• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis Integrasi Islam

1. Tinjauan Al-Qur‟an tentang Unggas

Ternak unggas yang tersebar di Indonesia merupakan jenis yang banyak diternakkan oleh masyarakat karena dapat menghasilkan produk makanan yang memiliki nilai gizi tinggi sebagai sumber protein hewani yang digemari, murah dan dapat dikonsumsi oleh siapapun (Suprijatna dkk., 2008).

Adapun beberapa ayat yang menjelaskan tentang hewan ternak diantaranya: kamu sendiri pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat” (Kementrian Agama, RI; 2012).

Allah menyatakan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada didalamnya, serta hal-hal aneh dan indah yang kita alami sebagai luasnya cakrawala yang terbentang jauh di atas kita tanpa ada tiang yang menopangnya, untuk alasan ini. Dia layak untuk didukung dalam segala hal dan

untuk dimintai bantuan dan dukungannya, bukanlah Allah orang yang tidak berdaya dan tidak mampu. Dialah yang menjadikan sahabat bagi orang0orang dari jenisnya sendiri, satu pasangan dengan yang lain sampai generasi lahir untuk membuat dunia ini makmur. Hal yang sama berlaku untuk hewan ternak, yang akhirnya berkembang biak untuk menemukan kehidupan di darat. Dengan demikian kehidupan makhluk-makhluk di bumi ini akan tertib dana man bagi mereka. Makanan bergizi yang cukup, minuman yang menyegarkan dan kenikmatan lainnya yang patut disyukuri agar bahagia di dunia dan di akhirat (Kementrian Agama, RI, 2012).

Dalam Tafsir Al-Muyassar disebutkan bahwa Allah Swt. Dialah pencipta segala yang ada dibumi dengan kuasa-Nya dan Dia menciptakan berpasang-pasangan dari jenismu agar kamu merasa nyaman dengan-Nya. Dia menjadikan ternak berpasang-pasangan, jantan dan betina. Lkemudian dia mengalikan jumlahnya dengan pernikahan dan kelahiran. Tidak ada makhluk Allah yang menyerupai dan menyamain-Nya, baik dalam esensi-Nya, maupun nama-Nya, karena semua nama-Nya adalah Husna (yang terbaik) dan atribut-Nya adalah atribut kesempurnaan dan keagungan dan dengan-Nya Dia menciptakan makhluk-makhluk agung dan tidak ada yang mengikutinya selain bersamanya. Dialah yang mendengar segalanya, yang melihat segala sesuatu, tindakan dan kata-kata sekecil apapun dari hamba-hamba-Nya tidak disembunyikan darinya dan Dia akan membalas merekla atas apa yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Dia adalah pencipta langit dan bumi yang tidak memiliki teladan. Dia menciptakan wanita dari anatar kamu. Dia juga menciptakan hewan ternak (unta, sapi, kambing, ayam, dll) berpasangan. Substansi yang melipatgandakan kita melalui system ini. Itu juga yang menyebabkan mereka diantara dua spesies melalui system perkawinan yang menyebabkan banyak keturunan. Tidak ada yang bias menyamai Allah Swt. baik esensi maupun sifatnya. Dia adalah orang yang mendengar semua suara, orang yang melihat semua hal, baik kecil maupun besar.

(Tafsir Al-Wajiz).

Dalam Tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah dijelaskan bahwa (Pencipta langit dan bumi Dialah yang menciptakan langit dan bumi (Dia menciptakan untukmu dari sahabatmu sendiri yang baik hati) ketika Dia adalah Hawa dari tulang rusuk Adam (dan dari tulang rusuk Adam) jenis ternak pendamping. Ada jenis jantan dan ada jenis betina (dibuat kamu beranak) yang artinya kamu memperbanyak (begitu) yaitu melalui proses perkawinan, dengan kata lain memperbanyak kamu dengan anak Dhamir, yang kembali ke manusia dan binatang, dengan ekspresi yang mengutamakan manusia (tidak ada yang seperti Dia) dan merupakan pendengar dari semua yang dikatakan, yang melihat apa yang dilakukan orang.

Dari penjelasan beberapa tafsir diatas dapat disimpulkan bahwa Allah Swt.

merupakan pencipta segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, tiada seseuatu pun yang menyerupai dengan-Nya, tidak ada yang dapat menandingi Dzat maupun Sifat-Nya. Dia telah menciptakan manusia dengan cara berpasangan-pasangan (ada lelaki ada wanita) dan binatan ternak seperti sapi, ayam, kerbau, kambing dan sebagainya berpasang-pasangan pula. Dengan adanya ayat ini, dapat diketahui

bahwa berpasang-pasangan yang dimaksud disini ialah dengan cara melakukan perkawinan yang dapat menghasilkan keturunan. Dengan adanya hewan ternak maka manusia dapat mengkonsumsi daging dan telurnya yang memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan manusia, selain dapat dijadikan sebagai makanan, produk dari peternakan ini dapat pula dijadikan sebagai sumber penghasilan contohnya saja dengan menjual daging dan telurnya.

b. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-An‟am/6:38 yang berbunyi sebagai

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.

Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan” (Kementrian Agama, RI; 2012).

Menurut Tafsir Al-Misbah bukti terkuat dari kekuasaan, kebijaksanaan dan cinta Allah adalah bahwa Dia menciptakana segala sesuatu. Tidak ada bonatang yang merayap di bumi atau burung yang terbang di awan, kecuali Allah menciptakannya berkelompok seperti kamu, kemudian memberikannya ciri-ciri dan bentuk-bentuk kehidupannya sendiri-sendiri. Tidak ada yang luput dari catatan Kami dalam Kitab yang kami sompan (Allawh almahfuzh), percaya atau tidak. Pada hari kebangkitan, makhluk hifup dikelompokkan kedalam keluarga yang memiliki sifat, peran dan sifat genetiknya sendiri. Dalam ayat ini disebutkan

bahwa perbedaan bentuk dan cara hidup antara makhluk hidup, tujuan yang berlaku bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Shihab, 2012).

Dalam Tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa (dan tidak ada) min sebagai srana tambahan (binatang) yang (dibumi dan buung yang terbang) di udara (dengan kedua sayapnya, tetapi manusia seperti kamu juga) dalam pengturan ciptaan-Nya, nutrisi dan langkah. Kita tinggalkan (dalam injil) Lohmahfuz (tntang) sebagai tambahan (sesuatu) yang artimya kita tidak menuliskannya (kemudian mereka bertemu dengan Allah, kemudian Allah menetapkan hokum-Nya diantara mereka semua “Menjadilah kamu sebagai tanah”.

“Dan tidak ada binatang di bumi atau burung yang terbang dengan sayapnya, melainkan manusia (juga) seperti kamu”, binatang itu diambil dari Bahasa Arab yang tertulis dalam ayat, yaitu Dabbatin. Artinya yang berasal dari Dabbatin adalah segala sesuatu yang merayap, merayap dan berjlaan di bumi, baik dengan dua kaki, dengan empat kaki, merangkak seperti ular, dengn 40 kaki seperti kaki seribu atau ratusan kaki seperti bebrapa ulat, yang kesemuanya mengandung Dabbatin. Dengan ayat ini, Allah berfirman bahwa tidak hanya manusia, tetapi juga hewan dan burung diciptakan oleh Allah sebagai suatu komunitas, dikelompokkan dengan kata-kata binatang sampai semua jenis binatang dikumpulkan. “Kami tidak melupakan apapun didalam AlKitab”. Yang artinya dari jenis hewan yang merangkak, berjlaan dan menendang di bumi ini, hingga hewan yang terbang di udara, tidak ada diluar catattan itu menonjol dari Allah Ta‟ala. Semuanya ada dalam catatan Allah untuk mereka jalani dan semuanya telah dipelihara. “Maka mereka akan dipersatukan kembali karena

Allah”. Menurut Ibnu Abbas, semua akan dipersatukan kembali, bahwa semua akan mati. Dengan kematian dipahami, setelah diperstukan kembali, untuk kembali kerumah Allah. Oleh karena itu, bukan saja binatang-binatang yang akan dikumpulkan dipadang mahsyar tetapi manusia juga ikut dikumpulkan (Tafsir Al-Azhar).

Dalam Tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa tidaklah ada dipermukaan bumi dan tidak ada seekor burung pun yang terbang di langit dengan kedua sayapnya, kecuali bahwa mreka adalah kumpulan makhluk-makhluk yang begitu mirip sifatnya sehingga mereka seperti milik mereka sendiri seperti kamu. Tidak ada yang kami abaikan di Lauhilmahfuzh, kami memiliki segalanya yang tertulis.

Mereka kemudian akan dikumpulkan di hadaopan Tuhan mereka pada hari kiamat. Allah akan mneghitung setiap makhluk sesuai dengan amalnya.

Dari beberapa penjelasan tafsir diatas dapat disimpulkan bahwa pada Q.S.

Al-An‟Am ayat 38 dijelaskan bahwa tidak ada satupun binatang yang ada dimuka bumi, baik binatang yang berjalan dengan dua kakinya contohnya ayam, berjalan dengan 4 kaki contohnya sapi, unta, kambing dan sebagainya bahkan burung-burung yang beterbangan diudara pun semua diciptakan oleh Allah Swt. secara berpasang-pasangan, berkelompok-kelompok dengan cara hidupnya tersendiri.

Ada yang hidup di darat, ada yang hidup di air dan adapula yang hidup diudara.

Semua telah ditetapkan dalam Kitab Allah. Kemudia ketika hari akhir terjadi semuanya akan dikumpulkan dalam suatu tempat, tidak hanya binatang, tetapi manusia juga ikut berkumpul untuk diperhitungan amal baik dan buruk yang telah diperbuat didunia.

2. Tinjauan Al-Qur‟an tentang Pendapatan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Kementrian Agama RI, 2012).

Dalam Tafsir Al-Azhar diterangkan bahwa “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa bumi dan secara bertahap mengangkat sebagian dari kamu diatas sebagian (yang lain). “arti dari aturan adalah pengikut atau penghubung. Ayat ini dimaknai bahwa kamu, hai manuisia telah ditunjuk oleh Allah Swt. jadilah khalifahmu dimuka bumi ini. Karena sebagaimna kita ketahui bahwa Allah menjadikan Adam sebagai khalifah di muka bumi, manusia keturunan Adam ini pun mengikuti jejak nenek moyangnya dengan tetap menerima khalifah dari orang-orang masa lalu. Dalam berjanji menjadi khalifah, derajat manusia tidak boleh sama karena yang satu setengah lebih unggul dari yang lain. Ada yang pintar, ada yang kurang pintar, kuat, lemah, mulia, rendah hati, ada yang penguasa dan ada pula yang rakyat biasa. “untuk menguji kamu atas apa yang telah dia berikan kepadamu” yang artinya derajat manusia tidak sama, tetapi semua orang sepakat dan juga berpedoman pada agama yang ditulis oleh para rasul, yaitu menurunkan kitab. Bagaimana perbedaan nasib tadi menjadi ujian tentang kesanggupan manusia dengan melalui hidupnya masing-masing. Dengan adanya

perbedaan keadaan, tingkatan derajat manusia merupakan suatu ujian yang semata mata bukan untuk menjadi lemah, melainkan untuk diatasi. Di dalam Al-Quran kita selalu bertemu ayat-ayat yang mengandung ibtilaa`walanabluwnnakum, walaqad fatanna tidak mengenal putus asa, dan dengan menunaikan tugas menjadi khalifah kita juga akan kembali kehadirat Allah Swt. memberikan pertanggungjawaban atas usaha dari upaya kami sebagai khalifah. Demikian firman Allah Swt, di akhir ayat ini “Sesungguhnya tuhanmu cepat menghukum dan menghukum serta Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Menurut Tafsir Jalalayn yang mengatakan bahwa dialah yang mengatakan bahwa dialah yang mengangkatmu menjadi penguasa negeri atau khalifah, sebagian dari kalian menggantikan sebagian yang lain dalam urusan kekhalifaan (dan dia mengangkat sebagian dari kalian bebrapa derajat diatas yang lain) dengan kapatutan, kedudukan dan seterusnya (untuk menguji kamu) dengan apa yang telah dia berikan kepadamu agar dia mengetahui siapa diantara kamu yang taat dan siapa yang mendurhakainya (sesungguhnya Alah cepat menghukum) atas orang-orang yang mendurhakainya (dan sebenarnya). Dialah yang Maha Pengampun terhadap orang-orang yang beriman (Maha Penyayang) terhadap mereka.

Allah-lah yang menjadikan kamu penerus umat masa lalu dalam evolusi alam. Apakah itu meninggikan derajat kesempurnaan dan kepentingan sebagian dari kalian diatas sebagian yang lain karena penyebabnya? Itu semua agar Dia dapat menguji kamu, apakah kamu bersyukur atau tidak atas nikmat yang telah Dia berikan. Juga tentang hokum Syariah, apakah kamu menerapkannya atau

tidak. Allah segera menghukum orang-orang yang melanggar. Karena penghakimannya akan datang. Segala sesuatu yang datang ada diujung jari kamu.

Sesungguhnya ampunan-Nya sangat besar bagi pelanggaran orang-orang yang beratubat dan berbuat baik, serta cintanya pada umatnya sangatlah besar (Shihab, 2012).

Dan Allah-lah yang menjadikan kamu sebagai penerus orang-orang sebelum kamy, agar negeri ini makmur dan agar sebagian dari kamu meninggikan badan, makanan, dan lainnya untuk membuktikan kamu dalam kedermawanan yang Dia berikan kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu, Ya Rasul cepat dalam hal memberikan hukumannya sehingga sesuatu yang akan dating dekat dengannya.

Dan dia sungguh Maha penerima Taubat hamba-Nya lagi Maha Penyayang bahi umat-Nya (Tafsir Al-Muyassar).

Dari penjelasan beberapa tafsir diatas, dapat disimpulkan bahwa Allah menciptakan manusia untuk menjadi penguasa dimuka bumi, yaitu dengan cara menjalankan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Olehnya itu Allah memberi manusia akal agar manusia dapat berpikir agar Allah Swt dapat mengangkat derajatnya. Kita diberi berbagai macam ujian misalnya ujian bencana, kurangnya rezeki, kesehatan dll. Maka barangsiapa yang bersabar dengan ujian tersebut makan ialah yang akan menjadi pemenangnya. Sama halnya dengan ujian rezeki, kita diuji terlebih dahulu dengan tidak memiliki apa-apa kemudian dengan adanya akal kita dapat berpikir bahwa kita dapat meraih kesuksekan, dapat menghasilkan uang dengan cara bekerja keras contohnya dengan melakukan usaha peternakan ayam ras petelur ini.

b. Rasulullah Saw. berfirman dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas ibn Malik berbunyi sebagai berikut:

Terjemahnya:

“Dari Anas ibn Malik R.a beliau berkata, “Harga barang-barang pernah mahal pada masa Rasulullah Saw”. Lalu orang-orang berkata, “Ya Rasulullah, harga-harga menjadi mahal, tetapkanlah harga standar untuk kami”. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan pergerakan harga, yang menyempitkan rezeki, dan yang melapangkannya. Sedangkan aku berharap untuk menghadap kepada Allah dan tidak seorangpun yang menuntutku dengan satu kezhaliman, baik dalam urusan jiwa (darah) atau harta kekayaan (HR. Abu Daud (No.3451) dan Ibnu Majah (No.2200).

Maksud dari hadis diatas, yaitu bahwa sebenanarnya Allah-lah yang memberikan usaha dan keuntungan pada masing-masing umat-Nya, beliaulah yang memberikan rezeki kepada manusia dengan jalan yang berbeda-beda agar mereka dapat mempergunakan apa yang telah ia dapatkan dengan sebaik-baiknya guna untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

B. Tinjauan Umum Ayam Ras Petelur 1. Pengertian Ayam Ras Petelur

Peternakan ayam ras petelur secara garis besar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi yang berkaitan dengan pemeliharaan, proses penjualan pasar, pengadaan usaha dan lingkungan tempat lokasi ternak ayam ras petelur yang dipelihara mulai dari fase bibit hingga fase layr yang kemudian selanjutnya akan mengalami masa produksi (Istikomah, 2018).

Memon, et al (2015), menyatakan bahwa produk yang diperoleh dari usaha peternakan ayam ras petelur yang utama adalah telur sedangkan dagingnya merupakan produk sampingan yang merupakan ayam afkir. Hendri, dkk (2012), mengemukakan bahwa telur merupakan hasil produk peternakan yang kaya akan

nilai gizi yang dapat dimakan oleh semua jenis orang berikut anak kecil, remaja maupun orang yang sudah tua.

Ayam ras petelur ialah ayam yang dapat dibudidayakan untuk memperoleh hasil akhir berupa telur Ayam petelur berasal dari ayam liar yang kemudian dipelihara secara khusus untuk menghasilkan telur yang banyak. Pada tahun 1900-an ayam liar tersebut memasuki daerah pedesa1900-an d1900-an sel1900-anjutnya pada tahun 1940-an orang baru mengenal ayam lain selain ayam liar yaitu ayam Belanda (Saat Belanda menjajah Indonesia) dengan ayam liar khusus dari Indonesia yang kemudian ayam ini disebut dengan ayam lokal atau ayam kampung karena letak ayam kampung tersebut berada dipedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri atau ayam negeri (Ayam ras) (Suprijatna, 2008).

Ayam ras petelur adalah ayam yang telurnya dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha demi memenuhi standar yang dapat digunakan sebagai metode produksi yang mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang besar.

Ayam petelur dicirikan dengan tingkah laku yang lincah, memiliki kematangan seksual yang cepat, mudah terkejut, serta berbadan relative kecil dan kurus. Ada beberapa strain ayam petelur di Indonesia, yaitu Isa brown, Shaver starcross, Cobb, Hysex brown, Babcock dan Ross brown (Feri, 2019).

Ayam petelur yang kita kenal sekarang adalah jenis ternak ayam yang dapat menghasilkan lebih dari 300 butir telur per tahun. Ayam tersebut awalnya merupakan hasil persilangan dari (silang dalam dan silang luar) dari berbagai bangsa ayam hutan. Mulai dari ayam hutan merah (Galus-galus bankiva), ayam

hutan ceton (Galus lafayetti), ayam hutan abu-abu (Galus soneratti) serta ayam hutan hijau (Galus varius, Galus javanicus) (Zainal, 2003).

Menurut Scanes et al (2004), ayam diklasifikasikan sebagai berikut:

Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Aves Superordo : Carinatae Ordo : Galiformes Famili : Phasianidae Genus : Gallus Spesies : Gallusgallus

Ayam ras petelur adalah hasil rekayasa genetis dengan melakukan upaya perbaikan genetik agar dapat mencapai hasil yang maksimal sehingga dapat menghasilkan telur dengan produksi yang banyakserta yang memiliki kualitas yang baik. Dalam memelihara ayam petelur harus memiliki pengetahuan khusus yang ada pada diri peternak yang diperoleh melalui pengalaman atau mempelajari beberapa praktek yang diperoleh sebelumnya Hal ini disebabkan karena didalam memelihara ayam petelur harus memerhatikan banyak hal terutama dalam hal pakan, kesehatan, perkandangan dan sebagainya (Saragih, 2001).

Salah satu sifat yang dimiliki oleh ayam petelur adalah memiliki sifat yang sangat mudah terkejut sehingga didalam memeliharanya harus jauh dari jangkauan kebisingan seperti suara kendaraan bermotor, pabrik dan suara bising lainnya yang dapat mengganggu ketenangan ayam. Selain itu, ayam petelur juga

memiliki ciri yaitu bentuk tubuh yang ramping, cuping telinga memiliki warna putih, mampu menghasilkan telur yang banyak serta sangat efisien dalam pemberian ransum agar dapat membentuk telur (Sudarmono, 2003).

Menurut Novitasari (2012), ayam ras petelur memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

a. Kelebihan ayam ras petelur:

1) Jangka waktu ayam bertelur relatif panjang yaitu mencapai 12-14 bulan dengan umur ayam sekitar 20 bulan.

2) Pemberian pakan dilakukan secara efektif yaitu dengan pemberian ransum pakan sebanyak 2,2 - 2,5 kg sehingga dapat menghasilkan 1 kg telur.

3) Pertumbuhan badan ayam petelur relatif cepat yaitu pada umur 4,5 - 5 bulan dengan berat 1,6 - 1,7 kg.

4) Potensi untuk menghasilkan telur sangat tinggi yaitu antara 260-280 butir/tahun dengan prediksi bobot telur mencapai 50-60 gram/tahun.

b. Kelemahan

1) Ayam ras petelur sangat rentan dengan suara kebisingan sehingga mudah membuat ayam menjadi stress

2) Ayam sangat sensitif terhadap lingkungan dan cuaca terutama saat musim hujan pemanas ruangan harus dipasang agar ayam tidak kedinginan.

3) Ketergantungan pada pakan menjadi sasaran utama ayam petelur ini jika pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan maka peternak akan diuntungkan begitupun sebaliknya jika pakan yang diberikan kurang maka peternak akan dirugikan

4) Ayam jenis ini juga sangat rentan terhadap virus dan penyakit maka dari itu jika ada ayam yang mengalami kelainan harus segera dikarantina agar penyakit tersebut tidak menyebar ke ayam lain.

Setiap peternak memiliki jumlah ternak yang berbeda beda, seperti ternak besar dan ternak kecil pada setiap rumah tangga. Untuk rumah tangga dengan populasi ternak yang banyak, maka pendapatan dan keuntungan yang dihasilkan akan lebih tinggi pula jika dibandingkan dengan rumah tangga yang memiliki populasi ternak yang sedikit. Oleh karena itu, semakin besar populasi ternak, semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan, sehingga penelitian harus dilakukan guna menentukan berapa banyak keuntungan yang dapat dicapai dari berbagai ukuran kepemilikan ternak peliharaan (Utomo, dkk., 2015).

2. Manajemen Pemeliharan Ayam Ras Petelur

Dalam memelihara ayam ras petelur harus memerhatikan berbagai aspek karna keberhasilan suatu usaha peternakan sangat bergantung pada aspek yang meliputi bibit, pakan dan minum, perkandangan, pencegahan penyakit dan sanitasi serta pengelolaan pasca produksi (Firdaus, 2015).

a. Bibit Day Old Chicken (DOC)

Bibit adalah ayam muda yang selanjutnya dipelihara untuk dijadikan ayam dewasa yang dapat menghasilkan telur yang dapat dikonsumsi. Seperti yang diketahui bahwa bibit adalah kebutuhan yang sangat penting dalam melaksanakan usaha ayam ras petelur guna mendukung tercapainya keuntungan yang besar dalam suatu usaha untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan (Istikomah, 2018).

Tahap penerimaan DOC dimaksudkan guna menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan proses memelihara anak ayam, sehingga kondisinya dapat dipastikan agar dapat tumbuh secara sehat dan mencapai berat badan yang sesuai dengan standar. Masa pertumbuhan (Periode grower) ayam petelur tergantung pada galur yang mencapai kematangan reproduksi yaitu pada umur 16-18 minggu.

Pada masa bertelur (Periode layer) setelah mencapai tingkat kematangan reproduksi maka ayam segera dipindahkan ke kandang khusus (Dyah, 2014).

b. Pakan dan Air minum

Aspek terpenting dalam memelihara ayam ras petelur adalah manajemen pemberian pakan. Maka dari itu perlu memastikan mengenai ketersediaan jumlah pakan yang cukup, dengan memperhatikan mutu yang memadai sehingga ternak dapat merealisasikan potensi produksinya (Edy, 2015).

Pakan merupakan biaya terbesar sekitar (70%) yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis perunggasan. Pakan yang baik merupakan pakan yang memiliki kandungan gizi yang banyak diperlukan oleh ternak unggs berdasarkan dengan jenis dan breed, umur, berat, jenis kelamin dan hasil produksi. Penampilan produksi pada ayam ras petelur dapat diketahui dari konsumsi ransum dan produksi telur yang dihasilkan adapun konsumsi ransum yang digunakan untuk ayam berproduksi dengan komposisi yang baik yaitu memiliki kandungan protein 17% dan energinya 2850 kkal/kg (Karlia dkk., 2017).

Dari segi pemberian makanan, ungags dapat berkembang dengan cepat, bertelur sebanyak mungkin dan dapat tumbuh sehat jika memiliki pola makan yang cukup serta mengandung 6 jenis nutrisi, yang didalamnya terkandung asam amino yang cukup, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air (Didik, 2017).

Menurut Miarsono dan Aynun (2020), air sangat berperan penting dalam bagi kehidupan makhluk hidup dan kehidupan mikroorganisme, tidak hanya

Menurut Miarsono dan Aynun (2020), air sangat berperan penting dalam bagi kehidupan makhluk hidup dan kehidupan mikroorganisme, tidak hanya

Dokumen terkait