• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN DATA 4. 1 Penyajian Data

4.2 Analisis Data

4.2.3 Analisis Scene Ketiga Iklan Garuda Indonesia

96 Detik ke- 27 Detik ke- 29 Detik ke-31 Detik ke-32 Detik ke-35 Ilustrasi scene ke tiga (detik 26-35) Pada scene ketiga pada gambar diawali dengan munculnya narasi teks “saat mendengar alunan musik dalam harmoni. Seorang wanita sedang berada didalam pesawat sambil mendengarkan musik dengan headset. Gambar selanjutnya menunjukkan dia kini sedang berada disuatu tempat dengan hamparan gunung dan danau di belakngnya, dan ia menghampiri beberapa orang yang sedang memainkan alat musik cungklik (alat musik tradisional dari NTB). Kemudian muncul gambar alat musik cengkulik sedang dimainkan. Gambar selanjutnya menunjukkan laut tenang nan biru dengan pasir putih ada sebuah sampan yang sedang berlayar disana. Kemudian gambar ditutup dengan seseorang sedang memainkan alat musik sasando (alat musik tradisional di NTT).

Pada Scene ketiga kali ini menggunakan teknik pengambilan gambar medium close up,long shot, close up,extreme long shot,medium shot. Pada gambar detik ke-27 menggunakan teknik pengambilan gambar medium close up,

97

sedangkan sudut pandangnya menggunakan eye-level, untuk tipe lensa menggunakan tele, dengan soft fokus yang memperlihatkan seorang wisatawan wanita sedang mendengarkan alunan musiki . Pada gambar detik ke-29 menggunakan teknik long shot, tipe lensanya menggunakan lensa Wide dengan deep fokus yang memperlihatkan penekanan pada aspek lingkungan dan latar belakang bentang alam. Gambar detik ke-31 memperlihatkan alat musik cungkulik sedang dimainkan dengan pengambilan gambar close up dengan tipe lensa tele, dengan selective focus pada objek. Pada gambar detik ke-32 menggunakan teknik extreme long shot, menggunakan tipe lensa wide, dan deep fokus menunjukkan luar biasanya keindahan pantai. Pada gambar ke 35 pengambilan gambar menggunakan teknik medium shot, menggunakan tipe lensa normal,dengan selective focusnya dimana pada gambar seseorang sedang memainkan alat musik sasando.

Latar tempat yang ditunjukkan pada gambar berasal dari daerah timur Indonesia dimana ciri yang dominan dapat dikenali melalui alat musik yang ditampilkan berupa beberapa orang sedang memainkan cengkulik dan sasando yang merupakan alat musik tradisional Nusa Tenggara barat dan timur.Sedangkan wana yang tampak dominan berupa coklat,dan di dukung warna biru tua, dan putih.

98

Tabel 4.5 Ikon scene Ketiga

Penanda (Signifier) Petanda

(Signified)

Tanda Manusia dewasa, berwajah indo, rambut

coklat memanjang,memejamkan mata, kulit bewarna putih, memakai hedset ditelinga, berbaju kuning, dan memakai kalung

Wanita Dewasa

Manusia ukuran tinggi dewasa, rambut coklat memanjang, baju bewarna kuning, celana bewarna, manusia ukuran tinggi dewasa, berambut pendek, memekai ikat kepala, celana, dan baju bewarna hitam, memainkan alat musik

Wanita

Dewasa , Pria Dewasa

Sepasang tangan memegang kayu, sepasang alat terbuat dari kayu diketukan kepapan menghasilkan bunyi

Alat musik

Air bewarna biru tua, tanah bewarna putih, sebuah perahu, sepasang pohon.

Pantai

Manusia ukuran tinggi dewasa, memakai baju hitam,memainkan sasando, memakai topi daun lontar,

Pria Dewasa

99

Seorang wisatawan wanita berada dalam sebuah peswat sedang mengunakan headset, Ia begitu asik mendengarkan alunan musik sambil menutup matanya, tiba-tiba ia berada disuatu tempat sedang menyaksikan orang-orang sedang memainkan alat musik cengkulik diatas sebuah perbukitan. Kemudian muncul gambar pantai lalu ada seseorang sedang memainkan alat musik sasando lengkap dengan pakaian adatnya.

2. Tataran Konotasi

Pada scene ketiga bercerita tentang gambar yang menunjukkan keharmonisasian dengan musik, dimana narasi yang muncul berupa “saat mendengarkan alunan musik dalam harmoni”settingan visualisasi gambarnya menunjukkan kebudayaan masyarakat timur indonesia, yang menonjol dari kebudayaan timur indonesia ini adalah pada penggunaan alat musiknya .

Pada gambar detik ke-27 diambil dengan teknik medium close up seorang wisatawan wanita sedang mendengarkan musik melalui headset sambil menutup matanya. Tampaknya ia begitu menikmati dan menghayati musik sehingga ia mengimajinasikan seolah-olah berada disuatu tempat menyaksikan secara langsung bagaimana musik tersebut dimainkan, apa saja alat musiknya, dan melihat alamnya yang begitu indah sehingga menghasilkan suatu harmonisasi dengan alam sehingga dapat merasakan sentuhan kedamaian seperti yang terdapat pada gambar detik ke-29 yang diambil dengan teknik long shot sehingga memberikan suatu konteks simulacra.

Pada gambar detik ke-31 dan 35 alat musik yang ditampilkan berupa cengkulik dan sasando. Untuk cungklik, alat musik ini terbuat dari kayu mahoni

100

yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan variasi-variasi nada. Alat musik ini sering dibawakan dalam acara upaca-upacara adat dan pertunjukan kesenian daerah setempat. Sementara sasando sudah begitu sangat terkenal di Indonesia sebab alat musik tradisional yang terbuat dari pohon lontar pernah ditetapkan dalam gambar pecahan 5 ribuan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kedua alat musik ini memiliki notasi nada yang alami dikarenakan bunyi yang dihasilkan kedua alat musik ini mampu menghasilkan ketenangan bagi setiap orang yang mendengarkannya.Garuda Indonesia sebagai penerbangan internasional, tentu paham betul bagaimana mengaplikasikan musik ini kedalam maskapainya. Mengunjungi Indonesia sangatlah jauh, dan membutuhkan waktu yang berjam-jam, agar tidak merasa bosan dan nyaman selama diperjalanan garuda melengkapinya dengan menghadirkan musik tersebut dalam fitur layanan mereka. Sehingga apabila seseorang mendengarkan musik tersebut ia akan mulai mengenali sebuah musik etnik dari Indonesia yang dapat membuat suasana hati menjadi damai, sebab musik adalah bagian dari kehidupan. Musik yang dipilih garuda adalah musik yang mampu menghadirkan kenyamanan dan kedamaian bagi para penumpangnya sehingga para penumpang merasa suatu pilihan yang tepat untuk memilih maskapai penerbangan ini.

Bentang alam yang ditunjukkan pada gambar detik ke-29 dan ke-32 belatar belakang gunung dan laut. Gambar gunung merefleksikan bahwa dengan mendengarkan musik cungklik seolah-olah sedang berada didaerah perbukitan dan pegunungan nusa tenggara, sebab bahan dasar pembuat musik tersebut diperoleh di gunung. Sementara untuk sasando bentang alam yang ditampilkan berupa

101

lautan,dimana pohon lontar sebagai bahan dasar musik ini banyak ditemui di daerah pantai.

Representasi wilayah timur Indonesia dalam iklan ini adalah Nusa Tenggara, Alasan pemilihan Nusa Tenggara sebab daerah ini adalah daerah wisata yang paling maju di Indonesia bagian timur, seperti pulau Lombok, Sumbawa, Komodo, Rinca adalah gugusan kepulauan Nusa Tenggara yang menjadi tujuan destinasi wisata favorit saat ini. Selain itu daerah ini masih alami dan perkembangan pariwisata tumbuh pesat di daerah ini, jika dikaitkan dengan bisnis akan memberikan keuntungan, Wilayah ini telah mendapat publikasi pariwisata secara luas diberbagai media, dan saat ini menjadi jalur sibuk penerbangan di Indonesia bagian timur dan Garuda Indonesia melayani tujuan penerbangan ke Nusa Tenggara.