• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

4.3. Deskripsi data

4.3.1. Analisis regresi berganda

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 17.00. Langkah pertama peneliti

menganalisis dampak dari IV dalam persepsi tentang pola asuh dan attachment style yang berjumlah 7 variabel terhadap kemampuan berpikir kritis. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11

Tabel ANOVAb Analisis regresi dari 7 IV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2160.391 7 308.627 3.718 .001a

Residual 7139.609 86 83.019

Total 9300.000 93

a. Predictors: (Constant), Anxious resistant, authoritarian, permisif tidak peduli, permisif memanjakan, Anxious avoidant, authoritative, secure

b. Dependent Variable: Critical Thinking

Untuk menguji apakah ada pengaruh negatif yang signifikan variabel- variabel bebas dalam persepsi tentang pola asuh dan attachment style terhadap kemampuan berpikir kritis, maka dapat dilihat pada kolom signifikansi. Dalam tabel sig. tersebut diperlihatkan bahwa signifikansinya

adalah 0.001

a

, artinya p>0.05, dengan df (7, 86) F = 3.718. Artinya, jenis authoritarian, authoritative, permisif memanjakan, permisif tidak perduli dalam persepsi tentang pola asuh, serta variabel secure, anxious avoidant dan anxious resisitant dalam attachment style berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dikarenakan F Hitung (3,718) > F Tabel (3,284). Artinya, hipotesis nihil mayor dari penelitian yang berbunyi bahwa “tidak ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang pola asuh dan attachment style terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok”

ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang pola asuh dan attachment style terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok. Hal ini berarti variabel-variabel prediktor (independen) dalam persepsi dan attachment style dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan berpikir kritis.

Tabel 4.12

Tabel Model Summary analisis regresi dari 7 IV

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .482a .232 .170 9.11146 .232 3.718 7 86 .001 a. Predictors: (Constant), Anxious resistant, authoritarian, permisif tidak peduli, permisif

memanjakan, Anxious avoidant, authoritative, secure

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0.232 atau (23,2%). Hal ini menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh tujuh variabel independen (authoritarian, authoritative, permisif memanjakan, permisif tidak perduli dalam persepsi tentang pola asuh, serta variabel secure, anxious avoidant dan anxious resisitant dalam attachment style) terhadap variabel dependen (kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok) berpengaruh sebesar 23,2%

Tabel 4.13

Tabel Coefficientsa 7 IV terhadap DV

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 104.779 25.380 4.128 .000 Authoritarian -.214 .157 -.197 -1.364 .176 Authoritative -.403 .192 -.385 -2.101 .039 permisif memanjakan .144 .160 .129 .896 .373 permisif tidak peduli -.505 .144 -.467 -3.507 .001

Secure .144 .195 .137 .739 .462

Anxious avoidant -.216 .159 -.203 -1.359 .178 Anxious resistant -.045 .156 -.042 -.289 .773 a. Dependent Variable: Critical Thinking

Berdasarkan tabel 4.13,dapat disusun persamaan regresi dari 7 IV sebagai berikut:

Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6+ b7X7+ e

Ŷ = 104.779 – 0,214 X1– 0,403 X2 + 0,144 X3– 0,505 X4 + 0.144 X5 – 0,216

X6– 0,045 X7

Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 104,779.

b. Koefisien regresi persepsi tentang pola asuh authoritarian (X1) sebesar -

0,214. Koefisien bernilai negatif, hal ini menunjukkan semakin tinggi skor persepsi tentang jenis pola asuh authoritarian pada siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok maka akan semakin rendah tingkat

kemampuan berpikir kritisnya. Artinya bahwa semakin besar persepsi anak bahwa orang tuanya menerapkan pola asuh authoritarian terhadap mereka, maka kemampuan berpikir kritis anak tersebut lebih rendah. Hal ini dikarenakan anak-anak yang menganggap bahwa orang tuanya otoriter, akan mengalami hambatan dalam kegiatannya untuk berpikir kritis, kebanyakan mereka menerima saja apa yang orang tua katakan (tidak berpikir kritis) karena ketakutan mereka akan hukuman yang akan mereka dapatkan.

c. Koefisien regresi persepsi tentang pola asuh authoritative (X2) sebesar -

0.403. Koefisien bernilai negatif, hal ini menunjukkan semakin tinggi skor persepsi tentang jenis pola asuh authoritative pada siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok maka akan semakin rendah tingkat kemampuan berpikir kritisnya

d. Koefisien regresi persepsi tentang pola asuh permisif memanjakan (X3)

sebesar 0.144. Koefisien bernilai positif, hal ini menunjukkan semakin tinggi skor persepsi tentang jenis pola asuh permisif memanjakan pada siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok maka akan semakin tinggi pula tingkat kemampuan berpikir kritisnya

e. Koefisien regresi persepsi tentang pola asuh tidak perduli (X4) sebesar -

0.505. Koefisien bernilai negatif, hal ini menunjukkan semakin tinggi skor persepsi tentang jenis pola asuh permisif tidak peduli pada siswa

SMK Karya Putra Bangsa Depok maka akan semakin rendah tingkat kemampuan berpikir kritisnya

f. Koefisien regresi secure attachment (X5) sebesar 0.144. Koefisien

bernilai positif, hal ini menunjukkan semakin tinggi skor secure attachment pada siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok maka akan semakin tinggi pula tingkat kemampuan berpikir kritisnya. Artinya adalah kelekatan emosional antara ibu dan anak yang terjalin secure (aman) akan mengambangkan kemampuan berpikir kritis anak. Anak selalu yakin bahwa ibunya menyayanginya, ia yakin bahwa dirinya selalu diterima oleh sang ibu, membuat pribadi anak tersebut menjadi anak yang percaya diri dan merasa yakin bahwa dirinya akan diterima dengan baik oleh lingkungan tempat dia berada, dengan demikian, proses untuk membantunya mengembangkan kemampuan berpikir kritis akan berjalan dengan baik.

g. Koefisien regresi anxious avoidant attachment (X6) sebesar -0.216.

Koefisien bernilai negatif, hal ini menunjukkan semakin tinggi skor anxious avoidant attachment pada siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok maka akan semakin rendah tingkat kemampuan berpikir kritisnya. Artinya adalah anak yang mengalami keraguan akan kasih sayang dan penerimaan ibu terhadapnya akan tumbuh menjadi anak dengan pribadi yang kurang percaya diri, selalu cemas akan penerimaan orang lain terhadap dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi hambatan dalam proses interaksi anak tersebut

terhadap lingkungan, dengan kata lain bantuan lingkungan dalam mengeksplorasi kebutuhan anak tersebut dalam berpikir kritis kurang mendukung.

h. Koefisien regresi anxious resistant attachment (X7) sebesar -0.045.

Koefisien bernilai negatif, hal ini menunjukkan semakin tinggi skor anxious resistant attachment pada siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok maka akan semakin rendah tingkat kemampuan berpikir kritisnya

4.3.2. Uji hipotesis

Uji hipotesis mayor merupakan uji hipotesis yang menjawab pertanyaan: apakah variabel-variabel dalam persepsi tentang pola asuh dan attachment style tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis. Dari tabel 4.13 dan 4.12 dapat diketahui bahwa nilai R = 0,482,

nilai R

2

= 0,232 dan nilai signifikan = 0,001. Sehingga hipotesis mayor yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang pola asuh dan attachment style terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa Depok terbukti. Ini berarti bahwa besarnya proporsi varian dari DV (kemampuan berpikir kritis) yang dipengaruhi secara bersama-sama oleh IV (persepsi tentang pola asuh dan attachment style) adalah signifikan secara statistik. Adapun rinciannya sebagai berikut:

1. Pada table 4.13 diketahui nilai p untuk persepsi tentang pola asuh authoritarian = 0,176. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

persepsi tentang pola asuh authoritarian tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa

2. Pada table 4.13 diketahui nilai p untuk persepsi tentang pola asuh authoritative = 0,039. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang pola asuh authoritative memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa

3. Pada table 4.13 diketahui nilai p untuk persepsi pola asuh permisif memanjakan = 0,373. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang pola asuh permisif memanjakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa

4. Pada table 4.13 diketahui nilai p untuk persepsi tentang pola asuh permisif tidak peduli = 0,001. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa persepsi tentang pola asuh permisif tidak peduli memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa

5. Pada table 4.13 diketahui nilai p untuk secure attachment = 0,462. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secure attachment tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa

6. Pada table 4.13 diketahui nilai p untuk anxious avoidant attachment = 0,178. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa anxious avoidant atttachment tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa

7. Pada table 4.13 diketahui nilai p untuk anxious resistant attachment = 0,773. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa anxious resistant atttachment tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMK Karya Putra Bangsa

Dokumen terkait