• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sederhana Mengenai Peran Sektor Sektor Ekonomi (Kereta api dan Angkutan Darat), yang ditelaah peranannya terhadap penciptaan nila

tambah, pendapatan rumahtangga, penerimaan pemerintah, penerimaan sektor-sektor produksi, dan total perekonomian wilayah.

Pada saat nilai Matriks Multiplier SAM sudah didapatkan, maka sudah dapat dilakukan analisis yang sederhana mengenai peranan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian, melalui bagaimana peranannya terhadap penciptaan nilai tambah, pendapatan rumahtangga, penerimaan pemerintah, penerimaan sektor-sektor produksi, dan total perekonomian secara menyeluruh. Untuk mengukur besarnya peranan tersebut dilakukan dengan cara melihat nilai sel multiplier serta menjumlahkan beberapa isi sel multiplier sesuai dengan kelompok indikator yang akan dilihat.

Penelitian ini akan melihat seberapa besar sektor perhubungan khususnya kereta api berpengaruh terhadap nilai tambah, pendapatan rumahtangga, penerimaan

pemerintah, penerimaan produksi sendiri, keterkaitan dengan sektor lain, penerimaan produksi hingga pengaruhnya terhadap pertambahan pendapatan seluruh perekonomian.

Tabel 20. Dampak Perubahan Sektor Angkutan Darat dan Kereta Api terhadap Multiplier Nilai Tambah, Multiplier Pendapatan Rumahtangga dan Multiplier Total. kode 44 45 F ak to r P ro d u k si Tenaga kerja Pertanian

Penerima Upah dan Gaji Desa 1 -0.0005 -0.091

Kota 2 -0.0002 -0.023

Bukan Penerima Upah dan Gaji Desa 3 -0.0004 -0.384

Kota 4 -0.0001 -0.038 Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan buruh kasar

Penerima Upah dan Gaji Desa 5 0.0037 0.0535

Kota 6 0.0011 0.0607

Bukan Penerima Upah dan Gaji

Desa 7 0.0008 0.0287

Kota 8 0.0017 0.0938

Tata Usaha, Penjualan, Jasa-

Jasa

Penerima Upah dan Gaji Desa 9 0.0000 0.0491

Kota 10 -0.0045 0.0596

Bukan Penerima Upah dan Gaji Desa 11 -0.0123 -0.451

Kota 12 -0.0166 -0.584 Kepemimpinan, Ketatalaksanaan, Militer, Profesional dan Teknisi

Penerima Upah dan Gaji Desa 13 0.0102 0.4353

Kota 14 0.0157 0.6980

Bukan Penerima Upah dan Gaji Desa 15 0.0004 0.0150

Kota 16 0.0007 0.0392

Bukan tenaga kerja 17 -0.0009 -0.036

In st itu si Rumahtang ga Pertanian Buruh 18 0.0049 0.1968 Pengusaha Pertanian 19 0.0056 -0.381 Bukan Pertanian Pede saan

Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor

angkutan, jasa perorangan, buruh kasar 20 0.0012 -0.075

Bukan angkatan kerja dan golongan tidak

jelas 21 0.0024 -0.008

Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan

penjualan golongan atas 22 -0.0006 -0.236

Per kota an

Pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor

angkutan, jasa perorangan, buruh kasar 23 -0.0017 0.2402

Bukan angkatan kerja dan golongan tidak

jelas 24 -0.0021 0.0578

Pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan

penjualan golongan atas 25 -0.0100 0.1560

Perusahaan 26 -0.0011 -0.054

Pemerintah 27 0.0172 0.6983

Kereta api 44 -0.0034 1.0000

Angkutan darat 45 -0.0066 -0.005

Multiplier nilai tambah -0.0012 -0.077

Multiplier pendapatan rumahtangga -0.0003 -0.050

Multiplier penerimaan pemerintah 0.0172 0.6983

Multiplier penerimaan produksi sendiri -0.0034 -0.005

Multiplier keterkaitan dengan sektor lain 0.9999 -0.006

Multiplier penerimaan produksi 0.9965 -0.012

Multiplier nilai tambah didapat dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Multiplier nilai tambah sektor angkutan darat -0.0012, dan multiplier nilai tambah sektor kereta api -0.0772. Berdasarkan angka multiplier diatas dapat dilihat bahwa sektor ekonomi yang paling besar menciptakan nilai tambah adalah sektor angkutan darat yang memiliki multiplier sebesar -0,0012. Nilai ini mempunyai makna jika stimulus ekonomi pada neraca eksogen sektor kereta api sebesar 1 milyar, akan memberi dampak terhadap penurunan penerimaan nilai tambah sebesar 0,0012 milyar.

Untuk multiplier pandapatan rumahtangga, bersumber dari beberapa kelompok rumahtangga, yaitu rumahtangga pertanian dan rumahtangga bukan pertanian. Rumahtangga pertanian terbagi menjadi rumahtangga pertanian buruh dan rumahtangga pertanian pengusaha pertanian, serta rumahtangga bukan pertanian terdiri dari rumahtangga bukan pertanian pedesaan dan perkotaan. Rumahtangga bukan pertanian pedesaan terdiri dari tiga, yaitu pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas, serta pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manager. Rumahtangga bukan pertanian perkotaan terdiri dari tiga, yaitu pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang keliling, bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas, dan pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manager.

Nilai multiplier rumahtangga didapat dari penjumlahan seluruh disagregasi sektor rumahtangga, dimana nilai untuk sektor angkutan darat dan rumahtangga masing-masing adalah -0,0003 dan -0,0506. Nilai multiplier rumahtangga pada sektor angkutan darat lebih besar, yaitu sebesar -0,0003. Hal ini dapat diartikan, jika nilai

injeksi sebesar 1 milyar pada neraca eksogen sektor angkutan darat akan membawa dampak terhadap penurunan pendapatan rumahtangga sebesar 0,0003 milyar.

Nilai multiplier penerimaan pemerintah yang lebih besar pada sektor kereta api menunjukkan bahwa sektor kereta api menjadi sektor ekonomi yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap kenaikan penerimaan pemerintah. Situasi tersebut ditandai dengan nilai multiplier sektor ini yang paling tinggi diantara sektor yang ada, yaitu sebesar 0,6983. Nilai ini menggambarkan jika neraca eksogen sektor kereta api diinjeksi sebesar 1 milyar mampu memberikan dampak terhadap pertambahan penerimaan pemerintah sebanyak 0,6983 milyar.

Multiplier penerimaan produksi, dimana dalam penelitian ini didisagregasi berdasarkan sektor perhubungan, yang terbagi menjadi sektor angkutan darat dan kereta api. Multiplier penerimaan produksi dibagi menjadi dua komponen multiplier, yaitu multiplier keterkaitan dengan sektor lain dan multiplier penerimaan sendiri. Penjumlahan diantara kedua multiplier tersebut akan menghasilkan penerimaan produksi. Multiplier penerimaan sendiri untuk sektor angkutan darat dan kereta api masing-masing adalah -0.00341 dan -0,00539. Untuk multiplier keterkaitan dengan sektor lain diperoleh dari penjumlahan antara kedua sektor multiplier penerimaan sendiri.

Multiplier yang paling akhir dibahas adalah multiplier total yang merupakan penjumlahan dari seluruh isi sel multiplier. Multiplier total ini menggambarkan peranan dari suatu sektor ekonomi terhadap pertambahan pendapatan seluruh perekonomian, yang terdiri atas pendapatan nilai tambah, institusi, dan sektor-sektor produksi. Dalam penelitian ini sektor kereta api merupakan sektor ekonomi yang

paling besar menciptakan pertambahan pendapatan dengan nilai multipliernya sebesar 1.5110, yang menunjukkan apabila neraca eksogen sektor tersebut diberi stimulus ekonomi sebesar 1 milyar mampu menciptakan pertambahan pendapatan secara keseluruhan sebesar 1.5110 milyar.

Berdasarkan hasil analisis Social Accounting Matrix tentang penerapan kebijakan revitalisasi perkeretaapian dan implikasinya terhadap perekonomian Indonesia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor produksi mengalami peningkatan pendapatan dengan presentase terbesar yaitu 0,28 persen dari kondisi awal atau meningkat sebanyak Rp. 196.441 milyar, pendapatan institusi terbesar diterima oleh institusi rumahtangga pertanian buruh dengan presentase 0,053 persen atau sebesar Rp. 94.318,17 milyar dan dari 24 sektor yang ada sektor kereta api merupakan sektor yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 279,51 persen atau sebesar Rp. 19299,67 milyar dari total pendapatan awal. Dari jumlah tersebut maka persentase peningkatan pendapatan terbesar secara umum diterima oleh sektor kereta api.

2. Multiplier nilai tambah sektor angkutan darat -0.0012, dan multiplier nilai tambah sektor kereta api -0.0772. Nilai ini mempunyai makna jika stimulus ekonomi pada neraca eksogen sektor angkutan darat sebesar 1 milyar, akan memberi dampak terhadap penurunan penerimaan nilai tambah sebesar 0,0012 milyar. Nilai multiplier rumahtangga pada sektor angkutan darat lebih besar, yaitu sebesar -0,0003. Hal ini dapat diartikan jika nilai injeksi sebesar 1 milyar pada neraca eksogen sektor angkutan darat akan membawa dampak terhadap penurunan pendapatan rumahtangga sebesar 0,0003 milyar. Situasi tersebut ditandai dengan nilai multiplier sektor ini yang paling tinggi diantara

sektor yang ada, yaitu sebesar 0,6983. Penjumlahan diantara kedua multiplier tersebut akan menghasilkan penerimaan produksi. Multiplier penerimaan sendiri untuk sektor angkutan darat dan kereta api masing-masing adalah - 0.00341 dan -0,00539. Untuk multiplier keterkaitan dengan sektor lain diperoleh dari penjumlahan antara kedua sektor multiplier penerimaan. Dalam penelitian ini sektor kereta api merupakan sektor ekonomi yang paling besar menciptakan pertambahan pendapatan dengan nilai multipliernya sebesar 1.5110, yang menunjukkan apabila neraca eksogen sektor tersebut diberi nstimulus ekonomi sebesar 1 milyar mampu menciptakan pertambahan pendapatan secara keseluruhan sebesar 1.5110 milyar.

3. Sektor perhubungan khususnya perkeretaapian di Indonesia memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

6.2. Saran

1. Perlu perhatian yang lebih lagi kepada sektor kereta api untuk meningkatkan kinerja kereta api agar peran sektor ini lebih baik lagi terhadap masyarakat kecil.

2. Kesenjangan pendapatan antara institusi rumahtangga di perkotaan dengan rumahtangga di pedesaan harus dikurangi yang diantaranya dapat dilakukan dengan cara memperbaiki infrastruktur di pedesaan dan mengalokasikan dana pembangunan lebih besar untuk daerah pedesaan sehingga pada akhirnya dapat memperbaiki distribusi pendapatan nasional.

3. Perlu adanya perhitungan anggaran dana yang lebih baik dalam menjalankan suatu kebijakan agar tidak terjadi ketimpangan yang besar antara anggaran awal dan realisasi dana.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai dampak kebijakan revitalisasi perkeretaapian tersebut setelah dilakukan perhitungan anggaran realisasi dana. 5. Pengguna jasa kereta api membayar kewajiban sebagai penumpang dengan