• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar 3: Perencanaan Keperawatan

B. Analisis Ruang Rawat

Dalam bagian ini akan dibahas aspek manajemen keperawatan di lahan praktik khususnya manajemen pelayanan keperawatan ruangan di Ruang III/ Melati I RSUD DR. Pirngadi Medan yaitu pengkajian fungsi manajemen yang meliputi elemen man, method, money, dan material. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei - 15 Juni 2012 melalui wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, observasi dilakukan mahasiswa pada shift pagi, meliputi observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyebaran kuesioner kepada beberapa pasien pada tanggal 14 Juni 2012 tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan penyebaran kuesioner kepada seluruh perawat tentang kepemimpinan dan kepuasan perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan pada tanggal 15 Juni 2012.

1. Pengkajian

a. Man

Di Ruang III/ Melati I terdapat 20 orang perawat yang terdiri dari terdiri dari 1 orang kepala ruangan dengan pendidikan S1 Keperawatan, 1 orang wakil kepala ruangan dengan pendidikan S1 Keperawatan, 3 orang ketua tim dengan pendidikan D3 Keperawatan sebanyak 2 orang dan S1 sebanyak 1 orang (yang merangkap sebagai wakil kepala ruangan), 1 orang sebagai kepala ruangan,

perawat pelaksana yang terdiri dari 4 orang berpendidikan D3 Kebidanan, 8 orang berpendidikan D3 Keperawatan, dan 3 orang tenaga non keperawatan dengan rincian yaitu 1 orang bagian keuangan, 1 orang bagian PRT, dan 1 orang bagian gizi. Proses perekrutan tenaga perawat dilakukan melalui seleksi ujian penerimaan PNS oleh Pemko Medan. Pegawai yang diterima, diorientasikan selama 2 bulan yang kinerjanya dinilai oleh kepala ruangan disampaikan kepada Kepala kelompok kerja (Kapokja) Instalasi diteruskan ke Kepala Bidang (Kabid) Keperawatan, setelah ditempatkan di ruangan, pegawai baru diorientasikan selama 3 bulan di bagian tersebut. Perekrutan tenaga honor dilakukan langsung oleh Direktur Rumah Sakit yang kemudian ditempatkan di ruangan tertentu dan diorientasikan terlebih dahulu selama 3 bulan.

Rumah sakit memberi kesempatan izin belajar pada tenaga perawat untuk meningkatkan pendidikannya, dengan persyaratan yaitu mengambil pendidikan yang berhubungan dengan pelayanan rumah sakit dan meningkatkan pelayanan rumah sakit namun tidak meninggalkan pelayanan di rumah sakit. Kesempatan ini berupa kelonggaran jadwal dinas yang disesuaikan kepala ruangan dengan jadwal kuliah tenaga perawat yang meningkatkan jenjang pendidikannya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Ruang III/ Melati I terdapat mahasiswa praktik belajar dari berbagai institusi baik yang ada di daerah Medan maupun di luar Medan.

Kepala ruangan juga selalu melakukan pertemuan dengan staf perawat setiap pagi sekitar 15 menit sebelum operan dari pasien ke pasien, membacakan rawatan pada pagi hari dan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Perawat akan mendampingi pasien pada saat visite dokter.

Jumlah pasien saat pengkajian yaitu pada tanggal 11 Juni 2012 sebanyak 22 orang dengan tingkat ketergantungan perawatan minimal 16 orang , perawatan parsial 5 dan 1 orang dengan perawatan total. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja di Ruang III/Melati I berdasarkan Douglas adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja di Ruang III/Melati I

Tingkat ketergantungan

pasien

Pagi Sore Malam

Minimal Care Partial Care Total Care 16 x 0.17 = 2.72 5 x 0.27 = 1.35 1 x 0.36 = 0.36 16 x 0.14 = 2.24 5 x 0.15 = 0.75 1 x 0.30 = 0.30 16 x 0.10 = 1.6 5 x 0.07 = 0.35 1 x 0.20 = 0.20 Jumlah 4.43 (5 orang) 3.29 (3 orang) 2.15 (2 orang)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah tenaga perawat/ bidan yang dibutuhkan untuk dinas pagi, sore dan malam adalah 4.43 + 3.29 + 2.15 = 9.87 (10 orang). Faktor libur dan cuti = 25% x 10 orang = 2.5 (3 orang). Maka jumlah perawat untuk satu ruangan akan didapat dari perhitungan dinas pagi + dinas sore + dinas malam + faktor libur/ cuti + 1 kepala ruangan = 10 orang + 3 orang + 1 orang kepala ruangan = 14 orang. Berdasarkan perhitungan di atas dapat di simpulkan menurut rumus Douglass, perawat/ bidan yang dibutuhkan dengan jumlah pasien seperti diatas (22 orang) adalah sebanyak 14 orang, dalam hal ini tenaga perawat/ bidan berlebih 6 orang.

Hasil penyebaran kuesioner mengenai kepuasan pasien, kepuasan perawat dan gaya kepemimpinan, diperoleh data mengenai kepuasan pasien yakni 33,33% menyatakan puas terhadap pelayanan perawat, 66,67% menyatakan kurang puas dengan pelayanan, prosedur tindakan, dan komunikasi perawat di Ruang III / Melati I dalam hal memperkenalkan diri

kepada pasien dan penjelasan prosedur sebelum dilakukan tindakan keperawatan. Sedangkan untuk kuesioner kepuasan perawat diperoleh data sebanyak 15% perawat puas dan 85% perawat merasa tidak puas akan gaya kepemimpinan kepala ruangan, gaji dan hubungan antar teman sejawat di Ruang III / Melati I. Dari hasil kuesioner mengenai gaya kepemimpinan kepala ruangan di ruangan, didapatkan kesimpulan bahwa Kepala ruangan menggunakan gaya kepemimpinan demokratis (91,67%).

b. Method

RSUD Dr. Pirngadi Medan merupakan Rumah Sakit Umum Daerah Tipe A yang melayani seluruh lapisan masyarakat dan merupakan rumah sakit rujukan terbesar kedua di Sumatera Utara juga sebagai rumah sakit pendidikan.

Adapun visi dan misi RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah: 1. Visi RSUD Dr. Pirngadi Medan

“Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Mantap tahun 2010 ( Mandiri, Tanggap dan Profesional)”.

Mandiri: Dalam pendanaan dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat Tanggap: Terhadap tuntutan Masyarakat , perubahan pola penyakit dan

kemajuan (IPTEK, di bidang tertentu).

Profesional: Dalam pelaksanaan pelayanan sesuai standar dan etika 2. Misi RSUD Dr. Pirngadi Medan

a) Meningkatkan Upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat secara merata dan terjangkau sesuai dengan tugas pokok, fungsi, serta peraturan yang berlaku

b) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat yang bersifat spesialistik dan subspesialistik yang bermutu

c) Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan etis agar timbul kepercayaan dan harapan serta aman dan kenyamanan bagi penderita

d) Meningkatkan peran Rumah Sakit sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan.

3. Falsafah RSUD Dr. Pirngadi Medan

”Badan pelayanan kesehatan RSUD Dr. Pirngadi Medan menyelenggarakan upaya kesehatan paripurna yang bermutu, terpadu dan berkesinambungan dengan mengindahkan kebutuhan bio-sosial, spritual dan hak penderita dengan dilandasi oleh nilai, norma, dan moral Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945”

4. Motto RSUD Dr. Pirngadi Medan

Aegroti Salus Lex Suprema” (Kepentingan Penderita adalah yang Utama) 5. Fungsi RSUD Dr. Pirngadi Medan

a) Menyelenggarakan Pelayanan Medis b) Menyelenggarakan Pelayanan Non Medis

c) Menyelenggarakan Pelayanann Asuhan Keperawatan d) Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan

e) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan f) Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan

6. Tujuan RSUD Dr. Pirngadi Medan a) Tujuan Umum:

1) Terwujudnya peningkatan penyelenggaraan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat, terjangkau sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta peraturan yang berlaku

2) Terciptanya peningkatan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan subspesialistik, bermutu, profesional dan etis. b) Tujuan Khusus:

Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, pelatihan, pengembangan IPTEK di bidang Kesehatan.

7. Norma RSUD Dr. Pirngadi Medan

Sebagai Pedoman dan batasan berperilaku dan bertindak dalam bertugas dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, kami seluruh staf dan karyawan RSUD Dr. Pirngadi Medan akan melaksanakannya sesuai dengan norma: Iman dan taqwa, kemanusiaan dan kepedulian, ramah dan berbudi luhur, disiplin dan bertanggung jawab, bersih dan sehat, setia dan taat, terampil dan berprestasi, kebersamaan dan persaudaraan.

Ruang III/Melati I memiliki visi dan misi yang mengacu pada visi misi Rumah Sakit Dr. Pirngadi tetapi belum memiliki visi misi ruangan tersendiri. Ruang III/Melati I belum memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang menjadi dasar pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam melakukan tindakan keperawatan. Pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan di Ruang III belum optimal berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan (SAK).

Ruang III/Melati I memiliki metode penugasan dalam bentuk metode tim terdiri dari kepala tim I, II, III dan perawat pelaksana. Kepala tim I bertanggungjawab terhadap pasien gastroenteritis, hematologi, dan neurologi; kepala tim II bertanggungjawab terhadap pasien pulmo (paru), kardiologi (jantung, dan gizi buruk; dan kepala tim III bertanggungjawab terhadap pasien infeksi, DHF, dan nefrotik syndrome. Jika kepala ruangan berhalangan hadir maka kepala ruangan mendelegasikan tugasnya kepada wakil kepala ruangan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan Wakil kepala ruangan bahwa seluruh perawat pelaksana termasuk kepala ruangan dan wakil kepala ruangan belum pernah mengikuti pelatihan / workshop tentang keperawatan anak guna mendukung pemberian pelayanan keperawatan kepada pasien anak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala ruangan, jam dinas pegawai di Ruang III/Melati I disusun oleh kepala ruangan. Jumlah jam kerja perawat pelaksana sekitar 56 jam per minggu (shift pagi 2 hari, shift sore 2 hari, shift malam 2 hari, libur 1 hari). Pembagian jadwal dinas dilakukan secara adil oleh Kepala ruangan. Jumlah pegawai yang dinas pagi 11 orang, 3 orang dinas sore, 3 orang dinas malam. Gaya kepemimpinan kepala Ruang III/Melati I bersifat demokratis dan telah dijalankan dengan baik. Kebijakan maupun hasil rapat yang harus disosialisasikan kepada perawat pelaksana akan disosialisasikan oleh kepala ruangan secara lisan kepada perawat pada saat operan.

Supervisi dilakukan oleh bidang keperawatan, kepala instalasi dan kepala ruangan. Supervisi yang dilakukan oleh bidang keperawatan tidak ditentukan waktunya secara teratur, meliputi kepuasan pasien terhadap pelayanan ruangan seperti penyebaran angket pada pasien, pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan, pemantauan peralatan yang ada. Kepala ruangan 3/Melati I menerapkan sistem operan dengan pegawainya setiap pergantian shift. Operan pagi yang dilakukan kepala ruangan biasanya dengan mengumpulkan pegawai setiap paginya untuk membaca buku rawatan lalu melakukan operan dari pasien ke pasien. Operan shift sore dan malam biasanya pegawai yang akan bertugas terlebih dahulu membaca buku rawatan kemudian operan dari pasien ke pasien

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat pelaksana diperoleh bahwa pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga belum dilakukan secara terstruktur oleh perawat ruangan. Selama ini perawat hanya memberikan pendidikan kesehatan secara lisan dan langsung tanpa terlebih dahulu ada preplanning dan catatan dokumentasi pada akhir pendidikan kesehatan.

Sosialisasi tentang peraturan Rumah Sakit dan hak/kewajiban pasien/keluarga belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan keluarga pasien bahwa perawat tidak pernah memberitahu segala informasi peraturan Rumah Sakit secara lengkap dan ruangan tampak padat dengan kunjungan keluarga yang tidak sesuai dengan jam besuk.

Dokumen terkait