• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Rasio Solvabilitas Perusahaan

1) Membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu.

2) Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

D. Pengertian Keuangan

Keuangan merupakan unsur administrasi yang menyangkut tentang masalah pembiayaan dalam suatu kerja, yaitu yang berkenaan dengan penataan dan pengelolaan segi-segi pembiayaan, yang meliputi sumber-sumber biaya, cara memperoleh dan menggunakannya serta cara mempertanggungjawabkan, kesemuanya ini merupakan fungsi keuangan.

Keuangan dalam KBBI (2008:1767) diartikan : (1) segala sesuatu yang bertalian dengan uang; (2) seluk beluk uang; (3) urusan uang; (4) keadaan uang. Contoh dalam kalimat : biaya rumah sakit tidak terjangkau oleh keuanganku, (artinya : uang/kekayaanku tidak bisa menjangkau biaya rumah sakit).

Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, Keuangan adalah mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung risiko-risiko yang besar kemungkinan akan terjadi dalam menjalankan proyek mereka.

Ridwan dan Inge (2003), keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keuangan adalah segala hal yang berhubungan dengan uang, yang sangat mempengaruhi kehidupan setiap individu maupun organisasi dalam menjalani sebuah proses ekonomi.

E. Pengertian dan Fungsi Pengawasan Keuangan 1. Pengertian Pengawasan Keuangan

Secara umum, yang dimaksud dengan pengawasan keuangan adalah segala kegiatan dan tindakan keuangan untuk menjamin agar penyelenggaraan suatu kegiatan dalam hal keuangan tidak menyimpang dari tujuan dan rencana yang telah digariskan. Karena pihak yang paling bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan keuangan ini adalah pihak atasan, maka pengawasan keuangan sesungguhnya mencakup baik aspek pengendalian maupun aspek pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak atasan maupun bawahan.

Sementara dalam bukunya Maman Ukas (2004:337), menyatakan bahwa pengawasan keuangan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan perbaikan atas pelaksanaan pekerjaan keuangan sehingga apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11), yang mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan keuangan adalah keseluruhan daripada kegiatan keuangan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Kadarman (2001: 159), pengawasan keuangan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.

Lebih lanjut Sujamto (dikutip Silalahi, 2002:177) tegas mengatakan pengawasan keuangan adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang

dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijakan yang berlaku.

Kesimpulan dari beberapa defenisi di atas adalah bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan perencanaan untuk mengawasi atau merancang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan yang telah menetapkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan oleh manajer didalam kegiatan dan menetapkan suatu hasil yang diinginkan.

2. Fungsi Pengawasan Keuangan

Baridwan (2005:52), Menyatakan bahwa fungsi pengawasan keuangan yaitu:

a. Untuk mencegah terjadinya kecurangan atau penyelewengan keuangan yang dapat dilakukan dalam suatu organisasi.

b. Untuk penentuan batas-batas mutlak suatu pekerjaan mana yang harus dikerjakan dan mana yang merupakan pelanggaran.

c. Memberi keyakinan terhadap catatan keuangan dan transaksi.

d. Mewujudkan keadaan-keadaan yang luar biasa. Ini nampak dalam pembuatan laporan bilamana terjadi penyelewengan dari standar kerja yang dapat diketahui.

e. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan operasional supaya berjalan lancar, efektif dan efisien.

f. Membantu manajemen dalam memberi penilaian atas hasil pelaksanaan operasional, membuat peramal atau dugaan serta membantu dalam hal pengambilan keputusan. Sebagaimana telah

diketahui bahwa fungsi pengawasan keuangan sangat luas, baik administratif maupun akutansi, tetapi bukan berarti tidak ada lagi peluang bagi orang-orang tertentu pada suatu organisasi untuk melakukan kecurangan atau penyelewengan serta kesalahan. Dengan adanya pengawasan keuangan pelaksanaan kegiatan penyelewengan atau kecurangan serta kesalahan yang merugikan bisa dikurangi atau diminimalisir. Fungsi pengawasan keuangan adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar kegiatan dengan tujuan perencanaan menyusun sistem informasi umpan balik membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar, menentukan serta mengukur penyimpangan dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber dipergunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Ada 4 (empat) langkah pokok yang terkandung dalam fungsi pengawasan keuangan, yaitu:

a. Penentuan standar dan metode pengukuran kegiatan

Seperti penentuan target penyelesaian tugas pada proses pembayaran, pencatatan, dan sebagainya.

b. Mengukur kegiatan yang dilakukan

Ini tergantung dari jenis kegiatan yang diukur atau standar yang ditentukan.

c. Membandingkan antara kegiatan dengan standar-standar dan menginterpresentasikan penyimpangan bila ada.

d. Melakukan tindakan koreksi.

F. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi dan laporan perubahan posisi keuangan.

Baridwan (2005:4), menyatakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan

perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Laporan keuangan suatu perusahaan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakainya, jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Relevan

Pengukuran relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan penggunaannya. Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi hendaknya perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan khusus pihak tertentu.

b. Dapat dimengarti

Bentuk laporan keuangan dan istilah yang dipakai hendaknya disesuaikan dengan batas pengertian pemakaiinformasi juga diharapkan mempunyai dasar pengertian mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi dan istilah yang digunakan dalam laporan keuangan.

c. Objektif

Laporan keuangan harus disusun sedemikian mungkin, dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dan menggunakan metode pengukuran yang sama.

d. Netral

Laporan keuangan hendaknya disusun untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan pihak tertentu saja.

e. Tepat waktu

Laporan keuangan harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan bagi pemakai.

f. Dapat dibandingkan

Laporan keungan yang disajikan harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan perusahaan yang sejenis pada periode yang sama.

Prinsip konsistensi (penggunaan model) akuntansi hendaknya selalu dipatuhi dari tahun ke tahun.Oleh karena itu, jika terjadi perubahan metode hendaknya diberikan penjelasan metodenya diganti/diubah.

g. Lengkap

Laporan keuangan hendaknya disajikan secara lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang memenuhi sekurang-kurangnya enam persyaratan tersebut.

2. Jenis Laporan Keuangan

Untuk memberikan informasi keuangan kepada puhak-pihak yang membutuhkan baik intern maupun ekstern, maka pada akhir periode

akuntansi atau apabila diperlukan, perusahaan menyusun laporan keuangan.

Hartanto (2004: 67), jenis laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca, adalah laporan keuangan yang menginformasikan posisi keuangan suatu perusahaan, yaitu tentang harta, utang dan modal.

Harta adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat memberikan keuntungan pada suatu perusahaan atau dapat diambil manfaatnya, seperti kas, piutang dagang, perlengkapan, peralatan kantor, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan utang adalah pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan harta atau pemberian jasa yang disebabkan oleh transaksi pada masa sebelumnya, seperti utang dagang, utang obligasi, uang jaminan dari langganan, dan sebagainya.

b. Perhitungan laporan laba-rugi. Baridwan (2005: 81), menyatakan bahwa laporan perhitungan laba-rugi adalah laporan tentang hasil usaha perusahaan atau penghasilan dan biaya yang diakui perusahaan selama satu periode tertentu. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah imbalan yang diperoleh sehubungan dengan pemberian pinjaman atau pemberian dalam bentuk lain. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah seluruh pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan.

c. Laporan perubahan posisi keuangan. Raharjo (2002: 4), laporan perubahan posisi keuangan adalah pelaporan perubahan posisi keuangan yang biasanya disajikan dalam laporan sumber dan penggunaan dana yang melaporkan sumber (dari mana dana diperoleh) dan penggunaan dana (kemana dana dipakai), atau disajikan dalam jenis kas yang melaporkaan perubahan posisi keuangan yang berbasis kas, yaitu suatu ringkasan kas yang diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode.

G. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Sukhemi (2007:23), mengemukakan bahwa kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi keuangan yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan yang baik menjadi hal penting yang harus mampu dicapai oleh setiap perusahaan karena kinerja keuangan yang baiklah yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk itu sangat perlunya kita mengetahui pengertian dari kinerja keuangan itu sendiri.

Jumingan (2006:239), menyatakan kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.

Sedangkan menurut Fahmi (2006:64), kinerja keuangan diartikan sebagai refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode atau dalam beberapa waktu tertentu,dimana kinerja tersebut adalah sebagai tolak ukur yang menggambarkan atau memperlihatkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.

H. Pengertian dan Jenis Rasio Likuiditas 1. Pengertian Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

2. Jenis Rasio Likuiditas

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva

lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.

1. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.

2. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.

Aktiva lancar Current ratio =

Hutang lancar

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini disebut juga acid test rasio, juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar paling likuid mampu menutupi dan menyelesaikan hutang lancar.

Quick ratio dapat dihitung dengan :

Aktiva lancar persediaan Quick rasio =

Hutang lancar

I. Pengertian dan Jenis Rasio Solvabilitas 1. Pengertian Solvabilitas

Rasio Solvabilitas suatu perusahaan adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvable berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.

2. Jenis Rasio Solvabilitas

a. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegangsaham. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Jadi dapat disimpulkan

bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan dan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi dan menyelesaikan semua kewajiban-kewajibannya.

Rasio hutang modal dihitung dengan :

Total hutang

Debt to equity ratio =

Modal

b. Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Rasio ini merupakan rasio yang menggambarkan atau memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Total hutang

Debt ratio=

Aktiva Tetap

J. Pengertian dan Jenis Rasio Profitabilitas/Rentabilitas 1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas memberikan gambaran efisiensi atas penggunaan dana.

Mengenai hasil akan profitabilitas dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak bunga dengan harta.

Nitisemito (2005:78), menyatakan bahwa profitabilitas adalah mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal tertentu.

Hartanto (2004:23), tegas menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh laba.

Sedangkan Riyanto (2005:27), menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengertian-pengertian di atas bahwa profitabilitas ialah perbandingan dari laba yang diperoleh dengan jumlah atau laba dengan investasi yang ada, juga dapat dikatakan kemampuan untuk mencapai keuntungan tertentu sebagai akibat dari kebijaksanaan dan keputusan atas penggunaan dalam perusahaan sehingga efisiensi dalam perusahaan dapat dilakukan.

2. Jenis Rasio Profitabilitas

Jenis Rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa data antara lain :

a. Net Profit Margin (sales margin), adalah untuk melihat efisiensi perusahaan dalam mencapai volume penjualan untuk menghasilkan laba yang diharapkan. Adapun rumus Net Profit Margin ini adalah:

Laba bersih setelah pajak

Net Profit Margin = x 100%

Hasil penjualan netto

Untuk menaikkan net profit margin ada beberapa cara yang dapat ditempuh :

1) Menaikkan hasil penjualan (net sales) yang lebih besar dari kenaikan operating expenses.

2) Mempertahankan net sales dengan menekan operating expenses.

3) Mengusahakan penurunan net sales dengan harapan terjadi penurunan operating expenses yang lebih besar.

b. Rentabilitas Ekonomis (return on total assets) yang sering juga disebut dengan istilah earning power adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan keseluruhan modal perusahaan. Adapun laba yang dimaksud adalah laba operasi dan modal adalah jumlah aktiva. Rumus untuk rentabilitas ekonomis ini adalah :

Laba bersih sebelum pajak

Rentabilitas Ekonomis = x 100%

(Rata-Rata) aktiva

c. Rentabilitas Modal Sendiri (return on net worth) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi para pemilik modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di pihak lain. Rumusnya adalah :

Laba bersih setelah pajak

Rentabilitas modal sendiri = x 100%

Jumlah modal sendiri

K. Kerangka Pikir

Dalam menghadapi era yang modern dan penuh dengan persaingan, setiap perusahaan tentunya tidak lepas dari suatu sistem yang harus diterapkan oleh perusahaan itu sendiri. Ini bertujuan agar perusahaan dapat terus meningkatkan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditargetkan.

Dalam hal ini PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar perlu menerapkan suatu sistem yakni pengawasan keuangan terhadap kinerja keuangan pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar itu sendiri.

Dengan menyadari adanya fungsi-fungsi penting dari pengawasan keuangan itu, maka penerapan pengawasan keuangan itu harus benar-benar tepat, jangan sampai pengawasan keuangan itu dilaksanakan dengan sikap yang tidak serius dan terkesan hanya asal melaksanakan saja tanpa memperhatikan hal-hal yang perlu didisiplinkan dalam proses pelaksanaanya. Apabila proses pengawasan keuangan itu tepat dan benar dalam pelaksanaannya, maka akan menghasilkan suatu kinerja keuangan yang baik.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

PT. Perdana Duta Persada

Fungsi Pengawasan

Pengawasan Keuangan

Kinerja Keuangan

L. Hipotesis

Setelah memperhatikan masalah pokok yang dihadapi perusahaan, maka yang dijadikan hipotesis adalah “Diduga, bahwa pengawasan keuangan dapat meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan, dalam hal ini adalah pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar.”

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar yang berlokasi di Jl. Metro Tanjung, Makassar. Sedangkan untuk waktu penelitian akan dilaksanakan dalam waktu yang belum ditentukan, yakni tergantung cepat atau tidaknya peneliti dalam melakukan penelitian.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka, yaitu suatu tekhnik pengumpulan data melalui perpustakaan, baik berupa buku-buku maupun bahan-bahan kuliah yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian lapangan, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dengan menempuh cara sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini adalah pada PT.

Perdana Duta Persada Cabang Makassar.

b. Wawancara, yaitu melaksanakan/mengadakan tanya jawab dengan pimpinan dan karyawan-karyawan perusahaan yang diteliti, dan mendapatkan data-data yang diperlukan, yang selanjutnya akan dikembangkan lagi.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis, seperti sejarah singkat, struktur organisasi dan kegiatan usaha.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk laporan keuangan, seperti neraca dan laporan laba-rugi.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari PT.

Perdana Duta Persada Cabang Makassar berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, berupa laporan tertulis yang dibuat secara berkala, seperti neraca dan laporan laba-rugi.

D. Metode Analisis

Dalam setiap aktivitas yang kita laksanakan tentunya akan ada rintangan-rintangan tertentu, baik itu rintangan kecil maupun rintangan yang relatif besar, begitupun dalam hal ini, berbagai masalah akan dijumpai dalam proses pelaksanaan penelitian ini. Maka untuk memecahkan masalah pokok sekaligus untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan analisis “deskriptif kuantitatif dengan pendekatan rasio”,dalam hal ini rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas/rentabilitas.

E. Defenisi Operasional

Untuk mengarahkan peneliti melakukan penelitian dan untuk menyamakan persepsi, maka ditetapkan defenisi operasional sebagai berikut :

1) Pengawasan keuangan adalah usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melakukan pengamatan terhadap proses operasional keuangan dalam perusahaan itu agar mampu meningkatkan kinerja keuangan itu sendiri.

2) Kinerja keuangan adalah prestasi atau hasil kerja seorang karyawan dalam kegiatan operasional keuangan perusahaan.

3) Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang dapat dihitung melalui informasi modal, aktiva lancar dan hutang lancar.

4) Solvabilitas adalah merupakan kesanggupan atau kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek.

5) Profitabilitas/Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam mengukur laba yang akan diperoleh dengan menggunakan sejumlah modal tertentu.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Singkat Perusahaan

PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang skin care dan make-up.

Pada tahun 2002 tepatnya tanggal 10 februari terjadi perubahan direksi dan komisaris yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang memutuskan tentang perubahan anggaran dasar PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP) :

Pada tahun 2002 tepatnya tanggal 10 februari terjadi perubahan direksi dan komisaris yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang memutuskan tentang perubahan anggaran dasar PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP) :

Dokumen terkait