• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.1 Sejarah PT Unilever Indonesia, Tbk.

PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”) berdiri pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. Pada tahun inilah, Perseroan mulai beroperasi secara komersial. Nama Perseroan diubah menjadi “PT Unilever Indonesia” pada 22 Juli 1980 berdasarkan akta No. 1771 oleh notaris Mrs. Kartini Muljadi SH. Perseroan mengalami perubahan nama lagi menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk” pada 30 Juni 1997 oleh notaris Tn. Mudofir Hadi SH dengan akta No.92. Perubahan nama Perseroan ini juga disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No.2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No.39. Kantor pusat Perseroan berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav.15, Jakarta.

Perseroan mendapatkan izin dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 untuk mendaftarkan 15 persen sahamnya ke dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 16 November 1981. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham setuju untuk melakukan pemecahan saham (stock split) dengan mengubah nilai nominal saham dari Rp 100 menjadi Rp 10 per lembar saham.

Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, mentega, makanan dari olahan susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk-produk kosmetik. Berdasarkan kesepakatan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 13 Juni 2000, Perseroan juga bergerak sebagai distributor utama untuk produk-produk Perseroan dan penyedia pelayanan riset pasar. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia di bawah surat keputusan No.C-18482 HT.01.04-TH.2000.

Pada 22 November 2000, Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru dengan nama PT Anugrah Lever (PT AL). PT AL ini bergerak dalam bidang produksi, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, sambal dan saus lainnya dengan merek dagang Bango, Parkiet dan Sakura serta merek lainnya di bawah lisensi Perseroan kepada PT AL.

Perseroan mengadakan kerjasama dengan Texchem Resources Berhard pada 3 Juli 2002, untuk mendirikan perusahaan baru dengan nama PT Technopia Lever (PT TL). PT TL ini bergerak di bidang distribusi, kegiatan ekspor dan impor barang dagangan dengan merek Domestos Nomos. Pada 7 November 2003 Texchem Resources Berhard mengadakan perjanjian Jual-Beli Saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd., dimana Texchem Resources Berhard setuju untuk menjual seluruh sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 8 Desember 2003, Perseroan mendapat persetujuan pihak pemegang saham minoritas untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holding Limited (pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Akuisisi ini dinyatakan efektif pada saat ditandatanganinya perjanjian jual beli antara Perseroan dengan Unilever Overseas Holdings Limited pada 21 Januari 2004. Pada 30 Juli 2004. Perseroan melakukan merger dengan PT KI dimana penggabungan usaha ini dicatat dengan menggunakan metode seperti penyatuan kepemilikan. Perseroan adalah pihak yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan usaha, PT KI tidak lagi berstatus sebagai suatu entitas hukum tersendiri. Penggabungan usaha ini sesuai dengan keputusan Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) No.740/III/PMA/2004 pada tanggal 29 Juli 2004.

Pada tahun 2007, Perseroan bekerjasama dengan melakukan persetujuan conditional untuk membeli merek minuman vitalitas buah-buahan dari Ultra yaitu “Buavita” dan “Gogo”. Kesepakatan transaksi ini tercapai pada Januari 2008.

4.1.2 Misi PT Unilever Indonesia, Tbk.

Pada abad ke-19, ketika William Hesketh Lever menetapkan misi Unilever yaitu "Menjadikan setiap tempat bersih, meringankan kerja wanita, membantu kesehatan dan meningkatkan personal attractiveness, bahwa hidup dapat lebih dinikmati dan dihargai bagi orang-orang yang menggunakan produk Unilever". Vitalitas telah menjadi jantung dari bisnis Unilever.

Misi Unilever adalah “Menambah Vitalitas dalam Kehidupan”. Perwujudan dari misi ini yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup. Melalui misi ini, Unilever berkomitmen untuk membangun bisnis yang mengarah kepada isu-isu seputar kesehatan dan nutrisi. Unilever menginginkan agar setiap orang yang menggunakan produknya merasa senang karena memiliki rambut yang bersinar dan senyum yang memesona, memiliki rumah yang bersih dan segar, atau merasa nyaman dengan menikmati secangkir teh, makanan dan snack sehat. Hal ini disimbolkan ke dalam 25 lambang yang menyusun huruf “U” sebagai logo Unilever.

4.1.3 Struktur Organisasi

Tata kelola korporasi PT Unilever Indonesia Tbk. meliputi Direksi, Dewan Komisaris, Pengendali Risiko Perusahaan, Hubungan Perusahaan, Hubungan Investor, Komite Audit dan sekretaris Perusahaan. Direksi terdiri dari seorang Presiden Direktur dan tujuh orang anggota Direktur, yaitu Chief Financial Officer, Supply Chain Director, Human Resources & Corporate Relations Director, Customer Care Director, Foods Director, Personal & Home Care Director, dan Ice Cream Director. Struktur organisasi PT Unilever Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tugas pokok Direksi adalah memimpin dan mengelola Perseroan sesuai dengan tujuan-tujuan Perseroan. Direksi juga bertugas menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan untuk kepentingan Perseroan. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar

pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan kepada pihak lain dan pihak lain kepada Perseroan. Selain itu, Direksi berhak menjalankan semua tindakan, baik yang mengenai pengurusan maupun kepemilikan, dengan batasan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan tiga orang Komisaris atau lebih. Saat ini PT Unilever Indonesia Tbk. memiliki empat orang anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas pengurusan Direksi dalam menjalankan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dari waktu ke waktu dan memberi nasihat kepada Direksi serta melaksanakan hal-hal lain seperti ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

Tim Pengendalian Risiko Perusahaan dipimpin oleh Chief Financial Officer, dengan anggota yang terdiri dari Group Audit Manager, Financial Controller, Commercial Manager Division, Business System Manager dan Corporate Secretary. Tujuan dibentuknya tim ini adalah untuk membantu Direksi dalam melaksanakan kewajibannya, memastikan sistem pengendalian risiko dan pengendalian internal yang efektif.

Hubungan Perusahaan dipimpin oleh Direktur Human Resources & Corporate Relations, dengan anggota yang terdiri dari Corporate Communiation Manager, General Manager Yayasan Unilever Peduli, Corporate Secretary, Legal Services Manager, Corporate Industrial Relations Manager dan General Affairs Manager. Hubungan Perusahaan bertugas untuk membantu Direksi sehubungan dengan hal-hal eksternal yang berdampak pada bisnis dan memberi masukan kepada Direksi tentang tanggung jawab sosial Perseroan dan mengkaji ulang strategi Corporate Relations Perseroan. Unilever percaya bahwa penjelasan perkembangan bisnis dan laporan keuangan kepada pemegang saham dan memahami tujuan merupakan hal yang sangat penting. Chief Financial Officer bertanggung jawab untuk hubungan dengan investor, dengan keterlibatan aktif seluruh anggota Direksi dan Corporate Secretary.

Peranan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris memenuhi tanggung jawab pengawasan berkaitan dengan integritas laporan keuangan Perseroan, pengendalian risiko perusahaan dan pengendalian internal, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, kinerja serta keterampilan dan independensi akuntan publik serta kinerja fungsi audit internal. Komite audit terdiri dari sedikitnya tiga orang anggota, bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan diketuai oleh seorang Komisaris Independen serta Anggota Komite lainnya yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Group Audit Manager memastikan agar Komite memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Sekretaris perusahaan memiliki empat tugas utama. Pertama, sekretaris bertugas mengawasi jalannya Perseroan dengan mengacu kepada Undang-Undang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar, dan ketentuan lainnya. Tugas kedua adalah memelihara komunikasi yang transparan secara berkala dengan pemerintah dan para pemain di pasar modal yang berkenaan dengan permasalahan tata kelola perseroan, tindakan korporasi dan transaksi yang materiil. Tugas ketiga yaitu memberikan informasi terkini yang akurat mengenai Perseroan kepada para pemegang saham, media, investor, analis dan masyarakat umum. Tugas yang keempat yaitu menghadiri rapat Direksi dan Dewan Komisaris, mencatat risalah rapat, memberikan informasi terkini tentang perubahan peraturan dan dampaknya.

4.1.4 Kegiatan Usaha dan Produk PT Unilever Indonesia Tbk.

Kegiatan usaha PT Unilever Indonesia Tbk. (ULI) meliputi bidang produksi, pemasaran, distribusi dan penyedia pelayanan riset pasar. Perseroan memiliki satu kantor pusat, dua kantor penunjang serta dua area pabrik. Kantor pusat Unilever Indonesia terletak di Graha Unilever, Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.15 Jakarta, 12930. Kantor penunjang terdiri dari kantor Consumer Advisory Services di Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-9 Kuningan, Jakarta 12910 dan kantor Customer Services & Key Account Management di Wisma Aldiron Dirgantara, Jl. Gatot Subroto Kav.72 Pancoran, Jakarta 12780.

Pabrik-pabrik Unilever Indonesia dilengkapi dengan proses sistem pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Wilayah pabrik terlihat asri dengan adanya kebun dan taman di sekeliling area pabrik. Kondisi ini mengantarkan Unilever Indonesia meraih penghargaan Environment Excellence Awards pada tahun 2003 dalam Asian Corporate Social Responsibility Forum serta penghargaan International Energy Globe pada tahun 2005. Area pabrik Unilever Indonesia terletak di daerah Cikarang dan Rungkut. Produk-produk Unilever berupa makanan, es krim, dan produk home care diproduksi di pabrik area Cikarang, Bekasi dengan luas area 40 hektar. Produk Unilever berupa personal care dan toilet soap di produksi di pabrik area Rungkut, Surabaya dengan luas area 8,5 hektar.

Penjualan dan distribusi produk-produk Unilever Indonesia dikelola melalui 17 gudang penjualan dan 400 distributor untuk menjangkau ratusan outlet di seluruh Indonesia. Unilever Indonesia juga memproduksi teh, sabun, pasta gigi, produk kecantikan kulit serta es krim Wall’s untuk dipasarkan ke New Zealand, Australia, negara-negara di Asia, Afrika and Amerika Latin.

Produk-produk yang dihasilkan oleh Unilever adalah produk yang dapat menambahkan vitalitas dalam kehidupan, yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari sehingga konsumen Unilever dapat lebih menikmati hidup, merasa nyaman, dan berpenampilan baik. Unilever Indonesia membagi produknya ke dalam empat jenis, yaitu Home Care, Personal Care, Foods dan Es Krim. Produk yang tergabung dalam Home Care yaitu Rinso, Surf, Viso, Molto, Domestos No Mos, Sunlight, Close Up, Pepsodent, Super Pell, Wipol dan Vixal. Dalam kategori Personal Care, produk-produknya meliputi Lux, Lifebuoy, Rexona, Axe, Citra, Vaseline, Pond’s, Sunsilk, Dove, dan Clear. Produk yang tergabung dalam kategori Foods yaitu Taro, Sariwangi, Lipton, Buavita, Blue Band, Royco dan Bango. Produk Es Krim Unilever yaitu Wall’s yang terdiri dari Conello, Moo, Vienetta, Paddle Pop, Cornetto Disc, Cornetto Mini, dan lain sebagainya.

Dokumen terkait