Analisa Laporan Arus Kas PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
VIII. ANALISIS PERSPEKTIF PT MAYORA INDAH TBK Projected financial statement and income statement
Analisa perspektif adalah langkah akhir dari proses analisa laporan keuangan. Analisa perpektif hanya dapat dilakukan setelha laporan keuangan disesuaikan dan mencerminkan keadaan ekonomi secara akurat. Analisa prospektif juga merupakan pusat dari penilaian sekuraitas perusahaan.
Proyeksi Laporan Keuangan
Proses proyeksi dimulai dengan laporan keuangan dan dilanjutkan dengan neraca dan arus kas.
Proyeksi Laporan Laba Rugi
Proyeksi laporan laba rugi dimulai dengan dugaan perningkatan penjualan. Untuk lebih menelaah analisa laba rugi dapat mejuga menggunakan informasi dari lua rperusahaan seperti:
Situasi ekonomi global.
Perkembangan ekonomi dan bisnis pada suatu negara saling berkaitan dengan perkembangan ekonomi dan bisnis di Negara yang lain, Karenanya, PT Mayora harus terus memantau segala perubahan yang terjadi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Stabilitas suplai bahan baku.
Seiring dengan pertumbuhan usaha dan peningkatan kapasitas produksi PT Mayora, maka kebutuhan akan bahan baku PT Mayora juga meningkat. Karenanya PT Mayora harus terus menerus menjaga agar pertumbuhan usaha tidak terhambat oleh kelangkaan atau kekurangan pasokan bahan baku.
Persaingan.
Membaiknya tingkat ekonomi, telah meningkatkan permintaan akan produk konsumsi sehingga menyebabkan munculnya produsen makanan dan minuman baru, dan importir yang memasukan barang dari luar negeri. Hal ini mengharuskan PT Mayora untuk terus berinovasi dari segala aspek agar dapat terus bertumbuh.
Konsumerisme yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah konsumen dan calon konsumen dari tahun ke tahun baik di dalam negeri maupun di luar negeri merupakan peluang yang sangat besar bagi PT Mayora untuk mengembangkan bisnisnya. PT Mayora memiiliki fasilitas produksi yang mampu memastikan adanya efisiensi, produktifitas, dan kwalitas hasil produksi yang tinggi, untuk menjamin perolehan laba meskipun harus menanggung beban yang meningkat.
Berkat reputuasi baik yang terjaga hingga saat ini, PT Mayora juga mendapatkan dukungan keuangan yang kuat dari perbankan untuk mempertahankan kesempatan berinvestasi dan bertumbuh sehingga tidak akan terjadi stagnasi pertumbuhan yang diakibatkan dari kurangnya atau terlambatnya peningkatan kapasitas produksi. Dan berkat kerjasama yang baik pula, PT Mayora mampu memperoleh pasokan bahan baku dan keperluan lainnya yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan yang semakin baik lagi.
Pendapatan Usaha PT Mayora yang selalu bertumbuh lebih dari 10%, menunjukkan bahwa pertumbuhan usaha PT Mayora masih dapat terus dikembangkan. Untuk pasar dalam negeri, jumlah penduduk dan penurunan pendapatan merupakan prospek yang baik, dan untuk pasar internasional masih banyak negara yang dapat dijadikan pasar potensial bagi produk yang
dihasilkan oleh PT Mayora. Disamping itu, team marketing PT Mayora juga masih dapat memperdalam dan memperbanyak penjualan eksport ke negara negara yang selama ini telah menjadi tujuan eksport PT Mayora.
PROJECTED BALANCE SHEET (STATEMENT OF FINANCIAL POSITION)
Statement of financial position atau Laporan Posisi Keuangan Menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham, laporan posisi keuangan merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Informasi dalam laporan posisi keuangan juga dapat digunakan untuk menilai resiko perusahaan dan arus kas masa depan.
Dalam Laporan Posisi Keuangan terdapat beberapa unsur, yaitu Aktiva, kewajiban dan Equitas. Berikut penjelasan mengenai ketiga unsur tersebut.
Aktiva merupakan Manfaat ekonomi yang diperoleh di masa depan atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu
Kewajiban merupakan Pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan yang berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
Ekuitas merupaka Kepntingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya.
Uraian Satuan 2011 2012 selisih %
Aset lancer Rp 4.095.298.705. 091 5.313.599.558. 516 121830085342 5.00 129,74 Aset tidak lancer Rp 2.988.906.683. 387 2.504.546.828. 237 - 484359855150 .00 (83,79) Jumlah asset Rp 8.302.506.241. 903 6.599.845.533. 328 - 170266070857 5.00 (79,49) Liabilitas jangka pendek Rp 1.924.434.119. 144 1.845.791.716. 500 - 78642402644. 00 (95,91) Liabilitas jangka panjang Rp 3.310.221.795. 521 2.329.384.524. 394 - 980837271127 .00 (70,36) Jumlah kewajiban Rp 5.234.655.914. 665 4.175.176.240. 894 - 105947967377 1.00 (79,76) Analisis
Aset Lancar mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011, yaitu menjadi 29,74%
Aset Tidak Lancar mengalami penurunan pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011, penurunan tersebut sebesar 16,21
Jumlah Total Aset secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 20,51%.
Liabilitas Jangka Pendek mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 4,9% di bandingkan dengan 2011,
Liabilitas Jangka Panjang mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 29,64% dibandingkan dengan tahun 2011,
Jumlah kewajiban secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 20.24%.
Prospek Keadaan Keuangan PT Mayora
PT Mayora akan meningkatkan kapasitas produksi dengan anggaran Rp 500 miliar. Perinciannya, Rp 350 miliar untuk pengembangan pabrik biskuit dan berbagai fasilitas pabrik yang berlokasi di Tangerang, Banten. MYOR mengalokasikan Rp 100 miliar untuk membiayai modal rutin beberapa divisinya seperti wafer, coklat dan kembang gula. Sisanya akan digunakan untuk pengembangan pabrik pengolahan biji coklat di Tangerang.
Diproyeksikan, tahun ini MYOR berpotensi meraup laba bersih Rp 700 miliar, naik sekitar 45% ketimbang laba bersih tahun 2011. Proyeksi ini belum memasukkan penambahan kapasitas pabrik. Alasannya, sumbangan pabrik baru itu terhadap kinerja keuangan MYOR akan terasa setelah pabrik ini beroperasi selama setahun. Nah, kenaikan kinerja MYOR itu lebih banyak ditopang oleh peningkatan daya beli masyarakat dan peningkatan ekspor. Namun, sumber dana untuk ekspansi akan mempengaruhi laba bersih MYOR. Sekadar mengingatkan, PT Mayora ini membiayai ekspansi senilai Rp 500 miliar dari penerbitan Obligasi IV Mayora Indah Tahun 2012. MYOR menawarkan kupon berkisar 8,25%-9,25%. Anggaran Rp 250 miliar akan ditutupi dari Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012. Sukuk ini menawarkan kupon 7,75%-9%. Analis Danareksa Sekuritas, beban bunga PT Mayora ini pada tahun 2012 sebesar Rp 174 miliar, naik dari tahun Rp 143 miliar. Beban bunga memang berdampak terhadap laba bersih MYOR, tapi tidak signifikan. Malah net profit margin MYOR tahun ini sekitar 6,1% naik dari tahun lalu yang sebesar 4,4%. Sebab, harga komoditas turun dari tahun lalu, sementara harga produk MYOR tak menurun.
Persoalan yang dihadapi MYOR adalah kenaikan biaya produksi. Harga Pokok Penjualan (HPP) MYOR di tahun lalu mencapai Rp 7,79 triliun, sementara penjualannya sebesar Rp 9,45 triliun. Ini membuat laba kotor MYOR Rp 1,65 triliun.
Analisis Kinerja Keuangan komprehensif
Pada tanggal 31 Desember 2012 Jumlah Aset Lancar PT Mayora dan entitas anak adalah sebesar Rp. 5.314 milyard sedangkan pada tahun 2011, adalah sebesar Rp. 4.095 milyard. Sementara Jumlah Aset Tidak Lancar pada tahun 2012 berjumlah Rp. 2.989 milyard sedangkan pada tahun 2011 berjumlah Rp.2.505 milyard.
Total Aset PT Mayora dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 8.303 milyard sedangkan pada tahun 2011 berjumlah Rp. 6.600 milyard. Jumlah Liabilitas
Jangka Pendek PT Mayora pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 1.924 milyard, sementara tahun 2011 Rp. 1.846 milyard. Sedangkan Jumlah Liabilitas Jangka Panjang PT Mayora pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 3.310 milyard naik sebesar 42,1 % dibandingkan tahun 2011 yang besarnya Rp. 2.329 milyard. Total Liabilitas PT Mayora pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 5.235 milyard sedangkan Jumlah Liabilitas PT Mayora pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 4.175 milyard. Sementara Jumlah Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 3.068 milyard naik sebesar 26,5 % dibanding tahun 2011 yang Rp. 2.425 milyard.
Pendapatan PT Mayora selama tahun 2012 tercatat sebesar Rp. 10.511 milyard. Sedangkan jumlah pendapatan PT Mayora selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 9.454 milyard. Atau naik sebesar 1.057 milyard. Jumlah Beban termasuk Beban Usaha, Beban Lain-Lain dan Beban Pajak selama tahun 2012 adalah sebesar Rp. 1.601,2 milyard, sementara tahun 2011 sebesar Rp. 1.174,9 milyard. Untuk Pendapatan Komprehensif lain adalah sebesar negatif Rp. 1,6 milyard dan Rp. 340 juta masing masing pada tahun 2012 dan 2011, jumlah ini timbul akibat selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan; sedangkan Laba Komprehensif sebesar Rp. 744 milyard pada tahun 2012 dan Rp. 483 milyard pada tahun 2011. PT Mayora menutup tahun 2012 dengan mencatatkan Laba Bersih konsolidasi sebesar Rp. 744 milyard atau naik sebesar 53,7 % dari tahun 2011 yang sebesar Rp. 484 milyard.
Pada tahun 2012 arus Kas dan Setara Kas Bersih mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.014 milyard, terutama karena adanya dana yang diterima dari hasil penerbitan Obligasi IV Mayora Indah dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan arus Kas dan Setara Kas Bersih sebesar Rp. 147 milyard yang terutama disebabkan oleh adanya pengeluaran untuk Aset Tetap.
PSAK :
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009), ―Penyajian Laporan Keuangan‖. PSAK 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi penyajian, dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan.
Perusahaan telah menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (Revisi 2009), ―Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri‖, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non-pengendali (―KNP‖); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; (v) konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.
PSAK 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS
Proyeksi laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi dan proyeksi neraca. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mencatat kenaikan sebesar Rp. 1.014 milyar ini disebabkan oleh meningkatnya produksi serta penjualan produk produk PT Mayora. Sementara itu, PT Mayora mencatat kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp1.390 miliar. Mengalami kenaikan dari tahun 2011 sebesar Rp511 Milyar .
ANALISIS SENSITIVITAS
Proyeksi laporan keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos laporan laba rugi dan neraca. PSAK 60 memperkenalkan pengungkapan baru untuk meningkatkan informasi mengenai instrumen keuangan. PSAK ini mewajibkan pengungkapan secara luas mengenai signifikansi pengaruh instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja perusahaan, dan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif atas risiko yang timbul dari instrumen keuangan, serta menentukan pengungkapan minimum mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar, dan juga analisis sensitivitas atas risiko pasar.
Analisis sensitivitas ini menunjukan asumsi yang memiliki dampak terbesar pada hasil keuangan sehingga membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Analis sering kali menyiapkan beberapa proyeksi untuk melihat skenario terbaik atau terburuk sebagai tambahan atas skenario yang paling mungkin terjadi. Berikut analisis sensitivitas PT Mayora pada kewajiban pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya.
Perubahan satu poin persentase dalam tingkat diskonto yang diasumsikan pada tahun 2012 akan memiliki dampak sebagai berikut:
APLIKASI ANALISIS PROSPEKTIF DALAM MODEL PENILAIAN LABA SISA
Analisis prospektif merupakan inti analisis efek. Model penilaian laba sisa misalnya, menentukan nilai ekuitas pada waktu t sebagai jumlah nilai buku kini dan nilai sekarang dari laba sisa yang diperkirakan di masa depan
Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih di masa depan dan nilai buku ekuitas pemegang saham. Dalam bentuk yang relatif sederhana, model penilaian saham biasa memerlukan estimasi atas enam parameter berikut :
Pertumbuhan penjualan Margin laba bersih
Perputaran modal kerja bersih Perputaran aset tetap
Leverage keuangan Biaya modal ekuitas