• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA

6.1 Kinerja Pelayanan Publik Sektor Pendidikan

6.1.2 Analisis Penilaian Sikap Masyarakat terhadap Kinerja Pelayanan Publik Sektor Pendidikan

6.1.2.3 Kuadran III (Prioritas Rendah)

Kuadran III diagram kartesius Important Performance Analysis (IPA)

berarti tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari suatu atribut produk dianggap rendah oleh masyarakat. Sehingga atribut ini harus diperbaiki kinerjanya setelah pihak Pemkab Lebak memperbaiki kinerja atribut yang terdapat pada kuadran I dan mampu mempertahankan kinerja yang baik pada kuadran II.

6.1.2.3.1 Ketersediaan Guru per Mata Pelajaran

Atribut guru per mata pelajaran mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,15. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,33 dengan selisih sebesar 2,18. Ketersediaan guru pada tiap mata pelajaran pada sekolah menengah ini ditunjukkan dengan menyediakan satu orang guru untuk setiap mata pelajaran. Karena biar bagaimanapun, spesifikasi tenaga pendidikan ini sangat menentukan dalam proses pembelajaran dalam sekolah menengah. Proses pembelajaran yang efektif perlu ditunjang oleh ketersediaan guru yang sesuai dengan tiap mata pelajaran sekolah tingkat menengah.

6.1.2.3.2 Buku Teks Bersertifikat

Atribut buku teks bersertifikat mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,30. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,53 dengan selisih sebesar 2,23. SD/MI harus mampu menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh pemerintah, mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. Sedangkan untuk sekolah menengah, mampu menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik.

6.1.2.3.3 Pemenuhan Kuantitas Jumlah Buku Tiap Sekolah

Atribut pemenuhan kuantitas jumlah buku tiap sekolah mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,00. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,15 dengan selisih sebesar 2,15. Pemenuhan kuantitas ini terkait dengan sudah terpenuhinya sesuai dengan standar pelayanan minimum per jumlah sekolah di wilayah kabupaten atau kota. Kurang puasnya masyarakat ini disebabkan oleh belum teredianya buku teks sesuai standar pelayanan minimal di tiap sekolah. Sehingga pemerintah harus segera melakukan langkah strategis dengan memenuhi kuantitas minimal jumlah buku teks tiap sekolah di Kabupaten Lebak.

6.1.2.3.4 Guru Mengajar 35 Jam per Minggu

Atribut guru mengajar selama 35 jam per minggu mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,40. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,45 dengan selisih sebesar 2,05. Standar pelayanan minimal ini mendeskripsikan bahwa setiap guru tetap bekerja selama 35 jam per minggu di setiap satuan pendidikan. Rincian mengajar ini termasuk melakukan tatap muka dikelas, merencanakan pembelajaran, membimbing peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan lainnya.

6.1.2.3.5 Proses Pembelajaran 34 Minggu per Tahun

Atribut proses pembelajaran 34 minggu per tahun mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,40. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,45 dengan selisih sebesar 2,05. Standar pelayanan minimal pendidikan menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib menyelenggarakan proses pembelajaran selama 24 minggu per tahun. Kegiatan tatap muka terdiri dari kela I-II selama 18 jam per minggu, kelas III selama 24 jam per minggu, IV-VI selama 27 jam per minggu dan kelas VII-IX selama 27 jam per minggu.

6.1.2.3.6 Laporan evaluasi prestasi belajar oleh guru

Atribut laporan evaluasi prestasi belajar oleh guru mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,13. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,05 dengan selisih sebesar 1,93. Dalam proses belajar mengajar, setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil evaluasi peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester. Laporan tersebut dalam bentuk laporan prestasi belajar peserta didik.

6.1.2.3.7 Laporan Hasil Ujian oleh Kepala Sekolah

Atribut laporan hasil ujian oleh kepala sekolah mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,03. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,30 dengan selisih sebesar 2,38. Setiap kepala sekolah dalam satuan pendidikan wajib menyampaikan laporan akhir ulangan akhir semester (UAS) dan ulangan kenaikan kelas (UKK) serta yang terakhir adalah ujian akhir sekolah atau ujian nasional (UN) kepada orang tua/wali peserta didik pada setiap akhir semester.

6.1.2.3.8 Penerapan manajemen berbasis sekolah

Atribut penerapan manajeman berbasis sekolah mendapatkan skor evaluasi yang kurang memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,38. Sedangkan skor kepercayaan adalah 4,15 dengan selisih sebesar 1,78. Berdasarkan undang-undang sistem pendidikan nasional dan standar pelayanan pendidikan, maka setiap satuan

pendidikan wajib menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen berbasis sekolah tersebut meliputi rencana kerja tahunan, laporan tahunan dan komite sekolah yang berfungsi dengan baik.

6.1.2.4Kuadran IV (Berlebihan)

Kuadran IV diagram kartesius Important Performance Analysis (IPA)

berarti tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja dari suatu atribut produk dianggap tinggi oleh masyarakat. Dengan demikian terjadi kesalahan prioritas dalam pengalokasian sumber daya. Sehingga pemerintah perlu melakukan perbaikan strategi kebijakan dan program pembangunan yang akan diimplementasikan pada periode selanjutnya. Dengan perbaikan kebijakan tersebut diharapkan mampu meningkatkan efektifitas penyerapan dan disiplin penggunaan anggaran belanja daerah yang tepat guna.

6.1.2.4.1 Kepala Sekolah Kualifikasi S1 dan Bersertifikat Untuk Sekolah Dasar

Atribut kepala sekolah berkualifikasi S1 dan bersertifikat pendidik untuk sekolah dasar mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di bawah rata-rata dengan skor 2,65. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di atas rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,28 dengan selisih sebesar 1,63. Standar pelayanan minimal ini menunjukkan agar kabupaten atau kota telah memiliki kepala SD/MI berkualifikasi akademik S1 dan juga telah memiliki sertifikat pendidik. Pelayanan atribut ini dinilai telah cukup baik oleh masyarakat, akan tetapi tingkat kepercayaan masyarakat di bawah rata-rata. Artinya masyarakat lebih menghendaki atribut lain sebagai prioritas pembangunan di sektor pendidikan.

6.1.2.4.2 Kepala Sekolah Kualifikasi S1 dan Bersertifikat Untuk Sekolah Menengah

Atribut kepala sekolah berkualifikasi S1 dan bersertifikat pendidik untuk sekolah menengah mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,95. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat

di bawah rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,30 dengan selisih sebesar 1,35. Standar pelayanan minimal ini menunjuk agar kabupaten atau kota telah memiliki kepala SMP/SMA berkualifikasi akademik S1 dan juga telah memiliki sertifikat pendidik. Pelayanan atribut ini dinilai telah cukup baik oleh masyarakat, akan tetapi tingkat kepercayaan masyarakat di bawah rata-rata dimana masyarakat lebih menginginkan atribut lain sebagai prioritas pembangunan dalam sektor pendidikan.

6.1.2.4.3 Kurikulum Sesuai Tingkat Satuan Pendidikan

Atribut kurikulum sesuai dengan tingkat satuan pendidikan mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,78. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaanya adalah 4,25 dengan selisih sebesar 1,48. Untuk penerapan standar pelayanan minimal ini, setiap satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam hal ini standar pelayanan pendidikan nasional yang mengatur kurikulum sesuai dengan tingkat satuan pendidikan.

6.1.2.4.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Atribut rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,83. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,38 dengan selisih sebesar 1,55. Setiap guru harus menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang dipegangnya. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan efektifitas temu tatap muka di kelas dan juga sistem penugasan di rumah.

6.1.2.4.5 Program Penilaian Pembelajaran

Atribut program penilaian pembelajaran mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,55. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaanya adalah

4,25 dengan selisih sebesar 1,70. Setiap guru harus mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Penilaian pembelajaran ini juga menjadi salah satu tolak ukur yang dilakukan untuk melihat perkembangan belajar peserta didik dalam satu masa belajar semester.

6.1.2.4.6 Supervisi Kepala Sekolah Ke Dalam Kelas

Atribut supervisi kepala sekolah ke dalam kelas mendapatkan skor evaluasi yang cukup memuaskan di atas rata-rata dengan skor 2,63. Namun tingkat kepercayaan dan harapan masyarakat di bawah rata-rata dengan skor kepercayaannya adalah 4,30 dengan selisih sebesar 1,68. Setiap kepala sekolah untuk seluruh satuan pendidikan harus memenuhi syarat melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. Supervisi kepala sekolah juga diharapkan memberikan inspirasi kepada peserta untuk mampu belajar dengan baik dan juga menemukan cara belajar yang kreatif, menyenangkan, menantang, partisipatif dan juga mampu menumbuhkembangkan bakat-bakat serta minat belajar di dalam maupun luar kelas.