Pendidikan Terakhir
4. Uji Multikolinearitas
4.7.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan sifat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen terdiri dari sembilan faktor lingkungan sosial yaitu perhatian, penilaian, kepercayaan, otonomi karyawan, kerja tim, pengungkitan kompetensi, keterlibatan, pemberdayaan, dan kepemimpinan manajemen puncak. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan (kapabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan). Nilai dan sifat koefisien variabel independen disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil analisis regresi linier berganda
Predictor B Coef SE Coef
Constant 22,835 5,893 Perhatian (x1) -0,145 1,181 Penilaian (x2) -1,357 0,9328 Kepercayaan (x3) -2,091 1,014 Otonomi karyawan (x4) 2,396 1,238 Kerja Tim (x5) 0,420 1,480 Pengungkitan Kompetensi (x6) 2,028 1,174 Keterlibatan Karyawan (x7) 3,129 1,155 Pemberdayaan Karyawan (x8) 4,073 1,329 Kepemimpinan Manajemen Puncak (x9) 1,675 1,425 S = 4,23791 R-Sq = 53,9% R-Sq(adj) = 48,4%
Hasil analisis yang ditampilkan pada Tabel 12, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Kesuksesan = 22,835 + (– 0,145X1) + (– 1,357X2) + (– 2,091X3) + 2,396X4 + 0,420X5 + 2,028X5 + 3,129X7 + 4,073X8 + 1,675X9
Kesuksesan = 22,835 – 0,145X1 – 1,357X2 – 2,091X3 + 2,396X4 + 0,420X5 + 2,028X5 + 3,129X7 + 4,073X8 + 1,675X9
Nilai R square pada model regresi ini adalah 53,9 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi ini menggambarkan pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan sebesar 53,9 persen sedangkan sebesar 46,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan senantiasa membutuhkan faktor lain selain faktor lingkungan sosial yang
telah dilakukan pengujian pada penelitian ini. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan diantaranya yaitu faktor kondisi organisasi dan kondisi teknologi yang belum dimasukkan ke dalam model penelitian.
Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) perlu digunakan untuk mengetahui apakah faktor-faktor lingkungan sosial secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan (Y). Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara faktor-faktor lingkungan sosial secara simultan terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.
H1 : Ada pengaruh secara signifikan antara faktor-faktor lingkungan sosial secara simultan terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.
Kriteria pengujian hipotesis adalah H0 diterima bila F hitung ₤ F tabel dan Ho ditolak bila F hitung lebih besar dari (>) F tabel. Hasil uji F disajikan pada Lampiran 5. Nilai F tabel yang digunakan adalah sebesar 2,01 dengan tingkat signifikansi α adalah 5 persen. Hasil uji F menunjukkan nilai F hitung adalah sebesar 9,87. F hitung lebih besar dari F tabel (9,88>2,01) maka H0 ditolak, artinya faktor-faktor lingkungan sosial secara simultan memiliki pengaruh secara signifikan antara terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI.
Uji koefisien regresi secara parsial perlu digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2, X3,…..X9) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0: Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara faktor independen dengan faktor dependen
H1: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara faktor independen dengan faktor dependen.
Kriteria pengujian hipotesis yaitu Ho diterima jika –t tabel ₤ t hitung ₤ t tabel, Ho ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel. Nilai t tabel dicari pada α = 5 persen : 2 = 2,5 persen (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 86-9-1 = 76. Nilai t table juga dicari pada α = 10 persen : 2 = 5 persen (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 86-9-1 = 76 Hasil pencarian t tabel yaitu sebesar 1,66. Nilai t hitung dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil uji t
Predictor B Coef. SE Coef T P
Constant 22,835 5,893 3,87 0,000 Perhatian (x1) -0,145 1,181 -0,12 0,903 Penilaian (x2) -1,3568 0,9328 -1,45 0,150 Kepercayaan (x3) -2,091 1,014 -2,06 0,043 Otonomi karyawan (x4) 2,396 1,238 1,94 0,057 Kerja Tim (x5) 0,420 1,480 0,28 0,778 Pengungkitan Kompetensi (x6) 2,028 1,174 1,73 0,088 Keterlibatan Karyawan (x7) 3,129 1,155 2,71 0,008 Pemberdayaan Karyawan (x8) 4,073 1,329 3,06 0,003 Kepemimpinan Manajemen Puncak (x9) 1,675 1,425 1,18 0,243
Berdasarkan hasil uji t pada tingkat α 5 persen, terdapat empat faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI, yaitu Kepercayaan, Keterlibatan Karyawan, dan Pemberdayaan karyawan. Variabel-variabel independen tersebut memiliki nilai T lebih besar dari 1,99 dan nilai P lebih kecil dari 0,05. Faktor Otonomi Karyawan dan Pengungkitan Kompetensi secara parsial juga memiliki pengaruh terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan namun dengan tingkat signifikansi α adalah 10 persen.
Faktor Kepercayaan memiliki pengaruh yang paling rendah dan bersifat negatif terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisiennya yang bertanda negatif. Semakin besar tingkat kepercayaan justru menurunkan tingkat kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan. Tingginya kepercayaan antarindividu dapat menjadikan individu itu kurang memiliki keinginan untuk mencari tahu lebih dalam ataupun mencari tahu tentang
kebenaran dari pengetahuan yang didapatkannya. Kondisi ini merupakan hambatan dalam menciptakan pengetahuan baru, sehingga disebut sebagai faktor yang memiliki korelasi negatif terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.
Pada signifikansi adalah 10 persen, Faktor otonomi karyawan dan Pengungkitan Kompetensi secara simultan dan secara parsial memiliki pengaruh yang nyata terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan di ULI. Semakin besar tingkat otonomi karyawan yang diberikan oleh Perusahaan maka karyawan merasa diberikan keleluasaan dalam menciptakan, melakukan transfer dan mengimplementasikan pengetahuan sehingga hal ini akan meningkatkan kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan. Semakin banyak pengungkitan kompetensi yang diikuti oleh karyawan maka semakin meningkatkan dan memperkaya pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. Peningkatan pengetahuan oleh karyawan kemudian akan meningkatkan kinerja Perusahaan.
Faktor Keterlibatan Karyawan memiliki pengaruh nyata yang bersifat positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Semakin tinggi tingkat keterlibatan karyawan maka semakin besar kontribusi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. Semakin banyak keterlibatan karyawan dalam setiap kegiatan penciptaan, berbagi dan pemanfaatan pengetahuan maka semakin banyak pengetahuan yang dapat diperoleh dan dimanfaatkan oleh Perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.
Faktor Pemberdayaan Karyawan merupakan faktor yang paling berpengaruh nyata terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Pengaruh faktor Pemberdayaan Karyawan berpengaruh positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Semakin tinggi tingkat pemberdayaan karyawan maka semakin baik keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang kemudian dapat dijadikan sebagai sumber penciptaan pengetahuan.
Faktor Perhatian, Penilaian, dan Kepemimpinan Manajemen Puncak secara parsial tidak memiliki pengaruh nyata terhadap kesuksesan
implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Faktor-faktor tersebut tidak berpengaruh secara parsial namun berpengaruh secara simultan terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Perhatian dengan rekan kerja diperlukan namun tidak diprioritaskan. Sebagai seorang karyawan, prioritas utama yang perlu untuk diperhatikan adalah meningkatkan kinerja dan kemampuannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan intellectual capital individu tersebut. Kerja tim dalam sebuah organisasi juga dibutuhkan dalam suatu organisasi, namun kerja tim terkadang dapat menyembunyikan kemampuan individu. Kepemimpinan manajemen puncak saja tidak cukup memberikan suasana yang dapat mendorong karyawan untuk menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan. Kondisi sosial tersebut dapat tercipta ketika manajemen puncak berkomitmen penuh terhadap pelaksanaan manajemen pengetahuan serta diikuti dengan faktor lain seperti pengungkitan kompetensi dan pemberdayaan karyawan.