• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil dan Pembahasan .1 Analisis Shift – Share

4.3.2 Analisis Shift - share untuk Potential Regional (PR)

Komponen Potential Regional (PR) adalah banyaknya pertambahan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) regional seandainya proporsi perubahannya sama dengan laju pertambahan nasioanl selama periode studi.

4.3.2.1 Analisis Shift - share untuk Potential Regional (PR) Kabupaten Gresik

Melalui perhitungan yang telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan analisis shift share, maka diperoleh data dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 10 : Hasil Perhitungan Potential Regional Kabupaten Gresik Sektor PR < / > ∆Q 1 77871,02 > 29765,46 2 17486,14 > 11811,95 3 383947,6 > 300574,8 4 43875,38 > 31385,39 5 38037,99 > 31068,25 6 213333,7 < 341126,7 7 23139,77 < 39860,82 8 29026,16 < 52168,78 9 15934,75 < 19907,39

Sumber : Lampiran – Diolah

Keterangan : 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Sektor Listri, gas dan air bersih; 5. Sektor Konstruksi; 6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; 7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi; 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9. Jasa -jasa

Berdasarkan pada perhitungan di atas, jika dilihat dari nilai Potensi Regional-nya sektor Pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel, dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan sektor konstruksi memiliki nilai lebih besar dari ∆Q yang memiliki arti bahwa kelima sektor di Kabupaten Gersik tersebut

pertumbuhannya cenderung untuk menghambat pertumbuhan PDRB di Jawa Timur.

Sedangkan empat sektor yang lain memiliki nilai Potential Regional yang lebih kecil dari ∆Q, artinya keempat sekt or yang ada di Kabupaten Gresik cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan PDRB di Jawa Timur. Jika dilihat dari perkembangan yang paling tinggi, terdapat pada sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaanlah yang memiliki nilai perkembangan yang paling tinggi. Kemudian disusul juga dengan perkembangan dari sektor pengangkutan dan komunikasi yang cukup baik. Ini menunjukkan keempat sektor dari Kabupaten Gresik yang memiliki nilai Potential Regional lebih kecil dari

Q,

berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa keempat sektor tersebut menunjang kemajuan PDRB Provinsi Jawa Timur.

4.3.2.2 Analisis Shift-share untuk Potential Regional (PR) Kabupaten Bangkalan

Melalui perhitungan yang telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan analisis shift share, maka diperoleh data potential regional dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 11 : Hasil Perhitungan Potential Regional Kabupaten Bangkalan Sektor PR < / > ∆Q 1 58818,25 < 69137,25 2 3519,755 > -3918,41 3 7742,012 > 3166,52 4 1604,033 > -1206,85 5 9655,823 > 3305,17 6 51910,58 > 35668,89 7 12525,34 > 7256,51 8 9254,3 > 8068,05 9 26486,17 > 14160,24 Sumber : Lampiran – Diolah

Keterangan : 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Sektor Listri, gas dan air bersih; 5. Sektor Konstruksi; 6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; 7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi; 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9. Jasa -jasa

Melihat dari tabel tersebut untuk Kabupaten bangkalan diperoleh perhitungan Potential Regional yang kurang baik, dikarenakan hanya memiliki satu sektor yang dapat mendorong pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur. Hanya hasil perhitungan dari sektor pertanian saja yang memiliki Potential Regional lebih kecil dari

Q. Sedangkan berarti ada

delapan sektor lain yang justru berpotensi untuk menghambat

berkembangnya PDRB Provinsi Jawa Timur tersebut. Diantaranya adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Sektor Listrik, gas dan air bersih; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; Sektor Pengangkutan dan komunikasi; Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan Sektor Jasa – jasa.

4.3.2.3 Analisis Shift-share untuk Potential Regional (PR) Kabupaten Mojokerto

Melalui perhitungan yang telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan analisis shift share, maka diperoleh data dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 12 : Hasil Perhitungan Potential Regional Kabupaten Mojokerto Sektor PR < / > ∆Q 1 71186,01 > 46467,15 2 7141,8588 < 11416,65 3 117182,84 < 71604,13 4 3508,9268 > 726,54 5 58901,565 > -892887 6 81580,37 < 119387 7 12782,264 < 21147,5 8 11621,934 < 17690,46 9 21865,913 < 22200,46 Sumber : Lampiran – Diolah

Keterangan : 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Sektor Listrik, gas dan air bersih; 5. Sektor Konstruksi; 6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; 7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi; 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9. Jasa -jasa

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa Kabupaten Mojokerto memiliki enam sektor yang berpotensi mendorong kemajuan dari PDRB Provinsi Jawa Timur. Salah satu diantaranya yang paling menonjol adalah dari sektor industri pengolahan. Dari data perkembangan PDRB sektoral Kabupaten Mojokerto pada tahun 2008 menujukkan, bahwa sektor industri pengolahan tersebut mepunyai nilai PDRB sebesar Rp. 2.057.315,88 juta ini menunjukkan sektor ini cukup potensial mewakili sektor - sektor lain yang juga mempunyai hasil perhitungan Potential Regional lebih kecil dari ∆Q.

Sedangkan sebaliknya Kabupaten Mojokerto mempunyai tiga sektor yang akan menghambat perkembangan dari PDRB Provinsi Jawa Timur. Diantaranya sektor pertanian; sektor listrik, gas dan air bersih; dan juga sektor konstruksi. Ketiga sektor tersebut dikatakan dapat menghambat atau kurang potensial karena perkembangan nilai PDRB sektoral-nya yang kurang signifikan dari tahun 2007 hingga 2008. Bahkan PDRB pada sektor konstruksi mengalami penurunan atau minus sebesar 89,45 %.

4.3.2.4 Analisis Shift-share untuk Potential Regional (PR) Kota Mojokerto

Melalui perhitungan yang telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan analisis shift share, maka diperoleh data dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 13 : Hasil Perhitungan Potential Regional Kota Mojokerto

Sektor PR < / > ΔQ 1 557,6187 > -42,1 2 - - - 3 9230,76 > -1636,3 4 2228,458 > -1911,7 5 3522,84 < 4804,97 6 27081,36 > 16314,1 7 11635,36 < 28517 8 5237,923 < 10060,4 9 7442,002 > 5912,01 Sumber : Lampiran – Diolah

Keterangan : 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Sektor Listrik, gas dan air bersih; 5. Sektor Konstruksi; 6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; 7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi; 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9. Jasa -jasa

Dari data potential regional tersebut dapat diketahui bahwa Kota Mojokerto mempunyai tiga sektor yang dapat mendorong kemajuan PDRB Provinsi Jawa Timur karena dinilai potensial dilihat dari nilai perhitungan potential regional yang lebih kecil dari ΔQ. Diantaranya adalah Sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan juga sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Yang paling menonjol adalah kontribusi dari sektor pengangkutan dan komunikasi yang

perkembangannya sebesar 14,46 %, pada tahun 2008 mencapai sekitar Rp.225.683,03 juta.

Sektor – sektor yang cenderung menghambat kemajuan dari PDRB Provinsi Jawa Timur adalah sektor pertanian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan juga sektor jasa – jasa. Kelima sektor tersebut tergolong tidak potensial untuk mendukung PDRB Provinsi Jawa Timur karena nilai perhitungan PR yang lebih besar dari ΔQ.

4.3.2.5 Analisis Shift-share untuk Potential Regional(PR) Kota Surabaya Melalui perhitungan yang telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan analisis shift share, maka diperoleh data dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 14 : Hasil Perhitungan Potential Regional Kota Surabaya

Sektor PR < / > ΔQ 1 5676,41 > -5998,58 2 478,06 > 208,02 3 1275711,8 > 977750,8 4 125050,74 > 49701,33 5 233453,69 > 35509,44 6 1736059,3 > 2711859 7 448683,92 < 586126,6 8 281153,27 < 301525,2 9 308928,59 < 346015,9 Sumber : Lampiran – Diolah

Keterangan : 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Sektor Listrik, gas dan air bersih; 5. Sektor Konstruksi; 6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; 7.

Sektor Pengangkutan dan komunikasi; 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9. Jasa -jasa

Kendati Kota Surabaya tergolong sebagai kota yang besar dan relatif maju, namun ternyata memiliki enam sektor yang kurang potensial atau dapat juga menghambat perkembangan PDRB Provinsi Jawa Timur. Seperti: Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Sektor Listrik, gas dan air bersih; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan, hotel dan restoran. Terutama pada sektor pertanian yang mengalami penurunan PDRB sektoral atau minus sebesar 6,23%.

Ada pula tiga sektor yang dapat mendorong atau dinilai potensial terhadap perkembangan angka PDRB Provinsi Jawa Timur. Diantaranya sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan juga sektor jasa – jasa. Diantara sektor yang mendorong, sektor perdagangan, hotel dan restoran yang paling menonjol dengan perolehan PDRB pada tahun 2008 sebesar Rp. 32.130.103,31 juta. Jadi sektor perdagangan di Kota Surabaya adalah sektor yang paling mendorong untuk perkembangan PDRB Provinsi Jawa Timur, dengan persentase peningkatannya sebesar 9,21%.

4.3.2.6 Analisis Shift-share untuk Potential Regional (PR) Kabupaten Sidoarjo

Melalui perhitungan yang telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan analisis shift share, maka diperoleh data dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 15 : Hasil Perhitungan Potential Regional Kabupaten Sidoarjo

Sektor PR < / > ΔQ 1 54113,85 > 6985,32 2 1839,417 > -6918,63 3 730189,3 > 416373,5 4 27205,69 > 13180,68 5 23277,1 > 7394,37 6 403878,3 < 664371,89 7 145108,8 > -32499,64 8 17789,09 > 9251,9 9 62251,88 < 90959,89 Sumber : Lampiran – Diolah

Keterangan : 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Sektor Listrik, gas dan air bersih; 5. Sektor Konstruksi; 6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; 7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi; 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9. Jasa -jasa

Kabupaten Sidoarjo secara umum memiliki perkembangan PDRB yang relatif cukup stabil yakni dari tahun 2007 hingga 2008 berkisar 4,70%. Dilihat dari peningkatan tersebut pasti terdapat beberapa sektor yang memiliki potensi untuk mendorong PDRB Provinsi Jawa Timur selain juga dapat memajukan PDRB Kabupaten Sidoarjo itu sendiri. Sektor yang potensial tersebut adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan juga sektor jasa – jasa.

Selain itu ada juga tujuh sektor lain yang justru dapat menghambat perkembangan dari PDRB Provinsi Jawa Timur. Bila dilihat dari tabel diatas sektor – sektor tersebut adalah sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; dan juga sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Hal ini dikarenakan sektor – sektor tersebut memiliki nilai potential regional yang lebih besar dibanding dengan ΔQ.

4.3.2.7 Analisis Shift-share untuk Potential Regional (PR) Kabupaten Lamongan

Melalui perhitungan yang telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan analisis shift share, maka diperoleh data dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 16 : Hasil Perhitungan Potential Regional Kabupaten Lamongan Sektor PR < / > ΔQ 1 104912,5 > 47207,5 2 687,37 > 297,88 3 13634,9 > 12166,7 4 5587,4 < 34632,4 5 7371,04 > 992,31 6 91165,04 < 145601 7 4131,3 < 13619,8 8 11405,5 < 24129,8 9 25974,8 > 14886,3 Sumber : Lampiran – Diolah

Keterangan : 1. Sektor Pertanian; 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Sektor Listrik, gas dan air bersih; 5. Sektor Konstruksi; 6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; 7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi; 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; 9. Jasa -jasa

Dari kesembilan sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Lamongan, setidaknya ada empat sektor yang cenderung akan menghambat terhadap perkembangan PDRB Provinsi Jawa Timur. Diantaranya adalah Sektor Listrik, gas dan air bersih; Sektor Perdagangan, hotel dan restoran; Sektor pengangkutan dan komunikasi; serta Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Kelima sektor yang lainnya adalah sektor yang potensial untuk mendorong PDRB Provinsi Jawa Timur. Yang paling menonjol adalah dari Sektor Listrik, gas dan air bersih yang mempunyai perkembangan PDRB sektoral sekitar 36,5 %, ini menunjukan bahwa sektor tersebut dapat berpotensi juga untuk mendorong PDRB Provinsi Jawa Timur.