• Tidak ada hasil yang ditemukan

a) Identifikasi jenis-jenis capung yang ditemukan di kawasan Jogja Adventure Zone melalui penelitian tahap pertama.

Berdasarkan penelitian keanekagaraman capung yang telah dilakukan di kawasan Jogja Adventure Zone pada bulan Maret-April 2015, telah ditemukan sebanyak 35 jenis capung yang terdiri dari 24 jenis capung biasa (Anisoptera) dan 11 jenis capung jarum (Zygoptera) dari 7 famili.

b) Identifikasi proses dan produk penelitian sebagai sumber belajar. Hasil penelitian biologi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Hasil penelitian biologi harus dikaji berdasarkan kurikulum

88

pendidikan biologi yang berlaku untuk dapat diangkat sebagai sumber belajar. Menurut Suhardi (2012 : 14) setidaknya terdapat enam persyaratan yang perlu dikaji agar suatu hasil penelitian dapat dikembangkan sebagai sumber belajar. Berikut ini merupakan panjabaran dari keeman syarat tersebut dalam rangka mengangkat hasil penelitian biologi keanekaragaman capung di Jogja Adventure

Zone sebagai LKS biologi bagi siswa kelas X SMA:

(1) Kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat Objek penelitian ini adalah hewan dari kelas Odonata atau Capung yang berada di kawasan Jogja Adventure Zone yang telah ditemukan dari hasil penelitian keankaragaman capung pada bulan Maret-Apri 2015 yaitu sebanyak 35 jenis. Adapun permasalahan yang diangkat adalah persamaan dan perbedaan ciri morfologik Odonata/capung jantan dewasa yang menjadi petunjuk adanya persamaan dan perbedaan jenis capung. Objek dan permasalahan tersebut dapat digunakan untuk menemukan fakta dan konsep sehingga hasil penelitian ini telah memenuhi syarat kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat.

(2) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

Pemanfaatan hasil penelitian ini sesuai dengan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat yaitu permasalahan biologi pada konsep keanekaragaman hayati tingkat jenis yang diperoleh dari hasil penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone. Potensi ketersediaan objek dan permasalahan ini sesuai dengan Standar Kompetensi

89

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi Biologi kelas X SMA semester II.

SK yang ingin dicapai adalah SK 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati, sedangkan KD yang ingin dicapai adalah KD 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan, KD 3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sebagai sumber daya alam, dan KD 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan. Hasil penelitian dijabarkan ke dalam Tujuan Pembelajaran yang relevan dalam mempelajari SK dan KD yang ingin di capai.

(3) Kejelasan sasaran materi dan peruntukannya

Pengangkatan hasil penelitian keanekaragaman capung di Jogja

Adventure Zone menjadi sebuah sumber belajar digunakan untuk

mempelajari materi keanekaragaman hayati khususnya pada sub materi keanekaragaman hayati tingkat gen dan jenis, manfaat keanekaragaman hayati, dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Materi ini diperuntukkan bagi siswa kelas X SMA. Hasil penelitian ini dinilai telah memenuhi persyaratan kejelasan sasaran materi dan peruntukannya. (4) Kejelasan Informasi yang akan diungkap

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah ciri umum capung, persamaan dan perbedaan ciri morfologik capung, ciri umum habitat capung, perilaku capung, keanekaragaman jenis capung, cara

90

mengklasifikasi capung kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, cara penggunaan kunci identifikasi jenis capung, peran capung bagi kehidupan, dan cara pelestarian capung. Informasi tersebut berupa fakta-fakta yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran menggunakan produk hasil penelitian. Informasi yang ditemukan dapat merujuk pada konsep-konsep biologi yang sesuai dengan hasil kegiatan.

(5) Kejelasan Pedoman Eksplorasi

Pedoman eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian telah dijabarkan pada Bab III tentang metode penelitian. Prosedur penelitian yang telah dilakukan tidak semua dapat diangkat menjadi sumber belajar bagi siswa, akan tetapi prosedur penelitian tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa dan guru. Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih prosedur kerja yang dapat diangkat antara lain: kemudahan dalam pelaksanaan, ketersediaan waktu, ketersediaan tenaga, ketersediaan fasilitas, dan kemampuan siswa dan guru. Selain itu, pengangkatan pedoman eksplorasi sebagai sumber belajar harus berprinsip pada pengembangan keterampilan proses sains yang dapat dilakukan oleh siswa.

(6) Kejelasan perolehan yang akan dicapai

Perolehan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dari hasil penelitian ini antara lain:

(a) Perolehan Kognitif

91

(ii) Pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan ciri morfologik capung.

(iii) Pengetahuan mengenai keanekaragaman jenis capung yang ada di

Jogja Adventure Zone.

(iv) Pengetahuan tentang peranan capung bagi kehidupan. (v) Pengetahuan tentang upaya pelestarian capung. (b) Perolehan Afektif

(i) Menerima dan mengakui anggota kelompok yang telah dibagi. (ii) Membangun kerjasama dengan anggota kelompok.

(iii) Mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

(iv) Memngembangkan sikap mandiri dalam balajar

(v) Mengembangkan sikap ketelitian, kehati-hatian, dan sabar dalam melakukan kegiatan belajar.

(vi) Mengembangkan sikap mendengar dan menghargai pendapat orang lain.

(vii) Menumbuhkan kecintaan terhadap makhluk hidup dan alam sekitar.

(viii) Menyadari kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. (c) Perolehan Psikomotorik

(i) Mengembangkan kemampuan mengamati ciri morfologik, habitat, dan perilaku capung yang ditemukan di Jogja Adventure Zone.

92

(ii) Mengembangkan kemampuan identifikasi capung yang ditemukan di Jogja Adventure Zone.

(iii) Mengembangkan keterampilan menggunakan alat-alat untuk mengukur variabel abiotik.

(iv) Mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan hasil pengamatan.

Setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan untuk dapat dikembangkan sebagai sumber belajar, tahap selanjutnya adalah mengkaji proses dan produk yang ada di dalamnya. Di dalam suatu penelitian biologi terdapat fakta, konsep, dan proses sains yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber belajar dalam rangkam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Berikut adalah hasil kajian proses dan produk yang relevan dengan permasalahan Biologi di SMA:

(1) Hasil Penelitian berupa proses

Hasil penelitian berupa proses diperoleh dari metode ilmiah yang telah dilakukan selama pelaksanaan penelitian keanekaragaman capung di Jogja

Adventure Zone yang berupa langkah-langkah kegiatan penelitian.

Langkah-langkah tersebut meliputi: (a) Identifikasi masalah

Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah keberadaan capung di Jogja Adventure Zone menunjukkan masih baiknya kawasan tersebut sebagai habitat hidup capung, namun data ilmiah mengenai keberadaan capung di Jogja Adventure Zone belum ada. Kawasan Jogja

93

Adventure Zone menyimpan potensi sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan ruang belajar yang menarik. Namun potensi ini belum banyak dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah di Yogyakarta untuk mengadakan kegiatan belajar ataupun kegiatan keilmiahan.

(b) Perumusan masalah

Rumusan masalah yang dapat ditarik dari penelitian keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone adalah apa saja jenis-jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone selama bulan Maret-April 2015.

(c) Perumusan tujuan

Tujuan dari dilakukannya penelitian keanekaragaman capung di Jogja

Adventure Zone adalah untuk mengetahui jenis-jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone selama bulan Maret-April 2015.

(d) Penyusunan prosedur penelitian

Prosedur penelitian disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan penelitian agar kegiatan yang dilakukan dapat sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Penyusunan prosedur penelitian meliputi penentuan objek penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, penentuan alat dan bahan yang digunakan, penetuan waktu dan tempat pelaksanaan penelitian, penentuan teknik analisis data penelitian, dan penarikan kesimpulan.

(e) Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah survei sebelum pelaksanaan untuk mempertimbangkan

94

metode yang tepat, alat dan bahan yang dibutuhkan, kemampuan peneliti, dan waktu pelaksanaan, dan tahap kedua adalah pengambilan data lapangan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan dan hasil survei penelitian.

(f) Analisis data dan pembahasan hasil penelitian

Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan pustaka-pustaka yang relevan. Hasil yang didapatkan dari analisis dan pembahasan hasil penelitian adalah jenis-jenis capung yang ada di Jogja Adventure Zone dan hubungannya dengan kondisi lingkungan yang ada pada saat penelitian.

(g) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian keanekaragaman capung ini. Kesimpulan yang diperoleh adalah diketahuinya jumlah jenis capung yang ada di Jogja Adventure

Zone selama kurun waktu penelitian.

(2) Hasil penelitian berupa produk

Produk yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa fakta dan digeneralisasi menjadi konsep. Fakta dan konsep yang diperoleh dari hasil penelitian berupa produk dapat dilihat pada tabel 5 yaitu tabel fakta dan konsep yang diperoleh dari hasil penelitian keanegaragaman capung di Jogja

95

c) Seleksi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi yang sesuai dengan persoalan biologi yang akan dimuat dalam penduan belajar.

Menurut Suhardi (2009 : 15), setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar, terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mengangkat proses dan produk penelitian sebagai sumber belajar. Kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :

(1) Penyesuaian Prosedur Kerja Penelitian dengan Kegiatan Pembelajaran Prosedur kerja penelitian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain ketersediaan objek/media, langkah kerja, dan lokasi kegiatan belajar yang dilakukan. Kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam penelitian ini adalah kegiatan lapangan sehinga menuntut siswa untuk turun langsung ke lapangan menghadapi objek pan permasalahan yang ada. Kegiatan ini membutuhkan alokasi waktu yang cukup banyak sehingga tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pada jam pelajaran. Oleh karena itu, alternatif pelaksanaan kegiatan penelitian ini adalah dengan melaksanakan di luar jam pelajaran yaitu setelah jam belajar mengajar selesai atau di hari libur sekolah.

(2) Penyesuaian Produk Penelitian dengan Kurikulum yang Berlaku

Menurut Suhardi (2012 : 6) suatu hasil penelitian memiliki potensi besar untuk diangkat sebagai sumber belajar. Namun hasil sebuah penelitian memungkinkan untuk tidak mendukung penuh konsep-konsep dalam kurikulum yang berlaku. Untuk itu diperlukan juga modifikasi dengan

96

menambahkan konsep-konsep tersebut dari sumber lain yang relevan agar pencapaian kompetensi yang diharapkan dapat lebih optimal. Produk penelitian harus dikaji kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku, dalam hal ini kurikulum 2006 bidang studi Biologi SMA kelas X agar konsep yang diperoleh melalui penelitian sesuai dengan tujuan pembelajaran yang berlaku.

d) Penerapan hasil penelitian sebagai sumber belajar ke dalam organisasi instruksional

(1) Konsep dan Sub Konsep

Konsep yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran ini adalah manfaat keanekaragaman hayati dengan sub konsep keanekaragaman jenis capung di Jogja Adventure Zone, manfaat keanekaragaman capung, dan upaya pelestarian capung dan habitatnya.

(2) Kompetensi Dasar

3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan .

3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.

3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan.

(3) Hasil Belajar

Dari kegiatan belajar ini peserta didik diharapkan dapat menemukan konsep keanekaragaman hayati khususnya mengenai keanekaragaan tingkat

97

jenis, manfaat keanekaragaman capung, dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

(4) Tujuan

(a) Siswa mampu mengidentifikasi ciri morfologik capung melalui kegiatan pengamatan.

(b) Siswa mampu mendeskripsikan perbedaan dan persamaan ciri morfologik antara capung biasa (Anisoptera) dengan capung jarum (Zygoptera).

(c) Siswa mampu mendeskripsikan perbedaan antara capung jantan dan capung betina secara morfologik.

(d) Siswa mampu mendeskripsikan posisi capung jantan dan capung betina pada saat kawin /kopulasi.

(e) Siswa mampu mengelompokkan capung yang ditemui ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil (membuat bagan dikotomi). (f) Siswa mampu menjelaskan prinsip pengklasifikasian makhluk hidup. (g) Siswa mampu menganalisis manfaat pengklasifikasian makhluk hidup. (h) Siswa mampu menggunakan kunci identifikasi capung untuk

mengidentifikasi nama jenis capung yang ditemukan.

(i) Siswa mampu mencontohkan keanekaragaman hayati tingkat gen dan spesies.

(j) Siswa mampu menyebutkan komponen penyusun habitat capung melalui kegiatan pengamatan.

98

(k) Siswa mampu menyebutkan berbagai macam perilaku capung melalui kegiatan pengamatan.

(l) Siswa mampu menemukan tahap-tahap perkembangan capung melalui kegiatan pengamatan.

(m) Siswa mampu mengurutkan tahap metamorfosis capung dari hasil pengamatan.

(n) Siswa mampu menganalisis peranan capung bagi kehidupan.

(o) Siswa mampu menganalisis upaya pelestarian capung dan habitatnya. (5) Uraian Materi

Materi yang digunakan dalam sumber belajar ini adalah materi hasil penelitian Biologi mengenai keanekaragaman capung di Jogja Adventure

Zone.

(6) Sasaran

(a) Sasaran pengamatan (objek belajar) : hewan dari kelas Odonata atau Capung yang berada di kawasan Jogja Adventure Zone.

(b) Sasaran peruntukan (subjek belajar) : siswa SMA kelas X. (7) Jenis Kegiatan

Kegiatan pembelajaran ini merupakan perpaduan antara kegiatan belajar ekstrakulikuler dan intrakulikuler. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran ini terdapat kegiatan yang harus dilakukan di luar jam sekolak dan pada jam sekolah.

99

(a) Pelaksanaan pengamatan keanekaragaman capung di kawasan Jogja

Adventure Zone

Kegiatan Intrakurikuler meliputi :

(a) Persiapan awal kegiatan belajar yaitu pengarahan sebelum siswa melakukan studi lapangan.

(b) Pelaporan hasil kegiatan yang telah dilakukan. (8) Waktu

Penelitian yang dilakukan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diangkat dalam LKS yang dibuat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I kelas X SMA tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah jam 2 x 45 menit untuk kegiatan intrakulikuler dan 3 x 45 menit utuk kegiatan ekstrakulikuler.

(9) Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar ini adalah pendekatan induktif yaitu dari fakta menuju ke konsep. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa menggunakan LKS ini adalah siswa melakukan kegiatan di lapangan kemudian menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan tersebut.

(10) Metode Mengajar

Metode mengajar yang digunakan adalah observasi dan diskusi. (11) Sarana dan Prasarana

100

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah: buku catatan, alat tulis, insect-net, lop/kaca pembesar, jangka sorong, dan binokuler.

(12) Bentuk Belajar

Kegiatan belajar yang disusun dalam LKS ini adalah kegiatan belajar kelompok.

(13) Sistem interaksi

Sistem interaksi yang dapat terjadi dalam kegiatan pembelajaran ini adalah

(a) Siswa – Objek (b) Siswa – Siswa (c) Guru – Siswa (14) Alat Evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan LKS ini adalah tugas dan tes formatif yang ada di dalam bahan ajar sebagai acuan penilaian untuk melanjutkan ke tahap kegiatan selanjutnya.

101 2) Analisis Peserta Didik

Peserta didik yang menjadi sasaran penggunaan LKS keanekaragaman capung di Jogja Adventure Zone adalah siswa SMA kelas X yang rata-rata berumur. Menurut Jean Piaget dalam Dwi Siswoyo, dkk., (2008 : 102-103), perkembangan intelektual peserta didik umur 11-14 tahun termasuk ke dalam tahap operasional formal. Perubahan perilaku dari peserta didik antara lain adalah telah memiliki kemampuan mengoordinasikan dua ragam kemampuan kognitif secara serentak maupun beruntun. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan kemampuan menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam LKS keanekaragaman capung di Jogja Adventure

Zone menuntut siswa untuk berpikir abstrak dan mengikuti prosedur metode

ilmiah, sehingga LKS ini sesuai dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

Dokumen terkait