• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP STRUKTUR EKONOMI DAN DISPARITAS WILAYAH

7.1 Struktur Ekonomi

7.1.5 Analisis Location Quotient (LQ)

7.1.5.1 Analisis Sektor Basis

Berdasarkan hasil perhitungan LQ, maka di Kabupaten Lebak terdapat enam sektor yang menjadi unggulan atau menjadi sektor basis karena angka LQ lebih besar dari satu (LQ>1). Hal tersebut menunjukan bahwa Kabupaten Lebak sebetulnya memiliki potensi besar untuk bisa menjadi kabupaten yang mandiri secara ekonomi dan finansial, secara spesifik sektor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pertanian

Berdasarkan hasil perhitungan LQ PDRB tahun 2009, Kabupaten Lebak memiliki enam sektor yang menjadi sektor basis. Terlihat bahwa Kabupaten Lebak masih bergantung banyak pada sektor primer pertanian. Hingga tahun 2009, pertanian merupakan sektor yang paling banyak memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Dilihat dari struktur perekonomian Kabupaten Lebak, persentase nilai sektor ini sebesar 38 persen,

sebagian besar disumbangkan oleh subsektor bahan makanan yang terdiri dari komoditas padi, palwija dan hortikulura.

Komoditas sektor pertanian terdiri dari tanaman bahan utama atau pangan, tanaman perkebunan, peternakan dan kehutanan dan perikanan. Tanaman pangan utama banyak tersebar di hampir seluruh kecamatan di Lebak, hampir 70 persen sawah yang ada telah dialiri oleh irigasi teknis dan mampu menghasilkan panen tiga kali dalam setahun. Pada tahun 2009, jumlah produksi padi di Kabupaten Lebak sebesar 428.524 ton, yang terbagi atas padi sawah sebanyak 401.524 ton dan padi gogo sebanyak 27.278 ton. Total produksi padi sebanyak 428.524 ton tersebut setara dengan beras sebanyak 231.402,96 ton, cukup memenuhi kebutuhan pangan untuk 1.233.905 penduduk Kabupaten Lebak selama 20 bulan dengan asumsi beras tidak dijual ke luar daerah.

Sedangkan untuk komoditas palawija, yang terdiri dari jagung kedelai kacang tanah, kacang hijau dan ubi kayu serta ubi jalar, produksi yang tertinggi ada pada ubi kayu dengan total produksi sebanyak 30.749 Ton. Jagung merupakan komoditas palawija dengan hasil produksi terbesar kedua dengan total produksi sebesar 12.286 Ton. Untuk komoditas hortikultura, tiga hasil produksi tertinggi ada pada tanaman pisang sebesar 112.545,8 Ton, disusul oleh rambutan sebesar 5.276,765 Ton dan durian sebesar 3.319,596 Ton.

Pada tahun 2009 produksi ayam ras pedaging sebanyak 3.476.499 Kg, atau 55% dari total produksi daging Kabupaten Lebak. Produksi tertinggi kedua adalah ayam buras yaitu sebesar 1.508.408 kg. Untuk produksi telur, pada tahun 2004-2009 mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 5,7%. Telur ayam buras memberikan konstribusi terbesar pada tahun 2009 yaitu sebanyak 1.453.715 Kg.

Potensi perikanan di Kabupaten Lebak terdiri atas Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya. Perikanan tangkap terbagi atas perikanan tangkap laut dan perairan umum. Untuk perikanan budidaya dikelompokan menjadi budidaya air tawar dan budidaya air payau. Pada Tahun 2009 produksi jenis ikan tangkap laut sebagian besar jenis ikan Cakalang dan Tongkol dengan masing-masing produksi sebesar 305.455 kg dan 284.810 Kg. Untuk ikan tangkap diperairan umum produksi terbesar pada jenis ikan tawes sebanyak 10.900 Kg. Sedangkan produksi

budidaya ikan pada tahun 2009 produksi terbesar pada jenis ikan mas sebanyak 1.118.436 Kg.

Luas kawasan hutan di Kabupaten Lebak adalah 95.922 Ha atau 31,55 % dari luas wilayah Kabupaten Lebak. Adapun luas lahan kritis yang masih harus ditangani seluas 22.206,88 ha. Komoditas kehutanan yang memiliki prospek pasar yang baik adalah bambu. Luas tanaman bambu pada tahun 2009 tercatat sebesar 2.046,00 ha atau setara dengan 197.858 rumpun/11.169.665 batang. Sedangkan produksinya sebesar 2.139.800 btg/tahun. Sentra areal bambu terutama terdapat di kecamatan Cimarga, Sajira dan Cikulur.

Untuk bidang perkebunan, luas areal perkebunan yang ada di wilayah Kabupaten Lebak adalah 66.783,10 Ha atau 22. 09 % dari luas Kabupaten Lebak, terdiri dari perkebunan rakyat seluas 51.117,55 ha, perkebunan besar negar seluas

8.879,50 ha dan perkebunan besar swasta seluas 6.786,05 ha. Komoditas

perkebunan yang diusahakan di Kabupaten Lebak sebanyak 15 jenis tanaman, diantaranya 10 komoditas unggulan utama yaitu : kelapa (12.651,30 ton), karet (3.870,20 ton), kelapa sawit (2.777,11 ton), kakao (1.527,36 ton), cengkeh (725,70 ton), kopi (494,20 ton), aren (1.331,80 ton), lada (21,40 ton), pandan (83,40 ton), kelapa hibrida (44,00 ton), vanili (2,7 ton), jambu mete (2,4 ton), teh (4,70 ton), kapuk (14,20 ton) dan jarak pagar (123,60).

b. Jasa-jasa

Sektor jasa termasuk ke dalam sektor basis di Kabupaten Lebak yang memberikan konstribusi cukup besar terhadap PDRB yakni sebesar 2.161,15 miliar rupiah. Secara terperinci sektor jasa-jasa terdiri dari dua sub sektor yakni sektor pemerintahan umum dan sub sektor swasta. Dalam subsektor swasta itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yakni sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi serta perseorangan dan rumah tangga. Jumlah tenaga kerja yang disedot untuk sektor jasa ini pun termasuk cukup banyak yakni 44.839 pekerja. Untuk jumlah usaha tiap subsektor terdiri dari sektor jasa pendidikan terdiri dari 1.520 unit usaha, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 624 unit usaha, jasa kemasyarakatan (sosial budaya) 5.692 unit usaha dan jasa perorangan melayani rumah tangga 221 unit usaha.

Pemasukan sektor jasa-jasa juga banyak disumbangkan oleh subsektor swasta pariwisata. Hal tersebut sangat wajar karena pariwisata merupakan salah satu sektor yang terus dikembangkan di Kabupaten Lebak. Hal ini wajar mengingat keindahan alam, baik pantai maupun tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Lebak cukup banyak dan menarik. Penataan obyek wisata terus dilakukan guna meningkatkan kenyamanan pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan alam di Kabupaten Lebak.

c. Perdagangan, hotel dan restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran terdiri dari tiga subsektor yakni perdagangan besar dan eceran, hotel dan restoran. Distribusi sektor perdagangan ini cukup memberikan dampak yang positif terhadap pembangunan dan menjadi sektor basis hingga tahun 2009. Jumlah badan usaha yang teredapat di kabupaten lebak cukup banya dan beragam, diantaranya yakni PT sebanyak 55, 71 koperasi, 140 CV dan 748 PO.

Usaha hotel dan penginapan di Kabupaten Lebak dapat dikatakan sedang dalam proses berkembang. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang pada tahun 2009 berjumlah total sebanyak 220.733 wisatawan dan jumlah tamu yang menginap sejumlah 27.901 orang. Dimana jumlah hotel yang ada di Kabupaten Lebak secara keseluruhan berjumlah 24 buah. Jumlah restoran yang ada menjadi penyokong pariwisata serta perhotelan ada sejumlah 253 buah restoran.

d. Bangunan dan konstruksi

Sektor bangunan dan konstruksi di Kabupaten Lebak terdiri dari proyek pembangunan gedung-gedung dan konstruksi jembatan. Pembangunan infrastruktur gedung pada rentang waktu lima tahu terakhir (2005-2009) sangat gencar. Pembangunan yang cukup besar adalah pembangunan gedung baru rumah sakit umum daerah Ajidarmo di Rangkasbitung dan juga rumah sakit umum daerah di wilayah selatan yakni Malingping. Selain itu, pembangunan jembatan-jembatan yang menghubungkan desa pun cukup banyak, sehingga interaksi antar spasial wilayah tiap kecamatan cukup baik walau belum bisa dikatakan sempurna.

Dengan besaran distribusi terhadap PDRB sejumlah 294,63 miiar rupiah, sektor bangunan dan konstruksi ini memberikan cukup banyak tempat dalam hal

tenaga kerja yang diberdayakan. Pada tahun 2009 saja tercatat tenaga kerja yang diberdayakan untuk sektor bangunan dan konstruksi ini sebanyak 21.473 pekerja. Dengan LQ yang lebih dari satu untuk tingkat Provinsi Banten, sektor bangunan dan konstruksi ini menjadi sektor basis dan sangat potensial untuk lebih dikembangkan, terlebih kondisi ruang wilayah Lebak yang masih sangat luas untuk dilaksanakan pengembangan-pengembangan khususnya dalam pembangunan bangunan dan konstruksi.

e. Keuangan, persewaan dan jasa-jasa perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa perusahaan menjadi sektor kelima yang menjadi sektor basis di Kabupaten Lebak. Sektor ini terbagi menjadi empat subsektor yakni sub sektor bank, lembaga keuangan lainnya, sewa bangunan dan jasa perusahaan. Di tahun 2009, sumbangan sektor-sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terhadap PDRB Kabupaten Lebak cukup besar yakni sejumlah 326,40 miiar rupiah.

Perputaran uang di sektor keuangan ini cukup memberikan multiplier

effect terhadap pembangunan. Tidak sedikit perusahaan baik besar atau UKM

yang mendapatkan kucuran dana pinjaman keuangan dari lembaga-lembaga keuangan daerah. Potensi lembaga keuangan ini mampu menggerakkan sektor riil yang ada di Kabupaten Lebak, sehingga pada akhirnya mampu menggerakan roda ekonomi serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian.

f. Pertambangan dan penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian terbagi menjadi tiga sub sektor yakni pertambangan migas, pertambangan tanpa migas dan penggalian. Pada tahun 2009, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terhadap PDRB cukup tinggi yakni sebesar 95,16 miliar rupiah.

Sektor pertambangan dan penggalian Lebak saat ini banyak didominasi oleh bahan galian A dan C yang sebagian besar terdiri dari batu kapur, bentonit, feldspar, pasir, pasir kuarsa, tanah liat, zeolit dan batubara. Wilayah yang memiliki banyak potensi pertambangan sebagian besar berada di wilayah bagian selatan, karena memiliki batuan yang cenderung sudah tua, sehingga menjadi bahan utama galian. Pada satu hampir tiga dekade ke belakang, Lebak sempat terkenal sebagai penghasil emas utama di Jawa Barat (sebelum memisahkan diri

menjadi Provinsi Banten). Wilayah yang terkenal sebagai penghasil emas adalah daerah Cikotok, namun dalam tiga tahun terkahir, yakni di tahun 2007 sudah ditutup. Wilayah itu sebelumnya menjadi donor terbesar pterhadap PAD dan PDRB dalam sektor penggalian dan pertambangan di Lebak. Karena dalam satu tahun bisa menghasilkan emas seberat 270 kg dan perak 450 kg.