Sentra Agro Mandiri
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.4. Deskripsi Model
6.7.1. Analisis Sensitivitas Biaya Distribusi
Analisis sensitivitas biaya distribusi merupakan suatu gambaran yang menjelaskan tentang interval perubahan-perubahan nilai koefisien fungsi tujuan yang tidak akan mengubah nilai optimum variabel keputusan. Pada analisis sensitivitas ini terdapat kolom allowable decrease dan allowable increase. Kedua kolom ini menjelaskan tentang besarnya interval perubahan biaya distribusi yang boleh terjadi dan dapat dilihat pada Lampiran 8. Kolom allowable decrease menunjukkan batas maksimum penurunan terhadap nilai-nilai koefisien fungsi tujuan agar nilai optimum variabel-variabel keputusan tidak berubah. Kolom allowable increase menunjukkan batas maksimum kenaikan terhadap nilai-nilai koefisien fungsi tujuan agar nilai optimum variabel-variabel keputusan tidak berubah. Penjelasan mengenai batasan-batasan tersebut pada masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 11 sampai dengan Tabel 14.
Tabel 11. Analisis Sensitivitas Biaya Distribusi Sayuran dan Buah dari Pasar Bogor ke Berbagai Daerah Tujuan Pemasaran (Untuk Bulan Februari, 2008)
Obj Coefficient Ranges
Daerah Tujuan Current Coef (biaya Distribusi) Allowable Increase Allowable Decrease Hotel Pangrango 2 950 31 10679 Mid East 940 137 31
Café Gue 1100 INFINITY 410
Bunaken 1179 INFINITY 797
Imah Hejo 1513 2948 11242
Steak & Shake 1371 65 137
Café D’Nami 1019 525 10606
Analisis sensitivitas biaya distribusi dari Pasar Bogor ke berbagai daerah tujuan pemasarannya dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan analisis ini diketahui bahwa nilai allowable decrease dan allowable increase memiliki nilai yang nyata sebagai berikut :
1) Daerah tujuan Hotel Pangrango 2 yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 10679 dan 31. Kenaikan maksimum total biaya distribusi pada daerah ini adalah sebesar Rp10.710,00 per kilogram sedangkan penurunan maksimumnya adalah sebesar nol. Penurunan maksimum ini jika benar-benar terjadi maka biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan sayuran dan buah sebesar nol. Biaya distribusi yang dikeluarkan untuk mendistribusikan sayuran dan
buah, pada kehidupan nyata tidak mungkin nol atau tidak mengeluarkan biaya apapun.
2) Daerah tujuan Mid East yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 31 dan 137. Nilai allowable decrease sebesar ini menunjukkan biaya angkut per kilogram penurunan maksimum yang diperbolehkan adalah Rp. 31,00 per kilogram sehingga total maksimum besarnya penurunan biaya angkut per potong dari Pasar Bogor ke Mid East pada bulan Februari 2008 adalah sebesar Rp.0,00. Kenaikan maksimum yang diijinkan adalah Rp. 137,00 per kilogram.
3) Daerah tujuan Café Gue yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 410 dan Infinity. Nilai allowable decrease sebesar ini menunjukkan biaya angkut per kilogram penurunan maksimum yang diperbolehkan adalah Rp. 410,00 per kilogram sehingga total maksimum besarnya penurunan biaya angkut per kilogram dari Pasar Bogor ke Café Gue pada bulan Februari 2008 adalah sebesar Rp.690,00. Kenaikan maksimum yang diijinkan adalah Infinity atau tanpa batas.
4) Daerah tujuan Bunaken yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 797 dan tak terbatas atau Infinity. Nilai allowable decrease sebesar ini menunjukkan semakin besarnya selang perubahan total biaya yang tidak akan merubah nilai variabel pengambilan keputusan. Artinya, saat total biaya distribusi ke daerah tujuan Bunaken akan turun maksimum sebesar Rp.382,00 per kilogram dan naik sampai batas tak hingga maka nilai pengambilan keputusannya tidak akan berubah.
5) Sama halnya dengan daerah pemasaran Hotel Pangrango 2, daerah tujuan Imah Hejo yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 11242 dan 2948. Kenaikan maksimum total biaya
distribusi pada daerah ini adalah sebesar Rp.8.294,00 per kilogram sedangkan penurunan maksimumnya adalah sebesar nol. Penurunan maksimum ini jika benar-benar terjadi maka biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan sayuran dan buah sebesar nol.
6) Daerah tujuan Steak & Shake yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 137 dan 65. Nilai allowable decrease sebesar ini menunjukkan bahwa penurunan biaya maksimum yang diizinkan sebesar Rp.137,00 per kilogram sedangkan nilai allowable increase menunjukan bahwa kenaikan biaya maksimum yang diizinkan sebesar Rp.65,00 per kilogram.
7) Daerah tujuan Café D’Nami yang memiliki nilai allowable decrease sebesar 10606 dan allowable increase sebesar 525. Kenaikan maksimum total biaya distribusi pada daerah ini adalah sebesar Rp.11.131,00 per kilogram sedangkan penurunan maksimumnya adalah sebesar nol.
Tabel 12. Analisis Sensitivitas Biaya Distribusi Sayuran dan Buah dari Pasar Induk Kemang ke Berbagai Daerah Tujuan Pemasaran (Untuk Bulan Februari, 2008)
Obj Coefficient Ranges
Daerah Tujuan Current Coef
(biaya Distribusi) Allowable Increase
Allowable Decrease
Hotel Pangrango 2 12421 INFINITY 1742
Mid East 12193 INFINITY 1524
Café Gue 10556 INFINITY 137
Bunaken 10111 65 10111
Imah Hejo 14672 INFINITY 3430
Steak & Shake 11100 137 65
Analisis sensitivitas dari Pasar Induk Kemang ke berbagai daerah tujuan pemasarannya yaitu Hotel Pangrango 2, Mid East, Café Gue, Bunaken, Imah Hejo, Steak & Shake dan Café D’Nami dapat dilihat pada tabel 12. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa biaya distribusi dari Pasar Induk Kemang ke berbagai daerah tujuannya juga memiliki nilai allowable decrease dan nilai allowable increase yang nyata karena lebih besar dari nol, berikut penjelasannya: 1) Daerah tujuan Hotel Pangrango 2 yang memiliki nilai allowable decrease sebesar 1742 dan allowable increase yang tak terbatas. Artinya, agar tidak mengubah nilai pengambilan keputusan maka perubahan biaya distribusi yang dapat di tolerir adalah sebesar Rp.10.679,00 per kilogram sampai mencapai batas tak hingga.
2) Daerah tujuan Mid East yang memiliki nilai allowable decrease sebesar 1524 dan nilai allowable increase sampai batas tak hingga. Nilai allowable decrease sebesar ini menunjukkan semakin besarnya selang perubahan total biaya yang tidak akan merubah nilai variabel pengambilan keputusan. Artinya, saat total biaya distribusi ke daerah tujuan Mid East akan turun maksimum sebesar Rp.10.669,00 per kilogram dan naik sampai batas tak hingga maka nilai pengambilan keputusannya tidak akan berubah.
3) Sama halnya dengan daerah tujuan Mid East, daerah tujuan Café Gue, Imah Hejo dan Café D’Nami juga memiliki nilai allowable increase sampai batas tak hingga, tetapi memiliki nilai allowable decrease yang berbeda-beda yang masing-masing sebesar 137, 3430 dan 525. Artinya bahwa batas penurunan maksimum total biaya distribusi yang dapat ditolerir hanya sampai dengan Rp.10.419,00 per kilogram untuk daerah tujuan pemasaran Café Gue. Sedangkan untuk daerah tujuan Imah Hejo dan Café D’Nami mempunyai batas tolerir yang masing-masing sebesar Rp.11.242,00 per kilogram dan Rp.10.748,00 per kilogram.
4) Daerah tujuan Bunaken yang memiliki nilai allowable decrease sebesar 10111 dan allowable increase sebesar 65. Kenaikan maksimum total biaya distribusi pada daerah ini sebesar Rp.10.176,00 per kilogram sedangkan penurunannya adalah nol. Penurunan maksimum ini jika benar-benar terjadi maka biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan sayuran dan buah sebesar nol. Biaya distribusi yang dikeluarkan untuk mendistribusikan sayuran dan buah, pada kehidupan nyata tidak mungkin nol atau tidak mengeluarkan biaya apapun.
5) Daerah tujuan Steak & Shake yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 65 dan 137. Nilai allowable decrease sebesar ini menunjukkan biaya angkut per kilogram penurunan maksimum yang diperbolehkan adalah Rp. 65,00 per kilogram sehingga total maksimum besarnya penurunan biaya angkut per potong dari Pasar Bogor ke Mid East pada bulan Februari 2008 adalah sebesar Rp.0,00. Kenaikan maksimum yang diijinkan adalah Rp. 137,00 per kilogram.
Tabel 13. Analisis Sensitivitas Biaya Distribusi Sayuran dan Buah dari Petani Langsung ke Berbagai Daerah Tujuan Pemasaran (Untuk Bulan Februari, 2008)
Obj Coefficient Ranges
Daerah Tujuan Current Coef (biaya Distribusi) Allowable Increase Allowable Decrease
Hotel Pangrango 2 5091 INFINITY 31
Mid East 5050 31 137
Café Gue 4800 137 10419
Bunaken 4557 INFINITY 65
Imah Hejo 8571 INFINITY 2948
Steak & Shake 10069 INFINITY 4588
Café D’Nami 11692 INFINITY 6563
Tabel 13 merupakan hasil analisis sensitivitas biaya distribusi sayura dan buah dari Petani Langsung ke berbagai daerah tujuan pemasarannya. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa biaya distribusi dari Pasar Induk Kemang ke berbagai daerah tujuannya juga memiliki nilai allowable decrease dan nilai allowable increase yang nyata, berikut penjelasannya : 1) Dari tabel 13 dapat terlihat bahwa, biaya bistribusi dari Petani ke daerah
tujuan Hotel Pangrango 2 memiliki nilai allowable decrease sebesar 31 dan nilai allowable increase mencapai batas tak hingga. Artinya, selama biaya distribusi sayuran dan buah dari Petani ke daerah tujuan pemasaran Hotel Pangrango 2 minimum sebesar Rp.5.060,00 per kilogram, maka nilai-nilai pengambilan keputusan tidak akan mengalami perubahan. Dengan demikian, apabila biaya distribusi sayuran dan buah dari Petani ke daerah tujuan Hotel Pangrango 2 tetap pada selang tersebut, maka total biaya
distribusi pemasaran sayuran dan buah dari Sentra Agro Mandiri tidak akan berubah.
2) Daerah tujuan Mid East yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 137 dan 31. Nilai allowable decrease sebesar ini menunjukkan bahwa penurunan biaya maksimum yang diizinkan sebesar Rp.137,00 per kilogram sedangkan nilai allowable increase menunjukan bahwa kenaikan biaya maksimum yang diizinkan sebesar Rp.31,00 per kilogram.
3) Daerah tujuan Café Gue yang memiliki nilai allowable decrease sebesar 10419 dan allowable increase sebesar 137. Kenaikan maksimum total biaya distribusi pada daerah ini adalah sebesar Rp.10.556,00 per kilogram sedangkan penurunan maksimumnya adalah sebesar nol.
4) Allowable decrease dari Petani (tabel 14) ke daerah tujuan Bunaken hanya bernilai 65, sedangkan nilai allowable increase mencapai batas tak hingga. Nilai allowable decrease ini menunjukkan bahwa batas penurunan maksimum total biaya distribusi yang dapat ditolerir hanya sampai Rp.4.492,00 per kilogram. JIka kenaikan atau penurunan biaya distribusi melampaui batas tersebut, maka nilai pengambilan keputusan akan berubah. Hal yang sama juga terjadi pada daerah tujuan Imah Hejo, Steak & Shake dan Café D’Nami yang memiliki nilai allowable decrease masing-masing sebesar 2948, 4588 dan 6563 sedangkan nilai allowable increase mencapai batas tak hingga. Batas penurunan maksimum total biaya distribusi yang dapat ditolerir adalah Rp.5.623,00 per kilogram untuk daerah tujuan Imah Hejo, Rp.5.481,00 per kilogram untuk daerah tujuan Steak & Shake, Rp.5.129,00 per kilogram untuk daerah tujuan Café D’Nami.
Tabel 14. Analisis Sensitivitas Biaya Distribusi Sayuran dan Buah dari Faktor Dummy ke Berbagai Daerah Tujuan Pemasaran (Untuk Bulan Februari, 2008)
Obj Coefficient Ranges
Daerah Tujuan Current Coef (biaya Distribusi) Allowable Increase Allowable Decrease
Hotel Pangrango 2 0 INFINITY 11169
Mid East 0 INFINITY 11179
Café Gue 0 INFINITY 11429
Bunaken 0 INFINITY 11737
Imah Hejo 0 INFINITY 10606
Steak & Shake 0 INFINITY 21848
Café D’Nami 0 10606 INFINITY
Variabel dummy pada analisis sensitivitas seperti yang ditampilkan Tabel 14, sebenarnya tidak perlu diperhatikan dan hanya berfungsi untuk menyeimbangkan antara jumlah permintaan dan penawaran yang ada. Pada dasarnya daerah produksi ini tidak ada dan besarnya biaya penalti karena kurangnya sumberdaya yang dimiliki oleh daerah senra produksi tidak ada atau sama dengan nol. Seandainya terdapat biaya penalti karena Sentra Agro Mandiri mampu memenuhi permintaan daerah tujuan pemasaran, maka besarnya biaya penalti agar nilai optimum pengambilan keputusan tidak berubah adalah sebesar antara nilai allowable decrease dan nilai allowable increase