• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PORTER’S FIVE FORCE & SWOT

Dalam dokumen poland dari timur ke barat (Halaman 66-73)

TERHADAP AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA

ANALISIS PORTER‟S FIVE FORCE TERHADAP AGUSTAWESTLAND-PZL-

ŚWIDNIK SA

Bagian pertama dari analisis ini akan membahas tentang potensi kekuatan bisnis

Agustawestland Swidnik dengan menggunakan „Porter‟s Five Force Model‟. Michael

Porter mengidentifikasikan lima kekuatan kompetitif (five competitive forces) yang

mana kelima elemen ini harus diperhatikan bagi sektor industri, di antaranya adalah: 1. the power of customers to affect pricing and reduce margins

2. the power of suppliers to influence the organization's pricing

3. the threat of substitute products to limit market freedom and reduce prices and profits

4. the level of existing competition which impacts on investment in marketing and research

5. the threat of new market entrants to intensify competition and impact on pricing and profitability

Kelima elemen ini tentunya dapat membantu dalam memahami baik kekuatan dari posisi kompetitif Agustawestland Swidnik saat ini, maupun dari kekuatan posisinya untuk maju mengembangkan hal lainnya, salah satunya adalah pengembangan

UAV.44 Melalui pemahaman yang tepat tentang kekuatannya, maka akan turut

membantu Agustawestland Swidnik dalam melangkah lebih jauh, termasuk mencegahnya mengambil langkah yang salah. Hal ini juga tidak hanya fokus pada

proses manufacturing, tetapi juga pada faktor penelitian dan pengembangan

(Litbang) dalam kolaborasinya dengan institusi yang lain melalui metode-metode

seperti seminar dan konferensi.45

Gambar di bawah ini memperlihatkan cara yang digunakan untuk menganalisis potensi Agustawestland Swidnik termasuk berbagai macam faktor yang dijadikan pertimbangan. Tulisan ini akan menjelaskan kelima faktor dalam model Porter dalam

mengukur performa AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA.

44

Company Briefing at Agustawestland Swidnik, 19 April 2013.

45

The PORTER’S FIVE FORCES MODEL

Adopted from Competitive Strategy:

Techniques for Analyzing Industries and Competitors by Michael E Porter. The Free Press. London

Supplier Power

Poin ini menggambarkan tentang bagaimana mudahnya supplier untuk dapat

meningkatkan harga. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah supplier dari setiap jenis bagian

yang dihasilkan, keunikan dari produk atau layanan yang diberikan, kekuatan dan kontrol terhadap perusahaan, serta biaya yang dikeluarkan untuk berpindah supplier. Semakin sedikit pilihannya, maka semakin tinggi ketergantungan perusahaan

terhadap supplier, atau dengan kata lain, pada keadaan ini supplier akan memiliki

posisi tawar yang tinggi. Karena bisnis utama AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK

SA adalah membangun badan pesawat terbang, maka konsenterasi utama dalam proses bisnisnya terletak pada keunggulan bahan baku. Dengan demikian, untuk membangun komponen lain seperti mesin, atau bahkan produk lain yang lebih rumit seperti pesawat terbang yang utuh, akan membutuhkan usaha yang tidak mudah mengingat spesifikasi yang dibutuhkan jauh berbeda baik dari segi material, teknologi, maupun sumber daya manusia. Dengan demikian, untuk menghadapi berbagai macam kemungkinan hal tersebut, Agustawestland Swidnik harus senantiasa bekerjasama dengan Universitas-universitas seperti Lublin University of Technology, Warsaw University of Technology, Military University of Technology dan the Airforce Academy yang akan membantu perusahaan ini untuk lebih menguasai industri pesawat terbang secara lebih komprehensif.

Buyer Power

Poin ini menekankan pada kekuatan pembeli, di mana pembeli dapat dengan mudahnya menurunkan harga dengan mempertimbangkan posisi kekuatannya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh jumlah pembeli itu sendiri, tingkat signifikansi pembeli terhadap perusahaan, dengan tidak melupakan biaya yang dikeluarkan pembeli dengan mengganti produk yang dibelinya kepada penjual lain. Hal yang harus diperhatikan adalah jika perusahaan sepakat dengan pembeli yang sedikit namun kuat, seperti dalam kasus ini adalah militer lokal, maka pada prakteknya para pembeli ini dapat lebih mudah mengendalikan perusahaan. Dengan demikian, dalam

kasus AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA, mereka memiliki pembeli yang

cukup luas terhadap produk-produk andalan mereka yakni SW4 Puszczyk dan W-

3PL Sokol Helicopters (dan saat ini sedang ingin memproduksi AW129 MLH),46

termasuk juga hubungan dengan perusahaan industri pesawat seperti Switzerland‟s

Pilatus Aircraft Ltd., serta pembeli-pembeli lain yang terkait dengan industri pesawat.

Dengan demikian, dari terminologi kekuatan pembeli (“Buyer Power”), dapat

dikatakan bahwa AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA memiliki kemampuan

untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Competitive Rivalry

Hal penting yang harus dipertimbangkan adalah jumlah serta kapabilitas dari perusahaan kompetitor. Jika perusahaan memiliki banyak kompetitor, dengan produk yang cenderung sama dan tidak jauh berbeda dengan mereka, maka kemungkinan perusahaan untuk kehilangan pelanggan akan semakin besar terutama ketika pelanggan tidak mendapatkan kesepakatan dengan perusahaan. Tentunya pelanggan akan mencari produser lain yang lebih menguntungkan bagi mereka. Namun, jika tidak ditemukan banyak kompetitor, maka perusahaan akan lebih memilki kekuatan di hadapan pelanggannya. Sebagai contoh, kemampuan Agustawestland dalam membangun badan pesawat terbang untuk Pilatus dapat ditingkatkan dengan bermitra dengan lebih banyak pelanggan untuk mengarahkan

mereka menjadi supplier untuk beberapa bagian. Dengan demikian, hubungan

antara supplier-customer dapat bersifat timbal-balik dan turut membangun reputasi

yang baik di antara keduanya. Selain itu, hal ini akan menciptakan sebuah

ketergantungan antara AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA dengan para

supplier sekaligus customer. Hubungan ini akan mengurangi pengaruh rival

AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA terhadap customer. Lebih jauh lagi,

Agustawestland Swidnik juga harus berhati-hati dengan keberadaan rival-rival

potensial di Polandia. Perusahaan-perusahaan pesawat seperti Sikorsky Poland

PZL Mielec (Polskie Zakłady Lotnicze - Polish Aviation Works) yang sebelumnya

bernama WSK-Mielec (Wytwórnia Sprzętu Komunikacyjnego) dan WSK „PZL-

Mielec" yang berbasis di Mielec, dapat dikatakan sebagai salah satu rival yang patut

diwaspadai. Sebagai perusahaan-perusahaan pesawat terbesar di Polandia pascaperang, berkompetisi dengan perusahaan-perusahan tersebut tidak menutup

kemungkinan membuat AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA mengalami

kesulitan tersendiri, terlebih karena mereka memiliki kemampuan untuk membangun

helikopter secara utuh, seperti versi “green” dari helicopter Blackhawk.47

46

Company Briefing at Agustawestland Swidnik, 19 April 2013.

47

Green‟ is basic product helicopters that are flyable but does have the necessary user and system requirements by the customer.

Threat of Substitution

Poin ini memiliki kemungkinan untuk menjadi kelemahan bagi perusahaan. Hal ini disebabkan poin ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan pelanggan untuk bisa mendapatkan cara lain dalam memenuhi kebutuhannya selain dari perusahaan

AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA. Poin ini menekankan pada ketersediaan

barang pengganti yang kemungkinan akan bisa didapat oleh pelanggan sebagai pengganti produk yang dihasilkan perusahaan. Sebagai gambaran, jika untuk memperoleh barang substitusi tergolong mudah, maka akan membuat perusahaan kehilangan kekuatan yang pada akhirnya juga dapat turut membuat perusahaan kehilangan keuntungan. Contohnya adalah jika perusahaan mampu memproduksi

software yang dapat mengotomatisasi proses-proses tertentu, maka pelanggan dapat dengan mudahnya mengganti produk tersebut dengan lebih memilih bekerja

secara manual daripada menggunakan software. Tentunya dengan hadirnya

kemudahan-kemudahan seperti ini, akan menjadi sebuah kelemahan tersendiri bagi perusahaan.

Threat of New Entry

Performa AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA juga dipengaruhi oleh

kemampuan perusahaan-perusahaan baru dalam memasuki pasar. Hal ini bukan hanya dipengaruhi oleh biaya yang akan dikeluarkan tetapi juga pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Seperti dalam kasus ini, di mana Polandia sebagai negara yang sedang tumbuh dengan cepat, tentunya industri pesawat terbang Polandia juga dapat memancing perusahaan-perusahaan asing untuk turut serta dalam industri ini. Jika perusahaan mampu memanfaatkan hal ini dengan memasang penghalang yang tangguh, serta kemampuan yang terus ditingkatkan, maka tentunya pengaruh perusahaan luar tidak akan membuat perusahaan ini terganggu, salah satu contohnya adalah dengan menetapkan standard industri yang tinggi.

ANALISIS SWOT TERHADAP AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA

Pada bagian digunakan analisis dengan model SWOT dari Albret Humphrey, yang

merangkum key issues guna memberikan informasi bagi perusahaan atau industri

dalam hal pilihan-pilihan strategis. Melalui analisis ini juga akan memberikan rekomendasi pada proses pengambilan keputusan.

SWOT Analysis Matrix – Albert Humphrey

Dalam teori ini industri harus mempertimbangkan empat elemen atau key issues, di

antaranya adalah:

1. Strengths, adalah atribut-atribut dari organisasi yang membantu untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut.

2. Weaknesses, adalah atribut-atribut dari organisasi yang dapat membahayakan kelangsungan hidup dari organisai tersebut.

3. Opportunities, adalah kondisi eksternal yang dapat membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi.

4. Threats, adalah kondisi eksternal yang dapat membahayakan pencapaian tujuan sebuah organisasi.

AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA memiliki cukup banyak pengalaman, hal ini

menjadikan elemen strength bagi perusahaan ini. Penerapan teknologi modern

ramah lingkungan yang sesuai dengan kualitas ISO 9001 membuat

AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA berhasil memasuki jajaran perusahaan

terbesar dunia, setara dengan AEROSPATIALE yang merupakan penghasil pesawat ATR-72.

Untuk pelanggan seperti Aerospatiale, Eurocopter, Agusta, Latecoere, Dassault,

Ratier-Figeac, Snecma dan Boeing, AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA

memproduksi elemen dari pesawat terbang seperti fuselages, center wing boxes,

door mechanisms, control surfaces, dan fire protection linings. Perusahaan juga

memberikan pelayanan dalam lingkup luas yang mencakup bagian mesin, special

surface treatment, welded constructions, bonded parts, die forgings of non-ferrous metals dan special bolts or screws yang terstandardisasi.

Selain itu, AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA juga ikut berpartisipasi dalam

EUROPOLTECH 2013 yang diselenggarakan pada EXPO XXI Warsaw International

Expocentre di Warsawa, 17-19 April 2013. Pada pameran tersebut, perusahaan ini menunjukkan produk yang berteknologi tinggi yang sesuai untuk misi penegakan

hukum, seperti the SW-4 Solo RUAS/OPH rotorcraft unmanned aerial system dan

helikopter generasi terbaru AW169 dan AW149.

Sebagaimana yang termaktub dalam pilar ketiga operasi Eropa AgustaWestland,

AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA telah memasuki posisi teknologi yang

berseni dan berkesempatan untuk berkolaborasi dalam mengembangkan proyek berteknologi tinggi yang mampu memenuhi misi penegakan hukum. Hal ini sesuai dengan ucapan Nicola Bianco, Direktur Manajer Perusahaan yang mengungkapkan bahwa kehadiran Swidnik di EROPOLTECH 2013 telah memberi kesempatan untuk menunjukkan kepada publik bahwa perusahaan ini adalah satu-satunya perusahaan

Polandia yang mampu mendesain, mengembangkan dan memproduksi state-of-the-

art rotorcraft. Produk ini juga merepresentasikan teknologi yang paling mutakhir yang menciptakan standar baru dalam sektor helikopter dan mampu mendukung kebutuhan kepolisian Polandia di masa depan, termasuk juga masyarakat sipil dan institusi militer.

Kelemahan (weaknesses) yang dihadapi perusahaan ini sejalan dengan bisnis

perusahaan yang menerapkan konsep make to order adalah produk defect (cacat)

ataupun overproduction yang terjadi dalam satu kali produksi. Bila ini terjadi biaya-

biaya yang timbul seperti opportunity cost, sunk cost (biaya masa depan yang

mungkin timbul atau diubah jika suatu tindakan diambil. Biaya retrospektif dan prospektif dapat berupa biaya tetap selama bisnis dalam operasi dan tidak

terpengaruh dengan output volum.) dan utility cost dapat menambah beban

perusahaan dan tentunya berdampak pada profit yang ingin dicapai perusahaan.

Apabila barang belum sampai ke tangan customer (on-hand) ataupun berada pada

gudang, biaya maintenance dan biaya pergudangan serta material handling juga

menjadikan beban perusahaan meningkat dalam satu kali masa produksi.

Dengan bergabungnya Polandia sebagai anggota NATO, membuat industri ini semakin mengembangkan pasarnya, tentunya pada pasar Eropa dan Atlantik Utara (NATO), didukung oleh sertifikasi NATO yang membuat Perusahaan ini layak untuk

dijadikan mitra bisnis. Hal ini merupakan elemen opportunity bagi Swidnik. Selain

memiliki pasar Eropa dan Atlantik Utara, Swidnik juga bekerjasama dengan negara- negara Asia. Pada tahun lalu, Administrasi Maritim Swedia telah memilih AgustaWestland untuk memasok tujuh helikopter pencarian dan penyelamatan. Helikopter yang akan dipasok adalah AW139, pesawat bermesin ganda dengan kecepatan maksimum 193 mil per jam, 573 mil, dan setinggi 20.000 kaki. Menurut organisai ini AW139 adalah helikopter penyelamat teruji optimal untuk kondisi Swedia dan disertifikasi dengan standar internasional. Menurut Noomi Eriksson,

Deputy Director General and Head of the Maritime and Aeronautical Search and Rescue Department, di masa depan Swedia akan memiliki peningkatan kapasitas dan kemampuan untuk menyelamatkan nyawa tanpa meningkatkan total biaya

operasi.48

48

“Security Industry: Swedes Order AW139s”, Publish Oct. 17, 2012. Dapat diakses melalui

http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2012/10/17/Swedes-order-AW139s/UPI-32581350493021/, diunduh pada tanggal 9 Mei 2013.

Militer Thailand menandatangani kontrak dengan AGUSTAWESTLAND-PZL-

ŚWIDNIK SA untuk dua AW139 helikopter bermesin ganda, dengan training dan

maintainance. Pesawat akan dikirim ke Thailand pada tahun 2014 dan akan

digunakan pada misi transportasi dan utility.49 Selain itu, anak perusahaan Polandia

AgustaWestland telah menyampaikan a second batch of Sokol helicopters – dalam

konfigurasi utilitas tempur- untuk angkatan udara Filipina. Dua helikopter telah dipesan pada tahun 2010. Empat helikopter akan dikirimkan pada bulan Februari oleh PZL-Swidnik. Sisa dua helikopter akan dikirimkan pada tahun ini (2013).

Menurut Nicola Bianco, Managing Director perusahaan, pengiriman ini merupakan

program penting bagi kedua pihak, AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA dan

dan Angkatan Udara Filipina. Kemampuan luar biasa dari helikopter Sokol dan kemampuannya untuk melakukan berbagai peran akan lebih meningkatkan

kemampuan Angkatan Udara Filipina. Sokol–The Polish for “Falcon”, adalah

pesawat utilitas menengah yang diperkenalkan pada tahun 1985 yang memiliki

kecepatan jelejah 148 mil per jam, 463 mil dan sekitar 16.000 kaki.50

Opportunities yang akan dihadapi oleh AugustaWestland Swidnik datang dari para

subkontraktor maupun supplier perusahaan ini. Swidnik harus mampu melakukan

maintaining terhadap para supplier maupun subkontraktornya untuk memenuhi

standar dan spesifikasi produk yang menjadi requirement perusahaan dalam

memenuhi tuntutan para pelanggannya. Seperti menjaga hubungan baik dan kepercayaan, kedua hal itu bukanlah sesuatu yang mudah terkait dengan masing- masing kepentingan para pihak.

Kesimpulannya, dalam menghadapi tantangan di masa depan, setiap institusi dan setiap negara sudah sewajarnya melakukan transformasi dan perencanaan yang komprehensif. Hal itu dapat terlihat di Polandia, terutama AGUSTAWESTLAND- PZL-ŚWIDNIK SA. Berdasarkan hasil analisis Porter‟s five forces model dan SWOT untuk PZL Swidnik SA menunjukkan bahwa ada dua poin penting yang cukup

signifikan untuk dipelajari dan diterapkan di Indonesia. Pertama, adanya civil military

integration yang cukup kuat dan kondusif merupakan salah satu nilai penting yang perlu diterapkan di Indonesia. Integrasi sipil militer ini memang mutlak diperlukan, terutama setelah adanya perkembangan dari konteks pertahanan dalam arti luas

(wider security approach) yang kini tidak hanya menjadi tanggung jawab militer saja,

tetapi juga dari kalangan sipil. Kedua, adanya penerapan Revolution of Military

Affairs (RMA) yang juga cukup penting untuk dapat diimplementasikan dengan melihat dinamika dunia global baik sekarang dan di masa depan.

~ ~ * ~ ~

49

“Security Industry: Thailand, AgustaWestland sign helo deal”, Publish Oct. 10, 2012. Dapat diakses melalui

http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2012/10/10/Thailand-AgustaWestland-sign-helo-deal/UPI- 89221349887255/, diunduh pada tanggal 9 Mei 2013.

50

“Security Industry: Philipines receives Sokol Helos”, Published on Dec 20, 2012. Da[at diakses melalui

http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2012/12/20/Philippines-receives-Sokol-helos/UPI-73421355982480/, diakses pada tanggal 9 Mei 2013.

Dalam dokumen poland dari timur ke barat (Halaman 66-73)