HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen Penelitian
4.1.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil dugaan dari hipotesis secara simultan (pengaruh secara bersamaan) maupun parsial (pengaruh secara sendiri-sendiri). Hasil penghitungan untuk analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dibagi menjadi dua model yaitu tanpa menggunakan variabel moderating dan model yang menggunakan variabel moderating. Adapun hasil analisis sama-sama untuk mendapatkan hasil untuk menjawab hipotesis.
4.1.3.2.1 Model 1 (Hipotesis 1 sampai Hipotesis 3)
Analisis untuk model regresi model 1 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap audit judgement secara parsial.
Berikut persamaan substrukturnya :
Persamaan di atas mengandung arti atau maksud sebagai berikut: a) Nilai konstanta (a) positif 2,865 menunjukkan besarnya kualitas dari audit judgement, jika tidak disertai dengan gender,
perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure
(tekanan ketaatan), adalah positif 2,865 satuan. Hal ini menjelaskan bahwa kualitas dari audit judgement, jika tidak dipengaruhi oleh adanya gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan ketaatan) maka kualitas
audit judgement akan tetap meningkat sebesar konstanta 2,865.
b) Nilai koefisien regresi (b1) variabel gendersebesar 0,220 yang bernilai positif, hal ini menunjukan bahwa perbedaan gender mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit judgement,. Dengan demikian dapat diartikan setiap perbedaan gender dalam lingkup perusahaanakan meningkatkan kualitas audit judgement baik perempuan maupun laki-laki sebesar 0,220 satuan.
c) Nilai koefisien regresi (b2) variabel perfomance incentives (insentif kinerja) sebesar 0,132 yang bernilai negatif, hal ini menunjukan bahwa persepsi perfomance incentives (insentif kinerja) mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit
judgement. Dengan demikian dapat diartikan setiap ada
peningkatan perfomance incentives sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan kualitas audit judgement sebesar 0,1327.
d) Nilai koefisien regresi (b3) variabel obedience pressure (tekanan ketaatan) sebesar 0,197 yang bernilai positif, hal ini menunjukan bahwa obedience pressure (tekanan ketaatan) mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit judgement. Dengan demikian dapat diartikan bahwa setiap ada obedience
pressure (tekanan ketaatan) sebesar 1 satuan, maka akan
meningkatkan kualitas dari audit judgement sebesar 0,197.
Pengujian hipotesis ditunjukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independent secara keseluruhan terhadap variabel dependent. Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik yaitu uji F secara bersamaan, uji secara t secara parsial dan koefisien determinasi (R2). Berikut hasil pengujian hipotesis adalah: 1) Uji t (Secara Parsial)
Dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh gender,
perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure
(tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit judgement secara parsial. Adapun hasil uji t sebagai berikut:
Tabel 4.14 Uji t (Model 1)
Variabel Thitung ttabel Sig Keterangan
Gender 3,083 2,000 0,003 Signifikan Perfomance incentives (Insentif kinerja) (-)2,137 2,000 0,037 Signifikan Obedience Pressure (Tekanan Ketaatan) 2,122 2,000 0,038 Signifikan
Pada tabel 4.14 di atas diperoleh nilai t dapat dicari dengan
level of significance (a) = 0,05 dan derajat tabel kebebasan (degree
of freedom = df) = n – (k-1), maka besarnya nilai ttabel dapat ditentukan sebagai berikut: ttabel adalah a ; n – k = 0,05 ; (62 - 2) = 2,000. Adapun cara pengujian uji t untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis 1 menunjukan terdapat pengaruh Perbedaan
Gender terhadap Audit Judgement. Pembuktian untuk hipotesis
tersebut digunakan perbandingan thitung dengan ttabel, dimana diperoleh nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (3,083 > 2,000) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,003 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 terbukti diterima..
b) Hipotesis 2 menunjukan terdapat pengaruh Incentive
Performance (insentif kinerja) terhadap kualitas Audit Judgement. Pembuktian untuk hipotesis tersebut digunakan
perbandingan thitung dengan ttabel, dimana diperoleh nilai thitung lebih besar dari pada ttabel (2,137 > 2,000) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,037 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 terbukti diterima..
c) Hipotesis 3 menunjukan terdapat pengaruh Obedience
Pressure (tekanan ketaatan) terhadap Audit Judgement.
Pembuktian untuk hipotesis tersebut digunakan perbandingan thitung dengan ttabel, dimana diperoleh nilai thitung lebih besar dari pada ttabel
(2,122 > 2,000) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,038 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 terbukti
diterima.
2) Uji F (Secara Bersamaan)
Uji F digunakan untuk melihat atau menunjukan pengaruh ada tidaknya pengaruh gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit judgement secara bersamaan. Berikut hasil analisis uji F sebagai berikut:
Tabel 4.15 Uji F (Model 1)
Model Fhitung Ftabel Sig. Keterangan
Gender, Perfomance incentives (Insentif kinerja) dan Obedience
Pressure (Tekanan Ketaatan)
terhadap kualitas Audit
Judgement
4,836 2,76 0,000a Signifikan
Sumber: Data Diolah SPSS
Pada tabel 4.15 di atas diperoleh nilai Ftabel dapat dicari dengan melihat pada tabel F, dimana level of significance (α) = 0,05
dan degree of freedom (dfl) = k + 1 = 3+1=4 dan df2 = n – df1 = 62 – 4 = 58, maka diperoleh nilai Ftabel 2,76. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,836, perbandingan dengan Ftabel diperoleh bahwa nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (4,836 > 2,76) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,000 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti diterima.
Artinya terdapat pengaruh gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit judgement secara bersamaan.
3) Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini untuk melihat kontribusi yang diberikan gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan
obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit
judgement. Penilaian koefisien determinasi secara bersamaan dalam
model SPSS dilihat dari nilai adjusted R square, pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.16 Koefisien Determinasi (Model 1)
R R Square
Adjusted R Square
0,447 0,200 0,159
Sumber: Data Diolah SPSS
Berdasarkan tabel 4.16 di atas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,159, maka dapat diartikan bahwa kontribusi yang diberikan gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan
obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit
judgement sebesar 15,9%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
4.1.3.2.2 Model 2 (Hipotesis 4 sampai Hipotesis 6)
Analisis untuk model regresi model 2 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap audit judgement dimana terdapat task complexity (kompleksitas tugas) sebagai variabel pemoderasi. Berikut persamaan substrukturnya :
� = 2,993+0,636��+0,630��-0,929��-0,023��-0,099���− �,������+
�,������
Persamaan di atas mengandung arti atau maksud sebagai berikut: a) Nilai konstanta (a) positif 2,993 menunjukkan besarnya kualitas dari audit judgement, jika tidak disertai dengan gender,
perfomance incentives (insentif kinerja), obedience pressure
(tekanan ketaatan) dan variabel pemoderasi task complexity (kompleksitas tugas), adalah positif 2,993 satuan. Hal ini menjelaskan bahwa kualitas dari audit judgement, jika tidak dipengaruhi oleh keseluruhan variabel maka kualitas audit
judgement akan tetap meningkat sebesar konstanta 2,993.
b) Nilai koefisien regresi (b5) variabel gendersebesar 0,099 yang bernilai negatif, hal ini menunjukan bahwa perbedaan gender mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit judgement
demikian dapat diartikan setiap perbedaan gender dalam lingkup perusahaanakan menurunkan kualitas audit judgement baik perempuan maupun laki-laki karena adanya task complexity (kompleksitas tugas) sebesar 0,099 satuan.
c) Nilai koefisien regresi (b6) variabel perfomance incentives (insentif kinerja) sebesar 0,208 yang bernilai negatif, hal ini menunjukan bahwa perfomance incentives (insentif kinerja) mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit judgement setelah dimoderasi task complexity (kompleksitas tugas). Dengan demikian dapat diartikan setiap perfomance incentives (insentif kinerja) dan adanya task complexity (kompleksitas tugas) akan menurunkan kualitas audit judgement sebesar 0,208 satuan.
d) Nilai koefisien regresi (b7) variabel obedience pressure (tekanan ketaatan) sebesar 0,295 yang bernilai positif, hal ini menunjukan bahwa obedience pressure (tekanan ketaatan) mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit judgement setelah dimoderasi task complexity (kompleksitas tugas). Dengan demikian dapat diartikan setiap obedience pressure (tekanan ketaatan) dan timbulnya task complexity (kompleksitas tugas) akan meningkatkan kualitas audit judgement sebesar 0,295 satuan.
Pengujian hipotesis ditunjukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independent secara keseluruhan terhadap variabel dependent. Pengujian hipotesis menggunakan uji
statistik yaitu uji F secara bersamaan, uji secara t secara parsial dan koefisien determinasi (R2). Berikut hasil pengujian hipotesis adalah:
1) Uji t (Secara Parsial)
Dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh gender,
perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure
(tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit judgement yang dimoderasi task complexity (kompleksitas tugas) secara parsial. Adapun hasil uji t sebagai berikut:
Tabel 4.17 Uji t (Model 2)
Variabel Thitung ttabel Sig Keterangan
Gender - 0,619 2,003 0,539 Tidak Signifikan
Perfomance incentives (Insentif kinerja) -1,351 2,003 0,182 Tidak Signifikan Obedience Pressure (Tekanan Ketaatan) 1,260 2,003 0,244 Tidak Signifikan
Sumber: Data Diolah SPSS
Pada tabel 4.17 di atas diperoleh nilai t dapat dicari dengan level of significance (a) = 0,05 dan derajat tabel kebebasan (degree of freedom = df) = n – (k-1), maka besarnya nilai t-tabel dapat ditentukan sebagai berikut: t-tabel adalah a ; n – k = 0,05 ; (62 - 6) = 2,003. Adapun cara pengujian uji t untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis 4 menunjukan tidak terdapat pengaruh
Perbedaan Gender berpengaruh terhadap Audit Judgement dengan Task Complexity sebagai variabel moderating.
Pembuktian untuk hipotesis tersebut digunakan perbandingan t hitung dengan ttabel, dimana diperoleh nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel (0,619 < 2,0030) dan nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha (0,539 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4 tidak terbukti diterima.
b) Hipotesis 5 menunjukan tidak terdapat pengaruh Incentive
Performance berpengaruh terhadap Audit Judgement dengan Task Complexity sebagai variabel moderating.
Pembuktian untuk hipotesis tersebut digunakan perbandingan thitung dengan ttabel, dimana diperoleh nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel (1,351 < 2,0030) dan nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha (0,182 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 tidak terbukti diterima.
c) Hipotesis 6 menunjukan tidak terdapat pengaruh Obedience
Pressure terhadap Audit Judgement dengan Task Complexity sebagai variabel moderating. Pembuktian untuk
hipotesis tersebut digunakan perbandingan thitung dengan ttabel, dimana diperoleh nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel (1,260 < 2,003) dan nilai signifikansi lebih besar dari pada alpha (0,213 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 6 tidak
diterima (akan tetapi menjadi pembenaran hipotesis diterima)
Uji F digunakan untuk melihat atau menunjukan pengaruh ada tidaknya pengaruh gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit judgement yang dimoderasi task
complexity (kompleksitas tugas) secara simultan terhadap
kinerja audit judgement. Berikut hasil analisis uji F sebagai berikut:
Tabel 4.18 Uji F (Model 2)
Model Fhitung Ftabel Sig. Keterangan
Gender, Perfomance incentives (Insentif kinerja) dan
Obedience Pressure (Tekanan
Ketaatan) terhadap kualitas
Audit Judgement yang
dimoderasi Task Complexity (Kompleksitas Tugas)
3,641 2,18 0,003a Signifikan
Sumber: Data Diolah SPSS
Pada tabel 4.18 di atas diperoleh nilai Ftabel dapat dicari dengan melihat pada tabel F, dimana level of significance (α) =
0,05 dan degree of freedom (dfl) = k + 1 = 7+1= 8 dan df2 = n – df1 = 62 – 8 = 54, maka diperoleh nilai Ftabel 2,18. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,641, perbandingan dengan Ftabel diperoleh bahwa nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel
(3,641 > 2,18) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada alpha (0,003 < 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis terbukti
incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan
ketaatan) terhadap kualitas audit judgement dengan task complexity (kompleksitas tugas) sebagai variabel pemoderasi secara bersamaan.
3) Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini untuk melihat kontribusi yang diberikan gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan
obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit
judgement yang dimoderasi task complexity (kompleksitas tugas).
Penilaian koefisien determinasi secara bersamaan dalam model SPSS dilihat dari nilai adjusted R square, pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.19 Koefisien Determinasi (Model 2)
R R Square
Adjusted R Square
0,566 0,321 0,233
Sumber: Data Diolah SPSS
Berdasarkan tabel 4.19 di atas diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,233, maka dapat diartikan bahwa kontribusi yang diberikan gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan
obedience pressure (tekanan ketaatan) terhadap kualitas audit
sebesar 23,3%, sedangkan sisanya (76,7%) dipengaruhi oleh faktor lain.
4.2 Pembahasan
Audit judgement adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat
mengenai hasil audit yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan mengenai suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain.Target akhir dalam suatu proses audit adalah pembuatan opini dengan
judgement yang dasar dan pertimbangan yang mendalam yang menunjukkan tidak
adanya keraguan mengenai kelangsungan hidup perusahaan ke depan. Sebagaimana dinyatakan dalam Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgement atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya harus berdasarkan pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun sejak tanggal laporan. Audit judgement dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Salah satu faktor teknisnya adalah adanya pembatasan lingkup atau waktu audit, sedangkan faktor non teknis seperti aspek-aspek perilaku individu yang dinilai dapat mempengaruhi audit judgment yaitu: gender, perfomance incentives (insentif kinerja) dan obedience pressure (tekanan ketaatan) dan task complexity (kompleksitas tugas).