Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
40
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama memasuki lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusions).
1. Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2018:224) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif bersifat interaktif, ketika melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengumpulan data dengan observasi peneliti bisa berperan aktif dalam lokasi penelitian dengan cara ikut bermain bersama anak-anak, sehingga peneliti benar-benar bisa terlibat langsung ke dalam kegiatan yang ditelitinya. Peneliti mengamati secara langsung, baik secara formal maupun informal. Observasi dengan cara ikut bermain bersama dengan anak-anak dilakukan untuk memperoleh gambaran data mengenai karakter anak-anak, dan alat pendukung lainnya. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak usia sekolah dasar di desa Sitimulyo. Kemudian, pada saat peneliti melakukan wawancara dengan anak-anak yang bermain permainan tradisional menanyakan hal yang berhubungan dengan pendidikan katakter yang ada di dalam permainan yang mereka mainkan, peneliti juga dengan diam-diam merekam tanpa sepengetahuan mereka. Ketika melakukan wawancara dengan
41
anak-anak, peneliti menggunakan pakaian yang sopan tanpa menggunakan jas almamater supaya anak-anak tersebut tidak mengetahui peneliti sedang melakukan penelitian. Pengumpulan data yang diperoleh peneliti dari dokumentasi adalah meminta data kepada sekretaris desa untuk memperoleh data nama anak-anak yang bermain permainan tradisional. Setelah mendapatkan data berupa dokumen tertulis, peneliti melaksanakan observasi dengan pengumpulkan data dokumentasi gambar dan video anak-anak ketika bermain permainan tradisional untuk memperkuat penelitian yang dilakukan.
2. Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2018:247-249) Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam reduksi data peneliti berusaha untuk merangkum data-data yang telah diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil wawancara observasi dan dokumentasi saling berkaitan satu sama lain. Ketika melaksanakan observasi peneliti juga bisa dan dokumentasi. Ketika melaksanakan observasi peneliti ikut bergabung dan bermain bersama anak-anak, peneliti harus berusaha semaksimal mungkin supaya anak-anak tidak mengetahui jika peneliti melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan anak-anak yang bermain petak umpet. Setelah mendapatkan rangkuman dari observasi dan wawancara, peneliti meminta data yang ada di desa dengan menghubungi sekretaris desa. Dari hal yang telah dijelaskan di atas dapat memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mempermudah untuk mencarinya bila diperlukan.
3. Penyajian Data
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
42
table, grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Selain itu dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya namun yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah dipahami (Sugiyono, 2018:249). Penyajian data/display data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan tindakan. Dalam penyajian data dibuat dalam bentuk narasi dari data-data yang telah diperoleh sebelumnya, sebagai contoh hasil wawancara dengan orangtua anak-anak disajikan dalam bentuk narasi. Anak anak ketika berada dirumah cenderung tidak mendengarkan perintah orangtua dan keasyikan bermain game yang ada di ponselnya. Hal tersebut sudah termasuk degradasi moral. Tetapi jika anak tersebut diajak bermain permainan tradisional dengan teman sebaya nya, anak tersebut mau dan sangat bersemangat. Nilai religius juga sudah di dapatkan dari anak tersebut ketika diajak temannya mengaji, dia ikut mengaji. Orangtua setuju bahwa ketika anak mereka bermain langsung dengan teman sebayanya dapat meningkatkan upaya pendidikan karakter dibanding bermain game di handphone nya.
4. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Menurut Sugiyono (2018:252-253) kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. Selama pengumpulan data dan setelah pengumpulan data selesai dilakukan analisis data untuk menarik suatu simpulan, sehingga dapat menggambarkan suatu pola tentang
43
peristiwa yang terjadi. Analisis data yang terus menerus dilakukan mempunyai implikasi terhadap pengurangan dan atau penambahan data yang dibutuhkan. Dari hasil penelitian penarikan kesimpulan yang di dapat adalah degradasi moral yang di alami anak usia sekolah dasar sudah sangat memprihatinkan. Anak kecanduan gadget dengan bermain game sampai lupa waktu dan tidak mendengarkan perintah orangtua. Jika pendidikan karakter tidak di tanamkan sejak dini, maka hasilnya adalah anak anak yang semakin hari semakin beranjak dewasa tidak memiliki etika dan sopan santun. Tanpa anak-anak sadari, ketika mereka bermain dengan teman sebaya nya memainkan permainan tradisional ada banyak nilai pendidikan karakter di dalamnya. Hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi pemikiran anak untuk menerapkan karakter yang didapat dari permainan dalam kehidupan sehari-hari. Menanamkan pendidikan karakter kepada anak usia sekolah dasar dapat dilakukan di lingkungan keluarga (rumah), sekolah dan masyarakat (tri pusat pendidikan).
44
DAFTAR PUSTAKA
Achroni, Keen. 2012. Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional. Yogyakarta : Javalitera.
Eka Nugrahastuti, Endah Puspitaningtyas, Mega Puspitasari, Moh. Salimi. (2015).
Nilai-Nilai Karakter Pada Permainan Tradisional. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan.
Eka Setiani, Riris. 2019. Pemanfaatan Permainan Tradisional Dalam Penanaman Nilai-Nilai Kebangsaan Di TK Negeri Pembina 2 Purwokerto. aṣ-ṣibyān Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.4 No.1.
F, Fairuz. 2020. Internal control of the payrolls’ system and procedures in supporting the efficiency of labor costs in PT. Pancaran Samudera Transport, Jakarta, [online], (http://repository.stei.ac.id/2172/4/BAB%20III.pdf, diakses tanggal 07 Januari 2022)
Fadlillah. 2017. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Gustiana Mega Anggitaa, Siti Baitul Mukarromahb, Mohammad Arif Alic. 2018.
Eksistensi Permainan Tradisional Sebagai Warisan Budaya Bangsa.
JOURNAL OF SPORT SCIENCE AND EDUCATION, VOL: 3, NO: 2.
http://wayantarne.blogspot.co.id/2015/02/makalah-peranan-permainan-tradisional.htm, diakses tanggal 28 November 2021.
http://www.anneahira.com/permainan/permainan-tradisional.htm, diakses tanggal 29 Desember 2021.
Jaya Suryawan, Agung. 2018. Permainan Tradisional Sebagai Media Pelestarian Budaya dan Penanaman Nilai Karakter Bangsa. GENTA HREDAYA, Volume 2 No. 2.
Lusiana, Ernita. 2012. Membangun Pemahaman Karakter Kejujuran Melalui Permainan Tradisional Jawa Pada Anak Usia Dini di Kota Pati. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi PGPAUD UNNES Semarang.
Mohammad Syaffruddin Kuryanto, Ika Ari Pratiwi. 2018. Hubungan Permainan Tradisional Betengan Terhadap Gerak Lokomotor Siswa. Jurnal Prakarsa Paedagogia, Vol. 1 No. 2.
Nafisah, Wardatun. 2016. Pengaruh Permainan Tradisional Petak Umpet dan Lompat Tali Terhadap Pembentukan Karakter Demokratis dan Disiplin Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN Pakukerto 1 Sukorejo Kabupaten Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
45
Prihatmojo, Agung. 2020. Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Mencegah Degradasi Moral di Era 4.0. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 4 (1) 142-152.
Setiardi, Dicky. 2017. Keluarga Sebagai Sumber Pendidikan Karakter Bagi Anak.
Jurnal Tarbawi, Vol. 14. No. 2.
Sriwilujeng, Dyah. 2017. Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta : Erlangga.
Subianto, Jito. 2013. Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter Berkualitas. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 8, No. 2.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Super Buku. 2014. Dampak Permainan Anak Modern, [online], (https://bukupaud.com/dampak-permainan-anak-modern.html, diakses tanggal 1 November 2021).
Tarna, I wayan. 2015. Peranan Permainan Tradisional Dalam Pendidikan.
Yani, Huri. 2018. Permainan Tradisional Anak Negeri. Jakarta : Balai Pustaka.
Yuli Khoirinnida, Wawan Shokib Rondli. 2021. Penguatan Pendidikan Karakter Pada Siswa Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Tematik Di Era Pandemi Covid-19. Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Vol.21 No.3.
Yunus Saputra, Setiya. 2017. Permainan Tradisional VS Permainan Modern Dalam Penanaman Nilai Karakter di Sekolah Dasar. Elementary School Education Journal, Volume 1 Nomor 1.
46
LAMPIRAN
46
JADWAL PELASANAAN PENELITIAN
No. Jadwal Kegiatan Bulan
Juli 2021 Agust 2021 Sept 2021 Okto 2021 Nop 2021 Des 2021
Jan 2022 Feb 2022 A. Persiapan
1. Observasi 2. Pengajuan Judul 3. Penyusunan
Proposal Skripsi 4. Seminar Proposal 5. Penelitian
6. Mengolah Data 7. Ujian Skripsi
47
KISI-KISI INDIKATOR PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
KOMPONEN PENDIDIKAN KARAKTER
DESKRIPSI INDIKATOR-INDIKATOR No. Item
Religius Sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
Kesenangan dan Kegembiraan Dunia anak adalah dunia bermain dan anak-anak akan merasakan kesenangan apabila diajak bermain. Rasa senang yang ada pada anak mewujudkan pula suatu fase menuju pada kemajuan
Perasaan siswa dapat bermain dengan teman-teman sebaya nya dan dengan teman yang lebih tua dari mereka
Suka cita siswa ketika bermain
2
Kebebasan Dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk bertindak atau berubah tanpa batasan
kesempatan untuk ikut bermain dan bergabung bersama teman-temannya
3 dan 4
48
Merasa bebas dari tekanan yang ia rasakan
Berteman adalah tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
mempunyai banyak teman ketika bermain tentunya akan merasa senang
Demokrasi, toleransi dan sopan santun
adalah menghargai orang lain dengan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang baik tanpa melukai perasaan orang lain dan menilai sama hak dan kewajiban dirinya serta orang lain.
menghormati satu sama lain
setiap pemain mempunyai
49
sebutan “mbak/mas” dan memanggil yang muda dengan sebutan “dek/adek”
tidak memandang anak orang kaya atau anak orang miskin
tidak memandang tinggi atau pendek
tidak memandang anak pandai atau bodoh
Tanggung jawab adalah sikap atau perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara maupun Tuhan Yang Maha Esa.
siswa yang kalah bersiap untuk menjaga benteng
siswa yang bersembunyi juga harus mencari tempat persembunyian yang tidak jauh dari benteng
11
Kebersamaan dan saling adalah rasa kebersamaan yang permainan harus dimainkan lebih 5
50
membantu dimiliki oleh anggota kelompok
dan merupakan perasaan yang mengikat sebuah kelompok untuk kepentingan bersama dan saling membantu satu sama lain
dari satu pemain, karena jika pemainnya banyak maka permainannya akan semakin menyenangkan
Kepatuhan merupakan segala bentuk
perjanjian yang telah ditetapkan dan disetujui oleh pihak yang
Cakap dalam berhitung yaitu pada permainan petak umpet. Setiap pemain harus cakap menghitung
penjaga menghitung angka satu sampai sepuluh untuk memberikan kesempatan kepada temannya mencari tempat persembunyian
13
Kecakapan berpikir adalah bagaimana caranya seluruh pemain memikirkan apa yang harus mereka perbuat
penjaga dilatih untuk berpikir, gerak langkah mencari pemain yang bersembunyi dan harus menjaga benteng supaya tidak disentuh pemain yang bersembunyi
13
51
pemain juga harus memikirkan tempat yang aman untuk bersembunyi.
Kejujuran dan sportivitas perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
penjaga harus menghitung dari angka satu sampai sepuluh dan tidak diperbolehkan mengintip
Pemain yang tidak jujur akan mendapatkan hukuman kekalahan untuk berjaga kembali
14
52
INSTRUMEN WAWANCARA SISWA Narasumber :
Hari/Tanggal : Tempat Wawancara :
No. Pertanyaan Jawaban
1 Apakah sebelum memulai permainan kalian berdo‟a terlebih dahulu ? Jika iya kenapa alasannya
?
2 Bagaimana perasaan kalian ketika bermain bersama ? Apakah yang lebih dewasa bisa menerima yang lebih muda ? Mengapa alasannya ? 3 Bagaimana respon kalian jika ada
teman kalian yang ingin ikut bergabung dalam permainan ? 4 Apa alasan kalian ingin bergabung
dalam permainan yang dimainkan oleh teman-temanmu ? Apakah kalian merasa tertekan ?
5 Apakah kalian setuju jika banyak orang yang ikut dalam permainan akan membuat permainan semakin seru dan asik ? Apa alasannya ? 6 Apakah kalian sering memainkan
permainan tradisional ? Jenis permainan tradisional apa saja yang sering kalian mainkan ? Apa alasannya ? Apakah kalian tidak
53 merasa bosan memainkannya terus menerus ?
7 Bagaimana cara kalian saling bertukar pikiran dengan teman kalian ketika bermain ?
8 Apakah kalian sudah saling mengenal dan memahami karakter masing-masing dari teman kalian ? 9 Bagaimana cara kalian menghargai
pendapat teman ketika bermain ? 10 Bagaimana cara kalian
menghormati satu sama lain ? Coba jelaskan!
11 Bagaimana cara kalian bertanggungjawab dalam sebuah permainan ?
12 Bagaimana cara kalian membuat kesepakatan dan mematuhinya ? 13 Mengapa ketika teman kalian yang
berjaga tadi berhitung tidak urut, kalian menegurnya dan tidak jadi sembunyi ?
14 Bagaimana cara kalian bersikap jujur dalam permainan ?
54