• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN RILAU ALE KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN RILAU ALE KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN RILAU ALE

KABUPATEN BULUKUMBA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Ilmu Peternakan

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar

Oleh :

MUSFIRA 60700117020

JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2021

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

 







Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat, limpahan rahmat dan Hidyah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik, Alhamdulillah. Adapun judul dari Skripsi ini adalah “Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Ras Petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Shalawat serta Salam tak lupa kita panjatkan kepada Baginda Muhammad Saw. beserta keluarga dan para sahabat-sahabat-Nya. Penulis menyadari bahwa karya ini tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, arahan, do‟a, pelajaran, semangat serta pengalaman berharga pada penulis sejak penulis menginjak bangku perkuliahan hingga proses penyusunan Skripsi ini.

Selama penyusunan Skripsi, tentunya tidak pernah lepas dari berbagai masalah, hambatan dan tantangan, akan tetapi berkat petunjuk, bimbingan, arahan, do‟a serta dukungan moril dari berbagai pihak maka masalah, hambatan dan tantangan tersebut dapat terselesaikan. Untuk itu, perkenankanlah penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa kepada Ayah saya tercinta Asfin dan ibu saya tercinta Asniyanti karena mereka sehingga saya bisa sampai ketahap ini dan yang pastinya tidak pernah lepas dari do‟a dan dukungan

(5)

tanpa pamrih, dengan penuh kasih sayang membesarkan dan mendidik penulis mulai dari dalam kandungan hingga sampai sekarang ini. Motivasi yang selalu penulis tanamkan dalam diri adalah bahwa orangtua merupakan sosok yang memberi tanpa mengharapkan imbalan, yang rela melakukan pekerjaan halal apa saja demi menghidupi keluarga kecilnya sehingga penulis sampai sekarang ini dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi agar kelak penulis dapat membahagiakan orangtua tercinta dihari tua kelak. Amiin Ya Robbal „Alamin.

Terselesaikannya Skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. selaku rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Khalifah Mustami, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Ibu Sjamsiah, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku wakil dekan 1 bidang akademik Fakultas Sains dan Teknologi, ibu Dr. Fatmawati Nur Khalik, S.Si,. M.Si.

selaku wakil dekan 2 bidang administrasi Fakultas Sains dan Teknologi, dan Bapak Muhammad Anshar, S.Pt. M. Si. selaku wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Bapak Dr. Muhammad Nur Hidayat, S.Pt., M.P. sebagai ketua Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

(6)

Alauddin Makassar dan dan ibu Dr. Hj. Jumriah Syam, S.Pt., M.Si. selaku sekretaris jurusan Ilmu Peternakan.

4. Bapak Dr. Ir. Andi Surda, M.Si. selaku Dosen Pembimbing pertama dan Ibunda Rusny, S.Pt., M.Si. selaku Dosen Pembimbing kedua, atas bimbinganya selama ini dan banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari penyusunan proposal sampai penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. Basir Paly, M.Si. selaku Dosen Penguji pertama dan Bapak Dr. Muhammad Sabir Maidin, M.Ag. selaku Dosen Penguji kedua, yang telah meberikan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan Skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Peternakan atas bimbingan dalam kegiatan perkuliahan, baik dalam tatap muka maupun arahan-arahan diluar perkuliahan.

7. Ibu Drh. Aminah Hajah M.Si, Bapak Muh. Arsan Jamili S.Pt., M.Si, Ibu Hikmawati S.Pt dan Bapak Muhammad Fathulrahman selaku Laboran Jurusan Ilmu Peternakan yang telah memberikan ilmunya selama menjadi asisten laboratorium sampai dengan proses selesainya penelitian.

8. Kak Andi Afriana, S.E selaku Staf Jurusan Ilmu Peternakan yang telah membantu segala persuratan perkuliahan, Proposal hingga Skripsi.

9. Buat Saudari dan Saudara Ilmu Peternakan Angkatan 2017 “K17ANG”

terima kasih atas bantuan, kebersamaan dan canda tawa yang selama ini terjalin.

(7)

10. Sahabat saya yang selama ini telah hadir dalam suka maupun duka dari awal pendaftaran perkuliahan hingga saat ini, yang telah turut ikut serta membantu dalam menyelesaikan Penelitian dan Skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Samata, 28 Juli 2021

MUSFIRA

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL ...

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... A. Kajian Teoritis Integrasi Islam ... 8

B. Tinjauan Umum Ayam Ras Petelur ... 18

C. Biaya Produksi ... 26

D. Penerimaan dan Pendapatan Ayam Ras Petelur ... 28

E. Penelitian Terdahulu ... 32

F. Kerangka Pemikiran ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. Jenis Penelitian dan Sumber Data ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 37

E. Variabel yang Diamati ... 38

F. Metode Analisis Data ... 38

G. Defenisi Operasional ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 41

B. Karakteristik Responden ... 44

C. Lokasi Penelitian ... 49

(9)

D. Analisis Peternakan Ayam Ras Petelur ... 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...

A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

DOKUMENTASI ...

RIWAYAT HIDUP ...

(10)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Penelitian Terdahulu ... 32

2. Variabel dan Indikator Penelitian…... 38

3. Luas Wilayah Kecamatan Rilau Ale…... 42

4. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kecamatan Rilau Ale ... 42

5. Penduduk dan Umur berdasar Jenis Kelamin Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba……….. 43

6. Populasi dan Jenis Ternak Kecamatan Rilau Ale………. 44

7. Karakteristik Responden Peternak Ayam Ras Petelur berdasarkan Umur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba……... 45

8. Karakteristik Responden Peternak Ayam Ras Petelur berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.……….. 46

9. Karakteristik Responden Peternak Ayam Ras Petelur berdasarkan Pengalaman Beternak di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.………. 47

10. Karakteristik Responden Peternak Ayam Ras Petelur berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.……….... 48

11. Data Responden Peternak Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba….…………... 49

12. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba……….. 51

13. Hasil Biaya Tetap dan Biaya Variabel pada Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba……….. 52

14. Total Penerimaan Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba………. 53

15. Pendapatan Peternakan Ayam Ras Petelur berdasarkan Skala di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. ………….. 55

16. Lampiran………..……... 76

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 35 2. Peta Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba ... 41 3. Dokumentasi ……... 79

(12)

ABSTRAK

Nama : Musfira Nim : 60700117020 Jurusan : Ilmu Peternakan

Judul : Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Ras Petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah pendapatan yang diperoleh pada peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Dilaksanakan pada tanggal 03 Mei sampai dengan tanggal 03 Juni 2021 yang dilaksanakan di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Jenis penlitian yang digunakan yaitu penelitian Kuantitatif yang merupakan penelitian yang dapat dihitung ataupun diukur secara langsung yang terdiri dari angka. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 30 peternakan ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan dari ketiga skala tersebut, diperoleh yang paling banyak menghasilkan keuntungan yaitu terdapat pada Skala 3 dengan pendapatan sebanyak Rp. 10.910.000/bulan, kemudian di susul oleh peternakan pada Skala 2 dengan pendapatan sebanyak Rp. 8.844.000/bulan dan peternakan yang menghasilkan keuntungan paling sedikit terdapat pada Skala 1 yaitu sebanyak Rp. 5.082.000/bulan.

Kata kunci : Ayam Ras Petelur, Biaya Produksi, Penerimaan, Pendapatan.

(13)

ABSTRACT

Name : Musfira

Number : 60700117020 Department : Ilmu Peternakan

Title : Income Analysis of Laying Chicken Farms in Rilau Ale District, Bulukumba Regency

This study aims to determine how much income is earned on laying hens farms in Rilau Ale District, Bulukumba Regency. It will be held on May 03 to June 03, 2021 which will be held in Rilau Ale District, Bulukumba Regency. The research method used is observation and interviews. The type of research used is quantitative research which is research that can be calculated or measured directly consisting of numbers. The research sample used in this study were 30 laying hens farms located in Rilau Ale District, Bulukumba Regency. The results showed that the income from the three scales, obtained the most profit, which was on Scale 3 with an income of Rp. 10,910,000/month, followed by farms on a scale of 2 with an income of Rp. 8,844,000/month and farms that generate the least profit are on Scale 1, which is as much as Rp. 5,082,000/month.

Key words : Laying hens, production cost, revenue, income

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pada sektor peternakan merupakan suatu kebijakan yang memilki tujuan dalam memajukan sumber daya yang dimiliki oleh manusia.

Selain itu pembangunan peternakan dapat pula memberikan keuntungan bagi para peternak, dapat meningkatkan kesejahteraan peternak serta dapat memberikan peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan peluang didalam melakukan kegiatan dalam usaha peternakan baik yang dilakukan secara mandiri ataupun bermitra dengan perusahaan.

Pembangunan pada bidang peternakan memiliki peran yang penting yaitu sebagai penghasil protein hewani misalnya telur, daging dan sebagainya yang digunakan untuk memenuhi kecukupan akan gizi masyarakat. Ayam ras petelur adalah kelompok tipe ayam ras unggul dan merupakan persilangan dari spesies- spesies ayam yang memiliki produksi telur dan daging yang memiliki produktivitas yang tinggi dikalangan masyarakat (Rembet, 2013).

Sularso dkk (2014), mengatakan bahwa pengembangan peternakan adalah elemen dari sektor pertanian negara pada umumnya dan pembangunan negara secara menyeluruh. Pengembangan pada sektor peternakan memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi peternakan dengan prioritas sebagai suatu usaha memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta dapat meningkatkan pendapatan dalam suatu usaha peternakan.

(15)

Perkembangan usaha peternakan yang berada di Indonesia saat ini semakin tinggi akan permintaan pasaran. Hal ini dikarenakan adanya prospek yang terdapat pada usaha peternakan yang memiliki keuntungan yang sangat menjanjikan.

Terlebih lagi di Era sekarang ini banyak masyarakat yang memerlukan kebutuhan pangan yang kaya akan protein hewani salah satunya adalah telur yang dihasilkan dari ayam petelur.

Peternakan yang dapat menunjang protein yang dapat diberikan kepada masyarakat merupakan peternakan ayam ras petelur yang sudah banyak tersebar di Indonesia seperti saat ini. Peternakan ayam ras merupakan salah satunya yaitu industri unggas yang berperan jauh dalam mencukupi kebutuhan protein hewani yang menghasilkan produk akhir berupa telur konsumsi yang dihasilkan dari ayam petelur (Ardhiana, dkk., 2014).

Peternakan ayam petelur telah lama dikenal dikalangan masyarakat yang banyak dimanfaatkan sebagai usaha sampingan. Ayam petelur memiliki potensi yang cukup menjanjikan untuk diternakkan dikalangan masyarakat karena memegang peranan untuk menghasilkan telur yang bergizi tinggi dan kaya akan rasa yang lezat. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara secara khusus bertujuan agar mudah diambil telurnya untuk dikonsumsi ataupun diperjualbelikan kepada konsumen. Telur merupakan produk yang berasal dari peternakan yang mampu mencukupi akan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003).

Ayam petelur ialah jenis ayam yang sengaja diternakkan demi untuk memanfaatkan telurnya agar dapat dikonsumsi ataupun dijadikan sebagai sumber penghasilan. Seperti yang diketahui bahwa ayam ras petelur adalah salah satu

(16)

penghasil produk hewani yang mempunyai kandungan gizi yang tinggi selain daging. Oleh sebab itu dengan meningkatnya jumlah penduduk maka tingkat permintaan pun akan meningkat. Maka dari itu usaha peternakan ayam ras petelur harus dikembangkan agar didapatkan pendapatan yang dapat memberikan keuntungan bagi ternak serta dapat mencukupi kebutuhan akan gizi produk hewani bagi masyarakat yang dihasilkan dari ayam ras petelur tersebut yang memiliki produk akhir berupa telur.

Telur merupakan salah satu pangan hewani yang dapat dimakan selain ikan, susu serta daging. Adapun terul yang sering kita jumpai adalah telur yang terdapat dari burung puyuh, ayam, bebek/itik dan sebagainya. Selain di konsumsi telur juga dapat digunakan sebagai campuran bahan makanan seprti kue dan makanan lainnya. Akan tetapi di kalangan masyarakat lebih banyak yang lebih menyukai untuk mengkonsumsi telur ayam ras jika dibedakan dengan telur yang lain. Hal ini disebabkan karena jumlah telur ayam ras lebih banyak dan lebih murah sehingga banyak peternak yang lebih memilih untuk memelihara ayam ras sebagai penghasil telur konsumsi. Selain itu, permintaan akan telur ayam ras lebih tinggi jika dibedakan dengan telur yang lain. Permintaan yang besar merupakan kesempatan yang bagus untuk dimanfaatkan peternak untuk mendapatkan keuntungan didalam mengembangkan usaha (Arif, 2017).

Selain telur, peternakan ayam ras juga adalah jenis ungags yang besar peminatnya bahkan dikalangan masyarakat karna jenis ternak ini mudah dipelihara serta hanya menggunakan modal yang kecil jika dibandingkan dengan ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda. Secara ekonomis, usaha peternakan

(17)

ayam ras petelur memiliki peluang yang menguntungkan, hal ini disebabkan karna banyaknya permintaan telur ayam untuk konsumsi dikalangan masyarakat sehingga memiliki prospek pasar yang sangat luas (Kasmir, 2006).

Meskipun demikian, tetap akan terjadi pergantian harga untuk telur ayam ras petelur yang melambung tinggi sehingga akan berdampak pada permintaan dan keputusan dari konsumen dalam mengkonsumsi telur. Pengaruh terhadap keputusan konsumen akan mempengaruhi penghasilan peternak karna konsumen akan membandingkan harga antara peternak yang menjual dengan harga tinggi dan peternak yang menjual dengan harga rendah ataupun konsumen dapat mengganti produk hewani menjadi produk nabati yang harganya relatif lebih murah sehingga hal tersebut dapat berdampak pada peternak.

Prospek pengembangan ayam petelur ini diharapkan mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat terutama untuk digunakan sebagai usaha sampingan guna memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi masyarakat.

Dengan adanya usaha peternakan ayam ras petelur ini diharapkan agar masalah pengangguran dapat teratasi karna prospek kerja dari peternakan ini dapat digunakan sebagai lapangan pekerjaan.

Untuk meningkatkan kemajuan dalam bidang peternakan khususnya ayam petelur maka perlu adanya peningkatan serta perbaikan teknologi diantaranya perbaikan kandang, bibit unggul, sanitasi dan vaksinasi serta pakan yang berkualitas merupakan langkah awal untuk menunjang kemajuan peternakan ayam petelur. Adapun tujuan yang ingin dicapai peternak yaitu untuk mencukupi kebutuhan makanan bergizi pada sektor rumah tangga yang dilakukan oleh pihak

(18)

konsumen. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh pihak peternak yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak serta untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam meningkatkan usaha yang dijalankannya (Maulana dkk., 2017).

Keberhasilan dalam melakukan usaha peternakan ditentukan pada banyaknya populasi ternak yang dipelihara dimana ternak tersebut harus didorong dengan adanya sistem pemuliaan yang baik sehingga akan mendapatkan hasil produksi yang menguntungkan sehingga para peternak dapat mengetahui jumlah penerimaan dan pendapatan yang diperoleh.

Populasi peternakan ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Bulukumba sebanyak 463.793 ekor sedangkan populasi peternakan ayam ras petelur yang ada di Kecamatan Rilau Ale berjumlah 34.169 ekor yang tersebar di 14 wilayah (BPS Bulukumba, 2019).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2020), populasi ayam ras petelur yang ada di Sulawesi Selatan selama 3 tahun terakhir pada tahun 2017 populasi ayam ras petelur yaitu 8. 244. 144 ekor, pada tahun 2018 sebanyak 7. 859. 015 ekor dan di tahun 2019 populasi ayam petelur sebanyak 10. 945. 221 ekor.

Berdasarkan data tersebut jumlah ayam petelur tidak stabil dalam 3 tahun terakhir.

Adapun penyebab ketidakstabilan populasi ayam petelur disebabkan karena adanya upaya pemerintah untuk mengendalikan kestabilan harga ditingkat peternak yang disebabkan karena banyaknya pasokan dari peternak lain sehingga sulit untuk dikendalikan. Upaya ini dilakukan pemerintah karena para peternak mengeluhkan harga ayam dan telur yang lebih rendah dibanding dengan harga pokok sehingga banyak dari peternak yang mngalami kerugian. Setelah upaya

(19)

tersebut dilaksanakan pemerintah berupaya menstabilkan kembali harga ayam petelur dengan melakukan pengaturan keseimbangan permintaan dan penawaran sehingga peternak dapat kembali menyesuaikan pendapatannya.

Raharja dan Manurung (2010), menyatakan bahwa pendapatan merupakan total yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga pada periode tertentu baik berupa uang ataupun bukan uang seperti barang, jasa dan sebagainya. Hasil yang diperoleh tersebut berasal dari penjualan barang ataupun jasa yang dapat menghasilkan pendapatan didalam suatu kegiatan usaha. Kemudian adapun hal yang harus dilakukan untuk mempermudah dalam menghitung pendapatan yaitu dengan menggunakan analisis data. Analisis adalah suatu kegiatan untuk menguraikan suatu komponen secara keseluruhan untuk memecahkan suatu masalah.

Analisis pendapatan pada peternakan ayam petelur perlu memerhatikan aspek pembiayaan baik yang diperoleh ataupun yang dikeluarkan agar dapat mempermudah mengetahui pendapatan yang diperoleh. Analisis pendapatan perlu dilakukan agar peternak dapat mengetahui besarnya biaya produksi yang didapatkan serta pengaruhnya yang diterima oleh pemilik ataupun tenaga kerja pada peternakan tersebut (Halim dkk., 2007).

Berdasarkan uraian pada pendahuluan maka hal inilah yang menyebabkan peneliti melaksanakan penelitian ini, dengan judul “Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Ras Petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba”

untuk mengetahui berapakah pendapatan yang diperoleh pada peternakan ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

(20)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu seberapa besar pendapatan yang diperoleh pada peternakan ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapakah pendapatan yang diperoleh pada peternakan ayam ras petelur di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat pada penelitian in yaitu:

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat mengenai pengembangan peternakan ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

2. Sebagai bahan informasi tambahan untuk penelitian-penelitian terkait ayam ras petelur dimasa akan datang.

(21)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis Integrasi Islam

1. Tinjauan Al-Qur‟an tentang Unggas

Ternak unggas yang tersebar di Indonesia merupakan jenis yang banyak diternakkan oleh masyarakat karena dapat menghasilkan produk makanan yang memiliki nilai gizi tinggi sebagai sumber protein hewani yang digemari, murah dan dapat dikonsumsi oleh siapapun (Suprijatna dkk., 2008).

Adapun beberapa ayat yang menjelaskan tentang hewan ternak diantaranya:

a. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Asy-Syuura/42:11 yang berbunyi sebagai berikut:









































Terjemahnya:

“Dia pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat” (Kementrian Agama, RI; 2012).

Allah menyatakan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada didalamnya, serta hal-hal aneh dan indah yang kita alami sebagai luasnya cakrawala yang terbentang jauh di atas kita tanpa ada tiang yang menopangnya, untuk alasan ini. Dia layak untuk didukung dalam segala hal dan

(22)

untuk dimintai bantuan dan dukungannya, bukanlah Allah orang yang tidak berdaya dan tidak mampu. Dialah yang menjadikan sahabat bagi orang0orang dari jenisnya sendiri, satu pasangan dengan yang lain sampai generasi lahir untuk membuat dunia ini makmur. Hal yang sama berlaku untuk hewan ternak, yang akhirnya berkembang biak untuk menemukan kehidupan di darat. Dengan demikian kehidupan makhluk-makhluk di bumi ini akan tertib dana man bagi mereka. Makanan bergizi yang cukup, minuman yang menyegarkan dan kenikmatan lainnya yang patut disyukuri agar bahagia di dunia dan di akhirat (Kementrian Agama, RI, 2012).

Dalam Tafsir Al-Muyassar disebutkan bahwa Allah Swt. Dialah pencipta segala yang ada dibumi dengan kuasa-Nya dan Dia menciptakan berpasang- pasangan dari jenismu agar kamu merasa nyaman dengan-Nya. Dia menjadikan ternak berpasang-pasangan, jantan dan betina. Lkemudian dia mengalikan jumlahnya dengan pernikahan dan kelahiran. Tidak ada makhluk Allah yang menyerupai dan menyamain-Nya, baik dalam esensi-Nya, maupun nama-Nya, karena semua nama-Nya adalah Husna (yang terbaik) dan atribut-Nya adalah atribut kesempurnaan dan keagungan dan dengan-Nya Dia menciptakan makhluk- makhluk agung dan tidak ada yang mengikutinya selain bersamanya. Dialah yang mendengar segalanya, yang melihat segala sesuatu, tindakan dan kata-kata sekecil apapun dari hamba-hamba-Nya tidak disembunyikan darinya dan Dia akan membalas merekla atas apa yang telah mereka lakukan sebelumnya.

(23)

Dia adalah pencipta langit dan bumi yang tidak memiliki teladan. Dia menciptakan wanita dari anatar kamu. Dia juga menciptakan hewan ternak (unta, sapi, kambing, ayam, dll) berpasangan. Substansi yang melipatgandakan kita melalui system ini. Itu juga yang menyebabkan mereka diantara dua spesies melalui system perkawinan yang menyebabkan banyak keturunan. Tidak ada yang bias menyamai Allah Swt. baik esensi maupun sifatnya. Dia adalah orang yang mendengar semua suara, orang yang melihat semua hal, baik kecil maupun besar.

(Tafsir Al-Wajiz).

Dalam Tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah dijelaskan bahwa (Pencipta langit dan bumi Dialah yang menciptakan langit dan bumi (Dia menciptakan untukmu dari sahabatmu sendiri yang baik hati) ketika Dia adalah Hawa dari tulang rusuk Adam (dan dari tulang rusuk Adam) jenis ternak pendamping. Ada jenis jantan dan ada jenis betina (dibuat kamu beranak) yang artinya kamu memperbanyak (begitu) yaitu melalui proses perkawinan, dengan kata lain memperbanyak kamu dengan anak Dhamir, yang kembali ke manusia dan binatang, dengan ekspresi yang mengutamakan manusia (tidak ada yang seperti Dia) dan merupakan pendengar dari semua yang dikatakan, yang melihat apa yang dilakukan orang.

Dari penjelasan beberapa tafsir diatas dapat disimpulkan bahwa Allah Swt.

merupakan pencipta segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, tiada seseuatu pun yang menyerupai dengan-Nya, tidak ada yang dapat menandingi Dzat maupun Sifat-Nya. Dia telah menciptakan manusia dengan cara berpasangan-pasangan (ada lelaki ada wanita) dan binatan ternak seperti sapi, ayam, kerbau, kambing dan sebagainya berpasang-pasangan pula. Dengan adanya ayat ini, dapat diketahui

(24)

bahwa berpasang-pasangan yang dimaksud disini ialah dengan cara melakukan perkawinan yang dapat menghasilkan keturunan. Dengan adanya hewan ternak maka manusia dapat mengkonsumsi daging dan telurnya yang memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga baik untuk pertumbuhan manusia, selain dapat dijadikan sebagai makanan, produk dari peternakan ini dapat pula dijadikan sebagai sumber penghasilan contohnya saja dengan menjual daging dan telurnya.

b. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-An‟am/6:38 yang berbunyi sebagai berikut:















































Terjemahnya:

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.

Tiadalah kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan” (Kementrian Agama, RI; 2012).

Menurut Tafsir Al-Misbah bukti terkuat dari kekuasaan, kebijaksanaan dan cinta Allah adalah bahwa Dia menciptakana segala sesuatu. Tidak ada bonatang yang merayap di bumi atau burung yang terbang di awan, kecuali Allah menciptakannya berkelompok seperti kamu, kemudian memberikannya ciri-ciri dan bentuk-bentuk kehidupannya sendiri-sendiri. Tidak ada yang luput dari catatan Kami dalam Kitab yang kami sompan (Allawh almahfuzh), percaya atau tidak. Pada hari kebangkitan, makhluk hifup dikelompokkan kedalam keluarga yang memiliki sifat, peran dan sifat genetiknya sendiri. Dalam ayat ini disebutkan

(25)

bahwa perbedaan bentuk dan cara hidup antara makhluk hidup, tujuan yang berlaku bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Shihab, 2012).

Dalam Tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa (dan tidak ada) min sebagai srana tambahan (binatang) yang (dibumi dan buung yang terbang) di udara (dengan kedua sayapnya, tetapi manusia seperti kamu juga) dalam pengturan ciptaan-Nya, nutrisi dan langkah. Kita tinggalkan (dalam injil) Lohmahfuz (tntang) sebagai tambahan (sesuatu) yang artimya kita tidak menuliskannya (kemudian mereka bertemu dengan Allah, kemudian Allah menetapkan hokum-Nya diantara mereka semua “Menjadilah kamu sebagai tanah”.

“Dan tidak ada binatang di bumi atau burung yang terbang dengan sayapnya, melainkan manusia (juga) seperti kamu”, binatang itu diambil dari Bahasa Arab yang tertulis dalam ayat, yaitu Dabbatin. Artinya yang berasal dari Dabbatin adalah segala sesuatu yang merayap, merayap dan berjlaan di bumi, baik dengan dua kaki, dengan empat kaki, merangkak seperti ular, dengn 40 kaki seperti kaki seribu atau ratusan kaki seperti bebrapa ulat, yang kesemuanya mengandung Dabbatin. Dengan ayat ini, Allah berfirman bahwa tidak hanya manusia, tetapi juga hewan dan burung diciptakan oleh Allah sebagai suatu komunitas, dikelompokkan dengan kata-kata binatang sampai semua jenis binatang dikumpulkan. “Kami tidak melupakan apapun didalam AlKitab”. Yang artinya dari jenis hewan yang merangkak, berjlaan dan menendang di bumi ini, hingga hewan yang terbang di udara, tidak ada diluar catattan itu menonjol dari Allah Ta‟ala. Semuanya ada dalam catatan Allah untuk mereka jalani dan semuanya telah dipelihara. “Maka mereka akan dipersatukan kembali karena

(26)

Allah”. Menurut Ibnu Abbas, semua akan dipersatukan kembali, bahwa semua akan mati. Dengan kematian dipahami, setelah diperstukan kembali, untuk kembali kerumah Allah. Oleh karena itu, bukan saja binatang-binatang yang akan dikumpulkan dipadang mahsyar tetapi manusia juga ikut dikumpulkan (Tafsir Al- Azhar).

Dalam Tafsir Al-Muyassar dijelaskan bahwa tidaklah ada dipermukaan bumi dan tidak ada seekor burung pun yang terbang di langit dengan kedua sayapnya, kecuali bahwa mreka adalah kumpulan makhluk-makhluk yang begitu mirip sifatnya sehingga mereka seperti milik mereka sendiri seperti kamu. Tidak ada yang kami abaikan di Lauhilmahfuzh, kami memiliki segalanya yang tertulis.

Mereka kemudian akan dikumpulkan di hadaopan Tuhan mereka pada hari kiamat. Allah akan mneghitung setiap makhluk sesuai dengan amalnya.

Dari beberapa penjelasan tafsir diatas dapat disimpulkan bahwa pada Q.S.

Al-An‟Am ayat 38 dijelaskan bahwa tidak ada satupun binatang yang ada dimuka bumi, baik binatang yang berjalan dengan dua kakinya contohnya ayam, berjalan dengan 4 kaki contohnya sapi, unta, kambing dan sebagainya bahkan burung- burung yang beterbangan diudara pun semua diciptakan oleh Allah Swt. secara berpasang-pasangan, berkelompok-kelompok dengan cara hidupnya tersendiri.

Ada yang hidup di darat, ada yang hidup di air dan adapula yang hidup diudara.

Semua telah ditetapkan dalam Kitab Allah. Kemudia ketika hari akhir terjadi semuanya akan dikumpulkan dalam suatu tempat, tidak hanya binatang, tetapi manusia juga ikut berkumpul untuk diperhitungan amal baik dan buruk yang telah diperbuat didunia.

(27)

2. Tinjauan Al-Qur‟an tentang Pendapatan

a. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-An‟am/6:165 yang berbunyi sebagai berikut:













































Terjemahnya:

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Kementrian Agama RI, 2012).

Dalam Tafsir Al-Azhar diterangkan bahwa “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa bumi dan secara bertahap mengangkat sebagian dari kamu diatas sebagian (yang lain). “arti dari aturan adalah pengikut atau penghubung. Ayat ini dimaknai bahwa kamu, hai manuisia telah ditunjuk oleh Allah Swt. jadilah khalifahmu dimuka bumi ini. Karena sebagaimna kita ketahui bahwa Allah menjadikan Adam sebagai khalifah di muka bumi, manusia keturunan Adam ini pun mengikuti jejak nenek moyangnya dengan tetap menerima khalifah dari orang-orang masa lalu. Dalam berjanji menjadi khalifah, derajat manusia tidak boleh sama karena yang satu setengah lebih unggul dari yang lain. Ada yang pintar, ada yang kurang pintar, kuat, lemah, mulia, rendah hati, ada yang penguasa dan ada pula yang rakyat biasa. “untuk menguji kamu atas apa yang telah dia berikan kepadamu” yang artinya derajat manusia tidak sama, tetapi semua orang sepakat dan juga berpedoman pada agama yang ditulis oleh para rasul, yaitu menurunkan kitab. Bagaimana perbedaan nasib tadi menjadi ujian tentang kesanggupan manusia dengan melalui hidupnya masing-masing. Dengan adanya

(28)

perbedaan keadaan, tingkatan derajat manusia merupakan suatu ujian yang semata mata bukan untuk menjadi lemah, melainkan untuk diatasi. Di dalam Al-Quran kita selalu bertemu ayat-ayat yang mengandung ibtilaa`walanabluwnnakum, walaqad fatanna tidak mengenal putus asa, dan dengan menunaikan tugas menjadi khalifah kita juga akan kembali kehadirat Allah Swt. memberikan pertanggungjawaban atas usaha dari upaya kami sebagai khalifah. Demikian firman Allah Swt, di akhir ayat ini “Sesungguhnya tuhanmu cepat menghukum dan menghukum serta Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Menurut Tafsir Jalalayn yang mengatakan bahwa dialah yang mengatakan bahwa dialah yang mengangkatmu menjadi penguasa negeri atau khalifah, sebagian dari kalian menggantikan sebagian yang lain dalam urusan kekhalifaan (dan dia mengangkat sebagian dari kalian bebrapa derajat diatas yang lain) dengan kapatutan, kedudukan dan seterusnya (untuk menguji kamu) dengan apa yang telah dia berikan kepadamu agar dia mengetahui siapa diantara kamu yang taat dan siapa yang mendurhakainya (sesungguhnya Alah cepat menghukum) atas orang-orang yang mendurhakainya (dan sebenarnya). Dialah yang Maha Pengampun terhadap orang-orang yang beriman (Maha Penyayang) terhadap mereka.

Allah-lah yang menjadikan kamu penerus umat masa lalu dalam evolusi alam. Apakah itu meninggikan derajat kesempurnaan dan kepentingan sebagian dari kalian diatas sebagian yang lain karena penyebabnya? Itu semua agar Dia dapat menguji kamu, apakah kamu bersyukur atau tidak atas nikmat yang telah Dia berikan. Juga tentang hokum Syariah, apakah kamu menerapkannya atau

(29)

tidak. Allah segera menghukum orang-orang yang melanggar. Karena penghakimannya akan datang. Segala sesuatu yang datang ada diujung jari kamu.

Sesungguhnya ampunan-Nya sangat besar bagi pelanggaran orang-orang yang beratubat dan berbuat baik, serta cintanya pada umatnya sangatlah besar (Shihab, 2012).

Dan Allah-lah yang menjadikan kamu sebagai penerus orang-orang sebelum kamy, agar negeri ini makmur dan agar sebagian dari kamu meninggikan badan, makanan, dan lainnya untuk membuktikan kamu dalam kedermawanan yang Dia berikan kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu, Ya Rasul cepat dalam hal memberikan hukumannya sehingga sesuatu yang akan dating dekat dengannya.

Dan dia sungguh Maha penerima Taubat hamba-Nya lagi Maha Penyayang bahi umat-Nya (Tafsir Al-Muyassar).

Dari penjelasan beberapa tafsir diatas, dapat disimpulkan bahwa Allah menciptakan manusia untuk menjadi penguasa dimuka bumi, yaitu dengan cara menjalankan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Olehnya itu Allah memberi manusia akal agar manusia dapat berpikir agar Allah Swt dapat mengangkat derajatnya. Kita diberi berbagai macam ujian misalnya ujian bencana, kurangnya rezeki, kesehatan dll. Maka barangsiapa yang bersabar dengan ujian tersebut makan ialah yang akan menjadi pemenangnya. Sama halnya dengan ujian rezeki, kita diuji terlebih dahulu dengan tidak memiliki apa-apa kemudian dengan adanya akal kita dapat berpikir bahwa kita dapat meraih kesuksekan, dapat menghasilkan uang dengan cara bekerja keras contohnya dengan melakukan usaha peternakan ayam ras petelur ini.

(30)

b. Rasulullah Saw. berfirman dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas ibn Malik berbunyi sebagai berikut:

Terjemahnya:

“Dari Anas ibn Malik R.a beliau berkata, “Harga barang-barang pernah mahal pada masa Rasulullah Saw”. Lalu orang-orang berkata, “Ya Rasulullah, harga-harga menjadi mahal, tetapkanlah harga standar untuk kami”. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan pergerakan harga, yang menyempitkan rezeki, dan yang melapangkannya. Sedangkan aku berharap untuk menghadap kepada Allah dan tidak seorangpun yang menuntutku dengan satu kezhaliman, baik dalam urusan jiwa (darah) atau harta kekayaan (HR. Abu Daud (No.3451) dan Ibnu Majah (No.2200).

Maksud dari hadis diatas, yaitu bahwa sebenanarnya Allah-lah yang memberikan usaha dan keuntungan pada masing-masing umat-Nya, beliaulah yang memberikan rezeki kepada manusia dengan jalan yang berbeda-beda agar mereka dapat mempergunakan apa yang telah ia dapatkan dengan sebaik-baiknya guna untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

B. Tinjauan Umum Ayam Ras Petelur 1. Pengertian Ayam Ras Petelur

Peternakan ayam ras petelur secara garis besar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi yang berkaitan dengan pemeliharaan, proses penjualan pasar, pengadaan usaha dan lingkungan tempat lokasi ternak ayam ras petelur yang dipelihara mulai dari fase bibit hingga fase layr yang kemudian selanjutnya akan mengalami masa produksi (Istikomah, 2018).

Memon, et al (2015), menyatakan bahwa produk yang diperoleh dari usaha peternakan ayam ras petelur yang utama adalah telur sedangkan dagingnya merupakan produk sampingan yang merupakan ayam afkir. Hendri, dkk (2012), mengemukakan bahwa telur merupakan hasil produk peternakan yang kaya akan

(31)

nilai gizi yang dapat dimakan oleh semua jenis orang berikut anak kecil, remaja maupun orang yang sudah tua.

Ayam ras petelur ialah ayam yang dapat dibudidayakan untuk memperoleh hasil akhir berupa telur Ayam petelur berasal dari ayam liar yang kemudian dipelihara secara khusus untuk menghasilkan telur yang banyak. Pada tahun 1900- an ayam liar tersebut memasuki daerah pedesaan dan selanjutnya pada tahun 1940-an orang baru mengenal ayam lain selain ayam liar yaitu ayam Belanda (Saat Belanda menjajah Indonesia) dengan ayam liar khusus dari Indonesia yang kemudian ayam ini disebut dengan ayam lokal atau ayam kampung karena letak ayam kampung tersebut berada dipedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri atau ayam negeri (Ayam ras) (Suprijatna, 2008).

Ayam ras petelur adalah ayam yang telurnya dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha demi memenuhi standar yang dapat digunakan sebagai metode produksi yang mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang besar.

Ayam petelur dicirikan dengan tingkah laku yang lincah, memiliki kematangan seksual yang cepat, mudah terkejut, serta berbadan relative kecil dan kurus. Ada beberapa strain ayam petelur di Indonesia, yaitu Isa brown, Shaver starcross, Cobb, Hysex brown, Babcock dan Ross brown (Feri, 2019).

Ayam petelur yang kita kenal sekarang adalah jenis ternak ayam yang dapat menghasilkan lebih dari 300 butir telur per tahun. Ayam tersebut awalnya merupakan hasil persilangan dari (silang dalam dan silang luar) dari berbagai bangsa ayam hutan. Mulai dari ayam hutan merah (Galus-galus bankiva), ayam

(32)

hutan ceton (Galus lafayetti), ayam hutan abu-abu (Galus soneratti) serta ayam hutan hijau (Galus varius, Galus javanicus) (Zainal, 2003).

Menurut Scanes et al (2004), ayam diklasifikasikan sebagai berikut:

Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Aves Superordo : Carinatae Ordo : Galiformes Famili : Phasianidae Genus : Gallus Spesies : Gallusgallus

Ayam ras petelur adalah hasil rekayasa genetis dengan melakukan upaya perbaikan genetik agar dapat mencapai hasil yang maksimal sehingga dapat menghasilkan telur dengan produksi yang banyakserta yang memiliki kualitas yang baik. Dalam memelihara ayam petelur harus memiliki pengetahuan khusus yang ada pada diri peternak yang diperoleh melalui pengalaman atau mempelajari beberapa praktek yang diperoleh sebelumnya Hal ini disebabkan karena didalam memelihara ayam petelur harus memerhatikan banyak hal terutama dalam hal pakan, kesehatan, perkandangan dan sebagainya (Saragih, 2001).

Salah satu sifat yang dimiliki oleh ayam petelur adalah memiliki sifat yang sangat mudah terkejut sehingga didalam memeliharanya harus jauh dari jangkauan kebisingan seperti suara kendaraan bermotor, pabrik dan suara bising lainnya yang dapat mengganggu ketenangan ayam. Selain itu, ayam petelur juga

(33)

memiliki ciri yaitu bentuk tubuh yang ramping, cuping telinga memiliki warna putih, mampu menghasilkan telur yang banyak serta sangat efisien dalam pemberian ransum agar dapat membentuk telur (Sudarmono, 2003).

Menurut Novitasari (2012), ayam ras petelur memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

a. Kelebihan ayam ras petelur:

1) Jangka waktu ayam bertelur relatif panjang yaitu mencapai 12-14 bulan dengan umur ayam sekitar 20 bulan.

2) Pemberian pakan dilakukan secara efektif yaitu dengan pemberian ransum pakan sebanyak 2,2 - 2,5 kg sehingga dapat menghasilkan 1 kg telur.

3) Pertumbuhan badan ayam petelur relatif cepat yaitu pada umur 4,5 - 5 bulan dengan berat 1,6 - 1,7 kg.

4) Potensi untuk menghasilkan telur sangat tinggi yaitu antara 260-280 butir/tahun dengan prediksi bobot telur mencapai 50-60 gram/tahun.

b. Kelemahan

1) Ayam ras petelur sangat rentan dengan suara kebisingan sehingga mudah membuat ayam menjadi stress

2) Ayam sangat sensitif terhadap lingkungan dan cuaca terutama saat musim hujan pemanas ruangan harus dipasang agar ayam tidak kedinginan.

3) Ketergantungan pada pakan menjadi sasaran utama ayam petelur ini jika pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan maka peternak akan diuntungkan begitupun sebaliknya jika pakan yang diberikan kurang maka peternak akan dirugikan

(34)

4) Ayam jenis ini juga sangat rentan terhadap virus dan penyakit maka dari itu jika ada ayam yang mengalami kelainan harus segera dikarantina agar penyakit tersebut tidak menyebar ke ayam lain.

Setiap peternak memiliki jumlah ternak yang berbeda beda, seperti ternak besar dan ternak kecil pada setiap rumah tangga. Untuk rumah tangga dengan populasi ternak yang banyak, maka pendapatan dan keuntungan yang dihasilkan akan lebih tinggi pula jika dibandingkan dengan rumah tangga yang memiliki populasi ternak yang sedikit. Oleh karena itu, semakin besar populasi ternak, semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan, sehingga penelitian harus dilakukan guna menentukan berapa banyak keuntungan yang dapat dicapai dari berbagai ukuran kepemilikan ternak peliharaan (Utomo, dkk., 2015).

2. Manajemen Pemeliharan Ayam Ras Petelur

Dalam memelihara ayam ras petelur harus memerhatikan berbagai aspek karna keberhasilan suatu usaha peternakan sangat bergantung pada aspek yang meliputi bibit, pakan dan minum, perkandangan, pencegahan penyakit dan sanitasi serta pengelolaan pasca produksi (Firdaus, 2015).

a. Bibit Day Old Chicken (DOC)

Bibit adalah ayam muda yang selanjutnya dipelihara untuk dijadikan ayam dewasa yang dapat menghasilkan telur yang dapat dikonsumsi. Seperti yang diketahui bahwa bibit adalah kebutuhan yang sangat penting dalam melaksanakan usaha ayam ras petelur guna mendukung tercapainya keuntungan yang besar dalam suatu usaha untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan (Istikomah, 2018).

(35)

Tahap penerimaan DOC dimaksudkan guna menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan proses memelihara anak ayam, sehingga kondisinya dapat dipastikan agar dapat tumbuh secara sehat dan mencapai berat badan yang sesuai dengan standar. Masa pertumbuhan (Periode grower) ayam petelur tergantung pada galur yang mencapai kematangan reproduksi yaitu pada umur 16-18 minggu.

Pada masa bertelur (Periode layer) setelah mencapai tingkat kematangan reproduksi maka ayam segera dipindahkan ke kandang khusus (Dyah, 2014).

b. Pakan dan Air minum

Aspek terpenting dalam memelihara ayam ras petelur adalah manajemen pemberian pakan. Maka dari itu perlu memastikan mengenai ketersediaan jumlah pakan yang cukup, dengan memperhatikan mutu yang memadai sehingga ternak dapat merealisasikan potensi produksinya (Edy, 2015).

Pakan merupakan biaya terbesar sekitar (70%) yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis perunggasan. Pakan yang baik merupakan pakan yang memiliki kandungan gizi yang banyak diperlukan oleh ternak unggs berdasarkan dengan jenis dan breed, umur, berat, jenis kelamin dan hasil produksi. Penampilan produksi pada ayam ras petelur dapat diketahui dari konsumsi ransum dan produksi telur yang dihasilkan adapun konsumsi ransum yang digunakan untuk ayam berproduksi dengan komposisi yang baik yaitu memiliki kandungan protein 17% dan energinya 2850 kkal/kg (Karlia dkk., 2017).

(36)

Dari segi pemberian makanan, ungags dapat berkembang dengan cepat, bertelur sebanyak mungkin dan dapat tumbuh sehat jika memiliki pola makan yang cukup serta mengandung 6 jenis nutrisi, yang didalamnya terkandung asam amino yang cukup, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air (Didik, 2017).

Menurut Miarsono dan Aynun (2020), air sangat berperan penting dalam bagi kehidupan makhluk hidup dan kehidupan mikroorganisme, tidak hanya manusia hewan dan tumbuhan pun memerlukan air agar dapat bertahan hidup.

Ayam dapat bertahan hidup sampai 3 minggu tanpa mengkonsumsi pakan, tetapi ayam tidak dapat bertahan hidup bahkan hanya dalam beberapa hari tanpa mengkonsumsi air. Air diperlukan agar ayam dapat dengan mudah untuk mencerna ransum yang dikonsumsi dan membantu dalam penyerapan nutrisi agar kondisi ayam dapat lebih optimal.

c. Kandang

Kandang merupakan sebuah lingkungan ternak untuk istirahat dan menghasilkan kegiatan produksi, sehingga harus selalu diperhatikan kenyamanan dan bentuk kandang agar ternak merasa nyaman dan tidak terganggu proses produksinya. Kandang unggas dapat berupa Litter dan Cage, kenyamanan kandang tergantung pada suhu kandang. Suhu kandang yang terlalu tinggi akan membuat ayam petelur tidak nyaman dan dikhawatirkan akan menurunkan hasil dan kualitas telur yang dihasilkan (Setiawati dkk., 2016).

Lokasi perkandangan harusnya terdapat pohon agar dapat membuat suasana kandang menjadi sejuk dan segar sehingga dapat membuat ternak menjadi nyaman. Selain itu, pohon juga memiliki fungsi untuk menghindari adanya

(37)

hembusan angin kencang yang secara tidak sengaja dapat membuat ternak menjadi kedinginan (Priyatno, 2004). Bahan atap yang cocok untuk kandang adalah atap yang terbuat dari tanah liat seperti genteng dan asbes karena memiliki sifat memantulkan cahaya matahari dan dapat meredam panas pada kandang (Sudarmono, 2003).

Adapun yang terjadi jika sistem pemeliharan tidak dilakukan secara benar salah satunya yaitu dapat menimbulkan penyakit yang dapat terjadi pada ternak ayam, jika pemberian ransum kurang serta perkandangan kurang diperhatikan maka akan berdampak besar bagi peternak. Untuk mengatasi adanya penyakit perlu dilakukan pencegahan penyakit dengan cara sanitasi kandang, vaksianasi dan penggunaan obat herbal yang dapat dicampurkan kedalam pakan ataupun air minum ternak (Dewi dkk., 2018).

d. Vaksinasi

Vaksinasi merupakan proses yang dilakukan untuk melemahkan mikroorganisme yang merupakan penyebab terjangkitnya penyakit dalam tubuh ternak. Pemberian obat-obatan ataupun vaksin pada anak ayam dapat memberikan keuntungan berupa keberhasilan dalam usaha peternakan (Saputro dkk., 2014).

Pelaksanaan vaksinasi dapat dilaksanakan dengan macam cara, seperti dengan melakukan tetes mata, tetes hidung, disuntikkan pada urat daging, dicampurkan dengan makanan ayam, air yang dikonsumsi serta dengan cara penyemprotan (Spraying) (Ayu dkk., 2013).

(38)

e. Sanitasi dan biosecuriti

Penerapan sanitasi dan biosecurity perlu dilakukan dalam sebuah peternakan terutama pada ternak unggas. Penerapan sanitasi dilakukan untuk mencegah adanya penyebaran penyakit. Sanitasi dilakukan pada saat sebelum panen dan setelah panen (Mufid, 2012).

Biosecuriti merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit baik secara klinik maupun subklinik yang berarti sistem ini dapat mengoptimalkan produksi ungags secara menyeluruh dan merupakan bagian dari kesejahteraan hewan (Animal walfare). Konsep awal dari biosecuriti adalah untuk menghasilkan ternak ungags yang bebas dari penyakit tertentu yang dapat digunakan untuk keperluan penelitian. Akan tetapi saat ini sudah banyak peternakan yang menerapakan biosecuriti ini untuk mencegah kemungkinan- kemungkinan yang dapat terjadi pada ternak. Selain di Indonesia, di Negara- negara lain pun sudah banyak yang menerapkan sistem biosecuriti ini karna mereka berupaya untuk melindungi industri peternakannya dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat menular tidak hanya kepada sesama ternak tetapi juga dapat berdampak pada manusia (Hadi, 2013).

C. Biaya Produksi

Hal terpenting yang harus dipersiapkan sebelum memulai suatu bisnis adalah modal karena modal merupakan langkah awal yang dipilih untuk mengetahui seberapa banyak biaya dan tafsiran yang akan dikeluarkan dalam memulai suatu usaha khususnya dalam usaha peternakan ayam ras petelur.

(39)

Modal adalah suatu keperluan yang harus dikeluarkan dan dapat digunakan didalam melakukan suatu usaha dalam proses produksi. Modal dibagi kedalam 2 jenis berdasarkan sumbernya yaitu modal yang dikeluarkan sendiri dan modal asing atau pinjaman. Kemudian berdasarkan kepemilikannya modal terbagi menjadi 2, yaitu modal individu dan modal masyarakat.

Menurut Hero (2017), yang mengemukakan bahwa modal didalam menjalankan bisnis peternakan ayam ras petelur dibagi menjadi 2, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap merupakan modal yang terdiri dari pajak bumi bangunan, kandang dan bibit sedangkan modal tidak tetap terdiri dari pakan, listrik, tenaga kerja, obat-obatan, vaksin dll.

Biaya adalah suatu proses yang dilakukan dalam melakukan suatu proses produksi yang dapat dinyatakan dalam satuan uang sesuai dengan harga pasar dengan tujuan untuk memperoleh tujuan tertentu selama masa produksi berlangsung (Nurana, 2014). Biaya produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan (penunjang) dengan tujuan agar produk yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik (Darsono dan Ashari, 2005).

Biaya dapat dibagi menjadi 3, yaitu biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak pernah habis dalam satu kali masa produksi, contohnya bangunan, tanah, sawah dan sebagainya. Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan berdasarkan besar atau kecilnya yang bergantung pada skala produksi, contohnya seperti pupuk, bibit, obat-obatan, biaya karyawan dan lain- lain (Budiraharjo dan Migie, 2008). Fungsi produksi menggambarkan suatu

(40)

hubungan antara faktor-faktor produksi dengan hasil produksinya. Faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi produksi telur ayam ras adalah populasi ayam petelur yang dipelihara, ransum ayam petelur, jumlah ketenagakerjaan yang diluangkan, vitamin (suplemen), vaksinasi dan listrik yang digunakan.

Menurut Sugiarto dkk (2005), biaya produksi jangka pendek merupakan turunan dari fungsi produksi jangka pendek. Dalam pembahasannya teori produksi dipaparkan bahwa ciri dari produksi jangka pendek yaitu adanya pemakaian input tetap selain dari input variabel. Dengan demikian biaya produksi jangka pendek memiliki kesamaan dengan ciri biaya tetap. Adapun berbagai konsep yang berhubungan dengan biaya produksi jangka pendek yaitu:

1. Biaya tetap (Fixed Cost/FC)

Biaya tetap merupakan biaya yang bersifat tidak berubah meskipun jumlah produksi mengalami kenaikan ataupun penurunan.

2. Biaya Variabel (Variable Cost/VC)

Biaya variable adalah keseluruhan biaya produksi yang dapat berubah berdasarkan tinggi ataupun rendahnya jumlah output yang dihasilkan. Dalam hal ini semakin besar penghasilan yang didapatkan maka biaya variabel yang dikeluarkan juga akan semakin besar.

3. Biaya total

Biaya total merupakan jumlah yang dikeluarkan yang merupakan tanggung jawab perusahaan yang bertujuan untuk mencapai keperluan produksi dan merupakan keseluruhan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.

(41)

Fungsi produksi merupakan keterkaitan antara faktor-faktor produksi yang diperoleh dari hasil dari produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dapat mempengaruhi produksi telur ayam ras yaitu total ayam petelur yang diternakkan, makanan ayam, jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, pakan suplemen, vaksinasi serta listrik yang digunakan berupa air, lampu dll (Sarlan dan Ahamdi, 2017).

Iswardono (2004), berpendapat bahwa teori produksi seperti yang dijelaskan dalam teori perilaku konsumen yang merupakan teori pemilihan dari berbagai pilihan alternatif yang tersedia. Dalam hal ini keputusan yang dipilih oleh produsen merupakan langkah yang dipilih untuk menentukan pilihan.

Produsen akan mencoba meningkatkan produksi yang dapat dicapai dengan menggunakan kendala ongkos tertentu agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.

D. Penerimaan dan Pendapatan Peternakan Ayam Ras Petelur 1. Penerimaan

Penerimaaan dalam bisnis peternakan ayam adalah hasil dari penjualan seluruh produk yang diterima. Penerimaan hanya dihitung dalam bentuk tunai dan hanya responden yang dapat menerimanya kemudian diketahui dari produk penjualan yang kemudian dihitung dalam bentuk penerimaan (Dewanti dan Sihombing, 2012).

Menurut Gusasi dan Saade (2006), semakin tinggi peluang usaha yang dijalankan maka akan semakin tinggi pula penerimaan yang akan didapatkan peternak. Jumlah ayam juga sangat berperan pada feses ayam ataupun bekas

(42)

karung tempat pakan yang telah terpakai. Penerimaan bergantung pada banyaknya produksi produk yang akan didapatkan karena hasil kali dari produksi produk yang terjual dengan harga produk awal merupakan harga produk penerimaan (Supranto, 2005).

Menurut Dewi dkk (2018), yang menyatakan bahwa penerimaan yang didapatkan kemudian akan diperuntukkan guna memenuhi biaya total yang telah digunakan. Oleh sebab itu didalam melakukan bisnis ayam ras petelur perlu adanya peninjauan efisiensi biaya yang bertujuan untuk menambah pendapatan.

Penerimaan itu sendiri meliputi penjualan telur, penjualan ayam afkir dan penjualan feses ayam.

Penerimaan penjualan feses ayam petelur adalah penerimaan sekunder (sampingan) yang dapat memberikan keuntungan yang relatif tinggi terhadap pendapatan perusahaan. Feses ayam dapat dijual dalam bentuk karungan sak dengan harga murah yaitu berkisar Rp.5000 per karung. Feses ayam banyak diminati terutama bagi petani yang memiliki lahan luas yang dapat digunakan sebagai pupuk kompos untuk bercocok tanam. Sedangkan penerimaan penjualan ayam petelur afkir juga merupakan penerimaan sekunder yang didapatkan pada perawatan ayam petelur akhir. Penerimaan pemasaran ayam petelur dapat didapatkan pada permulaan tahun ketiga dan pada umumnya ayam petelur afkir banyak diminati masyarakat karena dapat dijadikan sebagai ayam pedaging yang bernilai ekonomis yang sangat besar sehingga layak untuk diperjualbelikan agar mendapatkan keuntungan/pendapatan (Muhammad, 2017).

(43)

2. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang didaptkan oleh peternak, seseorang ataupun rumah tangga yang didapatkan ketika melakukan suau pekerjaan. Adapun bentuk masyarakat dengan berbagai macam pekerjaan yang berbeda beda diantaranya bertani, nelayan, beternak, buruh, berdagang serta adapun yang bekerja di bidang pemerintahan dan swasta (Nazir, 2010).

Menurut Hero (2017), yang mengemukakan bahwa pendapatan didalam melaksanakan bisnis budidaya peternakan ayam ras petelur diperoleh dari pengurangan dari total penerimaan dengan biaya total dari biaya tetap dan biaya variabel .

Case dan Fair (2007), mengatakan bahwa ada 3 macam sumber pendapatan yang diperoleh seseorang diantaranya: (1) pendapatan yang berasal dari gaji atau upah yang diperoleh sebagai tenaga kerja dalam suatu pekerjaan; (2) berasal dari hak milik pribadi yaitu modal, tanah, rumah dan lain-lain; serta (3) pendapatan yang berasal dari pemerintah.

Pendapatan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pendapatan bersih dan pendapatan kotor. Pendapatan bersih merupakan selisih yang diterima antara pendapatan kotor usaha dan total pengeluaran usaha. Pendapatan bersih dapat digunakan untuk menghitung biaya yang diperoleh dari penggunanaan fakotr- faktor produk, pengelolaan serta modal atau pinjaman yang dijadikan modal untuk membangun suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan pendapatan bersih.

Sedangkan pendapatan kotor adalah semua pendapatan yang diterima dari suatu

(44)

perusahaan tetapi belum dikurangi dengan biaya pajak serta biaya potongan yang lain (Umar, 2013).

Badan Pusat Statistik (BPS) (2011), menyatakan bahwa didalam mengukur pendapatan masyarakat bukan merupakan hal yang mudah, olehnya itu dalam melakukan perhitungan harus didasari dengan menggunakan pengeluaran/konsumsi masyarakat yang dilakukan oleh BPS. Hal ini dilakukan jika pendapatan yang diperoleh mengalami kenaikan maka kebutuhan pun akan mengalami peningkatan sehingga pengeluaran yang harus dikeluarkan semakin tinggi pula.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan dalam melakukan kegiatan usaha, yaitu:

1. Modal usaha

Modal usaha merupakan anggaran biaya yang diperlukan didalam mencukupi kepentingan sehari-hari, seperti pembelian bahan pokok berupa pakan, pelunasan gaji karyawan, pembayaran hutang piutang, serta pelunasan-pelunasan lainnya (Sutrisno, 2007).

2. Harga jual

Menurut Mulyadi (2005), harga adalah sejumlah biaya yang diberikankepada konsumen yang diperoleh ataupun dihitung yang berasal dari biaya produksi maupun biaya non produksi dari laba yang diinginkan.

3. Lokasi usaha

Dalam melakukan suatu bisnis, penentuan lokasi adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipertimbangkan.Lokasi yang nyaman serta mudah untuk

(45)

dijangkau dan juga salah satu pendukung yang berperan penting didalam menjamin kesuksesan suatu bisnis yang dijalankan. Lokasi juga sangat berpengaruh bagi kenyaman konsumen atau pembeli serta kenyamanan sebagai pemilik usaha (Johan, 2015).

Pendapatan dapat pula dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu skala bisnis, ketepatan dalam memilih tenaga kerja dalam usaha peternakan, hasil produk yang dihasilkan (berupa telur, ayam afkir, dan penjualan kotoran yang dijadikan pupuk), banyaknya modal yang dikeluarkan, pemasaran serta lama pengalaman dalam beternak

E. Penelitian Terdahulu

Berikut tabel perbandingan penelitian terdahulu yang bersumber dari jurnal maupun skripsi yang dilakukan oleh masing-masing peneliti.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Pendapatan Ayam Ras Petelur No Nama

Peneliti

Tahun Judul

Penelitian

Metode Penelitian

Hasil 1 Dicky

dkk 2019 Analisis Pendapatan Usaha Ternak

Ayam Ras

Petelur di Kota Palangka Raya (Studi Kasus Peternakan Rajawali

Poultry Shop dan Satwa Mandiri Farm).

Data Primer dan Data Sekunder yang bersifat

Kualitatif dan Kuantitatif

Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa Peternakan Satwa Mandiri Farm lebih banyak menghasilkan keuntungan yang lebih besar yaitu Rp.

2.998.411.000

dibandingkan dengan Peternakan Rajawali Poultry Shop yaitu Rp.

1.378.263.000 yang didalamnya telah tercakup biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya variabel serta total penerimaan.

(46)

2 Ike dkk 2013 Analisis Usaha pada Peternakan Rakyat Ayam Petelur di Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar

Data Sekunder dan Data Primer.

Analisis yang digunakan ada 2, yaitu Data Kualitatif dan Data

Kuantitatif

Dari penelitian tersebut didaptkan hasil bahwa pada peternakan ke-1 memiliki keuntungan

lebih besar

dibandingkan dengan peternakan ke-2 ataupun ke-3. Hal ini disebabkan Karena modal yang dikeluarkan oleh peternakan ke-1 lebih sedikit daripada peternakan yang lain.

Selain itu, bibit yang dikeluarkan untuk memulai usaha pun berbeda sehingga pendapatan dan biaya lain yang dikeluarkan pun ikut berbeda.

3 Hero 2017 Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Petelur dengan Studi

Kasus di

Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri

Metode Studi Kasus

Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu terdapata perbedaan dari masing- masing peternakan dari segi biaya produksu yang dikeluarkan.

Peternakan 1 lebih banyak menghasilkan keuntungan

dibandingkan dengan Peternakan ke-2 dan Peternakan ke-3. Hal ini terjadi karena populasi ternak memiliki pengaruh terhadap pendapatan yang diterima oleh peternak.

Hal lain yang ikut berpengaruh, yaitu umur peternak, jumlah tenaga kerja dan pengalaman beternak

(47)

4 Musfira 2021 Analisis Pendapatan Peternakan

Ayam Ras

Petelur di Kecamatan rilau Ale Kabupaten Bulukumba

Metode yang digunakan yaitu penelitian Kuantitatif dengan 2 jenis sumber

perolehan data, yaitu data Primer dan data Sekunder.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu masing- masing peternakan memiliki pendapatan yang berbeda-beda.

Pendapatan yang memperoleh

keuntungan paling besar yaitu terdapat pada Skala 3 dengan populasi ayam petelur (3434-5000) ekor dengan pendapatan sebesar Rp. 10.910.000 sedangkan yang memperoleh

keuntungan paling sedikit terdapat pada peternakan Skala 1 dengan populasi ayam ras petelur (300-1866) ekor dengan perolehan keuntungan sebesar Rp.

5.082.000 Sumber: Data Primer yang telah diolah peneliti, 2021.

F. Kerangka Pemikiran

Analisis pendapatan pada peternakan ayam ras petelur perlu dilakukan khususnya peternak yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba karena saat ini peternak masih kurang memperhatikan aspek pembiayaan yang diterima ataupun yang dikeluarkan sehingga pendapatan akan sulit untuk terkontrol.

(48)

Kerangka Pemikiran Penelitian, yaitu sebagai berikut:

Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian Usaha Peternakan Ayam Ras

Petelur

Input/Biaya Produksi Output/Hasil Produksi

Biaya Total Total Penerimaan

Pendapatan

Faktor-faktor Pendapatan:

Bibit Pakan Obat dan vitamin

Kandang Tenaga Kerja Peralatan kandang

Air dan Listrik Transportasi

Usaha Ayam Ras Petelur yang Efisien

(49)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 03 Mei sampai dengan tanggal 03 Juni 2021 yang dilaksanakan di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja karena beberapa alasan diantaranya yaitu lokasi peternakan lebih dekat dengan tempat tinggal sehingga dapat dengan mudah untuk dijangkau. Selain itu peternak yang ada di Kecamatan Rilau Ale sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai peternak yang memiliki populasi ayam ras petelur yang cukup banyak.

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan pada penelitian ini ialah semua peternak ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 30 peternakan ayam ras petelur. Pengambilan sampel ini sesuai dengan pernyataan Gay dan Diehl (1992), yang menyatakan bahwa jika penelitian yang dilakukan memiliki sifat korelatif atau keterkaitan, maka besar sampel yang digunakan minimal 30 subjek.

C. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu untuk menganalisis pendapatan peternakan ayam ras petelur yang berada di Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pada taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa: (1) Iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Handphone Dual Simcard buatan Cina pada Mahasiswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam jenis lalat Stomoxys spp di tujuh peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor, untuk mengetahui aktivitas mengisap darah

KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA

Penting Pemanfaatan eks PLTU terhadap Sosial dan Kesehatan Masyarakat : Pada awal tahap Pasca Operasi, karyawan PLTU yang kehilangan pekerjaan akan mengalami guncangan ( shock

dianggap penting karena ada kecenderungan yang kuat bahwa reflesi teks berpihak pada.. ideologi yang berada di belakang pemikiran

The result of the study shows that by doing peer assessment on the speaking and writing skills, the students are able to express their ideas by analyzing their friends' mistakes

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian Islam Terhadap Perilaku Jujur dan disiplin Siswa .... Penelitian

Although, the grafts were obscured in the sections avail- To determine the time-course of expression of FGF-2 able and could not be adequately evaluated, the number of and reaction