• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Peternakan Ayam Ras Petelur

Berikut data Peternakan ayam ras Petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba berdasarkan pembagian strata.

Tabel 1. Data Responden Peternak Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

No Keterangan Skala 1 Skala 2 Skala 3

1 Jumlah Populasi Ayam Ras Petelur

(Ekor)

300-1866 1867-3433 3434-5000

2 Jumlah Peternak 9 15 6

3 Rata-rata Produksi Telur/butir/hari

1.055 2.387 4.055

4 Pemasaran Pengepul Pengepul Pengepul

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2021.

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 1 yaitu peternak yang memelihara ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba yaitu sebanyak 30 orang yang masing-masing peternak tersebut dibagi menjadi 3 Skala berdasarkan populasi terkecil, menengah dan terbesar.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Skala 1 terdapat Populasi ayam ras petelur yaitu sebanyak 300-1866 ekor dengan jumlah peternak sebanyak 9 orang, Skala 2 sebanyak 1867-3433 ekor dengan jumlah peternak sebanyak 15 orang dan Skala 3 sebanyak 3434-5000 ekor ayam ras petelur dengan jumlah peternak sebanyak 6 orang. Populasi ayam ras petelur di masing-masing peternakan berbeda, hal ini dikarenakan terdapat peternak yang baru memulai usaha dan adapula peternak yang sudah menjalankan usaha peternakan ayam ras petelur selama bertahun-tahun dan masih bertahan sampai sekarang. Selanjutnya untuk rata rata produksi telur yang dihasilkan masing-masing peternakan pun berbeda pada Skala 1 rata rata produksi telur ayam ras petelur yaitu 1.055 butir/hari, Skala 2 yaitu 2.387 ekor/hari dan Skala 3 yaitu sebanyak 4.055 butir/ekor yang kemudian ketiga skala tersebut memasarkan telurnya dengan cara menjual ke pengepul.

1. Biaya Produksi

Biaya produksi terbagi menjadi 2, yaitu biaya tetap merupakan biaya yang tidak akan berubah meskipun jumlah yang dikeluarkan lebih besar dari jumlah produksi sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang dapat berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Sebelum memulai suatu usaha peternakan ayam ras petelur ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah dengan pengeluaran modal. Modal merupakan suatu pengeluaran barang

yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan dalam melakukan suatu usaha.

Modal dapat dibagi menjadi 2, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Berikut tabel modal biaya produksi Peternakan Ayam Ras Petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Tabel 2. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Keterangan Skala 1 Skala 2 Skala 3 Total Biaya Tetap Rp. 36.206.000 Rp. 70.610.000 Rp. 121.780.000

Biaya Variabel Total Biaya Variabel 21.150.000 52.588.000 91.290.000 Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2021.

Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas maka adapun rumus untuk menghitung biaya total dari biaya produksi untuk peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukmba, yaitu sebagai berikut:

Penentuan Biaya Total oleh Dicky dkk (2019), dalam jurnalnya dengan

Untuk menghitung biaya produksi dari keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Strata di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

No Keterangan Skala 1 (Rp) Skala 2 (Rp) Skala 3 (Rp) 1 Biaya Tetap 36.206.000 70.610.000 121.780.000 2 Biaya Variabel 21.150.000 52.588.000 91.290.000

Total Rp. 57.356.000 Rp. 123.198.000 Rp. 213.070.000 Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2021.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa biaya tetap paling banyak dikeluarkan terdapat pada peternakan Skala 3, yaitu dengan biaya tetap sebanyak Rp.121.780.000 yang terdiri dari biaya pajak tanah biaya pembuatan kandang dan bibit dengan biaya variabel sebesar Rp. 91.290.000 yang terdiri dari obat-obatan dan vitamin, peralatan kandang, biaya tenaga kerja, pakan, air dan listrik serta transportasi. Sedangkan biaya yang paling rendah terdapat pada Skala 1 yaitu dengan biaya tetap sebanyak Rp. 36.206.000 dengan biaya variabel sebanyak Rp. 21.150.000 hal ini disebabkan karena biaya listrik dan air yang dikeluarkan pada masing-masing Skala berbeda dan diikuti dengan jumlah populasi ayam petelur yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Hero (2017), yang mengatakan bahwa modal dalam menjalankan usaha peternakan ayam ras petelur terbagi menjadi 2, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap.

Modal tetap merupakan modal yang terdiri dari pajak bumi bangunan, bibit dan kandang sedangkan modal tidak tetap terdiri dari pakan, listrik, tenaga kerja, obat-obatan dan vaksin dll. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Soekartawi (2008) bahwa modal merupakan suatu keperluan yang harus dikeluarkan dan dapat digunakan didalam melakukan suatu usaha dalam proses produksi. Modal terbagi

menjadi 2 jenis berdasarkan sumbernya yaitu modal yang dikeluarkan sendiri dan modal asing atau pinjaman. Kemudian berdasarkan kepemilikannya, modal diibagi menjadi 2, yaitu modal individu dan modal masyarakat.

2. Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil yang diperoleh dari penjualan barang dari suatu usaha yang dijalankan sehingga penerimaan ini hanya dapat dihitung dengan menggunakan nilai. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya penerimaan, yaitu: Total penerimaan dikemukakan oleh Soekartawi (2013), yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

TR = Total revenue (Penerimaan) (Rp) Q = Jumlah produksi

P = Harga (Rp)

Berikut tabel biaya penerimaan dari peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Tabel 4. Total Penerimaan Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Keterangan Skala 1 Skala 2 Skala 3

Penjualan telur 37.980.000 85.932.000 145.980.000

Ayam afkir 23.808.000 44.310.000 75.000.000

Kotoran (Pupuk) 650.000 1.800.000 3.000.000

Total Penerimaan Rp. 62.438.000 Rp. 132.042.000 Rp. 223.980.000 Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2021.

Berdasarkan tabel 4 diatas, diperoleh hasil bahwa jumlah penerimaan paling banyak terdapat pada Skala 3 yang berjumlah Rp. 223.980.000 yang meliputi penjualan telur selama 1 bulan dengan populasi sebanyak 3435-5000 ekor ayam petelur dengan harga sebesar Rp.145.980.000, penjualan ayam afkir

sebanyak Rp. 75.000.000 dan penjualan pupuk kompos sebanyak Rp. 3.000.000.

Kemudian penerimaan terbanyak selanjutnya terdapat pada Skala 2 yaitu sebanyak Rp. 132.042.000 dengan total penjualan telur ayam selama 1 bulan yaitu sebanyak Rp. 85.932.000 dengan populasi 1867-3434, penjualan ayam afkir sebanyak Rp. 44.310.000 serta penjualan pupuk kompos sebanyak Rp.1.800.000.

Adapun penerimaan yang paling sedikit terdapat pada Skala 1 yaitu sebanyak Rp.

62.438.000 dengan populasi ayam ras petelur sebanyak 300-1866 ekor. Total penjualan telur pada Skala 1 ini sebanyak Rp. 37.980.000 selama 1 bulan, penjualan ayam petelur afkir sebanyak Rp. 23.808.000 dan penjualan pupuk kompos sebesar Rp. 650.000. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewanti dan Sihombing (2012), yang menyatakan bahwa penerimaan dalam usaha peternakan ayam adalah hasil penjualan seluruh produk yang diterima. Penerimaan hanya dihitung dalam bentuk tunai kemudian selanjutnya diterima oleh peternak yang kemudian dapat diketahui dalam bentuk penerimaan. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Dewi, dkk (2018) bahwa penerimaan yang diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk menutupi biaya total yang telah dikeluarkan. Penerimaan itu sendiri meliputi penjualan telur, penjualan ayam afkir dan penjualan kotoran ayam yang kemudian diolah menjadi pupuk kompos.

3. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang diterima dari suatu usaha yang telah dijalankan dengan telah memperhitungkan biaya biaya yang telah dikeluarkan.

Pendapatan dilakukan dengan metode analisis yang dikemukakan oleh Soekartawi (1993), yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

Pd = Pendapatan usaha ternak (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Biaya Total (Rp)

Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan yang diperoleh oleh peternak ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Pendapatan Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

No Keterangan Skala 1 Skala 2 Skala 3

1 Total Penerimaan 62.438.000 132.042.000 223.980.000 2 Biaya Total 57.356.000 123.198.000 213.070.000 Keuntungan/Bulan Rp. 5.082.000 Rp. 8. 844.000 Rp. 10.910.000 Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2021.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 5 diatas, diperoleh keuntungan yang paling besar yaitu terdapat pada Skala 3 yaitu sebesar Rp.

10.910.000 hal ini disebabkan karna faktor populasi pada Skala 3 yang paling banyak dibandingkan dengan Skala 1 (Rp. 5.082.000) ataupun Skala 2 (Rp.

8.844.000). Ini menunjukkan adanya perbedaan dari keuntungan yang didapatkan pada masing-masing peternakan ayam ras petelur yang terdapat di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba, dimana hal ini dipengaruhi dari masing-masing biaya produksi yang dikeluarkan baik dari segi biaya tetap maupun biaya variabel.

Hal ini berkaitan dengan pendapat Hero (2017), yang mengatakan bahwa pendapatan dalam usaha budidaya peternakan ayam petelur diperoleh dari pengurangan dari total penerimaan dengan biaya total dari biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini diperkuat pula dengan pendapat Nirwana (2003), yang menyatakan bahwa pendapatan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya yaitu skala usaha, efesisnesi penggunaan tenaga kerja dalam usaha peternakan, produksi yang dihasilkan (berupa telur, ayam afkir dan penjualan kotoran yang dijadikan pupuk), banyaknya modal yang dikeluarkan, pemasaran serta lama pengalaman dalam beternak.

57 BAB V

Dokumen terkait