• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Analisis

1. Analisis Rasio Keuangan

Pembahasan dari hasil analisis dari sub bab sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13 Hasil Analisis Rasio BMT UMJ 2011-2014

Komponen

Analisis Rasio (%)

Sebelum Linkage Sesudah Linkage 2011 2012 2013 2014

Likuiditas

a. Current Ratio 236,54 199,05 121,58 124

b. Cash Ratio 41,94 27,19 27,18 18,74

Solvabilitas

a. Total Debt to Total Assets Ratio 39,34 46,27 77,34 77,24 b. Long Term Debt to Equity Ratio 85,53 69,47 77,61 72,32

Rentabilitas

a. Return Of Investment 4,27 4,23 5,45 5,79

b. Return On Equity 25,34 21,10 29,60 33,21

71

Tabel. 4.14 Perkembangan rasio keuangan berdasarkan analisis Time Series

Komponen

Perkembangan (%)

Sebelum Linkage Sesudah Linkage 2011 2012 2013 2014

Likuiditas

a. Current Ratio 100 118 163 98

b. Cash Ratio 100 154 100 145

Solvabilitas

a. Total Debt to Total Assets Ratio 100 85 59 100 b. Long Term Debt to Equity Ratio 100 123 89 107

Rentabilitas

a. Return Of Investment 100 100 77 94

b. Return On Equity 100 120 71 89

Sumber: Data yang diolah

Rumus yang digunakan untuk menghitung perkembangan analisis rasio pada tabel. 4.14 tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Rasio tahun dasar

Prosentase perkembangan rasio = X 100% Rasio tahun yang dianalisis

1) Likuiditas a) Current Ratio

Koperasi BMT UMJ pada kurun waktu empat tahun yaitu 2011, 2012, 2013, 2014 memiliki angka rasio lancar berturut-turut, yaitu 236,54%, 199,05%, 121,58% dan 124% dimana keempat angka rasio tersebut menunjukkan kriteria yang sangat baik pada dua tahun periode sebelum melakukan linkage program yaitu tahun 2011 dan 2012, hal ini menunjukkan bahwa koperasi BMT UMJ mempunyai harta yang likuid

72

dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan rasio lancar pada dua tahun periode sesudah melakukan linkage program yaitu 2013 dan 2014 menunjukkan kriteria yang kurang baik, hal ini menunjukkan bahwa koperasi BMT UMJ memiliki kekurangan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya setelah melakukan linkage program dengan BSM.

b) Cash Ratio

Cash Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kas beserta setara kas dengan hutang lancar. Dan pada kurun waktu empat tahun, yaitu pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 analisis Cash Rasio pada koperasi BMT UMJ menghasilkan angka rasio berturut-turut sebesar 41,94%, 27,19%, 27,18%, dan 18, 74%. Sama halnya dengan dengan hasil analisis diatas, analisis Cash Ratio juga menghasilkan angka yang jauh dibawah standar, hal ini disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun piutang. Sedangkan koperasi BMT UMJ ini bergerak dalam bidang simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari hasil perputaran pinjaman yang diberikan koperasi pada nasabahnya. Analisis Cash Ratio ini menunjukkan bahwa kas dan setara kas yang dimiliki koperasi BMT UMJ tidak cukup likuid dalam membayar hutang lancarnya, keadaan ini sering disebut juga dengan istilah illikiud.

73

Kas yang terlalu sedikit dapat memperlambat kegiatan koperasi dan menghambat dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, untuk itu pihak BMT senantiasa agar kas yang tersedia tetap banyak agar dapat memenuhi kewajibannya dengan cara mengerahkan bagian marketing untuk dapat menambah jumlah anggota yang masuk menjadi anggota baru serta menambah himpunan dana yang dititipkan pada pihak BMT, dengan begitu perputaran keuangan yang ada pada koperasi BMT UMJ akan sedikit teratasi.

2) Solvabilitas

a) Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (Total Debt To Total Assets Ratio)

Koperasi BMT UMJ dalam kurun waktu empat tahun yaitu pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 menghasilkan angka rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva berturut-turut 39,34%, 46,27%, 77,34%, dan 77,24% dimana keempat rasio tersebut menunjukkan kriteria baik pada dua tahun periode sebelum melakukan linkage program. Sedangkan pada dua tahun periode sesudahnya menunjukkan kriteria yang kurang baik, hal ini disebabkan karena total asset tidak mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap total hutang yang dimiliki BMT. Hasil ananlisis diatas menunjukkan bahwa kinerja keuangan BMT UMJ setelah melakukan

74

linkage program masih kurang solvable dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.

b) Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal Sendiri (Long Term Debt to Equity Ratio)

Angka yang dihasilkan pada analisis rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal Sendiri pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 menghasilkan angka rasio yang kurang baik, yaitu 85,53%, 69,47%, 77,61%, dan 72,32%. Hal tersebut menjelaskan bahwa modal sendiri yang dimiliki BMT kurang baik dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau bisa disebut juga dengan istilah insovabel.

3) Rentabilitas

a) Return Of Investment (Rentabilitas Ekonomi)

BMT UMJ pada kurun waktu 4 tahun yaitu tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 pada analisis rasio rentabilitas ekonomi (ROI) menghasilkan angka rasio secara berturut-turut, yaitu 4,27% dengan kriteria cukup baik, 4,23% dengan kriteria cukup baik, 5,45% dengan kriteria cukup baik, dan 5,79% dengan kriteria cukup baik. Hal ini disebabkan karena BMT mampu menggunakan aktivanya secara produktif sehingga mampu menghasilkan SHU (Sisa Hasil Usaha) dengan baik, atau dengan kata lain BMT menunjukkan rentabilitas ekonomi yang cukup baik atau cukup rentabel.

75

b) Return On Equity (Rentabilitas Modal Sendiri)

Analisis rentabilitas ekonomi (ROE) pada BMT UMJ pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 menghasilkan angka rasio berturut-turut, yaitu 25,34% dengan kriteria sangat baik, 21,10% dengan kriteria sangat baik, 29,60% dengan kriteria sangat baik, 33,21% dengan kriteria sangat baik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa modal yang dimiliki BMT UMJ cukup rentabel dalam menghasilkan Sisa Hasil Usaha yang maksimal.

76

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dibahas dan dijabarkan oleh penulis dalam skripsi ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Analisis likuiditas pada BMT UMJ dilihat berdasarkan angka-angka rasio

yang dihasilkan menunjukkan rasio lancar (current ratio) keuangan BMT UMJ masih lebih baik ketika sebelum melakukan linkage program. Begitu pula halnya dengan rasio kas (cash ratio) keuangan BMT UMJ menunjukkan hasil yang tidak baik karena masih jauh di bawah standar yang telah ditetapkan, sehingga BMT UMJ masih memiliki kekurangan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau dikenal dengan istilah illikuid.

2. Analisis solvabilitas pada BMT UMJ menunjukkan bahwa keuangan BMT juga masih kurang solvabel dalam memenuhi kewajiban-kewajiban utangnya. 3. Analisis rentabilitas menunjukkan bahwa koperasi BMT UMJ cukup rentabel

dalam menghasilkan SHU yang maksimal. Hal ini dilihat dari angka-angka rasio yang dihasilkan telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dari perkembangan semua rasio keuangan tahun yang di analisis menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas, menggambarkan bahwa sebenarnya kinerja keuangan BMT UMJ masih lebih baik sebelum melakukan linkage program daripada setelah melakukan linkage program.

77

Hal ini dikarenakan terlalu besarnya dana investasi yang masuk ke BMT UMJ dan kurang optimalnya BMT UMJ menggunakan dana tersebut membuat kurang sehatnya kinerja keuangan BMT UMJ.

B. SARAN

1. Sehubungan dengan kerjasama antara Bank dengan LKM (BMT) dalam upaya pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah, diharapkan lembaga perbankan agar lebih memperhatikan usaha mikro dengan mengadakan program sejenis dalam meningkatkan dan mensejahterakan usaha mikro. 2. Lembaga perbankan beserta LKM (BMT) diharapkan memiliki inovasi

produk dalam hal pembiayaan kepada usaha mikro.

3. Adanya pengawasan atau pendampingan dari Bank Syariah kepada LKM (BMT) yang menjalin linkage program agar tidak mengambil langkah-langkah yang membebani LKM (BMT) sehingga dapat menurunkan tingkat laba.

4. Kepada BMT agar mengutamakan untuk memberikan dana pembiayaan yang didapat ke sektor-sektor produktif ketimbang memberikan pinjaman untuk yang sifatnya konsumtif.

5. Kepada BMT agar lebih mengoptimalkan pembiayaan yang didapat dari Bank Syariah sehingga akan berdampak positif kepada BMT tersebut, dan akan meningkatkan tingkat kesehatan BMT itu sendiri.

6. Kepada BMT agar lebih mempertimbangkan kembali apabila ingin melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam hal pendanaan, jika dirasa

78

modal sendiri masih mampu menghasilkan keuntungan (SHU) yang baik bagi BMT, tidak harus BMT melakukan program kerjasama dengan pihak lain dalam hal pendanaan, kecuali BMT ingin mengembangkan usahanya dan sudah mempunyai strategi atau planning yang matang akan tetapi membutuhkan dana, hal seperti ini disarankan BMT/LKM melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam hal pendanaan modal usahanya seperti linkage program antara Bank dengan LKM (BMT).

79

Dokumen terkait