• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGAWASAN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. PERDANA DUTA PERSADA CABANG MAKASSAR. Diajukan oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGAWASAN KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. PERDANA DUTA PERSADA CABANG MAKASSAR. Diajukan oleh :"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

CABANG MAKASSAR

Diajukan oleh :

ZAINAL. S 10572 02739 10

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul “Analisis Pengawasan Keuangan Dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar.

Penulisan sripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materi secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini, ucapan terima kasih ini saya tujukan terutama kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(3)

3. Bapak Moh. Aris Pasigai SE, MM. Selaku ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Moh. Aris Pasigai SE, MM, telah tersebutkan diatas selaku pembimbing 1, dan Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si. Ak. Selaku pembimbing 2.

5. Bapak/Ibu dan dosen dan staf di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, khusunya Program Studi Manajemen yang sangat banyak membantu kami para mahasiswa dalam proses akademik.

6. Teristimewa kepada keluarga, terutama orang tua penulis ABD. Hamid dan Raisa yang telah memberikan bantuan do’a, memberikan motivasi dan pengorbanannya baik dari segi moril maupun materi sehingga penulis dapat menjalankan proses akademik di Universitas Muhammadiyah Makssar.

7. Teman-teman Manajemen 10 dan teman-teman di luar fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Terkhusus penulis ucapkan terima kasih kepada Nila, yang banyak memotivasi dalam banyak hal termasuk dalam proses penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikannya dan memberikan berkah kepada kita semua. Amin

Makassar, 2014

Penulis Zainal. s

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI……… iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……... . vi

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Pengertian dan jenis Pengawasan ... 7

B. Alasan-Alasan Pentingnya Pengawasan ... 11

C. Metode-Metode Pengawasan... 13

D. Pengertian Keuangan... 15

E. Pengertian dan Fungsi Pengawasan Keuangan ... 16

F. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan ... 20

G. Pengertian Kinerja Keuangan... 24

H. Pengertian dan Jenis Rasio Likuiditas ... 25

I. Pengertian dan Jenis Rasio Solvabilitas….…..…….…….………….. 27

J. Pengertian dan Jenis Rasio Profitabilitas……..…....……….………… 29

K. Kerangka Pikir………..…….…….………...….….…... 31

L. Hipotesis…….……….……….……….. 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Pengumpulan data ... 33

C. Jenis dan Sumber Data... 34

(5)

D. Metode Analisis ... 34

E. Defenisi Operasional….……….….………….……….……….…... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 36

A. Gambaran Singkat Perusahaan………. 36

B. Struktur Organisasi……… 37

C. Tugas dan Tanggung Jawab……….. 39

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...…. 43

A. Analisis Pengawasan Keuangan………..………. 43

B. Kinerja Keuangan Perusahaan……….………. 44

C. Analisis Rasio Likuiditas Perusahaan……….……….. 51

D. Analisis Rasio Solvabilitas Perusahaan……….………... 52

E. Analisis Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Perusahaan……….. 54

F. Perbandingan Rasio Perusahaan………... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………. 59

A. Kesimpulan……… 59

B. Saran……….…. 60

DAFTAR PUSTAKA……….. 61

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian……… 31 Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Perdana Duta Persada……… 38

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. PT. Perdana Duta Persada Neraca 01 Januari-31 Desember 2011……….. 45 Tabel 2. PT. Perdana Duta Persada Neraca 01 Januari-31 Desember 2012……….. 46 Tabel 3. PT. Perdana Duta Persada Neraca 01 Januari-31 Desember 2013……….. 47 Tabel 4. PT. Perdana Duta Persada Laba-Rugi 01 Januari-31 Desember 2011….... 48 Tabel 5. PT. Perdana Duta Persada Laba-Rugi 01 Januari-31 Desember 2012….... 49 Tabel 6. PT. Perdana Duta Persada Laba-Rugi 01 Januari-31 Desember 2013….... 50 Tabel 7. PT. Perdana Duta Persada Perbandingan Rasio Likuiditas 2011-2013….. 57 Tabel 8. PT. Perdana Duta Persada Perbandingan Rasio solvabilitas 2011-2013…. 57 Tabel 9. PT. Perdana Duta Persada Perbandingan Rasio profitabilitas 2011-2013... 58

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Jika manusia berjiwa pemimpin, maka akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik.

Dalam setiap perusahaan, peran manusia sangatlah dominan karena melalui peranan manusia tersebut dapat saling bekerjasama dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah perusahaan, menyumbangkan tenaganya baik fisik maupun pikiran dan mendapatkan imbalan atau balas jasa sesuai dengan peraturan atau perjanjian disebut sebagai karyawan. Karyawan merupakan aset yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karyawan memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan dan keterampilan, serta dorongan untuk maju yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.

Menjalani hidup dan keadaan ekonomi yang sulit, manusia atau para pelaku ekonomi harus mampu melihat peluang-peluang usaha, baik itu usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha yang tergolong besar. Manusia juga harus mampu menentukan usaha apa yang harus berani untuk dirintis agar

(9)

mampu berkembang dan menghasilkan uang sehingga mampu memperbaiki keadaan ekonomi yang ada. Hasil-hasil dari pemikiran dan kekreatifan manusialah, maka saat ini bermunculan perusahaan dimana-mana dengan berbagai karakter dan tujuan masing-masing.

Menghadapi era pasar bebas yang penuh tantangan yang ketat, perusahaan-perusahaan yang ada dalam dunia usaha terdorong untuk berupaya menjadi yang terbaik dan terdepan. Mereka harus mampu bersaing dengan terus meningkatkan produktifitas, efisiensi, efektifitas dan kinerja perusahaan.

Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Setiap perusahaan/instansi (baik swasta maupun pemerintahan) dalam usahanya tentunya akan mengupayakan adanya peningkatan kinerja setiap karyawannya, peningkatan produktifitas perusahaan, perbaikan konsistensi pendapatan perusahaan tanpa harus mengalami penurunan, dan hal-hal lain yang dianggap penting untuk kemajuan perusahaan.

Meningkatnya kegiatan usaha yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, baik yang dilakukan oleh perusahaan swasta maupun pemerintahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : (1) Kemampuan dan kematangan sumber daya manusia; (2) Ilmu pengetahuan; (3) Teknologi dan (4) Enterprenship (kewirausahaan).

Selain itu faktor yang tidak kalah pentingnya bagi dunia usaha dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan adalah pengawasan keuangan dalam meningkatkan kinerja keuangan, yang merupakan penunjang kegiatan operasional, termasuk kegiatan pelayanan.

(10)

Pengawasan keuangan adalah proses pengamatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Peranan pengawasan keuangan sangatlah besar bagi keberhasilan perusahaan. Dari pengawasan keuangan inilah muncul poin-poin baru dalam pengembangan perusahaan yang dapat diterapkan dalam kegiatan operasional perusahaan itu sendiri. Pengawasan keuangan menjadi sesuatu yang tidak bisa dielakkan lagi apabila ingin mengembangkan perusahaan, maka yang harus diupayakan adalah mengambil langkah-langkah strategis agar pengawasan keuangan itu dapat berjalan secara optimal dan menjadi landasan yang kuat untuk perubahan positif perusahaan di masa mendatang.

Apabila pengawasan keuangan ini baik dalam penerapannya, akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang atau karyawan yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam perusahaan. Tanpa adanya pengawasan keuangan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi perusahaan maupun bagi karyawannya.

Pengawasan keuangan yang ketat dalam pelaksanaannya, akan sangat membantu perusahaan yang bersangkutan, terutama dalam peningkatan kinerja keuangan yang ada. Yang perlu diperhatikan dalam prosesnya adalah ketelitian dan keseriusan pihak yang menjalankannya. Dengan memaksimalkan proses berjalannya, akan memberi dampak positif bagi

(11)

perusahaan, yakni terciptanya peningkatan kinerja seperti yang setiap perusahaan targetkan. Dengan adanya pengawasan keuangan, kegiatan- kegiatan penyelewengan atau kecurangan-kecurangan serta kesalahan yang merugikan dapat diminimalisir.

Mengukur keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh PT.

Perdana Duta Persada Cabang Makassar didasarkan atas program kerja yang telah dibuat sebelumnya, dan pengawasan keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam beberapa waktu menunjukkan bahwa keadaan kinerja keuangan pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar senantiasa meningkat dari tahun ke tahun yakni antara tahun 2011, 2012 dan 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka yang dapat dirumuskan adalah “Apakah pengawasan keuangan perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian :

Untuk mengetahui apakah pengawasan keuangan dapat meningkatkan kinerja keuangan pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar.

2. Manfaat Penelitian : a. Teoritis

(12)

Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu atau yang disebut dengan penelitian verifikatif. Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.

b. Kritis

Penelitian juga berguna untuk memecahkan permasalahan praktis.

Semua lembaga yang bisa kita jumpai di masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral organisasi mereka.

c. Kebijakan

Pertama, para edukator terus berupaya memahami proses-proses pendidikan dan harus membuat keputusan-keputusan profesionalnya.

Keputusan-keputusan profesional ini memiliki efek-efek yang bersifat segera maupun jangka panjang terhadap pihak-pihak lain : siswa, orang tua, dan akhirnya masyarakat dan bangsa ini. Bagaimana para edukator mendapatkan pemahaman untuk membuat keputusan-keputusan?

Kebanyakan dari kita cenderung bersandar pada sejumlah sumber, termasuk pengalaman pribadi, opini pakar, tradisi, intuisi, akal sehat, dan keyakinan-keyakinan tentang apa yang benar atau salah. Masing-masing

(13)

dari berbagai sumber itu diakui pada situasi-situasi tertentu, tetapi pada situasi-situasi lainnya, masing-masing sumber itu barangkali tidak memadai untuk dijadikan satu-satunya landasan pembuatan keputusan.

Kedua, kelompok-kelompok kebijakan non-kependidikan, misalnya badan pemerintah dan lembaga pembuat undang-undang, telah semakin memandatkan perubahan-perubahan dalam pendidikan. Bagaimana kelompok-kelompok kebijakan memperoleh pandangan-pandangan mereka tentang pendidikan dan informasi yang mereka perlukan mengenai sekolah-sekolah dan pembelajaran? Sebagian besar bahkan hampir semua pembuat kebijakan lebih mengutamakan dan memilih informasi berdasarkan penelitian yang relevan dengan isu kebijakan- kebijakan khusus yang mereka tangani.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Jenis Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan

Siagian (2005: 13), menyatakan bahwa pengawasan adalah kegiatan manajer (pimpinan) yang mengusahakan pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan sesuai dengan hasil yang dikehendaki.

George. R (2006:395), dengan tegas mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan- tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sementara Sarwoto (dalam Febriani, 2005:12), mengatakan bahwa pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan- pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.

Dengan memperhatikan defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas atau tindakan yang diadakan untuk menjamin atau membuat sedemikian rupa agar pelaksanaan pekerjaan itu dapat berlangsung serta berhasil sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam perencanaan. Pada hakikatnya, pengawasan dapat diartikan sebagai berikut :

(15)

a. Segenap kegiatan untuk menjamin serta meyakinkan bahwa pekerjaan- pekerjaan yang dilaksanakan adalah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, pedoman dan kebijaksanaan yang telah digariskan dan instruksi yang telah diberikan.

b. Sebagai suatu fungsi manajemen yang merupakan tindak lanjut daripada fungsi perencanaan, pembagian kerja serta pelaksanaan pekerjaan.

Pengawasan fungsional inilah yang dapat diibaratkan sebagai mata dan telinga dari pimpinan organisasi atau pelaksana tugas-tugas yang dilakukan, jika terdapat penyimpangan yang menyebabkan hal itu terjadi.

Dengan dipahami bersama daripada pengawasan secara fungsional yang dapat diibaratkan sebagai mata dan telinga, dimana mata dapat melihat sejauh mana aktivitas pengawasan dapat dilaksanakan dan bagaimana aktivitas usaha-usaha dalam rangka memperbaiki kekeliruan jika ada.

Selanjutnya, telinga digunakan untuk dapat mendengarkan isu-isu apa dan berita apa yang dapat didengar dalam aktivitas aparatur, agar pengawasan berfungsi sebagai radar dalam siklus berputar.

2. Jenis Pengawasan

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:

a) Pengawasan Intern dan Ekstern

(16)

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.

Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri. Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

b) Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan. Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk

(17)

menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal. Di sisi lain, pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada tiap akhir tahun anggaran, dimana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan ada atau terjadinya penyimpangan.

c) Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya. Sementara hak berdasarkan pemeriksaan kebenaran

(18)

materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.

d) Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya resiko korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri. Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan.

B. Alasan-Alasan Pentingnya Pengawasan

Pengawasan pada suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.

Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya : a) Perubahan lingkungan organisasi

(19)

Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dan sebagainya. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.

b) Peningkatan kompleksitas organisasi

Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.

c) Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan

Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.

d) Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang

Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.

e) Komunikasi

(20)

Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.

C. Metode-Metode Pengawasan

Metode-metode pengawasan bisa di kelompokan menjadi dua bagian, yaitu pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif.

1. Pengawasan Non-kuantitatif

Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan, teknik teknik yang sering digunakan adalah:

a) Pengamatan ( pengendalian dengan observasi ). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat di observasi.

b) Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara periodik dengan mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.

c) Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feedback dari bawahan dengan relatif lebih cepat.

d) Evaluasi pelaksanaan

e) Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama.

(21)

f) Management by exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi. Tekhnik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementara manajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin.

2. Pengawasan kuantitatif

Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa tekhnik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah :

a. Anggaran

1) Anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas.

2) Anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base budgeting (ZBB), dan human resource accounting (HRA).

b. Audit 1) Internal

Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.

2) Eksternal

(22)

Tujuan : menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilaksanakan oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen.

c. Analisis Break-even

Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume berapa agar biaya total sehingga tidak mengalami laba atau rugi.

d. Analisis Rasio

1) Membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu.

2) Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

D. Pengertian Keuangan

Keuangan merupakan unsur administrasi yang menyangkut tentang masalah pembiayaan dalam suatu kerja, yaitu yang berkenaan dengan penataan dan pengelolaan segi-segi pembiayaan, yang meliputi sumber- sumber biaya, cara memperoleh dan menggunakannya serta cara mempertanggungjawabkan, kesemuanya ini merupakan fungsi keuangan.

Keuangan dalam KBBI (2008:1767) diartikan : (1) segala sesuatu yang bertalian dengan uang; (2) seluk beluk uang; (3) urusan uang; (4) keadaan uang. Contoh dalam kalimat : biaya rumah sakit tidak terjangkau oleh keuanganku, (artinya : uang/kekayaanku tidak bisa menjangkau biaya rumah sakit).

(23)

Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, Keuangan adalah mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi meningkatkan, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan dengan waktu, dan juga menghitung risiko-risiko yang besar kemungkinan akan terjadi dalam menjalankan proyek mereka.

Ridwan dan Inge (2003), keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keuangan adalah segala hal yang berhubungan dengan uang, yang sangat mempengaruhi kehidupan setiap individu maupun organisasi dalam menjalani sebuah proses ekonomi.

E. Pengertian dan Fungsi Pengawasan Keuangan 1. Pengertian Pengawasan Keuangan

Secara umum, yang dimaksud dengan pengawasan keuangan adalah segala kegiatan dan tindakan keuangan untuk menjamin agar penyelenggaraan suatu kegiatan dalam hal keuangan tidak menyimpang dari tujuan dan rencana yang telah digariskan. Karena pihak yang paling bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan keuangan ini adalah pihak atasan, maka pengawasan keuangan sesungguhnya mencakup baik aspek pengendalian maupun aspek pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak atasan maupun bawahan.

(24)

Sementara dalam bukunya Maman Ukas (2004:337), menyatakan bahwa pengawasan keuangan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan perbaikan atas pelaksanaan pekerjaan keuangan sehingga apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11), yang mengatakan bahwa pada pokoknya pengawasan keuangan adalah keseluruhan daripada kegiatan keuangan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan menurut Kadarman (2001: 159), pengawasan keuangan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.

Lebih lanjut Sujamto (dikutip Silalahi, 2002:177) tegas mengatakan pengawasan keuangan adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang

(25)

dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijakan yang berlaku.

Kesimpulan dari beberapa defenisi di atas adalah bahwa pengawasan adalah suatu kegiatan perencanaan untuk mengawasi atau merancang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan yang telah menetapkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan oleh manajer didalam kegiatan dan menetapkan suatu hasil yang diinginkan.

2. Fungsi Pengawasan Keuangan

Baridwan (2005:52), Menyatakan bahwa fungsi pengawasan keuangan yaitu:

a. Untuk mencegah terjadinya kecurangan atau penyelewengan keuangan yang dapat dilakukan dalam suatu organisasi.

b. Untuk penentuan batas-batas mutlak suatu pekerjaan mana yang harus dikerjakan dan mana yang merupakan pelanggaran.

c. Memberi keyakinan terhadap catatan keuangan dan transaksi.

d. Mewujudkan keadaan-keadaan yang luar biasa. Ini nampak dalam pembuatan laporan bilamana terjadi penyelewengan dari standar kerja yang dapat diketahui.

e. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan operasional supaya berjalan lancar, efektif dan efisien.

f. Membantu manajemen dalam memberi penilaian atas hasil pelaksanaan operasional, membuat peramal atau dugaan serta membantu dalam hal pengambilan keputusan. Sebagaimana telah

(26)

diketahui bahwa fungsi pengawasan keuangan sangat luas, baik administratif maupun akutansi, tetapi bukan berarti tidak ada lagi peluang bagi orang-orang tertentu pada suatu organisasi untuk melakukan kecurangan atau penyelewengan serta kesalahan. Dengan adanya pengawasan keuangan pelaksanaan kegiatan penyelewengan atau kecurangan serta kesalahan yang merugikan bisa dikurangi atau diminimalisir. Fungsi pengawasan keuangan adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar kegiatan dengan tujuan perencanaan menyusun sistem informasi umpan balik membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar, menentukan serta mengukur penyimpangan dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber dipergunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Ada 4 (empat) langkah pokok yang terkandung dalam fungsi pengawasan keuangan, yaitu:

a. Penentuan standar dan metode pengukuran kegiatan

Seperti penentuan target penyelesaian tugas pada proses pembayaran, pencatatan, dan sebagainya.

b. Mengukur kegiatan yang dilakukan

Ini tergantung dari jenis kegiatan yang diukur atau standar yang ditentukan.

c. Membandingkan antara kegiatan dengan standar-standar dan menginterpresentasikan penyimpangan bila ada.

d. Melakukan tindakan koreksi.

(27)

F. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi dan laporan perubahan posisi keuangan.

Baridwan (2005:4), menyatakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Sedangkan menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan

(28)

perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Laporan keuangan suatu perusahaan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakainya, jika memenuhi persyaratan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Relevan

Pengukuran relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan penggunaannya. Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi hendaknya perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan khusus pihak tertentu.

b. Dapat dimengarti

Bentuk laporan keuangan dan istilah yang dipakai hendaknya disesuaikan dengan batas pengertian pemakaiinformasi juga diharapkan mempunyai dasar pengertian mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi dan istilah yang digunakan dalam laporan keuangan.

c. Objektif

Laporan keuangan harus disusun sedemikian mungkin, dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dan menggunakan metode pengukuran yang sama.

(29)

d. Netral

Laporan keuangan hendaknya disusun untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan pihak tertentu saja.

e. Tepat waktu

Laporan keuangan harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan bagi pemakai.

f. Dapat dibandingkan

Laporan keungan yang disajikan harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan perusahaan yang sejenis pada periode yang sama.

Prinsip konsistensi (penggunaan model) akuntansi hendaknya selalu dipatuhi dari tahun ke tahun.Oleh karena itu, jika terjadi perubahan metode hendaknya diberikan penjelasan metodenya diganti/diubah.

g. Lengkap

Laporan keuangan hendaknya disajikan secara lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang memenuhi sekurang-kurangnya enam persyaratan tersebut.

2. Jenis Laporan Keuangan

Untuk memberikan informasi keuangan kepada puhak-pihak yang membutuhkan baik intern maupun ekstern, maka pada akhir periode

(30)

akuntansi atau apabila diperlukan, perusahaan menyusun laporan keuangan.

Hartanto (2004: 67), jenis laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca, adalah laporan keuangan yang menginformasikan posisi keuangan suatu perusahaan, yaitu tentang harta, utang dan modal.

Harta adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat memberikan keuntungan pada suatu perusahaan atau dapat diambil manfaatnya, seperti kas, piutang dagang, perlengkapan, peralatan kantor, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan utang adalah pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan harta atau pemberian jasa yang disebabkan oleh transaksi pada masa sebelumnya, seperti utang dagang, utang obligasi, uang jaminan dari langganan, dan sebagainya.

b. Perhitungan laporan laba-rugi. Baridwan (2005: 81), menyatakan bahwa laporan perhitungan laba-rugi adalah laporan tentang hasil usaha perusahaan atau penghasilan dan biaya yang diakui perusahaan selama satu periode tertentu. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah imbalan yang diperoleh sehubungan dengan pemberian pinjaman atau pemberian dalam bentuk lain. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah seluruh pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan.

(31)

c. Laporan perubahan posisi keuangan. Raharjo (2002: 4), laporan perubahan posisi keuangan adalah pelaporan perubahan posisi keuangan yang biasanya disajikan dalam laporan sumber dan penggunaan dana yang melaporkan sumber (dari mana dana diperoleh) dan penggunaan dana (kemana dana dipakai), atau disajikan dalam jenis kas yang melaporkaan perubahan posisi keuangan yang berbasis kas, yaitu suatu ringkasan kas yang diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode.

G. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Sukhemi (2007:23), mengemukakan bahwa kinerja keuangan dapat diartikan sebagai prestasi keuangan yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan yang baik menjadi hal penting yang harus mampu dicapai oleh setiap perusahaan karena kinerja keuangan yang baiklah yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk itu sangat perlunya kita mengetahui pengertian dari kinerja keuangan itu sendiri.

Jumingan (2006:239), menyatakan kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.

(32)

Sedangkan menurut Fahmi (2006:64), kinerja keuangan diartikan sebagai refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode atau dalam beberapa waktu tertentu,dimana kinerja tersebut adalah sebagai tolak ukur yang menggambarkan atau memperlihatkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.

H. Pengertian dan Jenis Rasio Likuiditas 1. Pengertian Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.

2. Jenis Rasio Likuiditas

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva

(33)

lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.

1. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.

2. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.

Aktiva lancar Current ratio =

Hutang lancar

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini disebut juga acid test rasio, juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar paling likuid mampu menutupi dan menyelesaikan hutang lancar.

Quick ratio dapat dihitung dengan :

(34)

Aktiva lancar persediaan Quick rasio =

Hutang lancar

I. Pengertian dan Jenis Rasio Solvabilitas 1. Pengertian Solvabilitas

Rasio Solvabilitas suatu perusahaan adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvable berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable.

2. Jenis Rasio Solvabilitas

a. Rasio hutang modal / Debt to Equity Ratio

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegangsaham. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Jadi dapat disimpulkan

(35)

bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan dan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi dan menyelesaikan semua kewajiban-kewajibannya.

Rasio hutang modal dihitung dengan :

Total hutang

Debt to equity ratio =

Modal

b. Total Asets to Total Debt Ratio/ Debt Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Rasio ini merupakan rasio yang menggambarkan atau memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan.

Rasio ini dihitung dengan rumus:

Total hutang

Debt ratio=

Aktiva Tetap

J. Pengertian dan Jenis Rasio Profitabilitas/Rentabilitas 1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas memberikan gambaran efisiensi atas penggunaan dana.

Mengenai hasil akan profitabilitas dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak bunga dengan harta.

(36)

Nitisemito (2005:78), menyatakan bahwa profitabilitas adalah mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal tertentu.

Hartanto (2004:23), tegas menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh laba.

Sedangkan Riyanto (2005:27), menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengertian-pengertian di atas bahwa profitabilitas ialah perbandingan dari laba yang diperoleh dengan jumlah atau laba dengan investasi yang ada, juga dapat dikatakan kemampuan untuk mencapai keuntungan tertentu sebagai akibat dari kebijaksanaan dan keputusan atas penggunaan dalam perusahaan sehingga efisiensi dalam perusahaan dapat dilakukan.

2. Jenis Rasio Profitabilitas

Jenis Rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa data antara lain :

a. Net Profit Margin (sales margin), adalah untuk melihat efisiensi perusahaan dalam mencapai volume penjualan untuk menghasilkan laba yang diharapkan. Adapun rumus Net Profit Margin ini adalah:

Laba bersih setelah pajak

Net Profit Margin = x 100%

Hasil penjualan netto

(37)

Untuk menaikkan net profit margin ada beberapa cara yang dapat ditempuh :

1) Menaikkan hasil penjualan (net sales) yang lebih besar dari kenaikan operating expenses.

2) Mempertahankan net sales dengan menekan operating expenses.

3) Mengusahakan penurunan net sales dengan harapan terjadi penurunan operating expenses yang lebih besar.

b. Rentabilitas Ekonomis (return on total assets) yang sering juga disebut dengan istilah earning power adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan keseluruhan modal perusahaan. Adapun laba yang dimaksud adalah laba operasi dan modal adalah jumlah aktiva. Rumus untuk rentabilitas ekonomis ini adalah :

Laba bersih sebelum pajak

Rentabilitas Ekonomis = x 100%

(Rata-Rata) aktiva

c. Rentabilitas Modal Sendiri (return on net worth) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi para pemilik modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di pihak lain. Rumusnya adalah :

Laba bersih setelah pajak

Rentabilitas modal sendiri = x 100%

Jumlah modal sendiri

(38)

K. Kerangka Pikir

Dalam menghadapi era yang modern dan penuh dengan persaingan, setiap perusahaan tentunya tidak lepas dari suatu sistem yang harus diterapkan oleh perusahaan itu sendiri. Ini bertujuan agar perusahaan dapat terus meningkatkan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditargetkan.

Dalam hal ini PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar perlu menerapkan suatu sistem yakni pengawasan keuangan terhadap kinerja keuangan pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar itu sendiri.

Dengan menyadari adanya fungsi-fungsi penting dari pengawasan keuangan itu, maka penerapan pengawasan keuangan itu harus benar-benar tepat, jangan sampai pengawasan keuangan itu dilaksanakan dengan sikap yang tidak serius dan terkesan hanya asal melaksanakan saja tanpa memperhatikan hal-hal yang perlu didisiplinkan dalam proses pelaksanaanya. Apabila proses pengawasan keuangan itu tepat dan benar dalam pelaksanaannya, maka akan menghasilkan suatu kinerja keuangan yang baik.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

PT. Perdana Duta Persada

Fungsi Pengawasan

Pengawasan Keuangan

Kinerja Keuangan

(39)

L. Hipotesis

Setelah memperhatikan masalah pokok yang dihadapi perusahaan, maka yang dijadikan hipotesis adalah “Diduga, bahwa pengawasan keuangan dapat meningkatkan kinerja keuangan pada perusahaan, dalam hal ini adalah pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar.”

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar yang berlokasi di Jl. Metro Tanjung, Makassar. Sedangkan untuk waktu penelitian akan dilaksanakan dalam waktu yang belum ditentukan, yakni tergantung cepat atau tidaknya peneliti dalam melakukan penelitian.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka, yaitu suatu tekhnik pengumpulan data melalui perpustakaan, baik berupa buku-buku maupun bahan-bahan kuliah yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian lapangan, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dengan menempuh cara sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini adalah pada PT.

Perdana Duta Persada Cabang Makassar.

b. Wawancara, yaitu melaksanakan/mengadakan tanya jawab dengan pimpinan dan karyawan-karyawan perusahaan yang diteliti, dan mendapatkan data-data yang diperlukan, yang selanjutnya akan dikembangkan lagi.

(41)

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis, seperti sejarah singkat, struktur organisasi dan kegiatan usaha.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk laporan keuangan, seperti neraca dan laporan laba-rugi.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari PT.

Perdana Duta Persada Cabang Makassar berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, berupa laporan tertulis yang dibuat secara berkala, seperti neraca dan laporan laba-rugi.

D. Metode Analisis

Dalam setiap aktivitas yang kita laksanakan tentunya akan ada rintangan-rintangan tertentu, baik itu rintangan kecil maupun rintangan yang relatif besar, begitupun dalam hal ini, berbagai masalah akan dijumpai dalam proses pelaksanaan penelitian ini. Maka untuk memecahkan masalah pokok sekaligus untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan analisis “deskriptif kuantitatif dengan pendekatan rasio”,dalam hal ini rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas/rentabilitas.

(42)

E. Defenisi Operasional

Untuk mengarahkan peneliti melakukan penelitian dan untuk menyamakan persepsi, maka ditetapkan defenisi operasional sebagai berikut :

1) Pengawasan keuangan adalah usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melakukan pengamatan terhadap proses operasional keuangan dalam perusahaan itu agar mampu meningkatkan kinerja keuangan itu sendiri.

2) Kinerja keuangan adalah prestasi atau hasil kerja seorang karyawan dalam kegiatan operasional keuangan perusahaan.

3) Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang dapat dihitung melalui informasi modal, aktiva lancar dan hutang lancar.

4) Solvabilitas adalah merupakan kesanggupan atau kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek.

5) Profitabilitas/Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam mengukur laba yang akan diperoleh dengan menggunakan sejumlah modal tertentu.

(43)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran Singkat Perusahaan

PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang skin care dan make-up.

Pada tahun 2002 tepatnya tanggal 10 februari terjadi perubahan direksi dan komisaris yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang memutuskan tentang perubahan anggaran dasar PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP) : 1.611.225.2-801. Perubahan ini dibuat dihadapan notaris Like Tunggal, S.H, yang berkedudukan di Makassar.

Pada tahun 2002 kantor pusat PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar yang diberi kepercayaan dari Jakarta khusus untuk wilayah Sulawesi Selatan bertugas dan berhak mendistribusikan produk ke khalayak umum di Makassar maupun daerah Kawasan Indonesia Timur (KTI) lainnya juga toko berskala besar maupun kecil.

Kantor pusat berhak mengontrol semua manajemen serta mengawasi secara langsung semua kegiatan PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar yang dalam hal ini wajib memberi pertanggung jawaban laporan keuangan kepada pihak manajemen kantor pusat. Dalam menjalankan operasinya untuk melayani para konsumen yang ada di Makassar, kantor pusat memiliki 30 unit mobil dan 53 unit sepeda motor. Dalam menjalankan tugasnya, PT. Perdana Duta Persada di Makassar mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

(44)

sendiri, yaitu SIUP No. 503/285/SIUPKP/KPP/2003, dan juga mempunyai pokok wajib pajak yaitu 1.611.225.801.

B. Struktur Organisasi

Untuk menjamin kelancaran operasional sebuah perusahaan, diperlukan adanya pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang sehingga ketimpangan dalam tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dapat teratasi dengan kata lain, bahwa orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dapat bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing.

Dalam organisasi ditemukan adanya orang-orang yang bekerjasama dengan tujuan tertentu. Faktor tersebut berkaitan dan merupakan suatu kebulatan dari berbagai faktor yang terkait oleh berbagai asas tertentu.

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu badan usaha, hal ini disebabkan karena tanpa adanya struktur yang sesuai dengan kebutuhan maka sasaran yang dicapai tidak dapat terlaksana dengan baik. Dasar pokok dalam penyusunan struktur organisasi adalah bahwa perhatian ditujukan kepada berbagai fungsi yang dianggap dapat melaksanakan hal yang telah ditetapkan sehingga perusahaan menggunakan struktur organisasi yang sesuai dengan bidang usaha yang digeluti oleh perusahaan yang bersangkutan.

Bentuk organisasi yang digunakan oleh PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar yakni struktur organisasi garis dan staf. Dalam hal ini, setiap bagian dalam stuktur organisasi akan mempunyai hubungan satu sama

(45)

lainnya, dengan tujuan bekerjasama dalam upaya pencapaian tujuan yang dicanangkan perusahaan. Pengorganisasian merupakan suatu proses yang memiliki hubungan antara bagian-bagian dalam perusahaan. Bagian-bagian yang dimaksud adalah para pekerja yang melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan peralatan atau keterampilan dan memulai suatu metode atau sistem tertentu.

Berikut digambarkan struktur organisasi yang ada pada PT. Perdana Duta Persada Cabang Makassar.

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Perdana Duta Persada

Sumber : PT. Perdana Duta Persada Makassar Cabang Makassar Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur

Manajer ADM dan Keuangan

Manajer Pemasaran

Manajer Personali a

Manajer Logistik Manajer

Produksi

Kepala Pabrik

ADM Logistik

Produksi

AD Logistik

Kepala Gudang

Tekhnisi

Kasir

Pembukuan

Kolektor

ADM Pemasaran

Pendistrib usian

Sales

Full Kendaraa n

Pembantu Umum

(46)

C. Tugas danTanggung Jawab

Setiap perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab yang digambarkan dalam struktur organisasi, dan tidak semuanya sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Tugas dan tanggung jawab ini harus benar-benar diemban dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan apa yang ditargetkan.

Adapun tugas dan tanggung jawab tiap bagian dalam struktur organisasi PT. Perdana Duta Persada Makassar dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris merupakan pengurus dari PT. Perdana Duta Persada dengan pengalaman di dalam dunia bisnis internasional dan dibantu oleh Direktur Utama. Dewan Komisaris ini hanya sewaktu-waktu mengontrol perusahaan, karena seluruh wewenang perusahaan merupakan tanggung jawab direktur utama dan direksi lainnya.

2. Direktur Utama

a. Memimpin dan mengawasi seluruh pelaksanaan kerja dan usaha PT.

Perdana Duta Persada Makassar berdasarkan ketentuan anggaran dasar perusahaan dan ketentuan kebijaksanaan lain yang telah disepakati bersama antara dewan komisaris.

b. Mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang tertinggi dalam hal pengambilan sebuah keputusan yang berhubungan dengan kegiatan

(47)

operasional dan pengembangan perusahaan dalam batas yang ditentukan.

c. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban yang dituangkan dalam laporan keuangan lengkap kepada atau dihadapan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3. Direktur

a. Membantu kelancaran tugas direktur utama sehubungan dengan kegiatan usaha PT. Perdana Duta Persada Makassar.

b. Mewakili direktur utama apabila yang bersangkutan sedang berhalangan menjalankan tugas perusahaan.

c. Sebagai supervisor harian tingkat manajer atas seluruh kegiatan yang dilakukannya.

d. Direktur bertanggung jawab kepada direktur utama.

4. Manajer Produksi

a. Menyusun rencana produksi, mengatur kapasitas produksi dan melakukan produksi.

b. Konsultasi dengan direktur operasi mengenai rencana produksi dengan manajer lain tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan rencana produksi, seperti biaya, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan dan persediaan barang.

c. Membuat keputusan sehubungan perbaikan perlengkapan, lingkungan pabrik dan alat penunjang kerja lainnya serta mengusulkan penggantiannya.

(48)

d. Dengan dibantu stafnya mengawasi organisasi kerja serta mengatur kegiatan unit produksi, merencanakan cara pemeriksaan serta tekhnik pelaporan hasil produksi.

e. Melaporkan rencana, kegiatan dan hasil produksi kepada direksi operasi.

5. Manajer Logistik

a. Mengelola dan mengawasi lingkungan logistik terdiri dari keamanan, pemeliharaan, akomodasi, dan transportasi yang akan menunjang kegiatan operasional.

b. Mengatur arus masuk keluar barang hasil produksi.

c. Mengatur dan mengelola persediaan barang yang belum jadi.

d. Manajer logistik bertanggung jawab kepada direktur operasi.

6. Manajer Administrasi dan Keuangan

a. Mengatur dan mengawasi penempatan karyawan dan kegiatan personalia, kesekretariatan sebagai dukungan bagi kelancaran usaha secara keseluruhan.

b. Mengelola secara fungsional organisasi yang berkaitan dengan interseptoral dengan manajemen setingkat lainnya.

c. Mengatur arus kas perusahaan.

d. Membina hubungan baik dengan pihak perbankan dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan.

e. Bertanggung jawab kepada direktur administrasi dan keuangan.

7. Manajer Pemasaran

(49)

a. Menilai potensi dan perkembangan pemasaran produk sendiri maupun produk pesaing berdasarkan laporan yang baik.

b. Konsultasi dengan direktur dan manajer lainnya untuk menentukan daftar harga, dan syarat penyerahan barang dan anggaran biaya pemasaran.

c. Merencanakan dan mengkoordinasi program pemasaran, metode penjualan, dan pelatihan tenaga pemasaran dan staf.

d. Mengadakan dan mengatur kegiatan unit-unit perusahaan, direksi dengan bawahan tentang perkembangan yang berlangsung termasuk reaksi pelanggan pada produk yang dijual dan merumuskan masalah yang berkaitan kegiatan unit perusahaan.

8. Manajer Personalia

a. Pengawasan terhadap semua karyawan untuk disiplin kerja di lingkungan kerja dan penempatannya.

b. Meningkatkan sumber daya manusia untuk menjadi karyawan profesional.

c. Mengusulkan kepada direksi untuk peningkatan masing-masing job pekerjaan karyawan, melalui pendidikan sesuai jabatan masing- masing.

(50)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk dan Pelaku Pengawasan 1. Bentuk Pengawasan

Bentuk pengawasan terbagi menjadi dua, yakni bentuk pengawasan intern dan ekstern. Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang berada dalam lingkungan unit perusahaan yang bersangkutan. Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control). Sedangkan pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit perusahaan yang diawasi.

2. Pelaku Pengawasan

Ditinjau dari bentuk-bentuk pengawasan yang ada, para pelaku pengawasan itu secara khusus adalah setiap atasan yang berada pada unit perusahaan itu sendiri yang telah diberi kepercayaan untuk melaksanakan proses pengawasan itu, yang tentunya ini adalah pihak yang berada dalam ruang lingkup PT. Perdana Duta Persada. Ada pula pelaku pengawasan yang berada di luar unit perusahaan yakni seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

B. Analisis Pengawasan Keuangan

PT. Perdana Duta Persada Makassar adalah salah satu perusahaan yang sangat memperhatikan kinerja keuangan yang ada pada perusahaan mereka

(51)

sendiri, maka upaya yang ditempuh adalah dengan melakukan pengawasan keuangan.

Adapun mekanisme pengawasan keuangan yang dilakukan pada PT.

Perdana Duta Persada Makassar adalah sebagai berikut :

1. Transparansi keuangan, yaitu ada keterbukaan manajemen dalam proses pengambilan keputusan dan informasi keuangan dalam perusahaan.

2. Kemandirian, yaitu perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan.

3. Pengumpulan laporan keuangan yang harus memenuhi standar, yakni lengkap, mudah dimengerti, relevan dan tepat waktu.

4. Akuntabilitas, yaitu perusahaan telah dikelola secara efisien dan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi.

5. Pertanggung jawaban, yaitu perusahaan dikelola sesuai dengan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Berdasarkan mekanisme pengawasan keuangan yang dilakukan perusahaan tersebut, maka disarankan sebagai berikut :

1. Tugas pencatatan kas harus dipisahkan dari tugas yang melakukan pembayaran.

2. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung harus dicap atau diberi kode atau tanda telah dibayar agar tidak dapat dipergunakan kembali.

3. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu secara mendadak.

(52)

4. Karyawan yang menangani kas atau pembukuan kas diharuskan mengambil cuti, dan orang lain menggantikannya selama masa cuti, serta masa waktu yang tidak diberitahu, para karyawan dipisahkan ke tugas yang lain untuk mendeteksi atau mencegah persekongkolan.

5. Sedapat mungkin alat-alat mekanisme yang dapat memberikan alat pengecek tambahan.

6. Persetujuan bukti pembayaran biasanya harus dilakukan oleh mereka yang tidak bertugas untuk melakukan pembayaran.

Beberapa saran diatas semuanya bertujuan agar dapat mengurangi atau mencegah sedikit banyaknya penyalahgunaan terhadap uang kas yang ada dalam perusahaan.

C. Kinerja Keuangan Perusahaan

Pada dasarnya dapat dipahami bahwa keadaan keuangan perusahaan dapat dilihat melalui baik tidaknya kinerja keuangan yang terdiri dari neraca (balance sheet) dan laporan laba-rugi (income Statement). Menyusun kinerja keuangan suatu perusahaan harus menyiapkan data pada setiap akhir periode disatu pihak, dan dipihak lain neraca dan laporan laba-rugi yang dicapai mengenai kondisi perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai dalam periode yang bersangkutan harus memenuhi standar laporan.

Dalam hubungan ini, maka diperlihatkan kinerja keuangan PT.

Perdana Duta Persada Makassar Cabang Makassar pada periode tiga tahun terakhir yang terdiri dari neraca dan laporan laba-rugi untuk periode tahun 2011, 2012, dan 2013. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

(53)

Tabel 1: PT. Perdana Duta Persada Neraca Periode 01 Januari s/d 31 desember 2011 (dalam rupiah).

AKTIVA PASSIVA

a. Aktiva Lancar : a. Hutang Lancar :

Kas 2.000.000 Hutang Dagang 3.877.670.500

Bank 2.975.500.600 Hutang Lain-Lain 459.700.500 Piutang 4.005.980.700 By. Harus Dibayar 323.751.100 Per. Barang 2.635.500.600

Jum. Aktiva Lancar 9.618.981.900 Juml. Hut. Lancar 4.570.122.100 b. Aktiva Tetap : b. Modal Sendiri :

Kendaraan 797.831.400 Modal Dasar 5.000.000.000 Peralat. Kantor 270.426.500 Laba Ditahan 766.630.800 Inventaris 25.710.800

Jum. Aktiva Tetap 1.093.971.700 Jum. Mod.Sendiri 5.766.630.800 Penyusutan (376.200.700)

Jum. Aktiva Tetap 717.771.000

Total Aktiva 10.336.752.900 Total Passiva 10.336.752.900 Sumber : PT. Perdana Duta Persada

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada tahun 2011 jumlah aktiva lancar Rp. 9.618.981.900, jumlah hutang lancar Rp. 4.570.122.100, total aktiva Rp. 10.336.752.900, dan total passiva Rp. 10.336.752.900.

(54)

Tabel 2 : PT. Perdana Duta Persada Neraca Periode 01 Januari s/d 31 desember 2012 (dalam rupiah).

AKTIVA PASSIVA

a. Aktiva Lancar : a. Hutang Lancar :

Kas 2.000.000 Hutang Dagang 4.052.566.500

Bank 3.236.520.900 Hutang Lain-Lain 605.760.900

Piutang 5.167.500.700 By. Harus Dibayar 308.807.500 Per. Barang 3.871.360.700

Jum. Aktiva Lancar 12.277.382.300 Juml. Hut. Lancar 4.967.134.900 H. Jangka Panjang 2.000.000

b. Aktiva Tetap : b. Modal Sendiri :

Kendaraan 797.831.400 Modal Dasar 5.000.000.000

Peralat. Kantor 282.500.700 Laba Ditahan 919.687.500

Inventaris 28.810.500

Jum. Aktiva Tetap 1.109.142.600 Jum. Mod.Sendiri 5.919.687.500 Penyusutan (499.702.500)

Jum. Aktiva Tetap 609.440.100

Total Aktiva 12.886.822.400 Total Passiva 12.886.822.400

Sumber : PT. Perdana Duta Persada

Berdasarkan tabel di atas,dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 jumlah aktiva lancar sebesar Rp. 12.277.382.300, jumlah hutang lancar sebesar Rp. 4.967.134.900, total aktiva sebesar Rp. 12.886.822.400, dan total passiva sebesar Rp. 12.886.822.400.

(55)

Tabel 3 : PT. Perdana Duta Persada Neraca Periode 01 Januari s/d 31 desember 2013 (dalam rupiah).

AKTIVA PASSIVA

a. Aktiva Lancar : a. Hutang Lancar :

Kas 3.000.000 Hutang Dagang 4.834.023.500

Bank 4.844.803.500 Hutang Lain-Lain 810.975.000

Piutang 6.991.295.500 By. Harus Dibayar 429.821.000 Per. Barang 5.178.905.000

Jum. Aktiva Lancar 17.018.004.000 Juml. Hut. Lancar 6.074.819.500 H. Jangka Panjang 5.250.000.000

b. Aktiva Tetap : b. Modal Sendiri :

Kendaraan 805.490.500 Modal Dasar 5.000.000.000

Peralat. Kantor 291.337.000 Laba Ditahan 1.195.101.000 Inventaris 30.411.500

Jum. Aktiva Tetap 1.127.239.000 Jum. Mod.Sendiri 6.195.101.000 Penyusutan (625.322.500)

Jum. Aktiva Tetap 501.916.500

Total Aktiva 17.519.920.500 Total Passiva 17.519.920.500

Sumber : PT. Perdana Duta Persada

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 jumlah aktiva lancar sebesar Rp. 17.018.004.000, jumlah hutang lancar sebesar Rp.6.074.819.500, total aktiva sebesar Rp. 17.519.920.500, dan total passiva sebesar Rp.17.519.920.500.

(56)

Tabel 4 : PT. Perdana Duta Persada Laporan Laba-Rugi Periode 01 Januari s/d 31 desember 2011 (dalam rupiah).

Penjualan 32.125.750.800

Harga Pokok Penjualan 30.583.170.400

Laba Kotor 1.542.580.400

Biaya Operasional :

1. BiayaGaji 542.211.000

2. Biaya Sewa 205.379.500

3. Biaya Penjualan 26.500.000

4. Biaya Lain-Lain 11.500.000

Jumlah Biaya Operasional 788.590.500

Laba Operasional 753.989.900

Pendapatan Lain-Lain 97.822.100

Laba Sebelum pajak 851.812.000

Pajak 246.793.600

Laba Bersih Setelah Pajak 605.018.400

Sumber : PT. Perdana Duta Persada

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada tahun 2011 jumlah laba penjualan sebesar Rp. 1.542.580.400, jumlah laba operasional sebesar Rp.

753.989.900, jumlah laba sebelum pajak sebesar Rp. 851.812.000, dan jumlah laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 605.018.400.

(57)

Tabel 5 : PT. Perdana Duta Persada Laporan Laba-Rugi Periode 01 Januari s/d 31 desember 2012 (dalam rupiah).

Penjualan 34.010.656.000

Harga Pokok Penjualan 32.077.285.000

Laba Kotor 1.933.371.000

Biaya Operasional :

1. BiayaGaji 690.350.500

2. Biaya Sewa 310.077.000

3. Biaya Penjualan 29.000.000

4. Biaya Lain-Lain 12.850.000

Jumlah Biaya Operasional 1.042.211.500

Laba Operasional 891.093.500

Pendapatan Lain-Lain 130.781.500

Laba Sebelum pajak 1.021.875.000

Pajak 289.062.500

Laba Bersih Setelah Pajak 732.812.500

Sumber : PT. Perdana Duta Persada

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada tahun 2012 jumlah laba penjualan sebesar Rp. 1.933.371.000, jumlah laba operasional sebesar Rp.

891.093.500, jumlah laba sebelum pajak sebesar Rp. 1.021.875.000, dan jumlah laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 732.812.500.

Referensi

Dokumen terkait

anggota memenuhi standar waktu, ketelitian saat melayani nasabah, menggunakan dua tangan saat mengambil uang atau kertas pembayaran, maksimal 2 kali, dan konfirmasi

Untuk pasien yang langsung dilayani dokter bedah, asesmen pra bedah menggunakan asesmen awal rawat inap, pada pasien yang diputuskan dilakukan pembedahan dalam proses perawatan,

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode langsung (direct) didapatkan bahwa effisiensi Boiler Unit 10 PLTU 1 Jawa Tengah Rembang tertinggi yaitu pada awal operasi

Follow Through and Overlapping Action atau Gerakan Mengikuti dan Mendahului, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk memberikan kesan pada gambar bahwa

1. Pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis pembelajaran saintifik pada tema gerak tubuh kita berhasil dikembangkan sesuai model Borg and Gall yangberupaproduk

Anak mampu membuat kalimat sederhana dan mengucapkann ya tentang mainan pilihannya tanpa dibantu orang tua Anak mampu membuat kalimat sederhana dan mengucapkannyatent

Kebun Tambaksari berada dikategori sedang. Dalam penelitian ini kinerja diukur dengan kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, ketepatan waktu, kehadiran serta

Dari Gambar 14 dan Gambar 15 dapat dilihat bahwa aplikasi dapat menggambarkan notasi balok sesuai dengan data yang terdapat pada file midi, tetapi masih terdapat