• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Wardatun Nafisah (2016) dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul “Pengaruh Permainan Tradisional Petak Umpet dan Lompat Tali Terhadap Pembentukan Karakter Demokratis dan Disiplin Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN Pakukerto 1 Sukorejo Kabupaten Pasuruan”. Jenis pendekatan dan penelitiannya adalah

29

menggunakan pendekatan kuantitatif dan berjenis korelasional untuk menentukan hubungan variable. Hasil penelitiannya adalah karakter demokratis siswa SDN Pakukerto 1 Sukorejo Kabupaten Pasuruan berada pada kategori sedang di mana jumlah responden 30 siswa dari 46 siswa dengan prosentase 63%. Sedangkan untuk karakter disiplin sebanyak 35 siswa dari 46 siswa dengan prosentase 76%. Permainan tradisional lompat tali dan petak umpet telah memberikan kontribusi dalam mempengaruhi karakter demokratis sebanyak 10,7% dan 9,6% dalam mempengaruhi karakter disiplin. Dari hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang signifikan hal ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 2, 301 dengan signifikansi p = 0,026 < 0,05 untuk permainan tradisional petak umpet dan lompat tali terhadap karakter demokratis dan 2,161 dengan signifikasi p = 0,036 < 0,05 untuk permainan tradisional petak umpet dan lompat tali terhadap karakter disiplin.

2. Ernina Lusiana (2012) dari Universitas Negeri Semarang dengan judul

“Membangun Karakter Kejujuran Melalui Permainan Tradisional Jawa Pada Anak Usia Dini di Kota Pati”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil test membangun karakter kejujuran pada kelompok kontrol adalah nilai thitung sebesar 1,852 < ttabel sebesar 2,120.

Hal tersebut menunjukkan HO diterima dan Ha ditolak. Dari data tersebut menunjukkan perubahan yang tidak signifikan yaitu tidak ada perbedaan karakter kejujuran saat pretest dan posttest pada kelompok kontrol.

Sedangkan kelompok eksperimen adalah nilai thitung sebesar 10,985 < ttabel sebesar 2, 120. Hal tersebut menunjukkan bahwa HO ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut menunjukkan perubahan yang signifikan karena adanya perbedaan karakter kejujuran saat pretes dan posttes pada kelompok eksperimen sehingga dapat dikatakan bahwa permainan tradisional Jawa dalam penelitiannya efektif digunakan untuk membangun karakter kejujuran pada anak usia dini.

30 2.3 Kerangka Teori

Kerangka teori tersebut menunjukkan bahwa asumsinya adalah situasi yang terjadi permainan tradisional di tengah zaman modernanisasi masih diminati anak-anak usia sekolah dasar, karena bermain bersama dengan teman sebaya melalui permainan tradisional bukan hanya kesehatan jasmani saja yang di dapat, tetapi tanpa disadari juga dapat memberikan penguatan pendidikan karakter bagi anak.. Oleh karena itu, teori situasi yang diharapkan dianggap relevan untuk menjelaskan problem permainan tradisional sebagai upaya penguatan pendidikan karakter bagi anak usia sekolah dasar.

Doktor mainan, Mohammad Zaini Alif mengatakan walaupun biasanya dalam permainan ada peraturan kalah dan menang, tetapi akhirnya yang penting, bukan kalah dan menang itu melainkan kesenangan bersama, kegembiraan bersama. Akhirnya ketika bermain itu tidak lagi peduli siapa kalah siapa menang. Pada permainan tradisional, fungsi bermain bukan hanya saat mainan itu dimainkan. Akan tetapi, proses pembuatan juga bahagian dari bermain. Pada zaman sekarang, permainan modern hanya memainkan saja. Tidak ada proses yang dilakukan si anak untuk menciptakan mainannya sendiri. Semuanya sudah disediakan dan bisa dibeli dengan harga tertentu. Mainan tradisional mampu menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter. Permainan moden hanya mementingkan ketepatan saja. Sementara permainan tradisional memperkenalkan kepekaan rasa kepada anak-anak dengan media yang ada di lingkungan sekitarnya.

Zaman modernanisasi masih ada anak usia SD yang bermain permainan Tradisional

Situasi yang di harapkan : Permainan Tradisional sebagai upaya penguatan pendidikan karakter

Ada berbagai jenis permainan tradisional

Situasi yang terjadi : Permainan tradisional masih diminati

31 2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan bagan atau alur berpikir yang menjadi dasar dari sebuah penelitian. Kerangka berpikir digunakan untuk memahami alur pemikiran dan memberikan arahan bagi pembaca dalam terlaksananya penelitian.

Membangun karakter ditengah zaman modern seperti ini bukanlah merupakan suatu yang instant dan tidak dapat langsung dirasakan sesaat setelah pendidikan tersebut diberikan. Pendidikan membangun karakter merupakan proses panjang yang harus dimulai sejak dini melalui keluarga, sekolah dan masyarakat dan diajarkan pada anak-anak dan baru akan dirasakan setelah anak-anak tersebut tumbuh menjadi dewasa. Penguatan Pendidikan Karakter secara tidak sadar juga sudah ditanamkan dalam permainan tradisional yang sering anak-anak mainkan.

Permainan tradisional yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan ini memberikan pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan jasmani, kejiwaan, sifat, dan kehidupan social anak di kemudian hari. Selain itu, permainan anak-anak ini juga dianggap sebagai salah satu unsur kebudayaan yang memberi ciri atau warna khas tertentu pada suatu kebudayaan yang dimiliki disetiap daerah. Menurut Keen Achroni (2012), unsur-unsur nilai budaya yang terkandung dalam permainan tradisional adalah nilai kesenangan atau kegembiraan, nilai kebebasan, rasa berteman, nilai demokrasi, nilai kepemimpinan, rasa tanggung jawab, nilai kebersamaan, nilai kepatuhan, melatih cakap dalam berhitung, melatih kecakapan berpikir, nilai kejujuran dan sportivitas.

32 Zaman modernanisasi

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Masyarakat Rumah

(Keluarga)

Sekolah

Salah satunya melalui Permainan

Tradisional

Kesehatan

Jasmani Nilai Karakter

Hasil Penelitian

Feedback

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat & Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di desa Sitimulyo Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Ketika bermain permainan tradisional anak-anak lebih menyukai tempat yang luas di luar rumah, hal tersebut karena memudahkan mereka untuk leluasa saat bermain. Anak-anak juga menyukai tempat bermain yang teduh seperti dibawah pohon yang rindang.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan persiapan terlebih dahulu. Setelah itu pada minggu ketiga dan keempat bulan Juli 2021 peneliti mencari sebuah masalah yang ada di sekitar desa Sitimulyo melalui metode observasi. Setelah mendapatkan masalah, kemudian peneliti melakukan pengajuan judul kepada dosen pembimbing 1 dan 2 pada bulan Agustus 2021. Setelah dosen pembimbing 1 dan 2 menyetujui judul yang sudah peneliti buat, kemudian peneliti mulai menyusun proposal skripsi pada minggu kedua bulan September 2021 sampai Januari 2022. Setelah proposal mendapat persetujuan oleh dosen pembimbing 1 dan 2, maka peneliti mengajukan seminar proposal di bulan Februari 2022.

3.2 Pendekatan & Jenis Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang disajikan berupa kata-kata. Selanjutnya apabila dilihat dari objek dan hasil yang akan didapat maka penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan jenis pendekatan fenomenologi. Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif menekankan

34

pada kualitas bukan kuantitas dan data-data yang dikumpulkan bukan berasal dari kuisioner melainkan berasal dari wawancara, observasi langsung dan dokumen resmi yang terkait lainnya. Penelitian kualitatif juga lebih mementingkan segi proses daripada hasil yang didapat. Hal tersebut disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas jika diamati dalam proses.

Ketika melaksanakan penelitian atau observasi, peneliti menggunakan pendekatan dokumentasi dengan pengambilan foto atau video dari jarak yang tidak terlalu jauh. Selain menggunakan pendekatan dokumentasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan anak-anak setelah mereka selesai bermain dengan merekam hasil wawancara.

3.3 Peranan Peneliti

Kehadiran peneliti dilapangan merupakan suatu keharusan karena dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen penelitian yang utama. Peranan peneliti adalah mendeskripsikan permainan tradisional sebagai upaya penguatan pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar di desa Sitimulyo. Untuk itu peneliti harus hadir sendiri di lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam situasi yang sesungguhnya. Akan tetapi, peneliti harus sadar bahwa dirinya merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, dan sekaligus menjadi pelapor dari hasil penelitian. Oleh karena itu, peneliti tidak boleh ikut campur ketika permainan sedang berlangsung dan hanya mengamati mereka ketika bermain juga sesekali peneliti bergabung dan bermain bersama dengan mereka.

3.4 Data dan Sumber Data

Data adalah tulisan-tulisan atau catatan-catatan yang sifatnya penting mengenai segala sesuatu yang didengar, dilihat, dialami dan bahkan yang dipikirkan oleh peneliti selama kegiatan pengumpulan data dan merefleksikan kegiatan tersebut ke dalam naratif.

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian terkait. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.

35 a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Peneliti menggunakan hasil wawancara yang didapatkan dari informan atau anak mengenai topik penelitian sebagai data primer.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah peneliti meminta data kepada sekretaris desa untuk mendapatkan data nama anak-anak yang bermain permainan tradisional.

3.5 Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2018:224) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting. Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian ini, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.5.1 Wawancara

Menurut Yusuf (2014:372) Wawancara adalah suatu kejadian atau proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi secara langsung atau bertanya secara langsung mengenai suatu objek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan anak-anak yang bermain permainan tradisional dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan pendidikan katakter yang ada di dalam permainan yang mereka mainkan, peneliti juga diam-diam merekam tanpa sepengetahuan mereka. Ketika melakukan wawancara dengan anak-anak, peneliti menggunakan pakaian yang sopan tanpa menggunakan jas almamater supaya

36

anak-anak tersebut tidak mengetahui peneliti sedang melakukan penelitian dan sebisa mungkin peneliti dapat menjadi teman bagi mereka.

3.5.2 Observasi

Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi langsung sering juga disebut obeservasi partisipatif. Peneliti bisa berperan aktif dalam lokasi penelitian dengan cara ikut bermain petak umpet bersama anak-anak, sehingga peneliti benar-benar bisa terlibat dalam kegiatan yang ditelitinya. Menurut Yusuf (2014:384) kunci keberhasilan dari observasi sebagai teknik dalam pengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh peneliti itu sendiri, karena peneliti melihat dan mendengarkan suatu objek penelitian dan kemudian peneliti menyimpulkan dari apa yang diamati. Peneliti mengamati secara langsung, baik secara formal maupun informal. Observasi dengan cara ikut bermain bersama dengan anak-anak dilakukan untuk memperoleh gambaran data mengenai karakter anak-anak, dan alat pendukung lainnya. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak di desa Sitimulyo.

Kegiatan pengamatan dilakukan dengan tiga tahap yaitu (a) pengamatan deskriptif; pengamatan untuk mengeksplorasi data secara umum; (b) pengamatan terfokus; pengamatan untuk menunjang analisis; (c) pengamatan terseleksi;

pengamatan untuk menunjang komponen. Peneliti mengambil beberapa kegiatan yang secara detail sehingga kegiatan tersebut patut dijadikan contoh.

3.5.3 Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Pengumpulan data yang diperoleh peneliti dari hasil dokumentasi adalah meminta data kepada sekretaris desa untuk memperoleh data nama anak-anak yang bermain permainan tradisional. Setelah mendapatkan data berupa dokumen tertulis, peneliti melaksanakan observasi dengan pengumpulkan

37

data dokumentasi gambar dan video anak-anak ketika bermain permainan tradisional untuk memperkuat penelitian yang dilakukan.

3.6 Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data menggunakan empat kriteria, yaitu kepercayaan (credibility), Keteralihan (transferability), Kebergantungan (dependability), dan Kepastian/dapat dikonfirmasi (confirmability)

3.6.1 Kredibilitas

Penetapan kriteria derajat kredibilitas pada dasarnya adalah penelitian yang kredibel atau dapat dipercaya dari perspektif partisipan dalam penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik trianggulasi teknik, artinya peneliti menguji kredibilitas penelitian dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dari data yang diperoleh selanjutnya dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama dan mana spesifik dari sumber tersebut. Data yang telah dianalisis menghasilkan suatu kesimpulan yang selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan beberapa sumber tersebut (Sugiyono, 2018:274). Supaya penelitian ini kredibel, peneliti melakukan penelitian tidak hanya satu kali untuk menghindari ketidakperubahan, melainkan dua sampai tiga kali untuk memperoleh hasil yang maksimal dari penelitian ini. Setelah itu peneliti melakukan wawancara, peneliti melakukan wawancara tidak hanya satu kali, tetapi dua atau sampai tiga kali dan setiap selesai wawancara, peneliti meminta tanda tangan narasumber agar wawancara tersebut dapat dipercaya.

3.6.2 Transferabilitas

Keteralihan (transferability), pada dasarnya merupakan validitas eksternal pada penelitian kualitatif. Dapat terpenuhi dengan memberikan deskripsi secara rinci dan mendalam tentang hasil dan konteks penelitian.

Penelitian ini dapat dilaksanakan di berbagai tempat, bisa di teliti dalam keadaan daring maupun non daring. Dari data yang sudah di dapatkan berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi nantinya digunakan untuk membuat hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan. Dari

38

penjelasan yang telah di jelaskan, orang tua membenarkan bahwa permainan tradisional terdapat banyak nilai pendidikan karakter di dalamnya. Disisi lain, bermain juga dapat menyehatkan badan.

3.6.3 Dependabilitas

Dependabilitas dalam penelitian kualitatif disebut reliabilitas. Suatu penelitian dikatakan dependabilitas apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Peneliti bertanggungjawab menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setting ketika melaksanakan penelitian. Saat terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian, peneliti tidak hanya melakukan satu kali penelitian saja, tetapi 2 sampai 3 kali untuk memastikan adanya perubahan atau tidak dalam penelitian tersebut. Contohnya hari ini peneliti mengamati anak-anak ketika bermain petak umpet di desa Sitimulyo tepatnya di sekitar halaman rumahnya ibu Pupuk, ibu Ngaripan dan ibu Eni. Selang beberapa hari kemudian anak-anak bermain bola bekel dihalaman rumah ibu Sum, ibu Warti, ibu Tarsi. Hal tersebut membuktikan bahwa setting atau tempat bermain anak anak berubah-ubah, tergantung kesepakatan dan keluasan tempat untuk bermain. Karena tidak setiap hari anak-anak bermain permainan tradisional. Terkadang 3 hari sekali atau 1 minggu sekali.

3.6.4 Konfirmabilitas

Dalam penelitian kualitatif, uji konfimability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada (Sugiyono, 2018:270). Konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat kekuatan hasil penelitian yang dikonfirmasikan oleh orang lain.

Strategi untuk meningkatkan konfirmabilitas antara lain pendokumentasian untuk mengecek dan mengecek kembali seluruh data penelitian. Dalam penelitian kulitatif, uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Anak-anak yang

39

bermain permainan tradisional pasti memiliki nama, peneliti meminta data nama-nama mereka di sekretaris desa. Ketika melakukan penelitian, peneliti mencoba menelusuri dan mengamati cara mereka bermain permainan tradisional bersama. Di awal permainan mereka membuat kesepakatan yang harus disetujui oleh teman bermain mereka, contohnya dalam permainan tradisional petak umpet dilarang bersembunyi di dalam rumah harus bersembunyi di luar rumah hal tersebut untuk memudahkan penjaga untuk menemukan temannya yang bersembunyi. Contoh lain lagi dalam permainan tradisional bola bekel, pemain dilarang curang ketika memantulkan bola bekel, jika kalah harus mengakui. Kemudian kesepakatan yang kedua, sebelum memulai permainan mereka berdoa terlebih dahulu, menurut hasil wawancara dengan beberapa anak yang sudah bermain, ketika ditanya mengapa kalian harus berdoa dulu sebelum memulai permainan tadi mereka menjawab karena sesuatu hal harus diawali dengan berdoa itu nasehat dari guru agama mereka. Kemudian kesepakatan yang ketiga, pemain harus jujur.

Setelah itu mereka hompimpa bersama-sama.

Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan menggunakan analisis kasus. Analisis kasus yaitu proses pencarian pengetahuan yang tujuannya untuk menyelidiki serta meneliti fenomena-fenomena kasus yang terjadi di kehidupan nyata. Penelitian mencari sebuah topik penelitian, topik tersebut akan dicari jawaban maupun solusinya untuk menyelesaikan kasus yang ada dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan antara lain:

1. Menganalisis data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Menganalisis apa yang dikatakan orang tentang situasi saat penelitian dengan apa yang dilihat sepanjang waktu.

3. Menganalisis hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

3.7 Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

40

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama memasuki lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusions).

1. Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2018:224) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif bersifat interaktif, ketika melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengumpulan data dengan observasi peneliti bisa berperan aktif dalam lokasi penelitian dengan cara ikut bermain bersama anak-anak, sehingga peneliti benar-benar bisa terlibat langsung ke dalam kegiatan yang ditelitinya. Peneliti mengamati secara langsung, baik secara formal maupun informal. Observasi dengan cara ikut bermain bersama dengan anak-anak dilakukan untuk memperoleh gambaran data mengenai karakter anak-anak, dan alat pendukung lainnya. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalam permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak usia sekolah dasar di desa Sitimulyo. Kemudian, pada saat peneliti melakukan wawancara dengan anak-anak yang bermain permainan tradisional menanyakan hal yang berhubungan dengan pendidikan katakter yang ada di dalam permainan yang mereka mainkan, peneliti juga dengan diam-diam merekam tanpa sepengetahuan mereka. Ketika melakukan wawancara dengan

41

anak-anak, peneliti menggunakan pakaian yang sopan tanpa menggunakan jas almamater supaya anak-anak tersebut tidak mengetahui peneliti sedang melakukan penelitian. Pengumpulan data yang diperoleh peneliti dari dokumentasi adalah meminta data kepada sekretaris desa untuk memperoleh data nama anak-anak yang bermain permainan tradisional. Setelah mendapatkan data berupa dokumen tertulis, peneliti melaksanakan observasi dengan pengumpulkan data dokumentasi gambar dan video anak-anak ketika bermain permainan tradisional untuk memperkuat penelitian yang dilakukan.

2. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2018:247-249) Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam reduksi data peneliti berusaha untuk merangkum data-data yang telah diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil wawancara observasi dan dokumentasi saling berkaitan satu sama lain. Ketika melaksanakan observasi peneliti juga bisa dan dokumentasi. Ketika melaksanakan observasi peneliti ikut bergabung dan bermain bersama anak-anak, peneliti harus berusaha semaksimal mungkin supaya anak-anak tidak mengetahui jika peneliti melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan anak-anak yang bermain petak umpet. Setelah mendapatkan rangkuman dari observasi dan wawancara, peneliti meminta data yang ada di desa dengan menghubungi sekretaris desa. Dari hal yang telah dijelaskan di atas dapat memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mempermudah untuk mencarinya bila diperlukan.

3. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

42

table, grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

table, grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,

Dokumen terkait