3. Technology Development
3.3. Analisis Persaingan Industri : Model Lima Kekuatan Porter
Persaingan merupakan hal yang wajar ditemui dalam dunia bisnis. Agar dapat memenangkan persaingan, diperlukan penyusunan strategi yang dapat menjadikan keunggulan dari pesaing lain. Dalam menentukan strategi yang tepat, diperlukan pemahaman terhadap lingkungan persaingan industri itu sendiri. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis lingkungan persaingan industri adalah menggunakan model lima kekuatan Porter. Analisis lingkungan persaingan industri menurut Porter mencakupi lima sisi, yakni sisi pesaing dalam industri yang sama, ancaman pendatang baru, produk pengganti, daya tawar pemasok dan pelanggan.
Analisis lingkungan persaingan industri PT. Anugrah Citra Boga ditampilkan pada gambar 3.10.
Ancaman pendatang baru - Masuknya produk import.
- Produsen dari pasar traditional
- Produk daging olahan yang berasal dari bahan lainnya.
Kekuatan tawar - PT. Tanjung Unggul
Mandiri (daging sapi) - Amanah Fresh Meat
Supplier (daging sapi) - UD. Anugerag Sedayu
Ayam Potong Fresh (daging ayam) - PT. Mitra Abadi
Sukses Sejahtera (tepung)
Gambar 3.10 Analisis Lima Kekuatan Porter
3.3.1. Persaingan dalam industri yang sama
Produk daging olahan dapat dibilang adalah produk konsumsi sehari-hari, sehingga banyak perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya merek daging olahan impor maupun merek lokal yang beredar di pasar.
Pesaing dari PT. Anugrah Citra Boga dalam pasar modern meliputi PT.
Japfa Comfeed Indonesia Tbk dengan produk ‘So Good’, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk dengan produk ‘Fiesta’, Farmhouse, Bernardi, dan lain-lain. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT. Charoen Pokphand Indonesia, Farmhouse merupakan pemain besar dalam bidang daging olahan, produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut bervariasi dan dapat dijumpai di setiap pasar modern. Sedangkan untuk pasar tradisional wilayah perusahaan beroperasi, yang menjadi pesaing berskala besar bagi PT. Anugrah Citra Boga adalah bakso Sumber Selera, Monalisa, Sari Murni. Pesaing lain yang berskala kecil mencakupi produsen bakso tanpa merek yang berjualan di pasar-pasar.
Yang menjadi ancaman bagi perusahaan adalah kemungkinan berpindahnya konsumen kepada pesaing lain karena faktor harga yang lebih murah.
Dapat disimpulkan bahwa pesaingan dalam industri daging olahan ini tinggi, baik dari segi pasar traditional maupun pasar modern.
3.3.2. Ancaman pendatang baru
Untuk dapat masuk ke pasar, produsen harus memiliki izin produksi makanan, keahlian dalam meracik rasa dari produk, modal dan kontrak kerjasama dengan supermarket-supemarket. Izin produksi makanan
berbeda-beda sesuai pasar yang dituju. Untuk pasar modern, produk yang ingin dijual harus memiliki izin dari Badan Pengawasan Obat-Obatan dan Makanan (BPOM). Sedangkan untuk pasar tradisional, produsen memerlukan izin produksi makanan dari instansi pemerintah setempat dan produk hasil produksi hanya dapat dijual untuk wilayah setempat. Dengan kata lain, produk tidak dapat dijual di wilayah lain. Jika dibandingkan dengan izin dari BPOM, izin untuk pasar traditional lebih mudah didapatkan. Kontrak kerjasama dengan supermarket berbeda-beda jenis sesuai dengan kesepakatan yang disepakati.
Setiap kontrak memiliki tingkatan biaya berbeda yang harus dibayar produsen kepada supermarket, biaya disini dibedakan atas wilayah distribusi ke cabang-cabang supermarket, besarnya tempat penempatan display, dan lain-lain.
Mengenai ancaman pendatang baru, bertambahnya produk luar negri yang masuk ke Indonesia dan produsen yang tadinya berfokus di pasar traditional dinilai menjadi ancaman dalam pasar modern. Tingkat ancaman pendatang baru untuk masuk ke pasar dapat adalah sedang.
3.3.3. Ancaman produk pengganti
Ketika suatu produk atau jasa baru yang memiliki nilai manfaat yang sama atau setara dengan produk yang ditawaran oleh pasar, maka produk tersebut dapat menjadi pengganti dari produk yang ada di pasar.
Ancaman dari produk daging olahan tinggi, karena semua jenis makanan lain dapat menjadi pengganti dari produk daging olahan, misalnya produk daging olahan dengan memakai bahan lain seperti hasil laut.
3.3.4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Bahan baku utama yang dibutuhkan perusahaan untuk produksi produk merupakan bahan kebutuhan sehari-hari, seperti daging, tepung, bumbu, dll.
Bahan-bahan tersebut tergolong bahan baku yang mudah didapat. Untuk pemasok bahan baku yang sama, perusahaan memiliki jumlah pemasok yang banyak. Ketika harga bahan baku dari salah satu pemasok naik atau lebih mahal dari pemasok lain, maka perusahaan membeli kepada pemasok yang lain. Disini dapat dinilai bahwa kekuatan dari pemasok lemah.
3.3.5. Kekuatan tawar menawar pelanggan
Pelanggan perusahaan terdiri dari supermarket seperti Carrefour, Hypermart, Lotte, Hero, serta pasar tradisional. Untuk supermarket besar, mereka masing-masing memiliki pemasok produk sejenis yang banyak. Begitu juga untuk pasar tradisional, dimana banyak industri rumah tangga (IRT) memproduksi produk sejenis untuk dijual dipasar. Hal ini menjadikan pilihan produk yang tersedia yang pasar menjadi banyak, dan pelanggan dapat berpindah dengan switching cost yang rendah.
Dengan adanya pilihan produk yang banyak dan switching cost yang rendah, maka dapat disimpulkan bahwa daya tawar pelanggan adalah tinggi, karena pelanggan dapat dengan mudah berpindah ke pesaing lain.
3.3.6. Hasil analisis persaingan industri
Setelah melakukan analisis persaingan industri, dapat dilihat intensitas persaingan dalam industri daging olahan cenderung tinggi. Hasil analisis juga menunjukkan kekuatan tawar menawar dari pelanggan adalah tinggi.
Dalam persaingan yang ketat ini, pelanggan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keunggulan perusahaan. Untuk itu, perusahaan perlu menyusun strategi yang dapat meningkatkan, menjaga dan mempertahankan pelanggan yang ada, serta menjadikannya sebagai keunggulan dari pesaing lain. Pendekatan manajemen hubungan pelanggan dapat menjadi salah satu strategi bagi perusahaan dalam memperoleh, meningkatkan dan mempertahankan pelanggan serta dapat menjadi salah satu keunggulan. Bila hubungan antara perusahaan dengan pelanggan dikelola dengan baik, maka kemungkinan pelanggan berpindah ke pesaing lain dapat diminimalkan.