tersebut dijelaskan bahwa negara-negara yang melakukan penangkapan ikan paus yaitu negara Amerika, Inggris dan Belanda berubah menjadi perburuan ikan paus, sehingga IWC (International Whaling Commisions) badan perlindungan ikan paus mengadakan pertemuan antar negara yang anti dengan penangkapan ikan paus, pertemuan tersebut “akhirnya” menghasilkan larangan penangkapan ikan paus, di tahun 1987 keputusan menjadi penghentian seluruh kegiatan penangkapan ikan paus. Pemakaian kata toutou di atas sudah tepat, seperti dijelaskan bagaimana peran besar IWC dalam perlindungan ikan paus. Setelah melalui beberapa rangkaian tahapan “akhirnya” diputuskan kesepakatan antar negarsa IWC, penghentian seluruh kegiatan penangkapan ikan paus, hal akhir seperti yang diharapkan. Pemakaian kata toutou di atas sesuai dengan pendapat Migotoko (1998:312), yang menyebutkan toutou yang menunjuk pada proses panjang dan sebaliknya menunjukkan hal yang dilakukan sampai akhir,

toutou yang menunjukkan sesuatu dilalui dengan rangkaian peristiwa dan waktu

yang panjang, menunjukkan ketika suatu hal sudah melampaui tingkat/langkah akhir seperti yang diharapkan.

3.2. Analisis Perbedaan Nuansa Makna kata Yatto