• Tidak ada hasil yang ditemukan

poland dari timur ke barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "poland dari timur ke barat"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

POLANDIA

DARI TIMUR KE BARAT

LAPORAN KULIAH KERJA LUAR NEGERI

MANAJEMEN PERTAHANAN

COHORT 4

(2)

POLANDIA DARI TIMUR KE BARAT

SEBUAH BUNGA RAMPAI ANALISIS DARI

GEOPOLITIK HINGGA INDUSTRI PERTAHANAN

LAPORAN & KAJIAN

KULIAH KERJA LUAR NEGERI

SISWA COHORT IV

PASCASARJANA MANAJEMEN PERTAHANAN

UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

KE

NATIONAL DEFENSE UNIVERSITY

WARSAWA

2013

(3)

DAFTAR ISI

BAGIAN I

PENDAHULUAN

1. PENGANTAR 2. LATAR BELAKANG

A. SEKILAS SEJARAH POLANDIA DARI PERSPEKTIF PERTAHANAN B. POLANDIA DALAM PERSPEKTIF KKLN

C. TRAINING PROGRAM AON

3. KERANGKA KONSEPTUAL ANALISIS

BAGIAN II

OBJEK ANALISIS

4. TINJAUAN STRATEGIS KEAMANAN NASIONAL (NSSR) POLANDIA

A. GAMBARAN UMUM & PENGORGANISASIAN NSSR B. TUJUAN NSSR

C. FOKUS PERHATIAN

5. POLITIK LUAR NEGERI DAN PERTAHANAN POLANDIA

A. POLANDIA SEBAGAI ANGGOTA NATO

B. COMMON SECURITY AND DEFENSE POLICY (CSDP)

C. KERJASAMA BILATERAL DENGAN AMERIKA SERIKAT DAN ITALIA

D. PENINGKATAN KAPABILITAS WOJSKO POLSKIE DI LINGKUP INTERNASIONAL

6. FORMULASI KEBIJAKAN PERTAHANAN POLANDIA

7. WAR GAMES AND SIMULATION CENTER (WGSC) DAN CBRN DEFENCE TRAINING CENTRE

A. WAR GAMES AND SIMULATION CENTER (WGSC) B. CBRN DEFENCE TRAINING CENTRE

8. MILITARY UNIVERSITY OF TECHNOLOGY (MUT)

A. TRANSFORMASI SEJARAH

9. INDUSTRI PERTAHANAN POLANDIA; BUMAR GROUP & PZL SWIDNIK

A. BUMAR GROUP

B. AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA

BAGIAN III

ANALISIS

10. ANALISIS LINGSTRA TERHADAP TRANSISI POLANDIA; DARI PAKTA WARSAWA KE NATO 11. PEMETAAN STAKEHOLDER DALAM TRANSISI POLITIK LUAR NEGERI DAN PERTAHANAN

POLANDIA

12. ANALISIS RISIKO PILAR POLITIK LUAR NEGERI TERHADAP PERTAHANAN POLANDIA

A. RISIKO POSITIF DARI EMPAT PILAR KEBIJAKAN B. RISIKO NEGATIF DARI EMPAT PILAR KEBIJAKAN

13. KEAMANAN ENERGI DAN PARTISIPASI POLANDIA DALAM NATO

A. RUSIA DAN DOMINASI ENERGI

B. NATO SEBAGAI WAHANA KESEIMBANGAN

14. WARGAMES DI TENGAH ARUS BESAR NATO DAN DINAMIKA ANCAMAN GLOBAL

A. PENDEKATAN AKUISISI POLANDIA SEBAGAI ANGGOTA NATO B. WARGAMES DAN DINAMIKA ANCAMAN

C. JUSTIFIKASI ANTISIPASI CBRN

15. MUT SEBAGAI PUSAT IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN LITBANG TEKNOLOGI MILITER POLANDIA

16. BUMAR SEBAGAI SINERGI PAKTA WARSAWA & NATO

17. ANALISIS PORTER’S FIVE FORCE & SWOT TERHADAP AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA

(4)

BAGIAN I

(5)

PENGANTAR

Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), sesuai dengan Peraturan Presiden RepubIik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011, adalah perguruan tinggi pemerintah yang menyelenggarakan Program Magister Bidang Ilmu Pertahanan dan Bela Negara,

dengan visi “Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Pertahanan Terdepan yang

Berstandar Kelas Dunia dengan Tetap Melestarikan Nilai-Nilai Kebangsaan”, dan

memiliki misi “Mencetak Calon Pimpinan Sipil Militer yang Profesional dan memiliki Nilai-nilai Perjuangan dan Kejuangan yang diperoleh secara Empiris Akademis.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, Unhan melakukan berbagai upaya yang dituangkan dalam program penyelenggaraan perguruan tinggi baik yang sifatnya operasional perguruan tinggi yang terangkum dalam kalender akademik, maupun administratif kelembagaan. Pelaksanaan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) merupakan program untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa Unhan melalui suatu proses pembelajaran langsung di luar negeri sebagai bagian dari kegiatan akademik Unhan. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa semester 3, dibekali dengan pemahaman wawasan internasional yang berorientasi kepada materi-materi akademik yang merupakan mata kuliah dari Program Studi (Prodi) Manajemen Pertahanan (MP).

Tahun akademik 2013, mahasiswa cohort-4 Prodi MP Unhan, diprogramkan untuk

mengikuti KKLN dalam bentuk Training Program / program pelatihan di National

Defense University atau Akademia Obrony Narodowej (AON), Warsawa selama sepuluh hari, mulai tanggal 14 April s/d 24 April 2013. AON sendiri merupakan institusi pendidikan tinggi di bidang pertahanan yang paling tua di dunia. AON didirikan pada tahun 1765, dan saat ini memiliki sekitar 10.000 mahasiswa dari kalangan sipil maupun militer yang tersebar di seluruh program, baik kedinasan maupun keilmuan strata 1 hingga 3. Selain bagi warga negara Polandia, AON juga menjadi institusi pendidikan tinggi pertahanan yang dituju khususnya oleh negara-negara tetangganya di kawasan Eropa, antara lain Ceko, Slovakia, Hongaria, dan Turki. Selain itu terdapat pula siswa dari Benua Amerika dan Asia seperti dari Brazil, Republik Rakyat Cina, dan Korea Selatan. Di antara program studi yang diselenggarakan oleh AON terdapat pula program studi Manajemen Pertahanan dan Keamanan Nasional.

(6)

LATAR BELAKANG

SEKILAS SEJARAH POLANDIA DARI PERSPEKTIF PERTAHANAN

Republik Polandia adalah negara di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman di sebelah Barat, Republik Ceko dan Slovakia di sebelah selatan, Rusia dan Lithuania di sebelah timur serta Ukraina di sebelah utara. Polandia adalah negara

dengan territorial terluas ke-9 di Eropa dengan luas wilayah 312, 679 km2. Polandia

memiliki populasi lebih dari 38,5 juta jiwa.1 Dengan besaran populasi ini, Polandia

adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-34 di dunia dan urutan ke-6 di

Eropa.2 Posisi Polandia yang berada di tengah benua Eropa juga menyebabkan

Polandia menjadi negara yang paling banyak mendapatkan pengalaman dan pelajaran langsung langsung dari rangkaian perang pra abad-20, Perang Dunia I, II, hingga Perang Dingin.

Sejarah panjang Polandia diawali dengan berdirinya Kerajaan Polandia pada tahun 1025. Hampir delapan abad setelahnya, pada tahun 1795 dibentuk negara Persemakmuran Polandia-Lithuania dimana persemakmuran ini kemudian terpecah-pecah oleh perebutan kekuasaan antara tiga kerajaan besar di sekeliling Polandia; Kerajaan Prusia, Kekaisaran Rusia dan Austria. Selepas abad-19, pada tahun 1918

Polandia kembali meraih kemerdekaannya sebagai Republik Polandia3.

Namun demikian, Perang Dunia II yang dimulai dengan invansi Jerman dan Uni Soviet ke Polandia telah menekan kembali eksistensi Republik Polandia. Lebih dari enam juta warga Polandia tewas dalam perang tersebut. Hal ini tidak lepas dari posisi geostrategis Polandia yang tepat berada di antara kedua kubu yang bertikai, Eropa Barat dan Eropa Timur. Selain posisi geografis, kontur topografis Polandia yang nyaris tanpa pegunungan dan sungai besar ditengarai telah membuat pergerakan agresor melintasi negara tersebut menjadi semakin mudah.

Pasca Perang Dunia II pada tahun 1952, Republik Rakyat Polandia dideklarasikan sebagai negara yang beraliansi kepada Blok Timur dalam Perang Dingin antara Blok Barat (Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya) melawan Blok Timur (Uni Soviet dan sekutu-sekutnya). Dalam Perang Dingin, Blok Barat membentuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), sementara Blok Timur membentuk Pakta Warsawa yang, sesuai dengan namanya, dicetuskan di Warsawa, Polandia. Kali ini lagi-lagi Polandia menjadi perbatasan antara NATO dengan Pakta Warsawa dimana selama Perang Dingin tersebut, Polandia telah berdiri di garis depan bagi Pakta Warsawa dalam menghadapi NATO. Sebelum pecahnya Uni Soviet, kejatuhan rezim komunis di Polandia pada tahun 1989, telah mengembalikan pemerintahan demokratis di

Polandia secara konstitusional.4 Pada sisi geopolitik, Polandia saat ini menjadi

bagian dari NATO yang pada dasarnya berseberangan dengan bekas kubunya dahulu, yaitu Rusia.

POLANDIA DALAM PERSPEKTIF KKLN

1

Central Statistical Office (Poland). http://www.stat.gov.pl/gus/index_ENG_HTML.htm. Diakses pada 6 Mei 2013

2

NationMaster.com, Poland, Facts and figures, 2003–2007

3

Jerzy Lukowski dan Hubert Zawaszki. A Concise History of Poland (First Edition ed.). University of Stirling Libraries – Popular Loan (Q 43.8 LUK): Cambridge University Press. p.3. ISBN 0-521-55917-0, 2001

4

(7)

Sebagai anggota NATO, Polandia memiliki keunikan tersendiri dari aspek politik strategi dan teknologi pertahanan karena dahulu merupakan ujung tombak Pakta Warsawa. Pengalaman Polandia dalam mengelola industri pertahanannya dari post Soviet ke arah standar NATO dapat dijadikan salah satu pelajaran berguna bagi Indonesia dalam pengelolaan pertahanan pada umumnya, dan industri pertahanan pada khususnya. Dari aspek geostrategi pertahanan, Polandia memang memiliki

posisi 180o terhadap Indonesia, dimana Polandia merupakan negara yang “relatif”

terkunci oleh daratan dan berkontur rata, sementara Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipenuhi oleh pegunungan. Meski demikian, dari aspek geopolitik, baik Polandia maupun Indonesia memiliki kesamaan sebagai negara demokrasi yang berada di persimpangan kekuatan-kekuatan dunia yang saling berkompetisi. Polandia berada di persimpangan NATO dan Rusia, sementara Indonesia berada di tengah pengaruh kompetisi geostrategi Cina dan Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik.

Polandia merupakan salah satu negara produsen alpalhankam alternatif yang penting di dunia dengan tingkat pendidikan dan IPTEK yang tinggi, dimana Indonesia merupakan salah satu konsumennya. Polandia merupakan sebuah kombinasi antara moda pertahanan Blok Barat dan Timur yaitu dari post Soviet ke arah standar NATO. Dalam hal ini, Polandia boleh dikatakan sukses karena berhasil

mengarahkan industri pertahanannya dari produksi masal dan top down ala Blok

Timur menjadi produksi yang semakin tailor made dan mampu mengacu kepada

pasar. Transformasi tersebut selain sebagai keunggulan, juga menimbulkan tantangan tersendiri karena tidak hanya dilakukan pada aspek teknologinya saja namun juga pada manajemen pertahanannya secara umum yang meliputi analisis lingstra, politik luar negeri, kebijakan strategis pertahanan, hingga pengelolaan industri pertahanannya.

TRAINING PROGRAM AON

Training Program yang diselenggarakan oleh AON diarahkan untuk melengkapi modul-modul yang telah diberikan selama proses perkuliahan di Unhan. Selain sebagai sumbangan bahan dan kajian guna pengembangan studi manajemen pertahanan secara umum, Training Program ini mendukung pengamatan implementatif dan komparatif bagi siswa prodi MP Unhan terkait teori, model, dan pendekatan manajemen pertahanan yang telah dipelajari sebelumnya.

Training Program dari AON juga dilengkapi dengan peninjauan lapangan ke beberapa industri pertahanan yang ada di Polandia; Pabrik Helikopter PZL Swidnik SA, dan pabrik senjata Bumar Technologies, serta kunjungan ke institusi pendidikan

militer yang khusus membidangi masalah teknologi, yaitu Military University of

Technology (WAT), Warsawa khususnya untuk meninjau laboratorium senjata dan

ground testing facility.

Secara lengkap, modul yang diberikan dalam Training Program dari AON meliputi:

1. Strategic Planning; Practical & Theoretical Dimensions

Introduction to Key Aspects of the National Security of Poland

(8)

3. General Familiarization with the War Gaming & Simulation Center (WG&SC); Capacity, Capability, Mission, Duties

4. Joint Theatre Level System (JTLS); Presentation of the System & its Practical Applications, Sample Exercise

5. General Familiarization with the CBRN Defense Training Center; Mission, Duties, Main Tasks, Software Application; Prediction & Simulation

6. Visit to PZL Swidnik (Agusta Westland) Helicopter Industry

7. Visit to the Military University of Technology (MUT/WAT)

8. Visit to BUMAR Defense Industry

9. Information Session with Representatives from:

- Ministry of Foreign Affairs - Ministry of Defense

- General Staff

(9)

KERANGKA KONSEPTUAL ANALISIS

Lingkup dari segenap modul dari Training Program AON selanjutnya dapat direkategorisasi meliputi subtema sebagai berikut:

1. Analisis lingstra

Cross Cultural Analysis

2. Formulasi kebijakan strategis dan pertahanan

- Strategic Planning; Practical & Theoretical Dimensions

- Introduction to Key Aspects of the National Security of Poland

- Information Session with Representatives from: a. Ministry of Foreign Affairs

b. Ministry of Defense c. General Staff

d. Operational Command

3. Evaluasi kebijakan dan implementasi kebijakan serta Estimating melalui

pengembangan skenario dan War Gaming (olah yuda)

- General Familiarization with the War Gaming & Simulation Center (WG&SC); Capacity, Capability, Mission, Duties

- Joint Theatre Level System (JTLS); Presentation of the System & its Practical Applications, Sample Exercise

4. Identifikasi kebutuhan (Requirements Planning) dan litbang teknologi pertahanan

Visit to the Military University of Technology (MUT/WAT)

5. Strategi industri pertahanan

- Visit to PZL Swidnik (Agusta Westland) Helicopter Industry

- Visit to BUMAR Defense Industry

6. Antisipasi CBRN sebagai bagian dari Defense Risk Management dalam konteks

Wider Security Approach.

Mengacu hubungan saling terkait satu sama lain antar keenam subtema tersebut, mahasiswa peserta Training Program AON telah mengembangkan kerangka konseptual dari keseluruhan modul dan peninjauan lapangan yang secara diagramatis dapat digambarkan sebagai berikut:

(10)
(11)

BAGIAN II

(12)

TINJAUAN STRATEGIS KEAMANAN NASIONAL (NSSR) POLANDIA

GAMBARAN UMUM & PENGORGANISASIAN NSSR

Perumusan kebijakan pertahanan dan luar negeri Polandia didasari oleh analisis

lingkungan strategis melalui Tinjauan Strategis Keamanan Nasional (National

Security Strategic Review / NSSR). Pemerintah Polandia secara rutin dan berkala mengadakan tinjauan atas berbagai dokumen pertahanan dan keamanan mereka secara komprehensif dan interdisipliner untuk mengevaluasi keamanan serta inovasi dalam cara pandang lingkungan keamanan dengan menyertakan keterlibatan yang luas dari para ahli dan masyarakat. Hasil dari tinjauan rutin ini dipakai sebagai rekomendasi untuk arah transformasi NSSR dalam perspektif 20 tahun-an. NSSR sendiri mencakup pertahanan keamanan nasional, perlindungan negara dan warga negara, serta segenap sistem pendukungnya secara terpadu dan menyeluruh yaitu keamanan sosial dan keamanan ekonomi. Dokumen akhir yang dihasilkan dari NSSR adalah Laporan NSSR dan Buku Putih Keamanan Nasional. Laporan NSSR merupakan dasar bagi presiden dalam mengambil inisiatif kebijakan dan program, sedangkan Buku Putih Keamanan Nasional berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang keamanan pada masyarakat.

Gambar di bawah ini menunjukkan stuktur organisasi dari NSSR dimana terlihat peran sentral Presiden Polandia dalam mengatur komisi, partisipasi dalam aktivitas komisi, dan mempertimbangkan hasil kerja Dewan Keamanan Nasional, serta memberikan persetujuan pada dokumen akhir.

(13)

TUJUAN NSSR

Tujuan umum dari NSSR adalah pengamanan kepentingan nasional, tujuan strategis, dan keamanan lingkungan strtategis (kesempatan, tantangan, resiko dan ancaman), serta sebagai dasar pengembangan opsi kebijakan keamanan nasional dan persiapan sistem keamanan nasional untuk 20 tahun ke depan. Secara umum, kepentingan nasional Polandia meliputi kemerdekaan dan integritas teritorial, hak asasi manusia dan kebebasan sipil, warisan budaya nasional dan identitas serta keseimbangan pembangunan yang kesemuanya menitikberatkan pada eksistensi

Polandia sebagai negara, warga negara Polandia, serta soft resources, dan hard

resources yang dimiliki oleh Polandia dengan perincian sebagai berikut:

1. Kepentingan nasional bagi Polandia sebagai negara adalah melakukan pencegahan ancaman militer, melawan ancaman trans-sektor, memberikan perlindungan terhadap ketertiban dan pencegahan kejahatan, mitigasi efek bencana alam, dan bencana industri serta komunikasi, mengembangkan proses integrasi yang mendukung Eropa dan kepentingan keamanan bersama di wilayah Euro-Atlantic, serta menciptakan kondisi untuk sistem keamanan yang efektif.

2. Kepentingan nasional bagi warga negara Polandia adalah melindungi kehidupan manusia dan kesehatan warga, serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan sipil.

3. Kepentingan nasional dalam soft resources adalah menjaga dan

mengembangkan warisan budaya, melindungi potensi intelektual negara dan warga negara, pecegahan pelanggaran tatanan negara dan tatanan warga negara dalam bidang informasi.

4. Kepentingan nasional dalam hard resources yaitu melindungi warisan material,

prestasi negara dan warga negara, penghapusan efek negatif yang dihasilkan dari peradaban dan pembangunan ekonomi serta memastikan tidak terganggunya akses ke sumber daya alam esensial yang penting bagi negara dan warga negara.

FOKUS PERHATIAN NSSR

Berdasarkan NSSR yang termutakhir (2012), Pemerintah Polandia membagi keamanan nasional menjadi tiga bidang pokok yaitu pertahanan dan keamanan,

perlindungan (protection), serta ekonomi dan budaya. Selain itu, keamanan nasional

(14)

Wilayah Keamanan Nasional Polandia

Mengacu kepada NSSR Polandia 2012, terdapat tiga opsi utama dalam konteks keamanan nasional, yaitu opsi yang didasarkan pada skenario optimis dengan fokus pada pembangunan ekonomi Eropa, meningkatkan integrasi Eropa, menjaga kekuatan NATO, dan kehadiran militer dan politik AS di Eropa, serta opsi yang didasarkan pada skenario pesimis yaitu untuk mengembangkan kapabilitas keamanan sepenuhnya di atas kemampuan sendiri. Opsi yang ketiga adalah

(15)

POLITIK LUAR NEGERI DAN PERTAHANAN POLANDIA

Polandia memiliki empat pilar utama sebagai landasan politik luar negerinya, yaitu;

(1) menjadi anggota tetap NATO; (2) terlibat aktif dalam Common Security and

Defense Policy (CSDP) di kawasan Uni Eropa; (3) melakukan kerjasama bilateral dengan negara Amerika Serikat pada bidang pertahanan dan keamanan; dan (4)

meningkatkan kapabilitas Angkatan Bersenjata Polandia / Wojsko Polskie (WP)

untuk kemajuan di bidang pertahanan. Keempat pilar ini merupakan prioritas utama Polandia saat ini demi memajukan negaranya di bidang politik, ekonomi, dan pertahanannya. Penjelasan dari empat pilar dapat dilihat dari uraian dan penjelasan sebagai berikut:

POLANDIA SEBAGAI ANGGOTA NATO

NATO dianggap sebagai pilar utama dalam mendukung kebijakan pertahanan dan keamanan Polandia. Keberadaan NATO diyakini akan memperkuat kerjasama Polandia dengan negara-negara lainnya. NATO juga sekaligus merupakan forum dialog dan konsultasi yang memberikan kesempatan bagi Polandia untuk menggodog pandangan pertahanan dan keamanannya di masa sekarang dan

mendatang. Konsultasi dan dialog tersebut saat ini terfokus pada smart defense dan

multinational projects yang dilakukan Polandia bersama aliansi Uni Eropa.

Definisi smart defense oleh NATO adalah sebuah cara baru berpikir tentang

menghasilkan kemampuan pertahanan modern yang dibutuhkan aliansi untuk dekade mendatang dan seterusnya. Hal ini merupakan budaya baru kerja sama yang mendorong aliansi untuk bekerja sama dalam mengembangkan, memperoleh dan mempertahankan kemampuan militer untuk melakukan tugas-tugas inti aliansi yang disepakati dalam konsep strategis NATO terbaru. Ini berarti penyatuan dan berbagi kemampuan, menentukan prioritas dan mengkoordinasikan dapat

diupayakan untuk menjadi lebih baik lagi5.

Pada konteks smart defense, saat ini Polandia fokus dalam tiga proyek pertahanan,

yaitu ballistic missile defense, air policing, dan allied ground surveillance. Sedangkan

pada konteks multinational projects, Polandia tergabung dalam Connected Forces

Initiatives (CFI) yang meliputi:

1. Peningkatan interoperabilitas pada persamaan konsep, doktrin, kerjasama, pelatihan, dan penggunaan teknologi pertahanan;

2. Pengembangan kekuatan angkatan bersenjata lebih lanjut pada masing-masing anggota NATO;

3. Kerjasama pasukan elit antar anggota NATO; dan

4. Mempertahankan hubungan kebijakan NATO dengan komando dalam negeri Polandia sendiri.

Dengan status sebagai anggota NATO, Polandia menjadi salah satu negara aliansi pertahanan kolektif di mana serangan terhadap salah satu negara anggota NATO diartikan sebagai serangan terhadap semua anggota (Pasal 5 Pakta NATO). Hal ini berarti Polandia mendapatkan keamanan dari NATO terhadap serangan bersenjata

5

(16)

suatu negara asing dan Polandia juga berkewajiban tunduk dan melaksanakan semua ketentuan NATO.

COMMON SECURITY AND DEFENSE POLICY (CSDP)

Kerjasama luar negeri Polandia sangat berkepentingan terhadap adanya persamaan pandangan akan kebijakan pertahanan dan keamanan antar negara Uni Eropa. Melalui CSDP, tertuang empat kebijakan luar negeri antar negara Uni Eropa sebagai berikut:

1. Memperdalam kapabilitas dari berbagai kegiatan operasional Uni Eropa dan meningkatan efesiensi dalam pelaksanaannya.

2. Menjalin kerjasama dengan negara-negara kawasan Eropa Timur.

3. Memperkuat hubungan Weimar Triangle, yaitu kerjasama khusus antar Polandia, Jerman, dan Prancis dalam menerapkan kebijakan politik luar negerinya.

4. Memperkuat hubungan Visegrad Group yang terdiri dari Polandia, Hungaria, Ceko, dan Slovakia.

Misi yang diterapkan dibawah CSDP ini juga bertujuan untuk meningkatkan stabilitas regional di kawasan Uni Eropa. Dalam mendukung CSDP, Polandia secara khusus memeberikan perhatian pula pada kerjasama yang erat dengan negara Eropa kawasan Barat, khususnya Perancis dan Jerman. Kedua negara ini dijadikan oleh Polandia sebagai panutan negara yang maju dalam mengelola sistem pertahanan dan keamanan dalam dan luar negeri. Jerman dan Perancis merupakan dua negara maju yang dianggap sangat memahami signifikansi stabilitas keamanan di wilayah Uni Eropa. Kedua negara ini diyakini memberikan dampak dan dukungan yang positif terhadap Polandia sebagai negara perbatasan kawasan Eropa Barat dan Timur.

Di luar CSDP, Polandia berpartisipasi aktif dalam Visegrad Group yang terfokus pada kerjasama Polandia dengan Republik Ceko, Slovakia, dan Hungaria. Melalui Visegrad Group persamaan konsepsi terhadap pandangan pertahanan dan keamanan menjadi sama dan tidak bias. Oleh karena itu Polandia bersama negara-negara tetangganya diharapkan mampu mempertahankan stabilitas politik dan keamanan di kawasan Eropa Tengah.

KERJASAMA BILATERAL DENGAN AMERIKA SERIKAT DAN ITALIA

Di luar konteks NATO, Polandia juga memberikan perhatian khusus terhadap kerjasama dengan Amerika Serikat (AS). Pendekatan yang dilakukan bagaimanapun tetap berkaitan dengan kerjasama militer untuk mensukseskan kegiatan operasi

militer NATO. Kerjasama aktif yang dilakukan adalah pengembangan missile

defense dan kekuatan pasukan tempur udara Polandia-AS. Pengembangan kekuatan udara yang dilakukan menunjukan bahwa Polandia bersedia dalam

memenuhi military requirement sebagai anggota NATO. Kebijakan missile defense

(17)

Guna meningkatkan teknologi alutsistanya, Polandia juga melakukan kerjasama bilateral dengan Italia . Hal ini dilakukan pada proyek pengembangan pesawat dan helikopter tempur di bawah PZL-Swidnik. Perusahaan ini fokus pada pengembangan teknologi di bidang kedirgantaraan militer Polandia yang bertujuan sebagai pemenuhan salah satu standarisasi NATO.

PENINGKATAN KAPABILITAS WOJSKO POLSKIE DI LINGKUP INTERNASIONAL

Angkatan bersenjata Polandia yang dikenal dengan nama Wojsko Polskie (WP) saat ini aktif mendukung kegiatan operasi militer NATO. Tidak hanya bertugas dalam mempertahankan kedaulatan dalam negerinya, namun WP turut aktif dalam tugas militer NATO di berbagai kawasan dunia. Hal ini terlihat dari pengiriman pasukan militer Polandia ke berbagai negara konflik seperti Afganistan, Kosovo, Bosnia, dan Mali. Pengiriman personel WP ke berbagai belahan kawasan konflik dinilai sebagai kewajiban anggota NATO. Bagi Polandia sendiri, partisipasi Polandia dalam hal ini penting sebagai salah satu wujud kredibilitas kekuatan WP.

Perkembangan signifikan yang terjadi pada kekuatan angkatan bersenjata Polandia

adalah dengan penerapan konsep force to technology yang tengah dilaksanakan

(18)

FORMULASI KEBIJAKAN PERTAHANAN POLANDIA

KEMENTERIAN PERTAHANAN

Dalam menyusun kebijakan terkait pertahanan negara, Kementerian Pertahanan Polandia (MOD) melakukan kajian mengenai ancaman dan tantangan baik militer maupun non-militer dengan mempertimbangkan dua buah dimensi ancaman, yakni:

1. Dimensi Euro-Atlantis

Dimensi Euro-Atlantis mengacu kepada kawasan Eropa khususnya Eropa Barat yang berbatasan dengan lautan Atlantik sebagai pembatas antara Benua Eropa dengan Amerika. Meskipun situasi keamanan di Polandia dan masyarakat Euro-Atlantis saat ini dapat dikatakan sebagai situasi yang paling aman dalam sejarahnya, akan tetapi MOD memandang bahwa masih terdapat beragam tantangan-tantangan strategis tak terduga, antara lain:

a. Meningkatnya kehadiran Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik, yang berarti negara-negara Eropa khususnya Polandia harus lebih dewasa dan mampu menjaga keamanan mereka sendiri dengan mengembangkan instrumen yang efektif dari kebijakan ekonomi dan pertahanan Uni Eropa. b. Konflik militer yang masih terjadi pasca perang dingin, meskipun intensitas

dan latar belakangnya telah mengalami pergeseran.

c. Kecenderungan negara gagal / failed states yang dapat berimbas ke zona

Euro-Atlantis.

d. Proliferasi senjata pemusnah masal dan teknologi rudal. e. Terorisme.

f. Perang cyber

g. Masalah keamanan energi.

2. Dimensi Regional

Dimensi regional mengacu pada posisi geopolitik Polandia yang berbagi perbatasan dengan Ukraina, Belarusia, dan Lithuania di sebelah timur, serta Jerman, Ceko dan Slovakia di sebelah barat. Dalam dimensi regionalnya, Polandia harus mempertimbangkan dua hal utama yaitu:

a. Kebijakan Pertahanan Negara-negara Eropa Timur antara lain melalui perhatian yang memadai terhadap perkembangan kebijakan pertahanan Rusia, karena saat ini belanja militer Rusia adalah yang terbesar ketiga di dunia.

b. Transisi demokrasi di negara-negara Eropa Timur.

Berdasarkan dua dimensi yang tersebut, MOD mengintensifkan lima upaya untuk membuat instrumen keamanan mereka lebih efektif. Adapun Instrumen tersebut adalah:

1. Keanggotaan NATO.

2. Pengembangan kemampuan keamanan dan pertahanan bersama Uni Eropa. 3. Membatasi hubungan dengan sekutu Amerika Serikat.

4. Kerjasama dengan mitra Uni Eropa Timur untuk mendukung dan membangun transisi demokrasi mereka.

(19)

Guna mendukung kebijakan tersebut, MOD memutuskan untuk memodernisasi kemampuan militer dan non-militer mereka untuk dapat bereaksi kapan saja diperlukan. Elaborasi atas kemampuan pertahanan militer mereka dapat dilihat dari perkembangan proyeksi kekuatan Tentara Nasional Polandia tahun 2013-2022.

TENTARA NASIONAL POLANDIA

Dalam pengembangan kemampuan pertahanan Polandia, kebijakan pembangunan kekuatan Tentara Nasional Polandia (PAF) juga didasarkan pada kebijakan Uni Eropa serta kebijakan NATO. Hal ini dapat dilihat dari misi PAF itu sendiri, yakni 1) melaksanakan tugas pertahanan pada tingkat nasional maupun tingkat NATO (Aliansi), 2) berpartisipasi secara aliansi, koalisi, atau multinasional untuk tugas/operasi perdamaian, stabilisasi, kemanusiaan dan kontra terorisme di luar wilayah Polandia, serta 3) mendukung misi non-militer. Berdasarkan misi-misi tersebut, PAF kemudian merancang prioritas pembangunan PAF yang terdiri dari:

1. Stabilisasi struktur PAF.

2. Modernisasi teknis berdasarkan program modernisasi utama. 3. Peningkatan sistem pertahanan udara.

4. Penyesuaian infrastruktur militer dengan ketentuan yang ada. 5. Pemenuhan komitmen NATO dan UE.

6. Peningkatan interoperabilitas di dalam NATO.

Program pembangunan PAF ini merupakan kelanjutan dari program pengembangan

sebelumnya yaitu Polish Armed Forces Development Program 2009 – 2018 dimana

setiap tahunnya dialokasikan sebesar 1,95% dari PDB Polandia untuk sektor pertahanan, sementara 20% dari jumlah tersebut dialokasikan untuk biaya non rutin atau investasi alat dan peralatan. Selama tahun 2013-2022, total biaya yang dibutuhkan diperkirakan sebesar 400 milyar PLN (PLN=Polish Zloty, mata uang Polandia). Sedangkan untuk lingkup kerjasama multilateral (NATO, UE, dll.)

menggunakan prinsip smart defence sebagaimana telah disinggung sebelumnya,

dan menggunakan kapabilitas pooling & sharing.

Dalam melakukan proses perencanaan pembangunan kapabilitas pertahanan pada tahun 2013-2022, PAF telah menentukan fokus kapabilitas pertahanan secara khusus pada aspek Komando dan kendali, Reconnaissance, Tembakan Efektif, Proyeksi kekuatan, Dukungan logistik, Pergerakan dan mobilitas kekuatan, serta Dukungan untuk melawan ancaman non militer. Secara umum, hasil yang diharapkan dari pembangunan kapabilitas PAF ini adalah:

(20)

3. Perampingan jumlah personel hingga memenuhi ketentuan NATO sebesar 120.000 personel yang terdiri dari 100.000 prajurit aktif dan kandidat prajurit, serta komponen cadangan sebanyak 20.000 orang. Dalam rentang waktu 2013-2022 tersebut, jumlah prajurit akan dipermanenkan menjadi 120.000 prajurit

dengan pertumbuhan jumlah prajurit sebesar 0% atau zero growth. Perampingan

jumlah personel ini diharapkan dapat bekerja jauh lebih mengefektif-efisienkan kinerja PAF serta di sisi lain anggaran untuk personel dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan personel.

4. Keempat, infrastuktur militer diperlukan dalam rangka menunjang modernisasi dan menunjang peran Polandia sebagai anggota NATO.

Pembangunan kapabilitas pertahanan pada tahun 2013-2022 selanjutnya mengikuti langkah-langkah yang mencakup: Proses perencanaan pertahanan NATO, Review kebutuhan operasional, Penyusunan program pengembangan PAF tahun 2013-2022, Upgrade program modernisasi, Riset dan teknologi, Kerjasama dengan negara lain, serta Mengambil pelajaran dalam pelaksanaan operasi (sebagai evaluasi). Adapun elemen-elemen yang tercakup dalam pembangunan kapabilitas PAF tersebut meliputi keseluruhan elemen Defense Lines of Development (DLOD) mulai dari Doktrin dan prosedur, Struktur organisasi, Personil, Infrastruktur militer, Persenjataan dan sumber daya, hingga Proses Pembelajaran dan Pelatihan. Dari tahapan yang telah dilaksanakan tersebut, PAF telah berhasil merumuskan dokumen terkait Kapabilitas NATO dan UE, Identifikasi Kapabilitas dan Definisi, serta Prioritas Modernisasi dan Program 2013- 2022.

KOMANDO OPERASIONAL

Komando Operasi Angkatan Bersenjata Polandia dibentuk pada tanggal 1 Juli 2004 dengan misi untuk memonitor situasi krisis yang sedang berkembang sambil memperbaharui rencana operasional, mengawasi mobilisasi dan mencapai kemampuan operasional secara penuh dengan menggunakan pasukan yang sudah disiapkan, dan jika dibutuhkan, kemudian bersama-sama dengan sekutu bersiap menghadapi agresi yang muncul dengan membentuk komando operasi pertahanan gabungan. Selain itu, pembentukan dari Komando Operasi juga bertujuan untuk ikut berkontribusi kepada operasi-operasi multinasional dan operasi-operasi gabungan

dengan sekutu, program “persahabatan untuk perdamaian” yang sekaligus menjadi

jalan untuk menjadi anggota NATO, serta sebagai kendali pemisahan antara

“Satuan Pengguna” dari “Satuan Penyedia”. Adapun keuntungan dari komando

operasional bagi PAF adalah:

1. Tingkat interopabilitas yang tinggi dengan pasukan sekutu dan gabungan. 2. Akses terhadap sumber logistik internasional untuk mendukung PMC.

3. Pengenalan terhadap sistem penginderaan berteknologi tinggi, kemampuan baru dari imaginary intelligence (IMINT) dan signal intelligence (SIGINT).

(21)

Pada masa krisis dan perang, Komando operasional memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

1. Merencanakan dan mengadakan operasi pertahanan gabungan nasional. 2. Pemenuhan komitmen militer dari Pasal 5 Washington Treaty.

3. Pengawasan terhadap pasukan Polandia yang tergabung dalam satuan tempur Uni Eropa.

4. Pengawasan terhadap pasukan Polandia yang melaksanakan penugasan di luar negeri.

Sedangkan pada masa damai, Komando operasional memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

1. Mengarahkan pelatihan untuk staff yang dibawahi untuk operasi gabungan. 2. Perencanaan dan pelaksanaan latihan gabungan dengan komponen-komponen

yang ada.

3. Kontribusi untuk proses persyaratan dan sertifikasi prajurit yang di tugaskan untuk misi luar negeri.

4. Kontrol pelatihan terhadap sistem pernika nasional yang terintegrasi.

5. Komando dan kontrol terhadap aset-aset yang ditugaskan untuk menjaga perbatasan udara dan laut.

6. Mengawasi situasi yang berkembang. 7. Misi-misi pengawasan udara dan laut. 8. Perijinan untuk penerbangan militer asing. 9. Memonitor misi pencarian dan penyelamatan.

10. Perencanaan, implementasi dan koordinasi pasukan militer dalam merespon bencana alam.

(22)

WAR GAMES AND SIMULATION CENTER (WGSC)

DAN

CBRN DEFENCE TRAINING CENTRE

WAR GAMES AND SIMULATION CENTER (WGSC)

Pada tahun 2005 dibawah komando dari AON didirikanlah War Games and Simulation Center (WGSC) atau Pust Simulasi dan Olahyuda yang berkaitan erat dengan Fakultas Manajemen dan Komando, Fakultas Keamanan Nasional, serta pusat riset AON sendiri. Di luar AON, WGSC juga bekerjasama dengan PAF, dan dengan NATO melaui dua institusi yaitu Joint Force Training Center (JFTC) di Polandia dan Joint Warfare Center (JWC) di Norwegia. Kedua pusat pelatihan ini saling berkoordinasi dalam pengembangan software pelatihan yang dikenal dengan nama Joint Theater Level Simulation (JLTS). Secara lebih lengkap hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Hubungan WGSC dengan Militer Polandia

Garis penghubung dengan mata panah di kedua arah dalam gambar di atas bermakna hubungan antar lembaga yang bersifat timbal balik. Tanda panah biru menunjukkan hubungan WGSC dengan institusi luar Polandia yaitu NATO dan JWC.

Kedua institusi tersebut berperan sebagai pembuat guideline program pelatihan

secara terintegrasi dengan standarisasi operasional yang disepakati oleh semua anggota aliansi NATO. Sedangkan tanda panah merah menunjukkan hubungan WGSC dengan institusi dalam negeri. Tanda merah besar menunjukkan mayoritas fasilitas WGSC digunakan oleh PAM, sedangkan yang berwarna merah kecil

(23)

WGSC sendiri mengemban misi: 1) Mendukung secara penuh seluruh aktifitas pelatihan simulasi PAF, 2) Menyediakan dukungan bagi General Staff Joint Training Program yang menyiapkan personel PAF untuk mengikuti operasi gabungan internasional, dan 3) Turut berkontribusi dalam aktivitas litbang pemodelan dan simulasi di PAF.

Dalam penyiapan wargames agar bisa digunakan sebagai bagian dari pelatihan

yang baik, WGSC terlebih dahulu menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Analisis operasi sejenis berdasarkan pengalaman sebelumnya. Contohnya jika akan melakukan suatu operasi penanggulangan huru-hara, para pembuat keputusan harus melihat pada operasi penganggulangan huru-hara sebelumnya sebagai bahan perbandingan.

2. Pengumpulan data agar simulasi dapat dibuat serealistis mungkin dengan

mempertimbangkan aspek threat assesment dan risk level, dan resource needs

berbasis pada keseluruhan DLOD.

3. Pembuatan skenario-skenario simulasi yang memungkinkan berdasarkan data dari operasi terdahulu untuk mengeksplorasi segala kemungkinan hingga yang

terburuk dengan memperhatikan kajian keamanan nasional dan Polish defence

management.

Selanjutnya dalam pelaksanaan wargames, WGSC didukung oleh kelengkapan-kelengkapan struktural sebagai berikut:

1. Game Control, yang bertugas mengumpulkan data-data tentang kapabilitas yang dimiliki oleh satuan tempur, seperti: intelijen, statistik, logistik, dan sebagainya dari data historis tentang operasi-operasi atau perang yang pernah dilakukan oleh beragam satuan termasuk data-data aktual/ termutakhir satuan-satuan tersebut.

2. Network, yang bertanggungjawab atas pengembangan jaringan internet dan integrasi alat informasi yang digunakan termasuk jaringan satelit dan provider baik pada level nasional maupun internasional (dalam hal ini telah diatur oleh NATO).

3. Communication, yang fungsinya adalah memberikan bantuan pada penggunaan teknologi berbasis jaringan. Meskipun demikian penyebaran komunikasi melalui cara-cara tradisional, seperti telepon, dokumen, surat, bahkan sampai menggunakan kurir, tetap berlaku dalam situasi darurat dimana perangkat elektronik tidak dapat digunakan.

4. Support Administration, yang mengatur urusan administratif seperti pengarsipan, tata kelola keuangan, pengaturan urusan rumah tangga dan sebagainya.

Secara garis besar, segenap elemen-elemen PAF seperti intelijen, tempur (dari seluruh matra, khususnya artileri medan dan artileri pertahanan udara karena

sejalan dengan fokus PAF pada missile defense), logistik, perbekalan dan angkutan,

zeni dan teknik, hingga perhubungan dan meteo dimasukkan sebagai variable dalam

piranti lunak yang digunakan untuk wargames. Namun demikian sebagaimana telah

disinggung sebelumnya, terdapat elemen lainnya yang bersifat tradisional, seperti kemungkinan penggunaan brosur, leaflet, dsb. Elemen tradisional ini selain sebagai alkom, dapat digunakan dalam situasi tertentu sebagai alat propaganda.

(24)

yang menyesuaikan dengan standarisasi NATO (buatan perusahaan Amerika) dan

program hasil kreatifitas WGSC sendiri (dikenal dengan nama ZŁOCIĘŃ). Salah

satu hal menarik dari pengembangan program ZŁOCIĘŃ ini adalah adanya skenario

kerjasama dengan pihak sipil untuk urusan logistik, tim medis dan sebagainya dalam menangani masalah keamanan selain perang seperti kebakaran, kecelakaan angkutan massal, dan pemadaman listrik yang menjadi sebuah ancaman keamanan baik bersifat lokal maupun nasional. Bahkan skenario yang dikembangkan juga telah memperhitungkan aspek efek bahaya terjadinya ancaman Chemical, Biological, Radiological and Nuclear (CBRN) yang bisa berdampak luas pada penduduk sipil. Begitu kompleksnya operasional dari WGSC sehingga diperlukan integrasi yang baik dari struktur tersebut dalam satu kesatuan. Adapun gambaran integrasi tersebut bisa

dilihat pada gambar infrastruktur Computerized, Intellegence, and Surveillance

berikut:

Infrastruktur Computerized, Intellegence, and Surveillance

<emgacu pada gambar diatas, mekanisme arus informasi dan rekaman

perkembangan ancaman atau kondisi riil yang terjadi dari hasil survailance

dipancarkan melalui radar dan satelit kemudian diterima receiver yang terletak di

dekat WGSC. Dari receiver data tersebut kemudian dipilah ke server dan database

yang diletakkan di ruang bawah tanah. Hasil rekaman tersebut selanjutnya disalurkan melalui jaringan internet untuk urusan komputasi ke area kantor baik di

lantai dasar maupun lantai satu, cam control (LOCON) di lantai dua, opposition force

(alat tempur) di lantai tiga, dan pemain serta teknisi komputer /extended connection

di lantai empat.

(25)

relevansi terhadap konteks realitasnya. Namun demikian, beberapa hal yang bisa dimanfaatkan dengan kehadiran simulasi berbantuan komputer ini adalah kemudahan untuk memperkirakan situasi taktis baik dari pihak sendiri maupun lawan, mengestimasi efek dan akibat dari sebuah penugasan dan dinamika pengembangan skenario yang memungkinkan untuk dibuat analisis secara logis dan terkomputerisasi.

Dengan demikian, keberadaan laboratorium WGSC tetap memberikan kontribusi yang signifikan mengingat simulasi merupakan sebuah tiruan kejadian nyata yang diupayakan sedemikian rupa. Simulasi ini menjadi wahana pendidikan yang penting di tingkat sekolah staff dan komando serta menghasilkan analisis simulasi operasi berupa gambaran multi media dalam format chart dan grafik, analisis kejadian, serta animasi dan transkrip rangkuman laporan yang bisa cukup bisa dipercaya sebagai bagian dari pendukung pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan pemrograman simulasi akan disesuaikan dengan skenario lapangan semirip mungkin dan dapat terus dikembangkan baik skenario maupun elemen pendukungnya. Berikut ini adalah contoh salah satu output software simulasi JLTS yang digunakan PAF:

Contoh Output Software Simulasi JLTS

(26)

CBRN DEFENCE TRAINING CENTRE

Berkaitan dengan ancaman CBRN yang telah disinggung sebelumnya dalam bagian WGSC, AON juga secara khusus memiliki CBRN Defence Training Centre yang berhubungan dengan NATO Training Groups dengan misi mengembangkan kapabilitas pertahanan CBRN nasional untuk mengantisipasi ancaman proliferasi senjata Pemusnah Massal (WMD) dan Terrorisme. Secara struktural, CBRN Defence Training Centre terbagi menjadi dua, yakni CBRN Doctrine & Analysis Research, yang berfokus pada pembuatan program dan ide-ide baru dalam penanganan CBRN, dan CBRN Defence Education Branch yang berfokus pada kegiatan pendidikan.

Menurut CBRN Defense Training Center, Senjata CBRN didefinisikan sebagai produk hasil rekayasa canggih yang dimanfaatkan oleh angkatan bersenjata suatu negara untuk meluncurkan agen senjata kimia, biologis, radiologis, dan nuklir pada sebuah target yang telah dipilih atau untuk menghasilkan sebuah bahan peledak nuklir. Agen CBRN merupakan sebuah ungkapan umum yang digunakan untuk bahan-bahan padat, cair, gas, dan aerosol yang didesain untuk melumpuhkan dan membunuh dan atau menghancurkan infrastruktur atau peralatan militer suatu negara. Oleh karena itulah, CBRN Training Center memiliki Sistem Pertahanan yang mendukung rencana dan kegiatan yang dimaksudkan untuk melakukan mitigasi dan menetralisasi efek buruk pada operasi dan personel yang dihasilkan dari penggunaan atau ancaman penggunaan senjata CBRN.

(27)

CBRN Training Centre ditujukan sebagai referensi bagi pertahanan CBRN Polandia, dalam tataran pembuatan kebijakan. Dukungan penuh dari pihak NATO juga merupakan faktor utama yang menunjang aktivitas dalam CBRN Defence Training Centre. Terdapat lima aktifitas utama dalam CBRN Defence Training Centre,

diantaranya: kajian (studies), pelatihan (training), Pengembangan Kebijakan;

Standar dan Prosedur (policy, strandards, and procedures), Riset dan Konsep

(research and concepts), dan Kerjasama (cooperation). Penjelasan dari kelima aktifitas utama tersebut akan dipaparkan berikut ini.

1. Kajian (Studies)

Pada lingkaran kegiatan yang pertama ini, CBRN Defence Training Centre melingkupi kedua fakultas yang ada di National Defence Unniversity, yakni National Security Faculty dan Command and Management Faculty. Strata pendidikan yang dijalankan mulai dari strata-1 hingga strata-2. Untuk siswa militer, terdapat program Military Postgraduate Studies. Modul-modul yang

dipelajari diantaranya: radiological savety, bio savety, chemical safety, ecological

savety dan flood protection. Selain itu, terdapat pula kerjasama pertukaran pelajar melalui skema Erasmus yang diselenggarakan oleh Uni Eropa.

2. Pelatihan (Training)

Pelatihan oleh CBRN Defence Training Centre diperuntukkan baik bagi siswa sipil dan militer. Untuk siswa militer, program pelatihan diperuntukkan bagi personel-personel militer yang terpilih. Pelatihan ini disponsori oleh kementrian pertahanan Polandia dan juga NATO. Program pelatihan terus diperbaharui secara berkala terkait dengan ancaman yang sifatnya dinamis. Durasi pelatihan sekitar satu minggu hingga dua bulan dengan program yang dijalankan antara lain:

a. CBRN Warning and Reporting Course

b. CBRN Panel within Higher Ops-Tact Course

c. CBRN Defence Orientation Course

d. CBRN Crisis Management Exercise

e. Introduction to CBRN safety within Erasmus Programme

Selain itu, terdapat juga pelatihan militer untuk siswa asing yang terdiri dari siswa negara-negara anggota NATO dan negara-negara eropa lainnya. Untuk pelatihan bagi siswa sipil, program pelatihan ditujukan untuk masyarakat sipil terpilih yang tergabung dalam institusi-institusi pemerintahan lokal. Berikut adalah contoh dari program-program yang dijalankan:

a. Orientation and Advanced Courses for National CBRN Warning and Reporting System Personnel

b. CBRN Orientation Course for local/province/govt. authorities

c. High Level Defence Courses – CBRN module

d. Ecological safety course for enviromental inspectors

e. CBRND training for key leaders of National Atomic Energy Agency, Industrial Chemistry Institute, and Polish Airlines LOT

Pelatihan-pelatihan tersebut didesain dengan tujuan agar para personel peserta

didik siap untuk menjadi first responder berkaitan dengan potensi ancaman di

(28)

3. Kebijakan, Standar & Prosedur

Kegiatan yang dilakukan adalah analisis, tinjauan, dan standarisasi mengenai dokumen-dokumen terkini. Selain itu, kegiatan juga berfokus untuk mempersiapkan inisiatif-inisiatif baru untuk mengembangkan instrumen-instrumen mitigasi CBRN. Berikut adalah contoh kebijakan, standar dan prosedur yang sudah dijalankan:

a. Member of NATO Standarisation Agency Working Group (NSA CBRN Def. WG)

b. Participation in work of Military Normalisation Commission

c. Cooperation with Military Centre for Normalisation, Codification and Quality

d. Analysis of STANAGs (Standard NATO)

e. Preparation of standarisations proposals for the Chief of CBRN Defence Corps

4. Riset dan Konsep

Inti dari kegiatan ini adalah riset dan situation assesment. Berikut merupakan

riset-riset yang telah dijalankan:

a. European Defence Agency R&T/D programes and projects coordination on national level:

- JIP CBRN Protection

- IDT Protect - BIO EDEP

b. Ministry of Defence research projects:

- CBRN Control/ Collection Centre Simulator

c. Scientific conferences & seminars:

- Security Research Conference 2011 –

d. Dual-use technologies panel

- EURO 2012 – CBRN hazard assessment topic

- CBRN reconnaissance in the new conditions

- CBRN Defence 2030

- CBRN hazard prediction – theory and practice

(29)

MILITARY UNIVERSITY OF TECHNOLOGY (MUT)

TRANSFORMASI SEJARAH

Military University of Technology (MUT) didirikan pada tahun 1951 sebagai akademi militer dengan kegiatan belajar mengajar dijalankan sesuai dengan kurikulum sekolah perwira militer Uni-Soviet, namun tetap memiliki ciri dan karakteristik bangsa Polandia. Selama Era Stalin (mantan Perdana Menteri Uni-Soviet), MUT melakukan pendidikan bagi staf teknis dan pelatihan kejuruan bagi perwira dari semua angkatan (darat, laut dan udara). Jumlah lulusan masih terbatas pada 100 hingga 200 mahasiswa per tahun. Sebagai tambahan informasi dan perlu diingat bahwa pada tahun 1955 Pakta Warsawa didirikan hingga akhirnya dibubarkan pada tahun 1991. Polandia bergabung dengan NATO pada tahun 1999, dengan demikian Polandia telah menjadi anggota NATO selama 14 tahun.

Sekitar tahun 1960, MUT melakukan berbagai terobosan terutama dalam pengembangan civitas akademika. Cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan jumlah staf akademik dan pengajar dengan jenjang keilmuan yang tepat dan mengembangkan program sarjana dan studi tingkat pascasarjana. Selama periode ini MUT berada di peringkat utama dari penelitian dan pengembangan teknologi laser baik di Polandia maupun Eropa.

MUT menjadi salah satu Universitas militer terbesar di dunia dengan jumlah lulusan, staf, dan disiplin ilmu yang besar serta variatif. Saat ini MUT mencetak lulusan terbaiknya hingga 700 perwira militer per-tahun. Selain mahasiswa lokal Polandia, MUT juga memiliki mahasiswa militer dari luar negeri. Berdasarkan sejarah, pada tahun 1991 hingga Pakta Warsawa dibubarkan, angkatan bersenjata Polandia adalah yang terkuat kedua dengan jumlah personil tentara sekitar 400 ribu orang namun belum ada satu orang wanita dalam angkatan bersenjata tersebut. Untuk menjawab tantangan gender tersebut, dikeluarkan postur pertahanan Polandia tahun 2009/2010 yang menggariskan bahwa keseluruhan persentase perempuan dalam angkatan bersenjata adalah sekitar 2%. Namun faktanya, di MUT wanita taruna bahkan mewakili sekitar 15% jumlah mahasiswa dan terus meningkat.

Pasca Perang Dingin hampir seluruh negara memangkas jumlah angkatan

bersenjatanya, Polandia juga menerapkan Revolution in Military Affairs (RMA)

(30)

Sejauh ini proses rekrutmen mahasiswa baru pada setiap tahun akademik memiliki standar dan komposisi khusus yang diterapkan oleh MUT untuk menjaga kualitas dari para lulusan terbaiknya. Komposisi dalam penerimaan yang dimaksud adalah dengan melakukan plot untuk mahasiswa yang berprofesi militer sebanyak enam kandidat bersaing untuk satu tempat pada program studi di MUT dan empat calon kandidat dari warga sipil bersaing untuk satu tempat pada setiap program studi.

STRUKTUR ORGANISASI MUT

MUT saat ini ini dipimpin oleh jenderal bintang satu yaitu Komandan, Rektor Profesor Zygmunt MIERCZYK yang dibantu oleh lima Deputi, satu berurusan dengan urusan militer dipimpin oleh seorang militer berpangkat kolonel, dan empat Deputi lain yang berstatus warga sipil. Komandan juga didukung oleh konselor sipil yang berurusan dengan administrasi, keuangan dan logistik. Saat ini ada enam fakultas di MUT dan satu Institut khusus di bidang Optoelektronik.

PENDIDIKAN DI MUT

MUT menghasilkan strata 1 atau insinyur, Master of Science, Master of Arts dan juga menhasilkan studi PhD. Sejak tahun 2006 model studi MUT disesuaikan dengan Deklarasi Bologna Uni Eropa tentang Standar Akademik. MUT dikenal dengan staf akademik dan penelitiannya yang sangat berkualitas. Di antara personel ini MUT memiliki 93 profesor, 92 membantu profesor, 426 doktor dan 189 PhD Masters dari semua jurusan di MUT. Selain peneliti dan pengajar MUT juga didukung oleh tenaga administrasi dan asisten. Data pada tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa MUT hampir melengkapi syarat sebagai sebuah Universitas sipil. Pada tahun akademik ini MUT memiliki hampir 10.000 mahasiswa, di antaranya sebanyak 9738 mahasiswa adalah mahasiswa sipil dan sebanyak 1.011 adalah mahasiswa militer.

Peningkatan jumlah mahasiswa yang disebutkan di atas memberikan pertimbangan

bahwa mahasiswa penuh waktu / full time dapat menjadi sebuah keseimbangan

atara mahasiswa kadet militer dan sipil. MUT sadar bahwa Universitas ini tidak hanya ditunjuk sebagai lembaga pendidikan dan penelitian, tetapi sebuah unit militer juga. Staf militernya berjumlah sekitar 300 pria dan wanita. Semua berdedikasi untuk melayani taruna dan kadet untuk mengambil kursus profesional. Bidang studi yang diambil oleh taruna angkatan bersenjata berasal dari korps yang berbeda. Dari 15 bidang, 9 bidang tersedia untuk militer.

MUT memiliki tiga bidang studi, Universitas ini juga melakukan program pengembangan karir (disponsori MOD sebagai sistem pendidikan seumur hidup). MUT memiliki sekitar 50 program yang berbeda dan membawa tambahan 200 perwira militer untuk menerima pendidikan di sini setiap tahun. Kursus karir di MUT untuk militer difokuskan tidak hanya pada teknik dan teknologi militer canggih tetapi juga pada manajemen, dukungan logistik dan pelatihan militer.

Sebagian besar dari program berbasis kuliah sit-in dan full time pada setiap kegiatan

belajar dan mengajar, juga terdapat program yang menggunakan outsourcing untuk

(31)

Inggris bekerja sama dengan mitra asing: seperti Naval Postgraduate School dari Monterey, California; sekolah NATO dari Oberammergau, Jerman dan Badan Standardisasi NATO. teknologi laser. Universitas ini membuka studi PhD dan berwenang untuk memberikan gelar PhD di 9 disiplin ilmu sebagai berikut.

1. Chemistry

MUT memiliki kerjasama internasional yang baik dengan lebih dari 60 lembaga dan Universitas dari lebih dari 30 negara di dunia. Terdapat juga pertukaran staf dan mahasiswa yang disponsori oleh progra Erasmus untuk Uni Eropa yang berjalan dengan baik. Sejauh ini program yang dilakukan tersebut didedikasikan hanya untuk mahasiswa sipil. Pada tahun akademik 2012, MUT mengirimkan 35 mahasiswa dan staf ke luar negeri dan menerima 24 siswa asing untuk belajar di Universitas ini.

ANGGARAN

(32)

proyek-proyek penelitian, dan sisanya dari sewa, biaya dan iuran yang secara total hampir 60% dari anggaran MUT dihasilkan oleh swadaya Universitas.

FASILITAS KAMPUS

MUT memiliki 155 ruang kuliah yang dapat menampung sekitar 7000 mahasiswa pada setiap waktu. Ada 235 laboratorium dengan fasilitas yang baik. Pada saat penulis melakukan kunjungan ke MUT terlihat beberapa rekonstruksi dari infrastruktur kampus yang dijalankan dengan menggunakan dukungan dana dari Uni Eropa. MUT memiliki Pusat Bahasa Asing yang menyediakan pelatihan bahasa profesional bagi para mahasiswa. Universitas ini mengajarkan bahasa Inggris kepada para mahasiswanya, namun ada pelajaran bahasa lainnya yang diajarkan seperti bahasa Rusia, Italia, Jerman, Perancis, dll. Pusat olahraga yang terdapat di MUT berupa stadion, lapangan tenis, lapangan indoor dan kolam renang. Di Danau Zegrze yang berlokasi dekat dengan kampus, universitas ini memiliki Sailing Club.

KEGIATAN PENELITIAN

MUT memiliki 5 laboratorium bersertifikat yang sesuai dengan standar nasional dan standar internasional. Beberapa kegiaan penelitian yang telah dijalankan oleh MUT untuk menunjang sistem pertahanan negara khususnya Polandia adalah sebaga berikut.

Kerjasama internasional MUT dalam proyek penelitian ini tidak hanya terbatas pada skala nasional saja. Universitas ini juga berpartisipasi dalam sejumlah program internasional dengan banyak negara di seluruh dunia dan teknologi inovatif Universitas ini telah diakui di berbagai pameran internasional. Beberapa proyek penelitian dan program yang dilakukan di bawah dukungan NATO yang telah dilakukan oleh Universitas ini adalah sebagai berikut.

1. Analysis and Simulation (SAS)

2. Systems Concepts and Integration (SCI)

3. Sensors and Electronics Technology (SET)

4. Information Systems Technology (IST)

5. Applied Vehicle Technology (AVT)

6. Modelling and Simulation Group (MSG).

(33)

Universitas ini mengadopsi filosofi dalam lingkungan yang lebih damai di Eropa

sesuai dengan motonya “Berguna untuk semua”. MUT menyediakan pendidikan

(34)

INDUSTRI PERTAHANAN POLANDIA;

BUMAR GROUP & PZL SWIDNIK

BUMAR GROUP

Bumar Spolka Z Ograniczona Odpowiedzialnoscia (sp. z.o.o or Limited Liability Company) merupakan pemasok terkemuka dan eksportir persenjataan dan peralatan militer yang diproduksi oleh industri pertahanan Polandia. Bumar sp. z.o.o. merupakan entitas dominan dari Bumar Group yang didirikan pada tahun 2002. Bumar Group terdiri dari empat puluh (40) perusahaan di antaranya: dua puluh (20) perusahaan manufaktur untuk sektor pertahanan yang berspesialisasi dalam amunisi, radar, komando dan kontrol sistem, roket dan armor, dan kendaraan; dua (2) perusahaan perdagangan; dan enam (6) lembaga asing dan lain-lain.

Bumar Group sendiri merupakan penerapan dari Strategi Transformasi Kapasitas Struktural Sektor Pertahanan 2002-2005 oleh Pemerintah Polandia. Bumar sp. z o.o. diangkat sebagai integrator yang baru terbentuk di dalam Bumar Group dengan tanggung jawab untuk melakukan pengawasan, penyediaan pusat manufaktur bahan dan komponen, merancang dan pembiayaan dari output ditujukan untuk ekspor dan penjualan domestik, pemantauan kapasitas produksi, pelaksanaan perubahan dalam profil produksi, koordinasi dan manajemen penelitian dan pengembangan (litbang) kerja dan pelaksanaan kontrak offset. Berdasarkan seminar

dari Bumar Elektronika Spółka Akcyjna (S.A. atau corporation), pada awalnya Bumar

Group merupakan perusahaan-perusahaan yang didedikasikan kepada produksi peralatan Angkatan Bersenjata Polandia. Namun, saat ini, Bumar tidak saja bergerak dalam produksi peralatan militer tetapi juga telah memperluas bisnisnya kepada produksi peralatan sipil, dimana teknologi militer diaplikasikan kepada

teknologi sipil (spinoff) sehingga juga memasok produk industri sipil, seperti

konstruksi, jalan dan pertambangan pabrik dan mesin, aksesoris kereta api dan barang-barang industri lainnya, untuk pasar domestik dan asing.

Selama lebih dari 40 tahun, Bumar sp. z.o.o. telah menjadi pemimpin di pasar domestik dan internasional peralatan persenjataan, pembangunan pabrik, pertambangan dan penanganan barang. Bumar sp. z.o.o. memiliki pengalaman yang luas dan telah diakui dunia dalam prestasinya dalam menerapkan teknologi baru dalam industri Polandia dan perusahaan ini telah menjalani hubungan dengan produsen-produsen terkenal di dunia. Adapula Bumar sp. z.o.o. memiliki tenaga kerja yang handal, terampil dan profesional yang merupakan aset utama bagi perusahaan tersebut.

Visi, Misi dan Obyektif

Misi dari Bumar Group adalah untuk mengembangkan konsolidasi industri pertahanan untuk mengamankan tuntutan PAF untuk persenjataan modern dan peralatan militer, dan untuk mengamankan posisi Bumar Group di pasaran global.

Bumar Group memiliki beberapa obyektif utama, antara lain: (1) untuk melengkapi Angkatan Bersenjata Polandia dengan peralatan dan layanan khusus sesuai dengan Strategi Keamanan Nasional Polandia; (2) untuk beradaptasi kapasitas produksi

perusahaan untuk kebutuhan Angkatan Bersenjata Polandia, untuk

(35)

ekspor; (3) untuk menstimulasi kemajuan teknologi dan pengembangan kapasitas Litbang melalui partisipasi dan kerjasama dengan Eropa internasional dan organisasi lintas-Atlantik; (4) untuk terus meningkatkan produksi, terutama persenjataan dan peralatan militer, sejalan dengan ekspektasi Angkatan Bersenjata Polandia dan untuk mengembangkan ekspor; (5) untuk mencapai stabilisasi ekonomi perusahaan-perusahaan Bumar Group dan untuk meningkatkan nilai pasar mereka; (6) Bumar Group terdiri dari operasi yang mengkhususkan diri dalam pembuatan peralatan militer, dan mempekerjakan 9.400 orang dengan tanggung jawab mengatasi tuntutan pelanggan dan memastikan layanan dukungan profesional.

Inovasi, Riset dan Pengembangan Perusahaan

Bumar Group merupakan bisnis grup yang bekerjasama dengan pemerintah Polandia, dimana Bumar mendapatkan bantuan dana penuh dari pemerintah setempat. Dengan ini, Bumar bertanggung jawab kepada pemerintah Polandia untuk memenuhi kebutuhan PAF. Adapula Bumar Group bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lainnya baik perusahaan domestik maupun internasional dan institusi-institusi pendidikan yang salah satunya adalah MUT.

Inovasi merupakan salah satu komoditi utama dalam industri pertahanan. Selain berusaha memenuhi permintaan senjata dalam negeri, Bumar juga terus berinovasi untuk mengembangkan platform dengan teknologi canggih. Tidak hanya persenjataan, Bumar juga berinovasi dalam radiolocation, command-system dan sistem pengintaian elektronik, bahkan dalam tekhnologi peralatan yang digunakan oleh sipil. Keseriusan Bumar dalam hal inovasi tampak dari anggaran litbang yang berkontribusi cukup besar terhadap total pengeluaran perusahaan.

Anggaran litbang yang sangat besar tersebut di dukung penuh oleh pemerintah, karena pada dasarnya tujuan utama pendirian Bumar adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri (PAF). Salah satu strategi yang ditempuh pemerintah dan Bumar dalam mengefisienkan dana litbang adalah melibatkan mahasiswa dari universitas terkemuka di Polandia untuk bekerjasama. Kerjasama tersebut menghasilkan tekhnologi dan inovasi yang canggih yang sesuai dengan kebutuhan untuk

memenuhi “gap of defence capabilities” yang menjadi concern MOD.

Saat ini Bumar sedang mengerjakan empat proyek strategis yang merupakan upaya

MoD untuk mengisi Gap of Capabilities baik pada angkatan darat, laut maupun

udara. Program strategis tersebut meliputi Tytan (Polish Future Soldier), ANDERS

(multi-role armoured platform), MRTT (multi-role tanker transport) dan bekerjasama

dengan USA dalam Shield of Poland (Poland Air Defense System).6 Ke empat

program strategis tersebut sejalan dengan National Security Strategy.

Struktur Perusahaan

Struktur internal dari Bumar Group terdiri dari berbagai divisi, di antaranya: Bumar Elektronika (elektronik), Bumar Amunicja (amunisi) dan Bumar Land (alut darat), dimana produk yang diproduksi oleh masing-masing divisi adalah sebagai berikut:

6

(36)

1. BUMAR ELEKTRONIKA: elektronik dan informasi teknologi (IT) (sistem perintah, radar, sensor, dan sistem anti-craft dan anti-rudal), tentara dan pejabat (peralatan individu dan persenjataan dari tentara termasuk resmi: pistol, senjata, peralatan optoelektronik, jas pelindung: masker gas, helm, jaket anti-peluru); 2. BUMAR AMUNICJA: amunisi dan rudal (amunisi menembak, artileri dan rudal,

SPIKE, GROM, FENIKS rudal);

3. BUMAR LAND: platform tanah (roda, caterpillar platforms, kendaraan militer, tank, kendaraan khusus, kendaraan cadangan teknis, jembatan).

AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA

Berdasarkan sejarah, pabrik pesawat pertama di Polandia dibuka di Lublin dan

beroperasi sebagai basis produksi mekanikal Plage & Laśkiewicz. Pabrik-pabrik

berikutnya didirikan pada tahun 1923 yang meliputi Aircraft Factory (PWS) di Biała

Podlaska dan pabrik pesawat di Poznań. Pabrik pesawat pertama milik Polandia sendiri adalah Polish Aviation Works (PZL), didirikan di Warsawa 1928. Pada tahun

1936 sebagai akibat dari nasionalisasi, pabrik pesawat Plage & Laśkiewicz beralih

status menjadi Lublin Aircraft Factory (LWS). Kegiatan desain pesawat terbang secara penuh baru dimulai pada tahun 1949 sedangkan konsep desain pertama dijabarkan pada bulan April hingga Juni tahun itu.

Pada tanggal 1 Januari 1951 setelah Resolusi Dewan Menteri dan Keputusan Menteri Perindustrian Polandia tanggal 14 Desember 1950, Badan Pusat Industri Alat Transportasi di Warsawa mendirikan Pabrik Transportasi Peralatan No. 5 di

Świdnik yang menjadi cikal bakal AGUSTAWESTLAND-PZL-ŚWIDNIK SA. Pada

awal tahun didirikannya perusahaan ini bergerak dalam bisnis surface control dan

sayap untuk jet tempur MIG-15. Setelah MIG-15 dengan lisensi Uni Soviet tersebut telah tersedia dan didokumentasikan, pekerjaan penerjemahan dan adaptasi dokumen untuk persyaratan lokal dimulai. Pada akhir tahun 1952, Dewan Pusat Industri dan Alat Transportasi memperkenalkan perubahan radikal dalam struktur

produksi. Sebuah keputusan telah dibuat menunjuk Świdnik menjadi mitra industri

untuk memproduksi sayap, stabilizer, mesin mount, mesin kereta dan kursi pilot saja.

Pabrik produksi sayap utama dan kendali permukaan (surface control) telah dibangun pada tahun 1952 Produksi bagian belakang pesawat dilakukan dengan subkontrak dan diluncurkan pada tahun 1953. Pada tahun tersebut, perusahaan ini mulai menjajaki produksi pendingin kompresor atau TS-8 "Bies" pesawat. Namun, pada tahun 1954 pabrik Swidnik akhirnya ditugaskan untuk menjadi produsen helikopter yang pertama. Selama periode 1950-1953 terdapat intensifikasi maksimal pada pekerjaan bangunan, dan kemudian pada tahun 1954 bisnis perusahaan ini berubah dengan memulai lisensi terhadap produksi Helikopter SM-1 (MIL Mi-1) dan berbagai versi dari produk tersebut hingga beberapa tahun setelahnya sampai dengan saat ini.

Pada tanggal 28 September 1957 pabrik Świdnik tersebut diberi nama sesuai

desainer pesawat yang terkenal pada masa perang, insinyur Zygmunt Puławski. Oleh karena itu perusahaan ini dikenal dengan nama lengkap Pabrik Peralatan

Transportasi Zygmunt Puławski atau "PZL Świdnik". Pada tahun 1958 simbol

perusahaan dibuat pada gerbang masuk utama dan model logam dari P-7 tempur

dirancang oleh Z. Puławski ditempatkan di atasnya. Selain dari peralatan pesawat,

(37)

motor. Pada tahun 1963 perusahaan ini diberikan lisensi untuk memproduksi helikopter Mi-2 dari bekas Uni Soviet.

Dengan Keputusan Menteri Perindustrian pada tanggal 17 Agustus 1967 – Fasilitas

Pengujian Helikopter didirikan pula di Świdnik dengan tugas yang modernisasi,

retrofit dan merancang perkembangan dari produk yang ada sehingga mengarah ke pembuatan versi baru mereka. Saat ini terdapat beberapa anak perusahaan di Tomaszow Lubelski dan Lubowidz dengan didukung oleh pusat litbang dimana cabang Perusahaan di Tomaszow Lubelski terlibat dalam memproduksi komponen motorisasi sementara produksi di Lubowidz terkonsentrasi pada komponen komposit pesawat. Pada tahun 1974, perusahaan ini melakukan terobosan penting untuk pertama kali dalam sejarah Polandia dengan merancang desain helikopter sendiri. Hasil kegiatan ini adalah desain helikopter PZL-Sokol (PZL-Falcon) yang terus

(38)

BAGIAN III

(39)

ANALISIS LINGSTRA TERHADAP TRANSISI POLANDIA;

DARI PAKTA WARSAWA KE NATO

Untuk menganalisis lingkungan strategis Polandia dalam kajian ini digunakan

diagram fishbone atau dikenal juga sebagai diagram Ishikawa. Diagram fishbone

adalah sebuah alat untuk mengidentifikasi akar masalah.7 Diagram fishbone

merupakan alat analisis yang menyediakan cara sistematis untuk melihat akibat dan

sebab yang berkontribusi pada akibat tersebut. Oleh karena itu diagram fishbone

disebut sebagai diagram sebab-akibat.8 Diagram fishbone dapat menunjukkan

akibat masalah, kategori penyebab masalah dan penyebab spesifik masalah.9

Diagram Fishbone/Ishikawa

Diagram fishbone ini khususnya menjelaskan mengenai perubahan Polandia dari

era komunisme menjadi Polandia yang demokratis. Perubahan ini telah terbukti membawa pengaruh besar terhadap sektor pertahanan di Polandia. Sebab-sebab (causes) yang teridentifikasi terdiri dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Kelima aspek ini dinilai berperan besar dalam membentuk Polandia seperti sekarang yang secara grafis dapat digambarkan melalui diagram fishbone di bawah ini.

7

J. M. Juran. Juran's Quality Handbook (5th Edition). McGraw-Hill, 1999

8

G. Watson. The Legacy Of Ishikawa. Quality Progress 37(4) , 54-47, 2004

9

Gambar

Gambar di bawah ini menunjukkan stuktur organisasi dari NSSR dimana terlihat peran sentral Presiden Polandia dalam mengatur komisi, partisipasi dalam aktivitas komisi, dan mempertimbangkan hasil kerja Dewan Keamanan Nasional, serta memberikan persetujuan p
Gambar tersebut menggambarkan hubungan antara MUT dengan Industri dan MoD.  proses bisnisnya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa untuk kasus 1 mesin paralel homogen, algoritma GRASP with Fixed Threshold menghasilkan nilai yang lebih baik dari Puryani

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Boddia dilihat dari indikator pendidikan, pendapatan

Berdasarkan latar belakang tesebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia di Posyandu Gumulan wilayah

43.1.2.1.2 Honorarium tim dukungan administrasi pemeriksaan reguler diberikan kepada Pegawai Negeri yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan administrasi yang berfungsi

Menu pengertian wayang untuk menampilkan pengertian tentang wayang, Pandawa lima untuk menampilkan list nama dan gambar dari tokoh pandawa lima, Jenis Wayang

Solusi analitik menunjukkan bahwa koefisien refleksi terbesar akan dicapai ketika terjadi Resonansi Bragg, yaitu ketika bilangan gelombang dasar sinusoidal sebesar dua kali

Penelitian ini memberikan masukan yang bermanfaat untuk menentukan langkah-langkah strategi bisnis perusahaan berkaitan dengan Motivasi, pembelajaran, sikap dan gaya

Terkhusus yang usahanya bersinggungan dengan lingkungan hidup tetapi dalam implementasinya jauh dari apa yang di harapkan, dari data yang peneliti catat melalui website