• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara multikultural karena memiliki keanekaragaman dengan berbagai jenis permainan tradisional yang tersebar di berbagai daerah. Nama permainan tradisional di setiap juga pasti berbeda meskipun cara memainkannya sama. Contohnya permainan Kelereng, di kota-kota besar sering disebut bermain kelereng tetapi jika di desa tepatnya di daerah jawa disebut setinan dan lain-lain. Ada berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan kreativitas, salah satunya adalah permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya. Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan serta ketangkasan. Permainan tradisional merupakan salah satu aset budaya yang mempunyai ciri khas kebudayaan suatu bangsa maka, pendidikan karakter bisa dibentuk melalui permainan tradisional sejak usia dini. Karena selama ini pendidikan karakter kurang mendapat penekanan dalam sistem pendidikan di Negara kita.

Ditengah zaman modernisasi, anak-anak usia sekolah dasar di desa Sitimulyo masih memainkan permainan tradisional. Dunia anak adalah dunia bermain, bermain merupakan bagian yang amat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak- anak di desa tersebut menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan temannya. Bagi anak-anak di desa tersebut, bermain memiliki manfaat yang sangat penting, bermain bukan hanya untuk kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain dan lingkungannya. Anak-anak

2

biasanya mengalami masa-masa peka, di mana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi. Masa ini adalah masa yang sangat bagus dan cocok untuk meletakkan dasar pertumbuhan dalam mengembangkan kemampuan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, seni, moral, dan nilai-nilai agama.

Menurut Gallahue dalam Sofia Hartati juga mengatakan bahwa bermain merupakan kebutuhan anak yang paling mendasar saat anak berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Bermain adalah suatu aktifitas yang langsung dan spontan dilakukan seorang anak bersama orang lain atau dengan menggunakan benda-benda sekitarnya dengan senang, sukarela dan imajinatif serta dengan menggunakan perasaannya, tangannya atau seluruh anggota tubuhnya. Oleh karena itu bermain adalah aktifitas yang diplih sendiri oleh anak karena menyenangkan bukan karena akan memperoleh hadiah atau puji, karena bermain juga merupakan alat utama untuk mencapai pertumbuhannya, sebagai medium anak mencobakan diri bukan saja hanya dalam fantasinya tetapi dilakukan secara nyata.

Ketika anak bermain permainan tradisional tanpa disadari dapat menanamkan sikap dan keterampilan seperti nilai kejujuran, kesetiakawanan, kerja sama, kebersamaan dan musyawarah (mufakat). Nilai-nilai tersebut secara tidak langsung akan menimbulkan interaksi sosial antar pemain.

Interaksi sosial sangat penting dilakukan secara langsung, karena melalui hal tersebut anak bisa belajar bagaimana caranya berkomunikasi dengan baik dan bagaimana caranya berdaptasi dengan lingkungan sekitar. Dengan bermain bersama dengan teman sebayanya secara langsung, anak akan belajar bagaimana caranya bersenda gurau, bagaimana caranya anak mengerti perasaan orang lain supaya tidak menjadikan dirinya sebagai makhluk hidup yang individualis. Oleh karena itu, permainan tradisional perlu di lestarikan kembali dan diperkenalkan kembali kepada anak-anak usia sekolah dasar supaya eksistensi permainan tradisional tetap terjaga di masa yang akan datang. Karena melestarikan permainan tradisional akan memperoleh banyak

3

manfaat. Permainan tradisional juga dianggap sebagai aset budaya karena memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap perkembangan jiwa, sifat dan kehidupan social anak, hal ini tentunya akan membuat karakter anak akan terbentuk secara alami dan karena permainan tradisional terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dijadikan bekal dan pedoman hidup anak di masa depan (Dicky Setiardi, 2017:145).

Berdasarkan uraian di atas, permainan tradisional memiliki peran penting dalam membentuk pendidikan karakter anak usia sekolah dasar. Dari sekian banyaknya permainan tradisional yang ada, permainan tradisional petak umpet, bola bekel, layangan dan setinan merupakan jenis permainan tradisional yang masih dimainkan oleh anak usia sekolah dasar di Desa Sitimulyo, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati. Ketika melakukan pengamatan, peneliti melihat anak-anak SD sangat menikmati permainan tradisional petak umpet. Hasil pengamatan yang telah diamati peneliti menunjukkan bahwa permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak di desa tersebut secara tidak langsung membentuk pendidikan karakter karena di dalamnya ada kekompakan serta kesetiakawanan dan pastinya masih ada nilai-nilai pendidikan karakter lainnya yang terdapat di dalamnya. Hal tersebutlah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganalisis jenis-jenis permainan tradisional apa saja yang masih dimainkan oleh anak usia sekolah dasar di desa Sitimulyo sebagai upaya penguatan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter dapat di ajarkan di sekolah, di rumah ataupun di lingkungan sekitar. Tanpa kita sadari di dalam permainan tradisional juga terdapat pendidikan karakter, karena pendidikan karakter sangat penting diterapkan mulai dari usia sekolah dasar. Meskipun membentuk karakter itu sulit, tidak dapat langsung dirasakan sesaat setelah pendidikan tersebut diberikan. Pendidikan membangun karakter merupakan proses panjang yang harus dimulai sejak dini pada anak-anak dan baru akan dirasakan setelah anak-anak tersebut tumbuh menjadi dewasa. Sebagai orangtua ataupun

4

pendidik maka perlu untuk menuntun anak untuk senantiasa memiliki nilai-nilai pendidikan karakter. Oleh karena itu, melalui permainan tradisional diharapkan dapat memberikan penguatan pendidikan karakter siswa supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi pada diri sendiri maupun pada teman sebaya.

Agar terlihat orisinalitas dan kebaharuan penelitian yang akan dilakukan berikut disajikan beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan oleh orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Wardatun Nafisah (2016) dengan judul Pengaruh Permainan Tradisional Petak Umpet dan Lompat Tali Terhadap Pembentukan Karakter Demokratis dan Disiplin Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN Pakukerto 1 Sukorejo Kabupaten Pasuruan, merupakan penelitian kuantitatif berjenis korelasional, hasilnya karakter demokratis siswa SDN Pakukerto 1 Sukorejo Kabupaten Pasuruan berada pada kategori sedang di mana jumlah responden 30 siswa dari 46 siswa dengan prosentase 63% sedangkan untuk karakter disiplin sebanyak 35 siswa dari 46 siswa dengan prosentase 76%. Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Ernina Lusiana (2012) dengan judul Membangun Karakter Kejujuran Melalui Permainan Tradisional Jawa Pada Anak Usia Dini di Kota Pati, merupakan penelitian kuantitatif berjenis eksperimental, hasilnya menunjukkan perubahan yang signifikan karena adanya perbedaan karakter kejujuran pada saat pretes dan posttes pada kelompok eksperimen sehingga dapat dikatakan bahwa permainan tradisional Jawa dalam penelitiannya efektif digunakan untuk membangun karakter kejujuran pada anak usia dini.

Meskipun telah banyak penelitian yang terkait tentang permainan tradisional, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di desa Sitimulyo dengan mengambil kelebihan dan memperdalamnya. Dengan demikian peneliti tertarik untuk menganalisis permainan tradisional di Desa Sitimulyo sebagai upaya penguatan pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar karena menurut peneliti masalah yang diangkat tersebut menarik untuk diteliti dan bisa di teliti dalam kondisi pandemi maupun non-pandemi, selain itu

5

objek penelitian juga sangat mendukung untuk diteliti dilengkapi juga dengan adanya fasilitas-fasilitas yang tersedia dan mendukung pelaksanaan penelitian. Melihat dari analisis permasalahan di atas, maka peneliti mengangkat judul “Analisis Permainan Tradisional di Desa Sitimulyo Sebagai Upaya Penguatan Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar Desa Sitimulyo Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati”.

Dokumen terkait