• Tidak ada hasil yang ditemukan

III METODOLOGI

3.2. Rancangan Penelitian 1 Bahan dan Alat

3.3.3 Analisis Sensitivitas Indikator Pengelolaan Hutan Alam

Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengungkapkan indikator/parameter yang sensitiv terhadap respon intervensi dan membuat skenario interaksi dari tiap indikator. Model sensitivitas akan mengungkapkan hasil-hasil intevensi terhadap unsur dan struktur sistem hal dimaksudkan dalam rangka menemukan alternatif tindakan. Ringkasnya uji sensitivitas adalah intevensi paramter input model dan/atau struktur model untuk melihat seberapa jauh kepekaannya terhadap perubahan output, sehingga dapat diamat bagaimana efek atau dampak suatu intevensi terhadap kinerja model (Siswosudarmo et al., 2001). Secara skematis intervensi input parameter tersaji pada Gambar 7.

Gambar 7. Tipe Intervensi Model Parameter Input vs Struktur Model (Siswosudarmo et

al.,, dimodifikasi 2008)

Intervensi Fungsional Input

Intervensi Struktur Model

INPUT PROSES OUTPUT

Intervensi

Normal Da

m

Ada beberapa fase dalam analisis sesnsitivitas seperti yang dikemukakan oleh Purnomo (2005), sebagai berikut :

a. Identifikasi indikator/isu/masalah, tujuan dan batasan

Identifikasi indikator/isu atau masalah dan batasan dilakukan untuk mengetahui dimana sebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menetukan indikator hipotetikal sebanyak 10 indikator. Setelah isu ditentukan, selanjutnya menentukan tujuan pemodelan menyangkut metode pemodelan, ketelitian model dan jenis model yang dinyatakan secara eksplisit. Setelah isu dan masalah berikutnya menentukan batasan terhadap permodelan yang dilakukan.

b. Konseptualisasi model dengan menggunakan ragam metod seperti diagram kotak dan panah, diagram sebab-akibat, diagram stok (stoc) dan aliran (flow) atau diagram klas dan diagram sekuens

Tahapan ini dumulai dengan mengidentifikasi semua komponen yang terlibat atau dimasukan dalam pemodelan. Jika komponen-komponen tersebut sangat banyak maka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Komponen-komponen tersebut kemudian mencari hubungannya satu sama lain dengan menggunakan diagram kotak dan panah

Dalam konseptualisasi model ini, perlu diperhatikan bahwa komponen-komponen yang membentuk sistem harus dinamis, sensitif terhadap perubahan serta keterkaitannya dalam sistem membentuk hubungan sebab-akibat. Identifikasi keterkaitan komponen tersebut didasarkan pada keadaan nyata agar hasil yang digambarkan model tersebut mendekati keadaan sebenarnya.

c. Spesifikasi model dengan merumuskan makna diagram, kuantifikasi dan atau kualifikasi komponen indikator yang diperlukan

Spesifikasi model kuantitatif, bertujuan untuk membentuk model kuantitatif dari konsep model yang telah ditetapkan dengan memberikan nilai kuantitatif terhadap masing-masing variabel/indikator dan menterjemahkan hubungan atau keterkaitan antar 10 variabel/indikator dan komponen penyusunan model sistem tersebut kedalam persamaan matematika. Persamaan tersebut dapat diperoleh dari hasil regresi terhadap data yang ada, hasil rujukan atau berdasarkan rekaan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci tahapan dalam spesifikasi model kuantitatif terdiri dari :

- Memilih dan menentukan struktur kuantitas model - Menentukan satuan waktu dalam simulasi

- Identifikasi bentuk-bentuk fungsional dan persamaan model

d. Evaluasi model yaitu mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model yang serupa jika ada dan diperlukan

Evaluasi model bertujuan untuk mengetahui keterhandalan model untuk mendikripsikan keadaan sebenarnya. Proses pengujian dilakukan dengan mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model andal yang serupa jika ada. Setelah setiap dari model diamati apakah relasi-relasi yang ada logis atau tidak, maka selanjutnya diamati logis tidaknya keterkaitan antar bagian sebagai model yang utuh. Logis dalam hal ini berarti bahwa semua persamaan sesuai dengan apa yang dipercayai orang atau dengan kata lain sesuai dengan paradigma yang ada.

Tahapan kedua dari evaluasi model ini adalah mengamati apakah perilaku model sesuai dengan harapan atau perkiraan yang digambarkan pada tahapan konseptualisasi model. Model dijalankan atau dieksekusi pada sebuah komputer, dan diamati hasilnya apakah beberapa komponen yang diamati atau menjadi fokus perhatian sesuai dengan pola perilaku perilaku yang diharapkan.

Tahapan ketiga adalah membandingkan periaku model dengan data yang diperoleh dari sistem atau dunia nyata. Jika dalam model terdapat fungsi-fungsi bilangan acak, maka model harus dieksekusi sebanyak 30 kali untuk mengamati keragaman hasil pemodelan tersebut.

Berikut ini langkah-langkah penerapan uji sensitivitas terhadap indikator-indikator pengelolaan hutan alam produksi ada lima yaitu :

- Identifikasi alternatif intevensi, yaitu melihat intervensi apa perlu dilakukan untuk mencapai kinerja model yang diinginkan pada waktu mendatang. Untuk itu perlu dilihat dulu hasil simulasi tanpa intervensi, yaitu mengamati apakah kecendurangan kinerja model masih terkendali dan mantap, atau justru memperlihatkan kecendurangan melampaui batas (overshot) dan/atau bergejolak (oscillation). Jika kejadiannya adalah kecenderungan kinerja model masih terkendali dan mantap, bukan berarti tidak diperlukan intervensi, karena lingkungan sistem masa datang terus berubah dengan cepat.

- Uji sensitivitas intervensi terhadap penggunaan paramater input dan intervensi struktur model sehingga menghasilkan output dengan intervensi atau normal. - Analisis dampak intervensi, yaitu melihat secara kuantitatif berapa besar dan

- Hasil uji parameter/indikator kemudian dievaluasi dengan maksud memilih tiga diantara yang paling sensitiv dari sepuluh indikator pada langkah identifikasi indikator/masalah maupun atau isu-isu.

- Selanjutnya mensimulasikan dan mengamati hasil dan dampaknya pada keseluruhan kinerja unsur dalam sistem. Perubahan sifat dampak bersifat dinamis yang dinyatakan dalam prosentase fungsi waktu dan pola kecanderungan hasil dan dampak intervensi adalah bersifat non-linier. Hal tersebut akan di uji dengan fasilitas uji sensitivitas variabel/indikator dengan menggunakan perangkat lunak Powersim Constructor 2,5, hal ini digunakan untuk mengantisipasi perubahan parameter yang mungkin terjadi dalam dunia nyata

- Kemudian menentukan dua sampai tiga indikator/variabel yang paling sensitiv terhadap respon intervensi.

- Menguji hasil model yang telah dikembangkan (mensimulasikan) di lapangan dengan mengukur nilai normal indikator dan melakukan intervensi serta mengamati perbahan nilai indikator.

e. Penggunaan model yaitu membuat skenario-skenario ke depan atau alternatif kebijakan kemudian mengevaluasi ragam skenario atau kebijakan tersebut dan pengembangan perencanaan dan agenda kedepan.

Model yang telah dibentuk digunakan untuk menccapai tujuan pembentukannya. Kegiatan pertama adalah membuat daftar panjang semua skenario yang mungkin dapat dibuat dari model yang dikembangkan. Semua skenario tersebut dieksekusi, kemudian hasil eksekusi tersebut dicoba untuk dipahami. Dari hasil eksekusi tersebut kemudian dibuat daftar pendek yang memenuhi tujuan pemodelan. Dari daftar pendek tersebut dilakukan penajaman untuk mendapatkan hal-hal yang diinginkan, seperti makna yang lebih rinci dari skenario tersebut dan bagaimana hubungannya dengan komponen-komponen yang diubah-ubah untuk memenuhi skenario tersebut.

Langkah kedua adalah menganalisis hasil dari daftar pendek skenario tersebut. Hasil analisis dari hasil eksekusi tiap skenario akan dipakai untuk membuat peringkat skenario - skenario tersebut yang mencerminkan urutan skenario yang lebih cocok untuk diterapkan sesuai dengan model yang dikembangkan. Tahapan terakhir adalah merumuskan skenario tersebut menjadi opsi atau pilihan kebijakan.

Dokumen terkait