• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA PELAYANAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA

6.4 Kualitas Sumberdaya Manusia

6.4.3 Indeks Tingkat Daya Beli

Untuk mengukur standar hidup layak, data PDRB per kapita buknlah

ukuran yang peka untuk mengukur tingkat daya beli (Purchasing Power

Parity/PPP) penduduk, sehingga tidak dapat digunakan. Pada perhitungan IPM

digunakan konsumsi riil perkapita yang telah disesuaikan, sehingga angkanya diharapkan lebih mendekati untuk mengukur kemampuan daya beli penduduk.

Nilai indeks tingkat daya beli menggambarkan besar kecilnya kemampuan daya beli penduduk. Diharapkan dengan semakin besarnya tingkat daya beli maka kesejahteraan penduduk semakin membaik. Indeks daya beli penduduk (PPP) atau konsumsi riil perkapita penduduk Kabupaten Lebak tahun 2008 sebesar 61,30 yang berarti tingkat daya beli penduduk Lebak 61,30 persen dari daya beli maksimal di Indonesia. Dalam nilai uang, nilai tersebut setara dengan Rp. 625.100 pada tahun 2008.

Nilai indeks daya beli Kabupaten Lebak pada tahun 2008 sama dengan nilai indeks daya beli Provinsi banten pada tahun yang sama. Indikasinya adalah bahwa kemampuan daya beli yang sama antara penduduk Lebak dengan penduduk kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten. Tentu saja hal ini

menunjukan bahwa ada peluang untuk perbaikan di bidang investasi human

dengan daerah lain. Angka yang relatif sama pada tingkat daya beli namun memiliki perbedaan jauh dalam bidang pengetahuan dan kesehatan dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Banten memberikan gambaran bahwa sebagian besar pendapatan yang dihasilkan hanya digunakan untuk keperluan konsumsi.

Tabel 32 Perkembangan Pengeluaran Riil Per Kapita dan Indeks Daya Beli Kabupaten Lebak dan Rata-Rata Provinsi Banten, Tahun 2002-2008

Tahun Pengeluaran Riil/Kapita (000) Indeks daya beli

Kab. Lebak Prov Banten Kab. Lebak Prov. Banten

2002 581.9 608.7 51.28 57.47 2003 586 611.7 52.23 58.17 2004 615.4 621.3 59.02 60.39 2005 618.6 619.2 59.76 59.9 2006 620.13 619.99 60.12 60.08 2007 620.4 621 60.18 60.32 2008 625.1 625.3 61.3 61.3

Sumber : Bappeda Kab. Lebak, Tahun 2009

Apabila dilihat perkembangan dari tahun sebelumnya, pengeluaran riil per kapita mengalami kenaikan yang cukup berarti, yaitu Rp. 620.400 pada tahun 2007 menjadi Rp. 625.100, naik sebesar 0,76 persen. Meskipun peningkatan ini tampaknya diakibatkan oleh tingkat kesejahteraan masyarakat yang makin membaik namun ada kekhawatiran bahwa kenaikan daya beli penduduk dipengaruhi oleh inflasi, terutama inflasi di sektor perdagangan yang naik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,50 persen pada tahun 2008 dibandingkan 7,27 persen pada tahun 2007. Sehingga kenaikan daya beli di Kabupaten Lebak sebagian besar hanya digunakan untuk pemenuhan konsumsi primer saja, belum memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan.

6.4.4Indeks Pembangunan Manusia

IPM merupakan indeks komposit nilai rata-rata dari gabungan tiga komponen penilaian kualitas sumberdaya manusia, digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilan pembangunan manusia di suatu wilayah. Jika ketiga komponen tersebut memiliki kualitas yang baik, maka secara otomatis sumberdaya manusianya pun memiliki kualitas yang baik pula. Masing-masing

indeks dari komponen IPM memperlihatkan seberapa besar tingkat pencapaian yang telah dilakukan selama ini di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Secara internasional, nilai IPM dibagi menjadi tiga kelompok yakni tingkat pembangunan manusia yang rendah (0,0 hingga 0,499), tingkat pembangunan manusia menengah (0,50 hingga 0,799) dan tingkat pembangunan manusia yang tinggi (0,80 hingga 1,0).

Tabel 33 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lebak Menurut Komponen IPM Tahun 2002-2008

Tahun Indeks Kelangsungan Hidup Indeks Pengetahuan Indeks Daya Beli IPM Kabupaten Lebak IPM Provinsi Banten 2002 2003 2004 61,50 62,17 62,33 71,90 73,16 76,16 51,28 52,23 59,02 61,56 62,52 65,84 66,64 67,21 69,02 2005 62,67 76,51 59,76 66,31 68,80 2006 63,33 76,51 60,12 66,65 69,11 2007 63,52 76,51 60,18 66,74 69,27 2008 63.60 76,51 61,30 67,10 69,70

Sumber : Bappeda, IPM Kabupaten Lebak, Tahun 2009

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Lebak pada tahun 2008 mencapai 67,10 yang merupakan rata-rata dari pencapaian indeks kelangsungan hidup/kesehatan (63,60), indeks pengetahuan (76,51) dan indeks daya beli (61,30). Hal tersebut berarti pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten lebak saat ini telah mencapai 67,10 persen dari nilai maksimal. Dari tiga komponen penyusun IPM, terlihat jelas bahwa pencapaian tertinggi didapat dari indeks pengetahuan. Indeks daya beli yang merefleksikan kemampuan ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya memiliki pencapaian yang paling rendah. Namun rendahnya nilai indeks daya beli ini memang secara umum juga terjadi di Provinsi Banten.

Dibandingkan pencapaian daerah-daerah lain di Provinsi Banten, IPM Kabupaten Lebak dapat dikatakan masih tertinggal. IPM Provinsi Banten berada pada level 69,70 yang berarti kabupaten/kota lain ada yang mencapai IPM di atas angka 70%. Oleh karena itu masih banyak hal yang perlu dilakukan agar pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Lebak dapat setara dengan daerah lain di Provinsi Banten.

Bidang pendidikan atau pengetahuan yang terdiri dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mempunyai nilai sebesar 76,51 yang berarti pencapaian

pembangunan bidang pendidikan pada tahun 2008 mencapai 76,51 persen dari pencapaian yang diharapkan. Sumbangan terbesar indeks komponen pendidikan berasal dari AMH yang mencapai 94,10 sedangkan indeks RLS hanya sebesar 41,33. Untuk sektor kesehatan yang diwakili indeks kelangsungan hidup, Kabupaten Lebak baru mampu mencapai angka 63,60.

Sumber : Bappeda Kab. Lebak, Tahun 2009

Gambar 19 Grafik Perkembangan IPM dan Elemen Penyusunnya Kabupaten Lebak Tahun 2002-2008

Terdapat kenaikan signifikan jika melihat pola tren IPM Kabupaten Lebak pada rentang tahun 2002 hingga 2008. Pada periode 2005 sampai 2007 peningkatannya tidak cukup nyata yakni hanya 0,2 persen. Namun perkembangan yang cukup menggembirakan terjadi pada tahun 2008 dimana persentase kenaikkan IPM lebih besar yakni 0,5 persen dibandingkan pada tahun 2007. Hal tersebut mengindikasikan terdapat perbaikan dalam percepatan pembangunan manusia di Kabupaten Lebak. Kenaikan IPM yang cukup besar terutama disumbangkan oleh indeks daya beli, sehingga memberikan sinyal bahwa pembangunan yang selama ini dilaksanakan terutama di bidang infrastruktur sudah memberikan hasil yang cukup berarti.

Diharapkan bahwa pembangunan infrastruktur yang selama ini dilaksanakan selain mempengaruhi tingkat ekonomi juga lambat laun akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Lebak terutama berkaitan dengan aksesibilitas ke fasilitas pendidikan dan kesehatan. Karena

61,56 62,52 65,84 66,31 66,65 66,74 67,1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Indeks Kelangsungan Hidup Indeks Pengetahuan

kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan pilar yang saling berinteraksi dan berinter-relasi satu dengan yang lainnya dalam membentuk kualitas penduduk (sumberdaya manusia). Tanpa kesehatan yang baik, pendidikan sulit untuk dapat berjalan dengan baik, dan bila kesehatan dan pendidikan tidak baik maka mustahil ekonomi keluarga/masyarakat dapat membaik.

6.5 Analisis Pengaruh Kinerja Pelayanan Publik Terhadap Kualitas

Sumberdaya Manusia

Pelayanan publik suatu wilayah akan mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia pada wilayah tersebut. Sama halnya dengan yang ada di Kabupaten Lebak, pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan yang ditunjukan dengan kinerja pelayanan berupa fasilitas dan tenaga pelayanan akan mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia yang ditunjukan oleh tingkat Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lebak.

Dalam hal kinerja, secara fasilitas dan tenaga sumberdaya manusia, Kabupaten Lebak masih berada pada titik kekurangan. Jumlah fasilitas yang ada masih belum bisa mencukupi, kualitas yang diberikan pun masih jauh dari harapan. Rasio antara fasilitas bangunan baik pendidikan dan kesehatan dengan penduduk masih sangat rendah. Selain itu, rasio antara tenaga pendidik dengan penduduk usia sekolah dan tenaga kesehatan dengan penduduk pun sama, masih terlalu rendah.

Pada satu wilayah yang cukup bisa diakses dengan relatif mudah, fasilitas dan tenaga pendukungnya relatif baik, sehingga kualitasnya cenderung lebih baik. Namun untuk beberapa wilayah yang sulit diakses memiliki fasilitas dan tenaga pendukung di bawah rata-rata, dan akibatnya kualitas yang ada pun menjadi jauh tertinggal dari wilayah lainnya dalam lingkup Kabupaten Lebak.

Berdasarkan deskripsi dan analisa terkait dengan kinerja pelayanan publik dan kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Lebak, maka selanjutkanya akan coba diteliti bagaimana pengaruh yang diberikan oleh kinerja pelayanan publik terhadap kualitas sumberdaya manusia yang ada. Pengaruh yang diberikan akan memberikan dampak yang berbeda, ada yang berpengaruh positif dan ada juga yang berpengaruh negatif. Hasil keterkaitan pengaruh tersebut nantinya akan dijadikan dasar atau landasan dalam menentukan kebijakan pembangunan

selanjutnya. Harapan utamanya tentu saja adalah untuk bisa meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten lebak secara simultan dan berkelanjutan serta sinergis antara pemerintah dengan kebutuhan masyarakat.

Dalam estimasi data berikut ini akan dibahas mengenai analisis statistik dan ekonomi dari hasil persamaan regresi pengaruh pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan terhadap tingkat kualitas sumberdaya manusia. Indikator pelayanan publik pendidikan adalah rasio faslitas berupa rasio bangunan sekolah menurut satuan jenjang pendidikan dengan jumlah penduduk dan rasio guru dan murid tiap satuan pendidikan Kabupaten Lebak. Sedangkan indikator pelayanan publik kesehatan adalah rasio fasilitas kesehatan berupa puskesmas, puskesmas pembantu (pustu), rumah sakit, dokter, perawat dan bidan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lebak. Kualitas sumberdaya manusia itu sendiri akan menggunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lebak.

Setelah dilakukan tabulasi data hasil penelitian, maka dilakukan pembentukan model untuk melihat pengaruh pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan terhadap kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Lebak. Data yang digunakan adalah data cross section tingkat kecamatan pada tahun 2009.

Pemodelan ekonometrik untuk melihat pengaruh pelayanan publik pendidikan dan kesehatan memiliki model yang terpisah. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh kedua variabel tersebut secara khusus terhadap tingkat kualitas sumberdaya manusia yang diwakili oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Data diolah dengan menggunakan Software Minitab 13.

6.5.1 Estimasi Pengaruh Pelayanan Publik Pendidikan terhadap Kualitas