• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar 3: Perencanaan Keperawatan

6. Model Asuhan Keperawatan

Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan, keperawatan primer dan system manajemen kasus (Kozier Erb, 1990 dikutip Priharjo R, 1995).

a. Metode Kasus

Disebut juga sebagai perawatan total yang merupakan metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam setiap shift. Pasien akan

dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift, metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat yang baru.

b. Metode Fungsional

Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas, prosedur, kebijakan dan alur komunikasi yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan pemusatan pengendalian. Kelemahan dari metode ini adalah munculnya fragmentasi keperawatan dimana pasien menerima perawatan dari berbagai kategori tenaga keperawatan.

c. Metode Tim

Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal pokok yang harus ada adalah konfrensi tim yang dipimpin ketua tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan kepemimpinan. Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8-12 jam. Tujuan dari keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien.

Walaupaun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien masih menerima fragmentasi asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.

d. Keperawatan Primer

Metode ini merupakan system dimana perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari/ minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten.

Metode primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen. Keperawatan primer melibatkan semua aspek peran professional termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan dan kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manajer garis terdepan bagi perawatan pasien dengan akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.

e. Sistem Manajemen Kasus

Ini meupakan system pelayanan keperawatan yang lebih baru dimana para manajer kasus (case manager) bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selam dirawat. Para manajer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara seperti:

a) Dengan dokter dan pasien tertentu

b) Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit c) Dengan mengadakan diagnose

Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat master untum mengimplementasikan praktek keperawatan debgab budget yang tinggi.

f. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan system MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan akan menentukan kualitas produksi/ jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang

independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/ keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak akan dapat terwujud.

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.

Pada model metode praktek keperawatan professional harus mampu memberikan asuhan keperawatan professional dan untuk itu diperlukan penataan pada beberapa komponen yaitu :

MAN

1) Perawat

Struktur organisasi, pendiddikan, struktur organisasi, beban kerja, pendidikan, pembagian tugas, jumlah tenaga, serifikasi, dan komunikasi

2) Pasien

Tingkat ketergantungan, alur pasien dan gambaran kasus

METODE 1) Penerapan MAKP 2) Dokumentasi keperawatan 3) Timbang terima 4) Ronde keperawatan 5) Sentralisasi obat 6) Discharge planning

7) Supervise

8) Dokumentasi keperawatan

MATERIAL

1) Sarana dan prasarana petugas kesehatan 2) Sarana dan prasarana untuk pasien 3) Sarana dan prasarana peralatan kesehatan 4) Ruang penunjang

5) Buku SOP dan SAK 6) Intervensi alat tenun 7) Jumlah tempat tidur

Dasar Pertimbangan Pemilhan

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

a. Sesuai dengan Visi dan Misi Institusi

Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah sakit.

b. Dapat diterapkannya Proses Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.

c. Efisien dan Efektif Penggunaan Biaya

Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.

d. Terpenuhinya Kepuasan Klien, Keluarga, dan Masyarakat

Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan klien.

e. Kepuasan Kinerja Perawat

Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menanbah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaannya.

f. Terlaksananya Komunikasi yang Adekuat antara Perawat dan Tim Kesehatan Lainnya

Komunikasi secara professional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model Asuhan Keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatatan lainnya.

g. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) a. Pengertian MPKP

Suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai professional yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart and Woods, 1996).

b. Lima Komponen dalam MPKP

1) Nilai-nilai professional yamg merupakan inti dari MPKP 2) Hubungan antar professional

4) Pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan

5) Sistem kompensasi dan penghargaan

c. Nilai-nilai Profesional MPKP

1) Nilai-nilai tentang penghargaan atas otonomi pasien

2) Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia 3) Melakukan yang baik bagi klien

4) Tidak merugikan klien

5) Komitmen pada pendidikan belajar secara berkelanjutan

Nilai-nilai harus terus ditingkatkan, diperlukan pemahaman dan komitmen perawat yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Sikap perawat untuk terus belajar sehingga selalu dapat memberikan asuhan kepewatan sesuai perkembangan IPTEK.

d. Jenis MPKP

Menurut Ratna Sudarsono (2000), berdasarkan pengalaman mengembangkan MPKP dan masukan dari berbagai pihak perlu dipikirkan untuk mengembangkan suatu MPKP yang disebut MPKP Pemula (PKPP).

Ada beberapa jenis MPKP, yaitu: 1. MPKP Tingkat Pemula

Merupakan tahap awal untuk menuju MPKP:

a) Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan professional tingkat pemula

b) Pada model ini terdapat tiga komponen utama yaitu ketenagan keperawatan, metode pemberia asuhan keperwatan dan dokumen asuhan keperawatan.

2. MPKP Tingkat 1

a) Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan professional tingkat 1

b) Diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan

c) Metode pemberian asuhan keperawatan adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim disebut tim primer.

3. MPKP Tingkat II

a) Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan professional tingkat II

b) Pada ketenagaan terdapat perawat kemampuan spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu

c) Perawat spesialis berfungsi memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat primer pada area spesialinya

d) Melakukan dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan auhan keperawatan

e) Jumlah perawat spesialis direncanakan 1:10 4. MPKP Tingkat III

a) Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan professional tingkat III

b) Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan doktor dalam keperawatan klinik

c) Berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing para perawat melakukan riset serta memanfaatkan hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.

Dokumen terkait