• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skema Rancangan Penelitian Skripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Skema Rancangan Penelitian Skripsi

Linkage Program adalah program pembiayaan yang bersifat kemitraan, dimana bank syariah mengeluarkan pembiayaan kepada usaha mikro secara tidak langsung. Pembiayaan ini disalurkan lewat Lembaga Keuangan Mikro.8 Arsitektur Perbankan Indonesia (API) mengeluarkan generic model linkage program yang

8Tony Hidayat, “Linkage Program Solusi Pembiayaan Bagi Hasil”, artikel ini diakses pada 12 Januari 2014, dari http://islamicbank.multiply.com/journal

14

merupakan aturan-aturan mengenai pelaksanaan linkage program antara bank umum dan Lembaga Keuangan Mikro, sehingga penerapan linkage program semakin jelas dan terarah. Terdapat tiga skim dalam melaksanakan linkage program, yaitu terdiri dari executing, joint financing, dan channeling.

Lembaga Keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat.9Sedangkan Lembaga Keuangan Mikro atau Micro Finance Institution merupakan lembaga yang melakukan kegiatan penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak terlayani oleh Lembaga Keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis.10

Dari teori-teori tersebut maka penulis membuat skema rancangan penelitian skripsi sebagai berikut:

9

Ketut Ridjin. Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 13.

10Rudjito, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Otonomi Daerah Guna menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan: Studi kasus: Bank Rakyat Indonesia (BRI)”, artikel ini diakses pada 12 Januari 2014, dari www.Indonesiaindonesia.com.

15

Gambar 1.1. Skema Rancangan Penelitian Laporan Keuangan BMT UMJ

Sebelum Linkage Program Setelah Linkage program

Analisa

Baik Tidak Baik

16

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kinerja

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.1

1. Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja keuangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merupakan kata benda yang artinya sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja. Sedangkan penilaian kinerja adalah penetuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.2 Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia sehingga penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas

1

Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin, Analisis Kinerja Keuangan Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan vol. 7 no. 4(Jakarta: 2003), h. 27.

2 Sucipto, “Penilaian Kinerja Keuangan”, Jurnal Universitas Sumatera Utara, diakses pada 18 Desember 2014, dari http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto.pdf

17

perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.

Pengertian kinerja keuangan menurut Sucipto adalah penentuan ukuran-ukuran yang dapat mengukur keberhasilan suatu prusahaan dalam menghasilkan laba. Pengukuran kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung jawab manajer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian mengatur besarnya tanggung jawab sekaligus mengukur prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan mudah dan ada pula yang sukar untuk diukur.3

Kinerja keuangan perusahaan adalah sesuatu yang sulit diukur secara eksak dan lebih menyerupai suatu seni karena didalamnya terkandung aspek subjektif dan objektif dari si penilai. Terlepas dari hal tersebut, terdapat beberapa cara yang harus ditempuh agar analisis kinerja keuangan yang dilakukan dapat menjadi suatu tolak ukur yang dapat diandalkan dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan strategik.4

Selanjutnya dikatakan bahwa, secara khusus para pemimpin strategik memilih sasaran keuangan (financial goals) yang ingin mereka capai antara lain: sasaran pertumbuhan (growth), keuntungan (profitability) dan return to shareholder. Salah satu alasan atas penggunaan kinerja keuangan adalah karena ukuran kinerja keuangan dianggap obyektif untuk mengukur apakah

3

Ibid.

4Amir, “Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Penerbit Pers”, Tesis Universitas Negeri Makassar (Makassar, 2002), h. 12.

18

sasaran tercapai atau tidak. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan.5

Untuk mengukur variable kinerja keuangan digunakan dimensi rasio permodalan, rasio rentabilitas, dan rasio esensi yang diukur melalui indicator capital adequacy ratio (CAR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).6

2. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih. 2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

5

Forum Riset Perbankan Syariah Ke-4, 2011, Universitas Padjadjaran Bandung 6

Siti Hamidah Rustiana. “Gaya Kempemimpinan, Budaya Organisasi, dan Kinerja

Keuangan Bank Syariah di Indonesia.” Review of Islamic Economics, Finance, and Banking. Vol. 1, No. 1 (April 2013): h. 134

19

dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangaka pendek maupun jangka panjang.

3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atau hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

3. Manfaat Penilaian Kinerja

Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode kinerja yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk

20

4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5. Sebagai dasar penetuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

4. Tahap-tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Terdapat 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:

1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

2) Melakukan perhitungan

Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

3) Melakukan perbandingan terhadap hasil yang telah diperoleh

Dari hasil hitung yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu:

21

a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara anatar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nanti akan terlihat grafik.

b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

4) Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut, selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perusahaan tersebut.

5) Mencari dan memberikan pemecahan maslaah (solution) terhadap berbagai permaslahn yang ditemukan.

Pada tahap terakhir ini, setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi, maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

B. Alat Ukur Kinerja Keuangan

Dokumen terkait